If One Day the World Betrays Superjunior, ELFs will Betray the Whole World too

Fanfiction

Promise [Part 23]

Title          :     Promise

Genre        :     Romance, Dramatic

Author      :     Olivia Kang

Cast          :      Donghae, Hyukjae, Yesung, Ryeowook, Key,  Hejin, Jonghyun

PROMISE PART23

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Yesung melangkah semangat menaiki tangga dan tibalah ia di depan pintu ruangan setengah kaca itu. Langkahnya terhenti dan ia membeku, jari-jarinya mengepal bergetar. Ia menyaksikan dua orang yang saling berhadapan dan wajah mereka mendekat. Dengan lembut telapak Jonghyun menyentuh tengkuk Ryeowook. Urat-urat mata Yesung memerah dan mencoba berkedip paksa. Ia tak bisa menyaksikan ini. Yesung berbalik kali ini mencoba mengatur nafas yang terasa membara di dadanya. Ia memilih untuk melangkah pergi dari tempat itu. Pikirannya tak tentu mengarah kemana, ia hanya berpikir segera pergi menjauh dari pemandangan yang telah ia saksikan. Sedangkan mahkota ranting yang ia buat sepenuh hati tergeletak begitu saja di depan pintu.

~~~~~~~~~~~~~~~

Ryeowook POV

Jonghyun memainkan sebuah lagu, suaranya begitu indah. Matanya terpejam menghayati tiap nada. Aku sangat menyukai lagu yang ia nyanyikan, meski berisikan tentang lirik patah hati namun aku merasa itu cocok untuk ku.

(Judul : Saranghamnida)

~ So bad, a person like you

Why did you take my heart without my permission

I’m living with so much difficulty

But you dont even know…

I know, that its not me

That i’m not worthy enough for even a blink of your eye

But can’t you share your smile with me sometimes too? ..

Even if it’s not love

Please turn back just once sometime

If I wait endlessly like this today

Again it’s the one word in my heart that i can’t keep inside

I love you ..

Yesterday, I lay my head on my desk

And I think I feel asleep grieving for you

When I opened my eyes, the tears had smudged ..

Your name and hopeless doodless

Please turn back just once sometime

If I wait endlessly like this today

Again it’s the one word in my heart that i can’t keep inside

I love you

As I look at your back image

Which I got so used to

I say those silent tear like words

I love you ..~

Tak terasa aku meneteskan air mata, entah perasaan apa yang kurasa, mendengar lagu ini hatiku begitu sakit. Aku buru-buru menghapus air mata yang sempat mengalir dipipi sebelum Jonghyun menyadari. Ia menoleh padaku dan tersenyum, dan aku membalasnya. Namun senyumnya memudar dan matanya fokus pada mataku..

“Kau? Menangis?”  tanya nya, ternyata aku tidak berhasil menghapus air mata di bulu mataku. Aku kembali menghapusnya.

“Gwaenchana, suaramu sangat bagus sampai aku terbawa dan terharu”  aku berusaha tersenyum .

Tangannya bergerak mendekati wajah ini, ia menghapus jejak air mata yang masih tertinggal di pipiku. Aku sedikit tersentak dengan yang ia lakukan. Ia menatapku lembut. Tidak, kini tatapan kami bertemu. Ada apa dengannya tiba-tiba seperti ini? Apa yang ada dipikirannya? Wajahnya kini semakin dekat. Apa yang harus aku lakukan? Ahh.. ottokahe???! Bibirnya kini hampir menyentuh bibirku, matanya perlahan terpejam dan …

Aku membuang wajahku.

“Ti..tidak. Aku tidak bisa”  ucapku tanpa menatapnya.

Ia menghembuskan nafasnya yang terdengar sedikit olehku.

“Wae?”  tanyanya yang kurasa masih menatapku.

“Kita…”

“Yesung hyung, karena itu?”  ia memotong ucapanku. Aku langsung menoleh padanya, apa yang ia katakan?.

“Mwo?” aku meminta penjelasan atas perkataanya.

“Iya, nuna menyukai Yesung hyung kan?”

“Apa yang kau bicarakan?”  aku menjauhi dirinya.

“Aku tahu, kau tidak bisa berbohong nuna. Matamu cukup untuk megatakan apa yang ada di hatimu” Kini ia benar-benar menghembuskan nafasnya kencang.

“Aku… aku menyukaimu nuna!” lanjut Jonghyun yang  membuat mataku melebar menatapnya. Entah aku harus mengatakan apa. Tak ada satu katapun yang mau keluar dari mulutku. Aku hanya terdiam menatapnya yang kini tak menatapku tapi menatap lurus ke depan.

“Nuna tak bisa menyadarinya, karena mata dan hati mu sudah tak bisa melihat orang lain lagi. Yesung hyung, seberapa keras kau mendekatinya. Dia tidak akan menoleh pa…”

“CUKUP!!!”   aku tak bisa lanjut mendengar ucapannya lagi.

“Kau tidak tau apa-apa! Dan kau tidak berhak menilai siapapun!”

Aku berdiri dan melangkah pergi meninggalkannya. Dadaku terasa panas, tak pernah aku sebegitu marahnya pada seseorang. Namun ia berhasil membuatku berteriak padanya. Aku melangkah pergi dari ruangan itu namun langkah kakiku terhenti dan aku berbalik. Ku lihat ada mahkota ranting di depan pintu.

“Yesung oppa ………..”

End of Ryeowook POV_

~~~~

Ryeowook berjalan terseret menuju kamar, matanya hanya tertuju pada ranting yang ia genggam sekarang. Tak terasa langkah sudah menyeretnya mendekati kamar. Ia terhenti dan menatap pintu kamar Yesung. Matanya mulai basah, ia berusaha berkedip supaya air matanya mengering. Ryeowook melanjutkan langkahnya memasuki kamar. Tak tau lagi apa yang ingin dilakukan, ia menjatuhkan diri terduduk di balik pintu dan memeluk kakinya erat. Bibirnya bergetar, ia berusaha agar tak menangis namun ia sudah tak kuasa lagi. Tangisnya pun pecah dan menenggelamkan kepalanya. Ia merasa ketakutan, apakah Yesung sempat melihat apa yang terjadi tadi? Itu yang ada dipikirannya saat ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Esok hari_

Ryeowook keluar kamar dengan koper di tangannya. Ya, hari ini adalah hari mereka kembali ke Seoul. Usai mengunci kamar ia menoleh ke pintu kamar Yesung.

