If One Day the World Betrays Superjunior, ELFs will Betray the Whole World too

Promise [Part 23]

Title          :     Promise

Genre        :     Romance, Dramatic

Author      :     Olivia Kang

Cast          :      Donghae, Hyukjae, Yesung, Ryeowook, Key,  Hejin, Jonghyun

PROMISE PART23

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Yesung melangkah semangat menaiki tangga dan tibalah ia di depan pintu ruangan setengah kaca itu. Langkahnya terhenti dan ia membeku, jari-jarinya mengepal bergetar. Ia menyaksikan dua orang yang saling berhadapan dan wajah mereka mendekat. Dengan lembut telapak Jonghyun menyentuh tengkuk Ryeowook. Urat-urat mata Yesung memerah dan mencoba berkedip paksa. Ia tak bisa menyaksikan ini. Yesung berbalik kali ini mencoba mengatur nafas yang terasa membara di dadanya. Ia memilih untuk melangkah pergi dari tempat itu. Pikirannya tak tentu mengarah kemana, ia hanya berpikir segera pergi menjauh dari pemandangan yang telah ia saksikan. Sedangkan mahkota ranting yang ia buat sepenuh hati tergeletak begitu saja di depan pintu.

~~~~~~~~~~~~~~~

Ryeowook POV

Jonghyun memainkan sebuah lagu, suaranya begitu indah. Matanya terpejam menghayati tiap nada. Aku sangat menyukai lagu yang ia nyanyikan, meski berisikan tentang lirik patah hati namun aku merasa itu cocok untuk ku.

(Judul : Saranghamnida)

~ So bad, a person like you

Why did you take my heart without my permission

I’m living with so much difficulty

But you dont even know…

I know, that its not me

That i’m not worthy enough for even a blink of your eye

But can’t you share your smile with me sometimes too? ..

Even if it’s not love

Please turn back just once sometime

If I wait endlessly like this today

Again it’s the one word in my heart that i can’t keep inside

I love you ..

Yesterday, I lay my head on my desk

And I think I feel asleep grieving for you

When I opened my eyes, the tears had smudged ..

Your name and hopeless doodless

Please turn back just once sometime

If I wait endlessly like this today

Again it’s the one word in my heart that i can’t keep inside

I love you

As I look at your back image

Which I got so used to

I say those silent tear like words

I love you ..~

Tak terasa aku meneteskan air mata, entah perasaan apa yang kurasa, mendengar lagu ini hatiku begitu sakit. Aku buru-buru menghapus air mata yang sempat mengalir dipipi sebelum Jonghyun menyadari. Ia menoleh padaku dan tersenyum, dan aku membalasnya. Namun senyumnya memudar dan matanya fokus pada mataku..

“Kau? Menangis?”  tanya nya, ternyata aku tidak berhasil menghapus air mata di bulu mataku. Aku kembali menghapusnya.

“Gwaenchana, suaramu sangat bagus sampai aku terbawa dan terharu”  aku berusaha tersenyum .

Tangannya bergerak mendekati wajah ini, ia menghapus jejak air mata yang masih tertinggal di pipiku. Aku sedikit tersentak dengan yang ia lakukan. Ia menatapku lembut. Tidak, kini tatapan kami bertemu. Ada apa dengannya tiba-tiba seperti ini? Apa yang ada dipikirannya? Wajahnya kini semakin dekat. Apa yang harus aku lakukan? Ahh.. ottokahe???! Bibirnya kini hampir menyentuh bibirku, matanya perlahan terpejam dan …

Aku membuang wajahku.

“Ti..tidak. Aku tidak bisa”  ucapku tanpa menatapnya.

Ia menghembuskan nafasnya yang terdengar sedikit olehku.

“Wae?”  tanyanya yang kurasa masih menatapku.

“Kita…”

“Yesung hyung, karena itu?”  ia memotong ucapanku. Aku langsung menoleh padanya, apa yang ia katakan?.

“Mwo?” aku meminta penjelasan atas perkataanya.

“Iya, nuna menyukai Yesung hyung kan?”

“Apa yang kau bicarakan?”  aku menjauhi dirinya.

“Aku tahu, kau tidak bisa berbohong nuna. Matamu cukup untuk megatakan apa yang ada di hatimu” Kini ia benar-benar menghembuskan nafasnya kencang.

“Aku… aku menyukaimu nuna!” lanjut Jonghyun yang  membuat mataku melebar menatapnya. Entah aku harus mengatakan apa. Tak ada satu katapun yang mau keluar dari mulutku. Aku hanya terdiam menatapnya yang kini tak menatapku tapi menatap lurus ke depan.

“Nuna tak bisa menyadarinya, karena mata dan hati mu sudah tak bisa melihat orang lain lagi. Yesung hyung, seberapa keras kau mendekatinya. Dia tidak akan menoleh pa…”

“CUKUP!!!”   aku tak bisa lanjut mendengar ucapannya lagi.

“Kau tidak tau apa-apa! Dan kau tidak berhak menilai siapapun!”

Aku berdiri dan melangkah pergi meninggalkannya. Dadaku terasa panas, tak pernah aku sebegitu marahnya pada seseorang. Namun ia berhasil membuatku berteriak padanya. Aku melangkah pergi dari ruangan itu namun langkah kakiku terhenti dan aku berbalik. Ku lihat ada mahkota ranting di depan pintu.

“Yesung oppa ………..”

End of Ryeowook POV_

