Title : Promise
Genre : Romance, Dramatic
Author : Olivia Kang
Cast : Donghae, Hyukjae, Yesung, Ryeowook, Key, Hejin, Jonghyun
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hari sudah gelap, Jinki melirik jam tangannya menunjukan pukul 23.23 . Ia segera melajukan mobil keluar dari parkiran. Di tengah perjalanan ponselnya berdering, ia menepikan mobil dan segera mengangkat telepon tersebut. Usai menutup telepon Jinki kembali menyalakan mesin mobil, namun matanya menagkap sekumpulan orang tak jauh di depan mobilnya. Ia melihat yeoja yang sepertinya ia kenal. Ternyata itu Key yang sedang digoda oleh sekelompok namja tak dikenal. Perkelahian pun terjadi, satu persatu para namja itu melawan Jinki. Usai melawan semua namja tak dikenal itu segera ia meraih Key yang tergeletak lemas dan membawa ke mobilnya. Jinki membuka tas Key dan mencari tanda pengenalnya. Jinki langsung melaju mengantar Key pulang. Jinki kembali menggendong Key dan meletakkannya disofa. Ia buru-buru menuju dapur mencari gelas dan menuangkan air putih segera meneguknya. Jinki terus saja memandang wajah manis Key ketika tertidur walaupun dengan keadaan make up yang berantakan, ia pun mengantuk dan memejamkan mata seketika. Pagi hari, sinar matahari menyelinap lewat celah-celah gorden dan menerpa mata Key yang masih tetutup rapat. Perlahan matanya terbuka dan melebar, dihadapannya wajah Jinki yang tertidur lelap. Bukan segera bangkit namun Key malah menatap lembut wajah namja dihadapannya itu, entah apa yang ada dipikirannya. Kini ia bangkit dan meraih selimut dikakinya kemudian ia sematkan pada tubuh Jinki yang tidur terduduk disisi sofa. Perlahan Key bangkit dari sofa dan melangkah lunglai ke dapur meminum segelas air putih dari kulkas. Key melihat sebuah tas tergeletak di sisi meja melangkah mendekati tas asing tersebut. Key meraihnya dan tanpa alasan jelas ia penasaran lalu membuka tas tersebut, ia menemukan sebuah tab dan membuka beberapa folder. Dirasa tak ada yang menarik ia kini meraih binder dan beberapa map coklat. Key kini duduk disisi sofa menatap Jinki yang belum juga bangun. Ia memperhatikan luka kecil di sudut bibir Jinki akibat perkelahian tadi malam. Key tersenyum dan terus menatap Jinki. Tiba-tiba bola mata Jinki bergerak dan perlahan membuka matanya, kaget? tentu. Karena Key terus memandangi wajahnya. Jinki tersentak dan bola matanya entah ingin mengarah kemana. Ia sedikit mundur namun Key cepat meraih tangannya. Jinki kembali duduk, rasa canggung tak bisa ia sembunyikan dari kedua matanya, ia tak bisa menatap mata Key. Key melangkah ke lemari dan mengambil kotak P3K lalu duduk di sofa dihadapan Jinki. Ia mengambil kapas dan alkohol yang kemudian ditahan oleh Jinki. Key masuk kedalam kamar dan membawa kotak kardus berisi botol minum, payung, syal, buku-buku dan lainnya yang kemudian meletakannya di depan Jinki.
“Ini. Ini semua darimu kan?, Kau tidak mengakuinya? Kau penggemar gelapku kan?”
Jinki menarik Key kedalam genggamannya dan mencium bibir Key yang daritadi terus mempertanyakan apa yang ia lakukan selama ini.. Kedua mata Key melebar tak menyangka Jinki akan melakukan hal ini.
Jinki melangkah keluar secepat mungkin, ia berhenti untuk mengatur nafasnya yang membara sejak berakhirnya ciuman singkat tadi..
“Maafkan aku Key, tanpa izin aku mencium mu. Aku hampir gila dengan semua pertanyaan itu. Ku pikir itu akan menjadi kenangan untukku” Batin Jinki.
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ryeowook duduk sendirian dalam studio musik di rumahnya. Tiba-tiba pintu terbuka, Ryeowook menoleh.
Jonghyun mendekatkan diri pada Ryeowook dan mengeluarkan undangan dari saku jas nya.
“Ini, aku harap nuna akan hadir”
“Apa ini?…Kau?”