~~

Ryeowook keluar pintu utama villa, matanya menyapu ke sekeliling halaman. Benar, ia mencari Yesung yang tak ia lihat sejak tadi malam. Namun ia tak berhasil menemukan sosok yang dicari, ia pun kembali berjalan menuju bus. Ryeowook duduk dalam bus dengan tatapan tertunduk, ia tak menyadari bahwa seseorang telah memperhatikannya sejak ia menaiki bus. Jonghyun yang duduk di bangku belakang, tatapannya tak pernah absen memperhatikan yeoja yang ia suka itu. Jinki datang kemudian duduk disebelah Ryeowook.

“Jinki-ahh..”  panggil Ryeowook pelan.

“Ne?”

“Kau lihat Yesung oppa?”

“Oh tadi pagi-pagi sekali dia sudah pulang duluan, ku tanya ada apa dia tidak menjawab. Apa ada sesuatu yang terjadi?” tanya nya polos. Aku belum bisa bercerita apa-apa Jinki-ahh, hatiku sakit lebih dari apa yang kau tau selama ini. Batin Ryeowook.

“Ani”  jawabnya singkat dan mengalihkan pandangannya keluar jendela. Matanya terpejam dan kembali butiran air mata mengalir begitu saja.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

3 Hari kemudian_

Setelah hari itu, Ryeowook tidak pernah datang ke sanggar. Yesung pun sibuk dengan pekerjaannya. Tiga hari itu merupakan waktu terberat bagi mereka masing-masing. Ryeowook menghabiskan hari-hari itu di rumah atau pergi ke tempat-tempat yang ia inginkan, toko alat musik, pameran lukisan, restoran milik umma-nya dan lain-lain. Dan sekarang Ryeowook sedang duduk di sebuah caffe menikmati jus strawberry favoritnya. Tatapannya menuju ke segala arah yang ada dihadapannya, hingga ia teringat sesuatu setelah melihat tas tangan yang ia letakkan disisinya. Ia tersenyum kecil mengeluarkan passport yang kini ada di genggamannya.

Sedangkan Yesung terlihat serius dengan map-map yang ada di hadapannya, ia membuka map-map tersebut satu persatu dan sesekali mencoret kertas tersebut. Sedikit ia mengkerutkan dahinya. Sepertinya ia merasakan sedikit sakit di kepalanya, mencoba ia memijit-mijit keningnya dan bersandar menghembuskan nafas. Ia meraih ponsel yang terletak di atas meja memeriksa pesan masuk, namun ia tak melihat ada satu pun pesan untuknya. Tak bisa lagi mengelak ia memang merindukan sosok yeoja yang tidak ia lihat beberapa hari ini. Tapi pemandangan malam itu berhasil menapis semua rasa rindu itu di hatinya. Ia tidak bisa menerima lagi jika ia terus-terusan harus merasakan sakit yang pernah ia alami.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari sudah gelap, Jinki melirik jam tangannya menunjukan pukul 23.23 . Ia segera melajukan mobil keluar dari parkiran. Di tengah perjalanan ponselnya berdering, ia menepikan mobil dan segera mengangkat telepon tersebut.

“Ne, wookie-ahh, wae? Aku sedang dijalan”

“Oh? Kau sedang di jalan. Mian, aku cuma sebentar”

“Iya, ada apa?”

“Besok kau ke rumahku ya. Ada yang ingin aku katakan”

“Besok? Jam?”

“Terserah, aku ada di rumah kok”

“Ok, besok aku kabari lagi yaa”

“Ok”

Klik~

~~~~~~

“Bibi… satu lagi botol lagi ya tolong bawakan ke sini”

Seorang yeoja berambut pirang duduk sendiri di toko ddokboki pinggir jalan, terlihat menyedihkan dengan make up yang sedikit berantakan, sepertinya ia mabuk sesekali memejamkan mata dan kembali meneguk soju. Tiba-tiba ia beranjak dan berjalan sempoyongan sulit untuk mengatur langkah kaki. Jangankan untuk berjalan untuk berdiri tegap saja sangat sulit baginya, badannya lemas dan memutuskan untuk bersandar sebentar, ia membungkukan tubuh lemasnya dan ia melihat ada beberapa pasang kaki di hadapannya. Segerombolan namja yang ia tidak kenal sedang terseyum memandangnya.

~~~

Usai menutup telepon Jinki kembali menyalakan mesin mobil, namun matanya menagkap sekumpulan orang tak jauh di depan mobilnya. Ia melihat yeoja yang sepertinya ia kenal.

“Key? Apa yang ia lakukan dengan namja-namja itu?”

Jinki langsung bergegas keluar mobil menghampiri Key.

“Ya! tinggalkan aku! Jangan ganggu aku!” Key melayangkan pukulannya kepada namja yang mencoba menggodanya itu. Namun lengannya cepat ditangkap oleh namja tadi.

“Kenapa manis? Kau mau kemana? Sebaiknya ikut bersama kami, kita bersenang-senang bersama hahaha” Ucap najma itu disambut anggukan dan tawa teman-temannya. Kemudian namja itu memberi isyarat pada temannya yang kemudian menyeret Key pergi. Key tak kuasa untuk melawan mereka. Ia hanya bisa berteriak perlahan meminta tolong.

“Bug!!!” Salah satu namja mendapat pukulan mendadak dari arah belakang dan terjatuh. Yang lain menoleh dan mendapatkan seorang namja berdiri menantang.

“Lepaskan dia”  Ucap Jinki pelan.

“MWO? Hahaha sialan kau!” Namja yang mengenggam Key maju dan melayangkan tinju kepada Jinki.

Perkelahian pun terjadi, satu persatu para namja itu melawan Jinki. Usai melawan semua namja tak dikenal itu segera ia meraih Key yang tergeletak lemas dan membawa ke mobilnya.

“Hahh..hufft… dimana ia tinggal ya?”

Jinki membuka tas Key dan mencari tanda pengenalnya. Jinki langsung melaju mengantar Key pulang.

Sampai mereka di depan pintu apartemen. Jinki menurunkan Key yang ia gendong di punggungya.

“Key-sshi, berapa kode kunci mu?”

Key tidak menjawab. Kedua pipi Key digoyang-goyangkan agar tersadar.

“Key-sshi berapa kode kuncinya? Key-sshi?”

Key sedikit tersadar membuka matanya.”

“Uh? 1….1243…4100….4”  ucap Key setengah sadar.

“Ah. Akhirnya.. hmm~ 1124341004” Jinki segera mebuka kuncinya, tapi tidak berhasil.