~~~~

Ryeowook berjalan terseret menuju kamar, matanya hanya tertuju pada ranting yang ia genggam sekarang. Tak terasa langkah sudah menyeretnya mendekati kamar. Ia terhenti dan menatap pintu kamar Yesung. Matanya mulai basah, ia berusaha berkedip supaya air matanya mengering. Ryeowook melanjutkan langkahnya memasuki kamar. Tak tau lagi apa yang ingin dilakukan, ia menjatuhkan diri terduduk di balik pintu dan memeluk kakinya erat. Bibirnya bergetar, ia berusaha agar tak menangis namun ia sudah tak kuasa lagi. Tangisnya pun pecah dan menenggelamkan kepalanya. Ia merasa ketakutan, apakah Yesung sempat melihat apa yang terjadi tadi? Itu yang ada dipikirannya saat ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Esok hari_

Ryeowook keluar kamar dengan koper di tangannya. Ya, hari ini adalah hari mereka kembali ke Seoul. Usai mengunci kamar ia menoleh ke pintu kamar Yesung.

~~

Ryeowook keluar pintu utama villa, matanya menyapu ke sekeliling halaman. Benar, ia mencari Yesung yang tak ia lihat sejak tadi malam. Namun ia tak berhasil menemukan sosok yang dicari, ia pun kembali berjalan menuju bus. Ryeowook duduk dalam bus dengan tatapan tertunduk, ia tak menyadari bahwa seseorang telah memperhatikannya sejak ia menaiki bus. Jonghyun yang duduk di bangku belakang, tatapannya tak pernah absen memperhatikan yeoja yang ia suka itu. Jinki datang kemudian duduk disebelah Ryeowook.

“Jinki-ahh..”  panggil Ryeowook pelan.

“Ne?”

“Kau lihat Yesung oppa?”

“Oh tadi pagi-pagi sekali dia sudah pulang duluan, ku tanya ada apa dia tidak menjawab. Apa ada sesuatu yang terjadi?” tanya nya polos. Aku belum bisa bercerita apa-apa Jinki-ahh, hatiku sakit lebih dari apa yang kau tau selama ini. Batin Ryeowook.