“Iya, aku nuna. Ada seorang gadis ynag dengan tulus selama ini menerimaku. Aku akan menikahinya”
“Selamat Jonghyunie ^_^”
~~~~~~~~~~
Tak jauh dari rumah Ryeowook, mobil Jonghyun dan Jinki berpapasan, hanya Jinki yang menyadari.
Setelah tiba Jinki langsung menghampiri Ryeowook.
“Aku akan berangkat ke Itali minggu depan” ucap Ryeowook.
Jinki tentu terkejut atas apa yang Ryeowook katakan barusan, namun dibanding terkejut ia hanya ingin memastikan alasan yang jelas mengapa begitu mendadak.
Ryeowook terdiam dan meneteskan air mata, ia berusaha menahannya selama beberapa hari ini namun kali ini ia tak bisa lagi diam di depan sahabatnya itu. Tangis pun pecah, ia tak kuasa menahan sesak di dada dan derasnya air mata yang membanjiri kelopak matanya. Jinki iba, ia memeluk sahabatnya itu erat dan menepuk-nepuk lembut pundak yeoja dipelukannya itu.
“Untuk apa aku di sini…..aku sudah tidak bisa bertahan selama ini lagi…aku tidak bisa…aku tidak bisaa~ “ Ryeowook terus menumpahkan air mata di pipinya.
Setelah Ryeowook kembali tenang Jinki pamit pulang. Di tengah perjalanan Jinki menghentikan mobilnya dipinggir jalan. Jari-jarinya mengepal keras pada stir, tatapan matanya menajam..
“Jika kau tak bisa mengatakannya, aku yang akan melakukannya” ucapa Jinki dalam hati.
Nafasnya memburu di dada. Ia melanjutkan perjalanannya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Ya, dongsaeng” bisik Donghae dibalik pintu kamar Ryeowook.
Ryeowook segera menghapus air mata yang menitik di pipi halusnya.
“Wae~~?” Donghae melangkah masuk.
“Ani eonni.. wae? Ada yang kau butuhkan eonni?”
“Neo, gwaenchana? Ani~ aku ingin cerita”
“Gwaenchana” Angguk Ryeowook dan tersenyum.
Donghae menceritakan rencana yang dalam hitungan beberapa hari lagi akan terlaksana. Ia dan Hyukjae akan membuka Management Artis, yang akan diresmikan 3 hari lagi.
“Chincha?? Huwaa~ eonni daebak. Mengapa kau baru cerita sekarang eonni?”
“Heyy~aku sibuk kesana kemari beberapa minggu ini agar semua ini terwujud segera. Hahh apa kau tidak lihat lingkaran di bawah mataku? Haissh~ rasanya ingin pergi ke salon dan di massage”
“Ara arraseo eonni, lalu apa nama management nya?”
“HD Entertainment”
“Mwo? Ahaha ya eonni kau begitu menyukai namja itu?”
“Ya! Siapa yang meyukai nya? Dia baik itu saja”
“Haish~lagi lagi kau berbohong”
“Wae? Sok tau. Heiih~chincha”
“Dia tampan kan? Sudah akui saja”
“Ya! Kau mau celaka?” Donghae mengepalkan tanngan didepan wajah Ryeowook.
“Ya eonni. Ahaha lihat wajahmu haha. Eonni kita ke salon yuk. Sebentar lagi aku pergi. Tidak akan ada waktu kita untuk ke salon bersama lagi. Iya kan?”
Wajah Donghae berubah muram.
“Benar, kau yakin pergi secepat ini? Ya kau meninggalkan aku sendiri. Kau tau sendiri Kyuhyun sudah tidak di sini, dan tidak sebulan sekali ia berkunjung kesini.”
“Eonni~jangan seperti itu. Ini memang sudah waktunya. Suatu saat kau juga akan keluar dari rumah ini. Iya kan?”
“Hahh~ aku tak ingin memikirkan hari itu. Sudah ayo kita pergi”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hari semakin berat setelah hari terakhir kali Jinki melihat wajah Key. Jinki berniat melupakan segalanya. Wajah itu, senyum itu, suasana hati itu. Ingin ia lupakan. Jinki meraih secangkir esspreso dan meneguknya. Kedua telapak tangan menutupi wajah berusaha menghapus bayang-bayang ciuman yang ia rasakan bersama Key. Ia kembali menghelakan nafas. Kemudian ia bangkit dan segera keluar dari Caffe menuju sanggar.
Sampai sanggar ia menuju ruang kerja Yesung.