“Mwo? Kenapa salah? Hahh apa ia hanya mengigau? Nomor apa yang ia sebut barusan?”

Jinki kembali mencoba, dan kini ia memencet digit nomor “124341004” dan terbukalah pintu itu.

“Yahh…ternyata”

Jinki kembali menggendong Key dan meletakkannya disofa. Ia buru-buru menuju dapur mencari gelas dan menuangkan air putih segera meneguknya.

“Hahhh….akhirnya, ah keras juga pukulan mereka” Jinki meraba sisi bibirnya.

Ia kembali ke sofa dan memandang wajah Key. Yang kemudian duduk disisi sofa, kini wajah mereka begitu dekat.

“Key-sshi, apa yang sedang mengganngumu, apa yang kau pikirkan, apakah begitu berat, senyummu hilang belakangan ini, bisakah aku mendengar alasanmu? Hmm?”

Jinki terus saja memandang wajah manis Key ketika tertidur walaupun dengan keadaan make up yang berantakan, ia pun mengantuk dan memejamkan mata seketika.

~~~

Pagi hari_

Sinar matahari menyelinap lewat celah-celah gorden dan menerpa mata Key yang masih tetutup rapat. Perlahan matanya terbuka dan melebar, dihadapannya wajah Jinki yang tertidur lelap. Bukan segera bangkit namun Key malah menatap lembut wajah namja dihadapannya itu, entah apa yang ada dipikirannya.

“Kau?…”

Key tersenyum mengingat-ingat sedikit kejadian tadi malam.

Kini ia bangkit dan meraih selimut dikakinya kemudian ia sematkan pada tubuh Jinki yang tidur terduduk disisi sofa. Perlahan Key bangkit dari sofa dan melangkah lunglai ke dapur meminum segelas air putih dari kulkas. Key melihat sebuah tas tergeletak di sisi meja melangkah mendekati tas asing tersebut.

“Ini? Apakah miliknya?”

Key meraihnya dan tanpa alasan jelas ia penasaran lalu membuka tas tersebut, ia menemukan sebuah tab dan membuka beberapa folder. Dirasa tak ada yang menarik ia kini meraih binder dan beberapa map coklat..

“Hmm..apa yang ada di map coklat ini? Bolehkan aku membukanya…ahh tidak, setidaknya aku masih mempunyai sedikit etika, ini terlalu pribadi”

Ia kembali meletakkan map-map coklat tersebut dan kini ia membuka lembaran binder di tangannya.

“Ini….ah dia banyak menulis lagu, hmm~tulisan ini….sepertinya, aku pernah melihatnya. Tapi dimana dan bagaimana bisa aku bisa melihat sebelumnya. Tapi mungkin saja di sanggar”

Ia menutup binder tersebut dan meletakkan kembali seperti semula ke dalam tas, ia kembali meraih tab yang masih tergeletak dan lanjut membuka beberapa folder. Bola matanya menajam, perlahan ia menoleh kepada Jinki yang masih tertidur pulas.

~~

Beberapa saat kemudian…

Key kini duduk disisi sofa menatap Jinki yang belum juga bangun. Ia memperhatikan luka kecil di sudut bibir Jinki akibat perkelahian tadi malam. Key tersenyum dan terus menatap Jinki. Tiba-tiba bola mata Jinki bergerak dan perlahan membuka matanya, kaget? tentu. Karena Key terus memandangi wajahnya. Jinki tersentak dan bola matanya entah ingin mengarah kemana. Ia sedikit mundur namun Key cepat meraih tangannya..

“Ka..kau sudah bangun?” tanya Jinki ragu. Namun hanya dijawab anggukan oleh Key.

“Ba…baguslah, kalo begitu” Jinki bangkit lagi-lagi Key menahannya.

“Kau terluka, setidaknya biarkan aku membalasnya” ucap Key tersenyum.

Jinki kembali duduk, rasa canggung tak bisa ia sembunyikan dari kedua matanya, ia tak bisa menatap mata Key. Key melangkah ke lemari dan mengambil kotak P3K lalu duduk di sofa dihadapan Jinki. Ia mengambil kapas dan alkohol yang kemudian ditahan oleh Jinki.

“Aku bisa melakukannya sendiri” Jinki mengambil kapas tesebut dari Key. Key menatap Jinki dan…

“Kapan aku bisa membalasnya jika kau melakukan segalanya, kali ini biarkan aku yang merawatmu!” Key kembali merampas kapas dari tangan Jinki dan menaruh alkohol pada kapas tersebut.

Jinki tak mengerti maksud dari kata-kata Key barusan. Ia hanya terdiam ketika Key membersihkan sedikit darah disudut bibirnya itu.

Key tersenyum usai membersihkan darah itu dan kini ia mengambil plester dan meletakannya dengan teliti, wajah mereka saling berdekatan. Jinki menatap kedua mata Key, ya, jantungnya berdebar sangat kencang dan wajahnya dingin membeku. Jari-jari Key merasakannya, ia membalas tatapan Jinki dan menghela nafas sebelum menjauhkan tubuhnya dari tubuh Jinki.

“Kau sakit? Wajahmu dingin…”

“Ani”

“Lalu kenapa?”

“Aku tidak apa-apa”

Keduanya terdiam, tak ada kata-kata lagi yang keluar dari mulut Jinki dan itu membuat Key tidak sabar.

“Ya! apalagi yang harus aku lakukan? Aku harus memasak untukmu? Bilang saja”

Kata-kata Key semakin membuat Jinki bertanya-tanya.

“Maksudnya?”

“Iya, bilang saja kau mau apa sekarang”

“Kau ingin membalas karena aku sudah menolongmu?”

“Iya, apalagi. Itu saja tidak cukup kan?” Key menunjuk sudut bibir Jinki.

“Tidak perlu, aku pamit sa”

“Ya!!! Jangan melangkah satu langkah pun!” Key sudah tidak bisa menahannya lagi.

 “Wae???”

“Aku bilang jangan pergi! Diam disitu”

Key masuk kedalam kamar dan  membawa kotak kardus berisi botol minum, payung, syal, buku-buku dan lainnya yang kemudian meletakannya di depan Jinki.

“Ini. Ini semua darimu kan?”

Mata Jinki terbuka lebar namun ia seperti berusaha tetap tenang.

“Bukan, itu semua bukan punyaku. Untuk apa barang-barang semua itu”

“Kau masih tidak mengakuinya? Kau penggemar gelapku kan?”

“Hentikan omong kosong ini. Chh~penggemar gelap?” Jinki beranjak dari sofa segera meraih tasnya dan menuju pintu namun lagi-lagi Key menahannya dengan menarik tas Jinki dan membuka isi tasnya.

“Ya! Apa yang kau lakukan?” Jinki hanya melihat dan tidak melakukan apa-apa.

Key meraih tab dan ….

“Ini. untuk apa foto-fotoku bisa ada padamu? Kau masih mau menyangkalnya?”

Jinki tak bisa berkata apa-apa, ia hanya terus menatap Key pasrah.

“Apa? Kau tetap tidak mengakuinya?! Ya!!! Jawab aku!”

“Bukan, aku bukan penggemar gelapmu”.

“Lalu?” Key terus mendesak Jinki hingga….

Jinki menarik Key kedalam genggamannya dan mencium bibir Key yang daritadi terus mempertanyakan apa yang ia lakukan selama ini.. Kedua mata Key melebar tak menyangka Jinki akan melakukan hal ini.

Jinki melepas perlahan kedua bibir mereka beriringan dengan mengendurkan genggaman pada kedua lengan Key. Key membeku tak percaya.

“Aku…. bukan penggemar gelapmu”

Kata-kata itu Jinki ucapkan sebelum ia kembali mengambil tas nya dan melangkah pergi meninggalkan Key yang masih membeku dibalik pintu.

Jinki melangkah keluar secepat mungkin, ia berhenti untuk mengatur nafasnya yang membara sejak berakhirnya ciuman singkat tadi..

“Maafkan aku Key, tanpa izin aku mencium mu. Aku hampir gila dengan semua pertanyaan itu. Ku pikir itu akan menjadi kenangan untukku” Batin Jinki.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ryeowook duduk sendirian dalam studio musik di rumahnya. Tiba-tiba pintu terbuka, Ryeowook menoleh.

“Ya bibi, ada apa?”

“Ada tamu untuk nona, ia sedang menunggu di depan”

“Siapa bi? Yasudah, bawa kesini ya bi”

“Sebelumnya saya belum pernah melihatnya, baik akan bibi antar ke sini.”

“Gomawo bi”

Tak lama….

“Oh, masuklah..”  Ryeowook melihat sosok Jonghyun berdiri di balik pintu.

“Aku bukan untuk menanyakan alasanmu tidak pernah muncul disanggar lagi”

“….”  Ryeowook hanya terdiam menatap piano yang ada dihadapannya.

“Mian, neomu mianhamnida nuna. Aku tahu mungkin ini tak kan cukup, aku memang salah menilai segala sesuatu. Mohon, maafkan aku”

“Sudahlah, aku sudah memaafkanmu. Kau memang tidak seharusnya menilai apapun yang sebenarnya kau tidak ketahui sama sekali. Ini sudah berlalu, jadi kau tak perlu terlalu menyesalinya lagi”

Jonghyun mendekatkan diri pada Ryeowook dan mengeluarkan undangan dari saku jas nya.

“Ini, aku harap nuna akan hadir”

“Apa ini?…Kau?”

“Iya, aku nuna. Ada seorang gadis ynag dengan tulus selama ini menerimaku. Aku akan menikahinya”

“Selamat Jonghyunie ^_^”  Ryeowook menjabatkan tangannya dan langsung disambut oleh Jonghyun.

“Ne, hehe”

“Kapan ini? Oh?”  Ryeowook menunjuk tanggal pernikahannya.

“Wae nuna?”

“Maafkan aku, minggu depan aku sudah berangkat ke Itali”

“Kenapa tiba-tiba nuna?”

“Tidak, ini sudah direncanakan sejak lama, hanya memang aku mengajukannya lebih cepat”

Jonghyun melihat senyum palsu Ryeowook yang ia kenal, ia mengerti penyebab keberangkatan Ryeowook yang tiba-tiba.