“Ani”  jawabnya singkat dan mengalihkan pandangannya keluar jendela. Matanya terpejam dan kembali butiran air mata mengalir begitu saja.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

3 Hari kemudian_

Setelah hari itu, Ryeowook tidak pernah datang ke sanggar. Yesung pun sibuk dengan pekerjaannya. Tiga hari itu merupakan waktu terberat bagi mereka masing-masing. Ryeowook menghabiskan hari-hari itu di rumah atau pergi ke tempat-tempat yang ia inginkan, toko alat musik, pameran lukisan, restoran milik umma-nya dan lain-lain. Dan sekarang Ryeowook sedang duduk di sebuah caffe menikmati jus strawberry favoritnya. Tatapannya menuju ke segala arah yang ada dihadapannya, hingga ia teringat sesuatu setelah melihat tas tangan yang ia letakkan disisinya. Ia tersenyum kecil mengeluarkan passport yang kini ada di genggamannya.

Sedangkan Yesung terlihat serius dengan map-map yang ada di hadapannya, ia membuka map-map tersebut satu persatu dan sesekali mencoret kertas tersebut. Sedikit ia mengkerutkan dahinya. Sepertinya ia merasakan sedikit sakit di kepalanya, mencoba ia memijit-mijit keningnya dan bersandar menghembuskan nafas. Ia meraih ponsel yang terletak di atas meja memeriksa pesan masuk, namun ia tak melihat ada satu pun pesan untuknya. Tak bisa lagi mengelak ia memang merindukan sosok yeoja yang tidak ia lihat beberapa hari ini. Tapi pemandangan malam itu berhasil menapis semua rasa rindu itu di hatinya. Ia tidak bisa menerima lagi jika ia terus-terusan harus merasakan sakit yang pernah ia alami.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari sudah gelap, Jinki melirik jam tangannya menunjukan pukul 23.23 . Ia segera melajukan mobil keluar dari parkiran. Di tengah perjalanan ponselnya berdering, ia menepikan mobil dan segera mengangkat telepon tersebut.

“Ne, wookie-ahh, wae? Aku sedang dijalan”

“Oh? Kau sedang di jalan. Mian, aku cuma sebentar”

“Iya, ada apa?”

“Besok kau ke rumahku ya. Ada yang ingin aku katakan”

“Besok? Jam?”

“Terserah, aku ada di rumah kok”

“Ok, besok aku kabari lagi yaa”

“Ok”

Klik~

~~~~~~

“Bibi… satu lagi botol lagi ya tolong bawakan ke sini”

Seorang yeoja berambut pirang duduk sendiri di toko ddokboki pinggir jalan, terlihat menyedihkan dengan make up yang sedikit berantakan, sepertinya ia mabuk sesekali memejamkan mata dan kembali meneguk soju. Tiba-tiba ia beranjak dan berjalan sempoyongan sulit untuk mengatur langkah kaki. Jangankan untuk berjalan untuk berdiri tegap saja sangat sulit baginya, badannya lemas dan memutuskan untuk bersandar sebentar, ia membungkukan tubuh lemasnya dan ia melihat ada beberapa pasang kaki di hadapannya. Segerombolan namja yang ia tidak kenal sedang terseyum memandangnya.

~~~

Usai menutup telepon Jinki kembali menyalakan mesin mobil, namun matanya menagkap sekumpulan orang tak jauh di depan mobilnya. Ia melihat yeoja yang sepertinya ia kenal.

“Key? Apa yang ia lakukan dengan namja-namja itu?”

Jinki langsung bergegas keluar mobil menghampiri Key.

“Ya! tinggalkan aku! Jangan ganggu aku!” Key melayangkan pukulannya kepada namja yang mencoba menggodanya itu. Namun lengannya cepat ditangkap oleh namja tadi.

“Kenapa manis? Kau mau kemana? Sebaiknya ikut bersama kami, kita bersenang-senang bersama hahaha” Ucap najma itu disambut anggukan dan tawa teman-temannya. Kemudian namja itu memberi isyarat pada temannya yang kemudian menyeret Key pergi. Key tak kuasa untuk melawan mereka. Ia hanya bisa berteriak perlahan meminta tolong.