“Hyung, aku ingin istirahat sementara waktu”
“Baiklah, gunakan seminggu ini untuk kau beristirahat, jika ada sesuatu aku sendiri yang akan menghubungimu”
“Ne”
Yesung mengangguk. Namun ia menangkap sesuatu dimata Jinki yang dari tadi terus menatapnya.
“Jinki-shi, ada yang ingin kau katakan lagi?”
“Ani” Jinki pamit dan berlalu keluar.
Saat ingin memasuki mobil. Seseorang memanggil namanya. Jelas suara itu sangat tidak asing di telinganya.
“Jinki-shi..” panggil Key.
Jinki tidak membalik tubuhnya dan segera membuka pintu mobil. Merasa tidak diberi kesempatan bicara Key sedikit mengeraskan suaranya.
“Aku hanya ingin mengembalikan ini!!”
Jinki terhenti dan menoleh perlahan, matanya tertuju pada surat yang berada di genggaman Key.
Jinki menghela nafas. “ Aku sudah tidak membutuhkannya”.
“Bukan urusanku, aku hanya menemukannya dan sekarang aku sudah tau siapa pemiliknya, kewajibanku adalah untuk mengembalikannya”
“Chh~buang saja” Jawab Jinki langsung masuk ke dalam mobil dan berlalu.
Raut wajah Key datar menyaksikan Jinki menghilang dari pandangannya.
~~~~
Ttok…Tokk.Ttook~
“Masuk” Jawab Yesung.
Matanya terpaku melihat Key berdiri dibalik pintu. Yesung berusaha menghapus pandangannya, Key masuk dan berdiri di hadapan Yesung.
“Oppa, mianhae” Key mengerti muncul di saat seperti ini adalah hal yang dibenci Yesung. Namun ia tidak ingin lagi berlari dan bersembunyi seperti dulu. Sudah bisa ditebak, Yesung tidak sama sekali memandang Key yang ada dihadapannya.
“Aku hanya sebentar, mian oppa. Aku menyesal, mungkin kata-kataku ini tidak akan oppa percaya lagi. Aku mengerti” Belum selesai Key bicara Yesung memotongnya.
“Apa yang kau mengerti?”
Air mata Key mulai membendung dan tumpah mengalir di pipi merahnya.
“Mianhae oppa, mianhae. Aku….aku tidak akan mendekati oppa lagi. Aku akan berusaha menjauh. Itu akan membuat oppa lebih baik, iya kan?”
Yesung tidak menjawab Key, ia bangkit dan berjalan melewati Key menuju pintu.
Tanpa berbalik Key bertanya lagi.
“Oppa, kau begitu membenciku?”
Yesung menghentikan langkah sejenak dan berlalu meninggalkan Key tanpa satu katapun keluar dari mulutnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Esok hari_
Donghae, Hyukjae, dan Hejin sedang makan siang bersama di salah satu resto di Mall Gangnam.
“Bagaimana oppa dan eonni dengan rencana kalian, kapan diresmikan?”
Keduanya hanya tersenyum saja.
“Heyy~kalian ini…wae wae?” tanya lagi Hejin.
“Kau pasti tidak percaya, bahkan eonni juga masih sedikit tidak percaya” jawab Donghae sambil menyantap steak dihadapannya.
Hyukjae hanya tersenyum-senyum melihat antusiasme Donghae yang terlihat polos itu.
“Dua, dua hari lagi akan diresmikan. Jinnie kau wajib datang. Ok?”
“Whuaaa~ eonni, chukhaeyo”
Tiba-tiba ponsel Hejin bergetar ada panggilan masuk.
“Oh? Chakkamaniyo eonni… Yeobboseyo, ne?….oh ne, aku sedang bersama oppa dan Donghae eonni… baik, kabari saja… ne, Annyeong~”
Usai menutup telepon wajah Hejin begitu berseri.
“Jinnie, Jonghyun-shi?!” selidik Donghae.
Hejin mengangguk malu-malu.
“Ada apa, kau mau pergi dengannya?” tanya Hyukjae.
“Ne oppa, aku ingin mencoba gaun pengantin hari ini bersamanya. Kemarin sore aku mendapat kabar katanya gaunku sudah selesai. Dan Jonghyun memintaku pergi bersamanya”
“Jelas dong, ia harus melihat calon istrinya memakai gaun pengantin untuk pertamakalinya, supaya di hari H ia tidak kaget melihatmu begitu cantik sebagai yeoja yang ingin ia nikahi”
“Ahh eonni…hehe”
Beberapa saat kemudian usai makan siang Hyukjae dan Donghae mengantar Hejin ke depan Mall untuk menemui Jonghyun yang sudah menunggu disana.