~~~~

Jonghyun keluar dari rumah Ryeowook, langkahnya terhenti dan berbalik memandang rumah yang ia pijak, sebentar ia kembali melanjutkan langkahnya memasuki mobil dan pergi ..

~~~~~

Tak jauh dari rumah Ryeowook, mobil Jonghyun dan Jinki berpapasan, hanya Jinki yang menyadari.

“Oh itu? Jonghyun…”

~~

Setelah tiba Jinki langsung menghampiri Ryeowook.

“Kau datang…”  Ryeowook berdiri dan mengajak Jinki ke balkon.

“Kenapa? Ada yang mau kau katakan?”

“Aku akan berangkat ke Itali minggu depan”

Jinki tentu terkejut atas apa yang Ryeowook katakan barusan, namun dibanding terkejut ia hanya ingin memastikan alasan yang jelas mengapa begitu mendadak.

“Begitu mendadak, wae?”

“Bukankah ini sesuai rencana kan Jinki-ahh?” tatapan Ryeowook kosong. Jinki kini mengerti apa maksud sahabatnya itu.

“Ani, kau terpaksa bukan? Keadaan ini yang memaksamu pergi”

Ryeowook terdiam dan meneteskan air mata, ia berusaha menahannya selama beberapa hari ini namun kali ini ia tak bisa lagi diam di depan sahabatnya itu. Tangis pun pecah, ia tak kuasa menahan sesak di dada dan derasnya air mata yang membanjiri kelopak matanya. Jinki iba, ia memeluk sahabatnya itu erat dan menepuk-nepuk lembut pundak yeoja dipelukannya itu.

“Untuk apa aku di sini…..aku sudah tidak bisa bertahan selama ini lagi…aku tidak bisa…aku tidak bisaa~ “ Ryeowook terus menumpahkan air mata di pipinya.

Jinki hanya terdiam dan mendengarkan semua yang Ryeowook katakan..

~~~~~

Setelah Ryeowook kembali tenang Jinki pamit pulang. Di tengah perjalanan Jinki menghentikan  mobilnya dipinggir jalan. Jari-jarinya mengepal keras pada stir, tatapan matanya menajam..

“Jika kau tak bisa mengatakannya, aku yang akan melakukannya”  ucapa Jinki dalam hati.

………

 

 

TO BE CONTINUED


Promise [Part 22]

Title          :     Promise

Genre        :     Romance, Dramatic

Author      :     Olivia Kang

Cast          :      Donghae, Hyukjae, Yesung, Ryeowook, Key,  Hejin, Jonghyun

 

 

 

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sesampainnya dikamar dan menutup pintu tiba-tiba Donghae kembali terbayang wajah namja yang mengantar Ryeowook pulang tadi.