“Bug!!!” Salah satu namja mendapat pukulan mendadak dari arah belakang dan terjatuh. Yang lain menoleh dan mendapatkan seorang namja berdiri menantang.

“Lepaskan dia”  Ucap Jinki pelan.

“MWO? Hahaha sialan kau!” Namja yang mengenggam Key maju dan melayangkan tinju kepada Jinki.

Perkelahian pun terjadi, satu persatu para namja itu melawan Jinki. Usai melawan semua namja tak dikenal itu segera ia meraih Key yang tergeletak lemas dan membawa ke mobilnya.

“Hahh..hufft… dimana ia tinggal ya?”

Jinki membuka tas Key dan mencari tanda pengenalnya. Jinki langsung melaju mengantar Key pulang.

Sampai mereka di depan pintu apartemen. Jinki menurunkan Key yang ia gendong di punggungya.

“Key-sshi, berapa kode kunci mu?”

Key tidak menjawab. Kedua pipi Key digoyang-goyangkan agar tersadar.

“Key-sshi berapa kode kuncinya? Key-sshi?”

Key sedikit tersadar membuka matanya.”

“Uh? 1….1243…4100….4”  ucap Key setengah sadar.

“Ah. Akhirnya.. hmm~ 1124341004” Jinki segera mebuka kuncinya, tapi tidak berhasil.

“Mwo? Kenapa salah? Hahh apa ia hanya mengigau? Nomor apa yang ia sebut barusan?”

Jinki kembali mencoba, dan kini ia memencet digit nomor “124341004” dan terbukalah pintu itu.

“Yahh…ternyata”

Jinki kembali menggendong Key dan meletakkannya disofa. Ia buru-buru menuju dapur mencari gelas dan menuangkan air putih segera meneguknya.

“Hahhh….akhirnya, ah keras juga pukulan mereka” Jinki meraba sisi bibirnya.

Ia kembali ke sofa dan memandang wajah Key. Yang kemudian duduk disisi sofa, kini wajah mereka begitu dekat.

“Key-sshi, apa yang sedang mengganngumu, apa yang kau pikirkan, apakah begitu berat, senyummu hilang belakangan ini, bisakah aku mendengar alasanmu? Hmm?”