Hejin melambaikan tangan dan Jonghyun menunduk pamit kepada Donghae dan Hyukjae.
“Jadi sore ini bertemu Tuan Park?” tanya Hyukjae yang berjalan menuju parkir mobil.
“Jadi, oppa kita harus sampai sana jam 15.00”
“Baiklah, ayo masuk”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sampai mereka di depan gedung besar di daerah Apgujung.
“Kau naik duluan, aku parkir dan akan menyusul.” Kata Hyukjae.
Donghae menuju lantai 28 dan bertemu dengan sekretaris tuan Park.
“Annyeong haseyo~ saya Kim Donghae, ingin bertemu tuan Park, sebelumnya saya sudah membuat janji dengan beliau”
“Ne, Annyeong Haseyo, sebelumnya maaf nona, tadi pagi pukul 05.00 tuan ada panggilan mendadak ke Swedia dan langsung pergi ke sana”
“Oh? Begitu ya, tapi mengapa tidak mengabari ya?” Umpat Doghae.
“Tapi nona, Tuan meninggalkan pesan untuk nona, beliau berpesan jika nona datang saya disuruh memberikan no ini. Dan nona bisa menghubungi tuan dengan no itu” Kata skretaris tersebut sambil menyodorkan secarik kertas kecil.
“Oh ne, kamsahamnida”
“Ne”
Donghae berjalan menuju lift dan berpapasan dengn Hyukjae.
“Donghae-ahh, sudah? Kok cepat?”
“Tuan Park tidak ada”
“Lalu?”
Dongahe menunjukan kertas yang ada di tangannya.
~~~
Hyukjae memangku kedua tangan di dadanya, sesekali ia melirik Donghae yang berada di belakang mobil menelepon seseorang. Kini ia berdua berada di pinggir jalan. Usai menutup telepon ia menghampiri Hyukjae yang berdiri di sisi pintu mobil.
“Bagaimana?” tanya Hyukjae langsung.
“Beliau meminta maaf karena ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan. Kita tidak perlu datang mencarinya lagi. Karena ia belum tau pasti kapan akan kembali. Besok beliau akan mengirim seseorang kepada kita. Pukul 14.00 di Kona Beans Caffe.”
“Hmm~ itu bagus, karena jika menunggu akan memperlambat semuanya. Kau terdengar begitu dekat dengan tuan Park.”
“Hehehe.. ia teman Appa dan Umma. Jadi wajar kalo aku terlihat dekat. Tapi biasa saja menurutku, mungkin tidak sedekat seperti apa yang ada dipikiranmu”
Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan pergi menuju rumah Donghae.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jinki mengkerutkan dahinya dan memejamkan mata merasakan sedikit sakit di keningnya. Ia menutup buku yang ia genggam kemudian menumpuknya dengan beberapa buku lain untuk ia kembalikan ke tempatnya. Ya, sekarang ia berada di perpustakaan umum, menghabiskan waktu seharian dengan buku-buku disekelilingnya. Setelah menempatkan satu per satu ia kembali ke meja tadi untuk mengambil ponsel dan jaket yang ia letakkan. Saat mengangkat Jaket seperti ada sesuatu yang terjatuh. Kemudian ia memastikannya melongok ke bawah meja.
“Surat?”
Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Ia tau Key yang menaruhnya, karena kemarin Key yang datang menemuinya. Ia bangkit dan kembali meletakkan surat tersebut di atas meja dan pergi.
Key yang bersembunyi di balik lemari buku mengintip dan yang ia tangkap hanya surat tersebut yang tergeletak di atas meja, dan Jinki sudah menghilang.
“Haisss~!”
Key segera mengambil surat tersebut sebelum orang lain mengambilnya.
Jinki sudah berada di dalam mobil, ia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan ponsel.
Ddukk dukk duuk~ suara ketukan pintu kaca mobilnya. Jinki tersentak kaget.
Ternyata itu Key. Jinki pun membuka kaca mobil.
“Ini, kau meninggalkan sesuatu” kata Key menyodorkan amplop surat tadi.
“Hahh~sudah ku bilang buang saja” Jinki menutup kaca jendela dan pergi.
“Ya! Ya! Lee Jinki!”