“Hmm~sepertinya aku pernah melihatnya, ahh masa sih… tapi kalaupun pernah,melihatnya dimana ya??? Ahh..memoriku tidak bekerja dengan baik mengenal wajah seseorang”  ia menepuk-nepuk kepalanya.

Kemudian ia membuka lemari meletakkan tas didalamnya, dan tiba-tiba terdengar ketukan pintu.

Ttok tokk ttok~

Masuk, tidak dikunci” sahut Donghae.

Bibi Wu mengantarkan buah-buahan ke kamar Donghae.

“Wahh..gomaweo bi, aku bisa mengambilnya ke bawah kan”

“Tak apa, bibi lihat nona sangat lelah jadi biar bibi bawakan ke kamar saja”

“Hehehe bibi tau saja, gomaweo”

“Ne, kalo begitu nona istirahat, bibi tinggal ya”

“Ne, gomaweo bi”

Melihat buah-buahan di atas meja, ingatan Donghae kepada namja tadi semakin kuat.

“O??! Itu, namja itu………..”

Ia terduduk di tempat tidur.

“Jeongmal, .. itu namja yang ku lihat kemarin bersama Hejin yang membawa bingkisan buah. Ahh chinca~ dia berteman dengan uri wookie”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Malam hari_

Jungsu bersama Youngwoon duduk-duduk santai diteras sisi rumah mereka usai makan malam.

“Aku ambilkan buah ya” Jungsu bangkit menuju dapur, sedang Youngwoon fokus pada koran yang tadi pagi belum sempat ia baca.

“Ahh.. saham sedang naik”  bisiknya sibuk membalikkan lembar koran.

Seseorang muncul dari balik pintu dan memeluk Youngwoon dari belakang.

“Appa….”  sapa Donghae manja.

“Hmm~ “  sahut Youngwoon kepada anak gadisnya itu.

Tanpa bertanya lanjut Youngwoon sudah mengerti ada sesuatu yang Donghae inginkan, namun ia pura-pura tidak tahu, tatapannya tetap fokus pada koran.

“Appa~”  panggil lagi Donghae.

“Wae~”

Donghae putus asa dan duduk disisi Appa nya jaga jarak.

“Aku mau mempelajari bisnis”  ucap Donghae langsung ke pokok nya.

Mendengar perkataan Donghae Youngwoon melepas kacamatanya dan menatap anaknya ragu.

“Aku serius….”  yakin Donghae lagi.

“Hahaha sini”  Youngwoon memeluk dan mengelus pucuk kepala anak gadisnya itu bangga.

Mereka berdua tertawa bersama. Sudah lama Youngwoon mengajak Donghae untuk belajar menghasilkan uang sendiri dengan mandiri, namun begitu sulit berbicara dengan anak sulungnya itu, karena watak Donghae yang keras Jungsu selalu mengingatkan Youngwoon agar tidak untuk memaksanya. Dan kini akhirnya Donghae memiliki keinginan sendiri untuk itu.

“Apa yang membuatmu berubah pikiran?” tanya Youngwoon.

“Hmm~ sebenarnya ini tidak jauh dari hobby dan kegiatanku selama ini, namun aku harus belajar banyak pada Appa yang sudah sangat berpengalaman dibidang bisnis. Aku ingin mengembangkan hobby ku menjadi berguna untuk diriku sendiri, karena itu”

Youngwoon menatap bingung, ia belum begitu paham apa yang dimaksud oleh Donghae.

“Intinya, dan detailnya aku akan jelaskan pada Appa besok jika aku sudah mempersiapkan semua nya, karena aku tidak sendiri Appa. Aku ingin mengajak orang lain dalam usahaku nanti”

“Begitu? Siapa?”

“Nanti Appa~ haha”

“Baiklah~ semoga ide dan usahamu tidak membuat Appamu ini ketar-ketir ya”

“Ahh~ Appa… aku janji kali ini sudah aku pikir matang-matang”

“Yakseo?”  Youngwoon menjentikkan kelingking agar Donghae berjanji tidak membuatnya kecewa.

“Ne, hehehe yakseo” jari kelingking Donghae meraih jari kelingking Appa nya tercinta.

“Hayooo~hayooo~ ada apa ini?”  Jungsu datang dengan sepiring buah-buahan segar ditangannya.

Mereka bertiga tertawa bersama menghiasi malam kota Seoul yang cerah saat itu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Esok hari_

Donghae mencari Hyukjae disisi gedung karena menurut Yunho yang sebelumnya bertemu Donghae, ia melihat Hyukjae disana. Tatapan Donghae tertuju pada Hyukjae yang berdiri menghadap taman namun tiba-tiba seorang namja  menghampirinya dari belakang. Donghae menyipitkan matanya untuk melihat jelas siapa namja itu.

“Dia lagi…”  bisik Donghae.

Donghae kembali teringat sesuatu.

“O???!!! Itu, dia dulu pernah menolongku disini. Ahh~” ia menepuk keningnya.

“Namanyaa….hmmm~ .. Jo… Jong…hee? Jonghee? Jongki? Jong..Jongsuk? Ahh~ molla. Aku tidak mengingatnya” Donghae memukul-mukul kepalanya sendiri.

Kali ini ia mencoba tak ambil pusing dan tidak ingin menguping, ia putuskan untuk menunggu Hyukjae di Caffe biasanya mereka bertemu saja. Ia mengirim pesan pada Hyukjae sebelum ia beranjak dari tempat itu.

‘  To : Hyukjae Oppa

Oppa, aku mencarimu tapi tidak berhasil menemukanmu. Kau memang ahli bersembunyi kekekeke~ aku tunggu di caffe biasa ya ^_^ ‘