Jinki terus saja memandang wajah manis Key ketika tertidur walaupun dengan keadaan make up yang berantakan, ia pun mengantuk dan memejamkan mata seketika.

~~~

Pagi hari_

Sinar matahari menyelinap lewat celah-celah gorden dan menerpa mata Key yang masih tetutup rapat. Perlahan matanya terbuka dan melebar, dihadapannya wajah Jinki yang tertidur lelap. Bukan segera bangkit namun Key malah menatap lembut wajah namja dihadapannya itu, entah apa yang ada dipikirannya.

“Kau?…”

Key tersenyum mengingat-ingat sedikit kejadian tadi malam.

Kini ia bangkit dan meraih selimut dikakinya kemudian ia sematkan pada tubuh Jinki yang tidur terduduk disisi sofa. Perlahan Key bangkit dari sofa dan melangkah lunglai ke dapur meminum segelas air putih dari kulkas. Key melihat sebuah tas tergeletak di sisi meja melangkah mendekati tas asing tersebut.

“Ini? Apakah miliknya?”

Key meraihnya dan tanpa alasan jelas ia penasaran lalu membuka tas tersebut, ia menemukan sebuah tab dan membuka beberapa folder. Dirasa tak ada yang menarik ia kini meraih binder dan beberapa map coklat..

“Hmm..apa yang ada di map coklat ini? Bolehkan aku membukanya…ahh tidak, setidaknya aku masih mempunyai sedikit etika, ini terlalu pribadi”

Ia kembali meletakkan map-map coklat tersebut dan kini ia membuka lembaran binder di tangannya.

“Ini….ah dia banyak menulis lagu, hmm~tulisan ini….sepertinya, aku pernah melihatnya. Tapi dimana dan bagaimana bisa aku bisa melihat sebelumnya. Tapi mungkin saja di sanggar”

Ia menutup binder tersebut dan meletakkan kembali seperti semula ke dalam tas, ia kembali meraih tab yang masih tergeletak dan lanjut membuka beberapa folder. Bola matanya menajam, perlahan ia menoleh kepada Jinki yang masih tertidur pulas.

~~

Beberapa saat kemudian…

Key kini duduk disisi sofa menatap Jinki yang belum juga bangun. Ia memperhatikan luka kecil di sudut bibir Jinki akibat perkelahian tadi malam. Key tersenyum dan terus menatap Jinki. Tiba-tiba bola mata Jinki bergerak dan perlahan membuka matanya, kaget? tentu. Karena Key terus memandangi wajahnya. Jinki tersentak dan bola matanya entah ingin mengarah kemana. Ia sedikit mundur namun Key cepat meraih tangannya..

“Ka..kau sudah bangun?” tanya Jinki ragu. Namun hanya dijawab anggukan oleh Key.

“Ba…baguslah, kalo begitu” Jinki bangkit lagi-lagi Key menahannya.

“Kau terluka, setidaknya biarkan aku membalasnya” ucap Key tersenyum.

Jinki kembali duduk, rasa canggung tak bisa ia sembunyikan dari kedua matanya, ia tak bisa menatap mata Key. Key melangkah ke lemari dan mengambil kotak P3K lalu duduk di sofa dihadapan Jinki. Ia mengambil kapas dan alkohol yang kemudian ditahan oleh Jinki.

“Aku bisa melakukannya sendiri” Jinki mengambil kapas tesebut dari Key. Key menatap Jinki dan…

“Kapan aku bisa membalasnya jika kau melakukan segalanya, kali ini biarkan aku yang merawatmu!” Key kembali merampas kapas dari tangan Jinki dan menaruh alkohol pada kapas tersebut.

Jinki tak mengerti maksud dari kata-kata Key barusan. Ia hanya terdiam ketika Key membersihkan sedikit darah disudut bibirnya itu.

Key tersenyum usai membersihkan darah itu dan kini ia mengambil plester dan meletakannya dengan teliti, wajah mereka saling berdekatan. Jinki menatap kedua mata Key, ya, jantungnya berdebar sangat kencang dan wajahnya dingin membeku. Jari-jari Key merasakannya, ia membalas tatapan Jinki dan menghela nafas sebelum menjauhkan tubuhnya dari tubuh Jinki.

“Kau sakit? Wajahmu dingin…”

“Ani”

“Lalu kenapa?”

“Aku tidak apa-apa”

Keduanya terdiam, tak ada kata-kata lagi yang keluar dari mulut Jinki dan itu membuat Key tidak sabar.

“Ya! apalagi yang harus aku lakukan? Aku harus memasak untukmu? Bilang saja”