~~~~~~~
Jinki duduk sendiri di caffe biasa yang ia datangi bersama Ryeowook.
Dan juga seperti biasanya ia menyukai minum esspresso di caffe ini. Matanya menuju jam yang melingkar di tangannya, pukul menunjukan pukul 16.47.
Ketika matanya menuju mobil yang ia parkir di depan caffe ia melihat Key menyelipkan surat tersebut di wiper kaca mobilnya. Mata Jinki melotot melihat Key yang berlalu begitu saja setelah melakukan hal tersebut.
“Ya isssh~ yeoja itu!”
Ia buru-buru keluar caffe namun matanya tak berhasil mangkap Key berada dimana.
“Hahhh~apa yang ia mau sebenarnya” Jinki menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sambil menelusuri sekitar.
Setelah meraih surat tesebut ia membuangnya disemak-semak tanaman depan caffe dan pergi. Key yang ternyata belum pergi sedang mengintip dari sebrang jalan. Dan lagi-lagi ia buru-buru mengambil surat tersebut sebelum orang lain menemukannya.
~~~~~
Jinki berjalan sendirian di sekitar Apartemennya. Ia mengenakan kaos berkerah berwarna putih polos dengan garis hitam disetiap ujung jahitan, dengan celana chino pendek sebetis berwarna beige, terlihat sangat santai menikmati suasana sore hari. Ia berjalan di sisi taman tempat biasa anak-anak yang tinggal di daerah Apartemen itu bermain di sore hari. Langkahnya terhenti ketika Jinki merasa ada sedikit tarikan di ujung kaos belakangnya. Jinki pun menoleh dan ternyata seorang gadis kecil.
“Oh? Annyeong” Jinki merunduk melambaikan telapak tangannya di depan wajah anak itu sambil tersenyum.
“Oppa, ini ada surat untuk oppa” sambil menjilati lolipop love candy yang ada di genggamannya.
Jinki langsung mengerti, dan kembali menoleh ke segala arah mencari keberadaan Key.
Jinki tersenyum kepada anak itu dan berkata “Gadis manis, bisa tolong oppa untuk mengembalikan surat tesebut kepada eonni yang memberikannya?”
Namun gadis itu menggelengkan kepalanya. Jinki sadar setelah melihat lolipop love candy yang terus-menerus anak itu jilati.
“Huff.. baiklah, kamsahamnida” Jinki mengelus kepala anak itu dan anak itu pun langsung pergi berlari riang.
Sedangkan Jinki berlari juga mencari dimana sebenarnya keberadaan Key.
“Hahh…huff…hahh… kemana dia bersembunyi..” Jinki bersandar pada dinding menatap surat tersebut dan kali ini ia benar-benar membuangnya ke tempat sampah yang ada di sisisnya dan pergi.
Tak lama tangan putih dan halus masuk ke dalam tempat sampah itu untuk kembali mengambil surat yang seharian ini sudah ia usahakan untuk mengembalikan kepada pemiliknya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Esok Hari_
Donghae sudah tiba di depan Caffe Kona Beans, ia sedang memarkirkan mobilnya dan ponselnya bergetar.
Hyukjae Oppa calling…
“Yeoboseyo, ne oppa?”
“Kau dimana?”
“Aku sudah di depan Kona Beans, oppa dimana?”
“Aku juga sudah mau sampai, sedang memarkirkan mobil. Kalau begitu kau tidak usah menungguku. Masuk duluan saja”
“Oh begitu? Oke aku masuk duluan”
“Oke, aku tutup ya”
“Ne”
Tutt tut tuut~
Donghae keluar mobil dan melangkah memasuki caffe, saat membuka pintu caffe ada pegawai caffe yang membawa dus-dus keluar pintu berbarengan dengan Donghae. Donghae terdorong oleh pintu dan mundur kebelakang terjatuh.
~~~
Usai menutup telepon Hyukjae keluar mobil dan mengunci mobilnya. Saat ingin memasukan kunci ke dalam saku jas nya seseorang menabrak nya dari belakang sehingga kunci itu terjatuh. Ia segera mengambilnya dan melanjutkan langkahnya. Ia melihat Donghae hampir terjatuh melangkah mundur, dan….
~~~
“Ahh~” Donghae memejamkan matanya.”
Ia tidak merasakan sakit karena ada seseorang yang menopang tubuh mungilnya itu. Perlahan Donghae membuka matanya…matanya melebar.
“Pa…Park…Park Yoo Chun?”
….
TO BE CONTINUED