~Send~

~~~~~~

Hyukjae berdiri disisi taman, raut wajahnya serius menatap kedepan dengan kedua tangannya dimasukkan kesaku celana. Terdengar suara langkah seseorang dibelakangnya dan berhenti, ia menoleh dan seseorang yang sedaritadi ditunggunya pun tiba. Namja itu, Jonghyun membungkukkan tubuhnya didepan calon kakak iparnya.

“Chosonghamnida, membuatmu menunggu lama”

“Animnida”  jawab Hyukjae bijak.

Keduanya kini duduk dan memulai pembicaraan antar namja.

“Hejin…. kau sudah bertemu dengannya kan?”  Hyukjae memulai pembicaraan.

“Ye..”

“Bagaimana ia menurutmu?”  tanya Hyukjae tanpa menatap Jonghyun disisinya.

“Awalnya, aku memandangnya sebagai gadis manis biasa, bahkan dari parasnya ia seperti gadis manja. Namun beberapa detik sejak aku berpikir itu, ia telah berhasil membuatku merubah apa yang ada dipikiranku. Pertama bertemu dengannya seorang pelayan tak sengaja menumpahkan air dimeja kami, kupikir ia akan marah karena air itu mengenai gaunnya, yang mungkin telah ia persiapkan dengan baik untuk malam itu. Tapi itu terjadi sebalikknya. Aku terkejut saat itu”

Tersirat senyum lembut dibibir Hyukjae membayangkan bagaimana adik kesayangannya itu.

“Kau akan lebih mengenalnya lagi, ia memang gadis manis. Aku bahkan belum mengenalnya lebih bagaimana ia sekarang”

“Ye, Hejin sudah mengatakan padaku. Bagaimana hubungan Hyung-nim dengan Hejin-shi”

Hyukjae menoleh menatap Jonghyun, ia hampir tak percaya secepat itu kah Hejin percaya pada Jonghyun. Sampai ia mempercayakan namja disisinya itu menyimpan cerita hidupnya. Sebenarnya namja seperti apa Jonghyun itu? Berhasil membuat yeodongsaeng nya itu cepat mempercayainya. Benarkah ia namja yang tepat untuk Hejin? Apa ini adalah saat yang tepat juga bagi Hyukjae percaya dan mempercayai Hejin pada calon adik iparnya ini? Secepat mungkin muncul pertanyaan-pertanyaan yang membuat Hyukjae hampir gila.

Hyukjae masih saja menatap penuh tanya pada Jonghyun, hingga Jonghyun menyadarinya dan Hyukjae cepat-cepat menarik tatapannya.

“Begitu….”    ucap Hyukjae sekejap.

“Aku berharap….” ucapan Hyukjae tertahan. Jonghyun menoleh.

“Aku berharap kau bisa menjaga uri Hejin, lemah dan kuat itulah ia, haha aku sendiri belum mengenal ia dengan baik, aku harap kau dapat mengenalnya lebih baik dari aku. Karena kau yang akan menemaninya”

Jonghyun tersenyum mendengar apa yang calon kakak iparnya itu katakan.

“Ne”  Jonghyun menganggukan kepalanya menghadap Hyukhae.

Tangan kanan Hyukjae meraih pundak Jonghyun dan tersenyum, yang kemudian dibalas senyuman oleh Jonghyun.

“Jaga uri Hejin baik-baik, kau harus perhatikan itu”  tambah Hyukjae.

“Ne, Hyung-nim”   Jonghyun menunduk dan tersenyum.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

At Caffe “Coffe & Ice Cream Myeong”

Donghae sibuk memainkan busa kopi yang ada dicangkirnya, sesekali ia menoleh ke jalan mencari sosok yang ia tunggu muncul. Tiba-tiba ponselnya bergetar yang berada disisi cangkir kopi..

Dreeettt drettttt~

Secepat mungkin ia jawab..

“Yeoboseyo..”

“Kau masih disana?”

“Ne, aku masih menunggu mu”

“Kalo begitu tunggu aku, aku kesana sekarang”

“Ne, aku tutup ya”

Klik~

Tak berselang lama Hyukjae pun muncul di pintu caffe, langkah kakinya otomatis menuju tempat biasa mereka duduk.

“Mian,menunggu lama”  ucapnya sambil duduk dihadapan Donghae.

“Aniyo, gwaenchana”

“Ada apa? Sepertinya penting”  Hyukjae melirik map coklat yang ada dihadapannya.

“Oppa tidak memesan minum dulu?”

“Ani, nanti saja”

Kemudian Donghae meraih map tsb dan mengeluarkan kertas yang ada di dalamnya.

“Ini, aku berencana menjalankan bisnis” Kata Donghae sambil menyerahkan kertas tsb pada Hyukjae.

“Bisnis? Lalu?”

“Coba oppa lihat dulu” pinta Donghae yang lalu meminum kopi miliknya.

Hyukjae membaca secara teliti isi map itu, kertas-kertas tersebut berisikan rencana Donghae untuk mendirikan sebuah perusahan yang menghasilkan artis-artis berbakat. Yup, Donghae berencana membuat Manajemen Artis. Usai membacanya Hyukjae mempunyai beberapa pertanyaan di benaknya..

“Sebentar, kau yakin ingin mendirikan sebuah Manajemen Artis?”

“Aku rasa aku yakin, aku sudah memikirkannya cukup matang. Wae?”

“Lalu tujuan mu menunjukan semua ini padaku?” tanya Hyukjae bingung.

“Hehee…” Donghae tersenyum mengandung arti.

~~~~~~~~

Jinki dan Ryeowook berada di daerah Kangnam, mereka berdua di dalam mobil Jinki.

“Maaf ya, aku tidak bisa mengantarmu sampai rumah”

“Gwaenchana, aku turun disini saja ya, terimakasih tumpangannya” Ryeowook keluar dari mobil dan melambaikan tangan pada sahabatnya itu. Jinki membalas lambaiannya dan berlalu.

Kini Ryeowook berdiri di depan toko cookies, sepertinya ia ingin mampir ke dalam. Ketika masuk melangkahkan kaki Ryeowook disambut hangat oleh penjaga toko, dan Ryeowook pun mulai memilih kue mana yang akan ia bawa pulang. Tatapan Ryeowook begitu serius memilih cookies-cookies itu hingga konsentrasi nya buyar ketika mendengar suara seseorang di pintu masuk.

“Annyeong haseyo” sapa ramah penjaga toko.

“Ne, annyeong haseyo” jawab si pengunjung.

Si pengunjung mengambil keranjang dan mulai menelusuri lemari-lemari kue di toko itu. Sedangkan di sudut lain mata Ryeowook terpaku pada pengunjung tersebut.

“Yesung oppa” ucap Ryeowook dalam hati.

Yesung dengan tatapan lembut dan terukir senyum manis saat memilih cookies, satu per satu ia perhatikan, ia balik serta diciumnya aroma coklat cookies tersebut.

“Apa aku harus menyapanya? Atau pura-pura saja tidak lihat? Ahh ottokhae?” Ryeowook bergulat dengan pikirannya sendiri. Akibatnya ia menjatuhkan cookies yang sedang ia genggam, lama ia memandang cookies yang terjatuh tersebut entah apa yang ada dipikirannya saat itu sampai ia ingin meraihnya namun seseorang sudah meraihnya lebih dulu.