Kata-kata Key semakin membuat Jinki bertanya-tanya.

“Maksudnya?”

“Iya, bilang saja kau mau apa sekarang”

“Kau ingin membalas karena aku sudah menolongmu?”

“Iya, apalagi. Itu saja tidak cukup kan?” Key menunjuk sudut bibir Jinki.

“Tidak perlu, aku pamit sa”

“Ya!!! Jangan melangkah satu langkah pun!” Key sudah tidak bisa menahannya lagi.

 “Wae???”

“Aku bilang jangan pergi! Diam disitu”

Key masuk kedalam kamar dan  membawa kotak kardus berisi botol minum, payung, syal, buku-buku dan lainnya yang kemudian meletakannya di depan Jinki.

“Ini. Ini semua darimu kan?”

Mata Jinki terbuka lebar namun ia seperti berusaha tetap tenang.

“Bukan, itu semua bukan punyaku. Untuk apa barang-barang semua itu”

“Kau masih tidak mengakuinya? Kau penggemar gelapku kan?”

“Hentikan omong kosong ini. Chh~penggemar gelap?” Jinki beranjak dari sofa segera meraih tasnya dan menuju pintu namun lagi-lagi Key menahannya dengan menarik tas Jinki dan membuka isi tasnya.

“Ya! Apa yang kau lakukan?” Jinki hanya melihat dan tidak melakukan apa-apa.

Key meraih tab dan ….

“Ini. untuk apa foto-fotoku bisa ada padamu? Kau masih mau menyangkalnya?”

Jinki tak bisa berkata apa-apa, ia hanya terus menatap Key pasrah.

“Apa? Kau tetap tidak mengakuinya?! Ya!!! Jawab aku!”

“Bukan, aku bukan penggemar gelapmu”.

“Lalu?” Key terus mendesak Jinki hingga….

Jinki menarik Key kedalam genggamannya dan mencium bibir Key yang daritadi terus mempertanyakan apa yang ia lakukan selama ini.. Kedua mata Key melebar tak menyangka Jinki akan melakukan hal ini.

Jinki melepas perlahan kedua bibir mereka beriringan dengan mengendurkan genggaman pada kedua lengan Key. Key membeku tak percaya.

“Aku…. bukan penggemar gelapmu”

Kata-kata itu Jinki ucapkan sebelum ia kembali mengambil tas nya dan melangkah pergi meninggalkan Key yang masih membeku dibalik pintu.

Jinki melangkah keluar secepat mungkin, ia berhenti untuk mengatur nafasnya yang membara sejak berakhirnya ciuman singkat tadi..

“Maafkan aku Key, tanpa izin aku mencium mu. Aku hampir gila dengan semua pertanyaan itu. Ku pikir itu akan menjadi kenangan untukku” Batin Jinki.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ryeowook duduk sendirian dalam studio musik di rumahnya. Tiba-tiba pintu terbuka, Ryeowook menoleh.

“Ya bibi, ada apa?”

“Ada tamu untuk nona, ia sedang menunggu di depan”

“Siapa bi? Yasudah, bawa kesini ya bi”

“Sebelumnya saya belum pernah melihatnya, baik akan bibi antar ke sini.”

“Gomawo bi”

Tak lama….

“Oh, masuklah..”  Ryeowook melihat sosok Jonghyun berdiri di balik pintu.

“Aku bukan untuk menanyakan alasanmu tidak pernah muncul disanggar lagi”

“….”  Ryeowook hanya terdiam menatap piano yang ada dihadapannya.

“Mian, neomu mianhamnida nuna. Aku tahu mungkin ini tak kan cukup, aku memang salah menilai segala sesuatu. Mohon, maafkan aku”

“Sudahlah, aku sudah memaafkanmu. Kau memang tidak seharusnya menilai apapun yang sebenarnya kau tidak ketahui sama sekali. Ini sudah berlalu, jadi kau tak perlu terlalu menyesalinya lagi”

Jonghyun mendekatkan diri pada Ryeowook dan mengeluarkan undangan dari saku jas nya.

“Ini, aku harap nuna akan hadir”

“Apa ini?…Kau?”

“Iya, aku nuna. Ada seorang gadis ynag dengan tulus selama ini menerimaku. Aku akan menikahinya”

“Selamat Jonghyunie ^_^”  Ryeowook menjabatkan tangannya dan langsung disambut oleh Jonghyun.

“Ne, hehe”

“Kapan ini? Oh?”  Ryeowook menunjuk tanggal pernikahannya.

“Wae nuna?”

“Maafkan aku, minggu depan aku sudah berangkat ke Itali”

“Kenapa tiba-tiba nuna?”

“Tidak, ini sudah direncanakan sejak lama, hanya memang aku mengajukannya lebih cepat”

Jonghyun melihat senyum palsu Ryeowook yang ia kenal, ia mengerti penyebab keberangkatan Ryeowook yang tiba-tiba.