“Sepertinya ada yang menganggu pikiranmu”  ucap Yesung yang kini jongkok dihadapan Ryeowook memandang wajah Ryeowook dari tempatnya kini berpijak. Tak bisa disembunyikan lagi, kedua pipi Ryeowook hangat dan mulai memerah. Yesung beranjak dan berdiri dihadapan Ryeowook, sambil menyodorkan cookies yang terjatuh tadi…

“Ini, kau sendiri disini?” Yesung menoleh ke segala arah perlahan.

“Y…ye..”  ucap Ryeowook gugup.

“Kembaranmu mana?”

“Ye?” Ryeowook tak mengerti.

“Jinki, hahaha kalian seperti saudara kembar. Kemana-mana selalu bersama”

Ryeowook tersenyum malu, dan kini perasaanya tidak segugup tadi.

“Oppa kesini sendiri juga?” tanya Ryeowook balik, jujur jawaban ‘iya’ adalah jawaban yang Ryeowook harapkan.

Yesung tersenyum dan mengangguk.

Selesai membayar cookies yang mereka bawa pulang masing-masing, mereka keluar pintu bersamaan.

“Oppa” Ryeowook ingin mengajak Yesung makan malam dulu sebelum pulang.

“Ye?”

“Hmm…” sepertinya kata-kata begitu sulit keluar dari mulutnya.

“Kau mau langsung pulang?” tanya Yesung memotong.

“Temani aku makan, aku lapar. Kau belum pernah aku traktir kan?” lanjutnya. Yesung meraih kotak cookies di tangan Ryeowook dan berjalan menuju restoran tak jauh dari toko cookies.

Ryeowook yang masih tak percaya dengan apa yang ia alami detik itu, sekejap terdiam dan kemudian sadar menyusul Yesung yang sudah lebih dulu berjalan di depan.

Kini keduanya menikmati makanan yang sudah mereka pesan, malam itu mungkin malam terindah bagi Ryeowook. Disela-sela makan sering ia mencuri pandang sekedar melihat begitu tampannya namja yang ada di depannya ini. Ia sadar ini bukan mimpi, sehingga ia tidak akan melewatkan kesempatan memandang sepuasnya namja yang ia simpan namanya dalam hati selama ini. Usai makan mereka langsung pulang karena waktu sudah larut. Yesung memaksa mengantar Ryeowook, padahal sudah berkali-kali Ryeowook menolaknya. Namun bagaimana pun Yesung seorang namja, yang tidak akan membiarkan seorang yeoja pulang sendirian di hari yang larut seperti itu.

Sampailah mereka di depan pintu gerbang sebuah rumah tak ubahnya istana modern.

“Di sini?” tanya Yesung.

“Ne”  sahut Ryeowook sambil membuka seatbelt.

Sedang Yesung keluar dan membukakan pintu untuk Ryeowook. Matanya melebar melihat pintu yang ingin diraihnya terbuka dan Yesung berdiri di baliknya.

“Go…gomapseumnida”  ucapnya terbata karena tak percaya.

Ia pun menurunkan kaki keluar pintu perlahan, Yesung menutup kembali pintu.

“Aku pulang ya”

“O? Oppa tidak mampir”

“Mungkin besok-besok, sekarang tidak mungkin kan? Hehe”

“Oiya ya”  Ryeowook tersenyum malu.

Tting~

Keduanya menoleh pada asal suara tersebut, ternyata itu tanda akan terbukanya pintu gerbang. Dengan perlahan pintu gerbang terbuka, seakan mempersilahkan tuan putri masuk kedalamnya.

“Ah’haha… sepertinya kau sudah harus masuk kedalam”

Ryeowook kembali tersenyum malu. Yesung mengambil dua langkah mundur dan masuk kedalam mobil. Ryeowook sedikit membungkuk dan melambaikan tangannya. Dibalas senyuman oleh Yesung dan segera berlalu.

Ryeowook segera masuk kedalam. Sampailah ia di kamarnya, secepat mungkin ia menutup pintu dan langkah berat menuntunnya duduk di sisi tempat tidur, kedua telapak tangan kini berada di dadanya seakan menjaga agar detak jantungnya tetap stabil, siratan senyum manis menghiasi bibir mungilnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari liburan ke Pulau Jaeju pun tiba, semua sibuk memasukan bawaan mereka ke dalam bus yang akan membawanya ke tempat tujuan. Tak terkecuali Ryeowook salah satu peserta dari 3 yeoja yang ikut berlibur pun mengantri untuk memasukan koper kedalam bagasi bus.

“Mengapa ini begitu berat? Sepertinya tadi malam tidak seberat ini” Ryeowook bicara pada dirinya sendiri. Ryeowook ingin mengangkat kopernya namun seseorang mengangkatnya dan langsung memasukan ke dalam bagasi.

“o? Gomaweo Jonghyunie”  Ryeowook tersenyum lega melihat koper beratnya sudah aman didalam bagasi.

“Yup! Hehehe”

“Tas mu mana?”  Ryeowook tak melihat Jonghyun membawa sebuah tas atau koper.

“Aku tak membawa banyak, jadi aku sudah taruh di kursiku di dalam”

“Hoo.. begitu”

“Oya nuna duduk dengan siapa?”

“Aku? Hehe dengan siapa saja lah. Mungkin dengan kembaranku ahaha”

“Jinki Hyung? Hahaha baiklah, kalo begitu aku masuk duluan ya”
“Sipp”

Ryeowook melihat kesekeliling kesibukan teman-teman lain, kini matanya tertuju pada Yesung yang kesulitan memasukan box-box ke dalam mobilnya. Ryeowook pun datang menghampiri untuk membantu. Yesung kaget tiba-tiba Ryeowook berdiri di sisinya dan membantu memasukan satu persatu box ke dalam bagasi mobilnya. Yesung tersenyum tanpa menyapanya.

“Selesai…hahh” Ryeowook menepukan kedua telapak tangannya.

Yesung tersenyum dan menutup bagasi mobilnya.

“Gomaweo” ucap Yesung singkat. Dan dibalas senyum lega oleh Ryeowook.

“Oppa sendirian saja nanti?”

“Begitulah, Yunho ada urusan mendadak jadi dia akan menyusul nanti”

“Hmm~ begitu, yasudah aku”

“Atau kau mau menemaniku?” potong Yesung yang melihat Ryeowook mau melangkah pergi.

“Tapi aku…”  Ryeowook menunjuk bus. Yesung mengerti maksud Ryeowook.

“Oh” Yesung mengangguk dan berjalan menuju pintu mobil.