~~~~

Jonghyun keluar dari rumah Ryeowook, langkahnya terhenti dan berbalik memandang rumah yang ia pijak, sebentar ia kembali melanjutkan langkahnya memasuki mobil dan pergi ..

~~~~~

Tak jauh dari rumah Ryeowook, mobil Jonghyun dan Jinki berpapasan, hanya Jinki yang menyadari.

“Oh itu? Jonghyun…”

~~

Setelah tiba Jinki langsung menghampiri Ryeowook.

“Kau datang…”  Ryeowook berdiri dan mengajak Jinki ke balkon.

“Kenapa? Ada yang mau kau katakan?”

“Aku akan berangkat ke Itali minggu depan”

Jinki tentu terkejut atas apa yang Ryeowook katakan barusan, namun dibanding terkejut ia hanya ingin memastikan alasan yang jelas mengapa begitu mendadak.

“Begitu mendadak, wae?”

“Bukankah ini sesuai rencana kan Jinki-ahh?” tatapan Ryeowook kosong. Jinki kini mengerti apa maksud sahabatnya itu.

“Ani, kau terpaksa bukan? Keadaan ini yang memaksamu pergi”

Ryeowook terdiam dan meneteskan air mata, ia berusaha menahannya selama beberapa hari ini namun kali ini ia tak bisa lagi diam di depan sahabatnya itu. Tangis pun pecah, ia tak kuasa menahan sesak di dada dan derasnya air mata yang membanjiri kelopak matanya. Jinki iba, ia memeluk sahabatnya itu erat dan menepuk-nepuk lembut pundak yeoja dipelukannya itu.

“Untuk apa aku di sini…..aku sudah tidak bisa bertahan selama ini lagi…aku tidak bisa…aku tidak bisaa~ “ Ryeowook terus menumpahkan air mata di pipinya.

Jinki hanya terdiam dan mendengarkan semua yang Ryeowook katakan..

~~~~~

Setelah Ryeowook kembali tenang Jinki pamit pulang. Di tengah perjalanan Jinki menghentikan  mobilnya dipinggir jalan. Jari-jarinya mengepal keras pada stir, tatapan matanya menajam..

“Jika kau tak bisa mengatakannya, aku yang akan melakukannya”  ucapa Jinki dalam hati.

………

 

 

TO BE CONTINUED

4 responses

  1. Fiacho_Kyuhyun

    Kyaaaaaaaaa akhirnya setelah sekian lama nunggu. keluar juga ff nya haha.
    Ya ampun eonni, aku jadi ikut sedih bacanya 😥 aku kan anaknya Yewook #plakkk kasian mereka, mengapa kau kejam (?) wkwk
    Jonghyun itu sama dongsaengnya Eunhyuk kan?
    dan itu onkey, aish so sweet banget wkwk :p
    eonniiiiii Kyuminnya manaaaaa hueeeee 😥

    untuk all ff ini sad menurutku dan menyentuh hati tentunya (?) baguuuuuuuussss aku pengen bisa bikin ff bagus kayak eonni haha, Gomawo ff nya 😀 *acungin 2 jempol* (y) (y)

    10 Maret 2013 pukul 4:15 pm

    • hehe 🙂
      aku yang seharusnya bilang makasih karena udah mau jadi reader setia ff yang ‘lelet’ ini heheh :p
      untuk kyumin nya lg eon usahain untuk dilanjutin, jadi tunggu yaa 😀
      jeongmal gomawo dongsaeng 🙂

      13 Maret 2013 pukul 2:48 pm

  2. Fiacho_Kyuhyun

    eonni yaaaaaaa~ ff nya kapan di lanjuuuut hueeee aku udah nunggu lamaaa~ 😥

    1 September 2013 pukul 8:41 am

  3. MayaLau

    author-ssi, ff ny msh dilanjut gak??? kucek ke sini loh tiap kali online~ penasaran sma kelanjutan YeWook sma KyuMin banget T_T

    16 September 2013 pukul 12:47 pm

Tinggalkan komentar