“Temani aku, aku sendirian dalam perjalanan panjang ke sana” lanjut Yesung yang masih berusaha agar Ryeowook ikut bersamanya.

Ryeowook bingung untuk menjawabnya. Jika boleh jujur ia akan langsung menjawab ‘iya’ , namun disisi lain ia tidak bisa menjawab seperti itu begitu saja.

“Hmm~ aku bilang pada Jinki dulu”

“Baiklah”

Ryeowook pergi menemui Jinki. Yesung tertawa…

“Hah… dasar kalian saudara kembar”

Yesung masuk ke dalam mobil mengecek fungsi mobilnya, agar tak ada hal yang tak diinginkan terjadi. Tiba-tiba ada yang mengetuk kaca mobilnya. Ternyata Ryeowook, ia menunjuk kedalam memberi isyarat ‘bolehkah aku masuk?’ . Yesung mengangguk.

“Sudah ketemu Jinki nya?”  dibalas anggukan oleh Ryeowook. Yesung kembali tersenyum lebar dan mulai menjalankan mesin.

“Oh? Kita mau jalan duluan sekarang?”  Ryeowook heran.

“Aku sudah bilang akan menunggu di perempatan Hongdae, aku ingin membeli sesuatu di minimarket disana, jadi kita akan berangkat dan menunggu disana”

“Ohh..” Ryeowook mengangguk pelan.

Yesung melihat Ryeowook yang belum memakai seatbelt nya. Kemudian ia mencoba untuk memakaikannya yang otomatis membuat Ryeowook kembali shock atas perlakuan Yesung kepadanya.

“Sudah…. sekarang kita jalan” ucap Yesung santai. Sedangkan Ryeowook tidak merespon karena masih merasa gugup.

~~~

Kini Bus sudah mau berangkat. Jinki masuk kedalam dan segera mencari tempat duduk, tatapannya tertuju pada Jonghyun yang masih duduk sendiri memakai earphone. Tatapan mereka bertemu, kemudian Jonghyun melepas earphonenya.

“Disini kosong?” tanya Jinki.

Dijawab anggukan oleh Jonghyun, Jinki buru-buru duduk disampingnya. Jonghyun kelihatan bingung.

“Hyung duduk disini? Ryeowook nuna?”

“Oh.. dia tadi sudah berangkat duluan dengan Yesung sunbae”

“Berdua?”

“Iya, berdua. Wae?”

“Oh ani”  Jonghyun melihat ke luar kaca dan kembali memakai earphonenya.

~~

Yesung dan Ryeowook sudah melewati perbatasan Pulau Jaeju.

“Wah kita sudah hampir sampai”

Yesung tersenyum dan sedikit membuka kaca mobil agar dapat merasakan segarnya udara Jaeju. Mendengar tak ada jawaban dari partner perjalanannya ia pun menoleh. Benar saja, Ryeowook tertidur dengan pulasnya. Yesung tersenyum kecil dan kembali menutup kaca mobil. Poni Ryeowook sedikit mengenai matanya akibat hembusan angin dan ia pun terbangun. Perkahan-lahan ia membuka matanya.

“Uh? Ahh.. sudah hampir sampai ya? hehe” ucap Ryeowook sambil meregangkan sedikit tangannya.

Yesung hanya menoleh dan tersenyum.

“Hmm~… seperti musim panas di Itali”  bisik Ryeowook sambil merentangkan tangannya keluar kaca mobil.

“Itali?”  tanya Yesung.

“Ye?” Ryeowook tak mendengar jelas yang dikatakan Yesung barusan.

“Tadi kau bilang Itali?”

“Ah ye, kenapa oppa?”

“Kau pernah kesana?”

“Hu’um pernah, menikmati kopi sambil mendengarkan alunan biola, ahh qu ingin kembali kesana. Oppa pernah kesana juga?”

“Belum, dari kecil aku sangat ingin pergi kesana. Namun belum ada kesempatan sampai sekarang”

“Mungkin oppa terlalu sibuk, hehe”

“Kau ada rencana pergi ke Itali lagi?”

“Aku? Hmm~”  Ryeowook tak melanjutkan kata-katanya.

“Wae?”

Ryeowook tersenyum kecil dan wajahnya sedikit muram.

“Mungkin, .. entahlah. Appa mempunyai teman disana dan aku diminta untuk melanjutkan belajar disana”

“Itu kesempatan bagus, kau menerimanya kan?”

“Ani, aku belum menyetujuinya. Hehe”

Keduanya kini terdiam. Bagaimana bisa Ryeowook pergi begitu saja menimba ilmu disana, sedangkan hatinya pasti akan selalu teringat seseorang yang kini ada disisinya. Di tambah lagi kini hubungannya dengan Yesung makin hari semakin membaik, layaknya hari ini.

~~~~~~~~~~~~~

Di tempat lain seorang yeoja duduk sendiri di salah satu resto daerah Hongdae. Berulang kali ia melirik jam tangan gold nya. Kini kedua bibir mungilnya merekah tatkala melihat seseorang yang ia tunggu datang juga. Ia segera beranjak dari duduknya untuk menyambut yang datang menemuinya.

“Oppa” yeoja itu memeluk namja didepannya.

“Maaf kau menunggu lama” namja itu balas memeluknya.

Keduanya terlihat hangat satu sama lain.

“Oya kenalkan ini temanku, Donghae”

Ternyata itu Hejin yeodongsaeng dari Hyukjae, ia tersenyum dan menyodorkan tangannya.

“Annyeong haseyo, Hejin imnida”  ucapnya lembut pada Donghae. Dan segera disambut oleh Donghae.

“Ne, Donghae imnida” Donghae pun tak kalah tersenyum manis pada gadis di hadapannya.

Mereka bertiga duduk dan memesan minuman masing-masing.

“Kau sudah lama menunggu ya?”  Hyukjae membuka pembicaraan.

“Ne, oppa selalu saja. Aku tadi hampir saja pulang”

“Wah?! Chincaro?”

“Ani~ hehe”

Donghae yang duduk disisi Hyukjae memperhatikan kedua kakak-adik ini, keduanya memiliki sikap yang hangat.

“Hmm~ boleh aku memanggilmu eonni?” tiba-tiba ucap Hejin.

Donghae yang mendengarnya melirik Hyukjae, sedang Hyukjae hanya tersenyum pada Donghae.

“Silahkan, hehe”

“Aa~ gomapta” Hejin tersenyum lega.

Mereka bertiga tak terlihat canggung satu sama lain, walaupun ini adalah pertamakalinya pertemuan Donghae dengan Hejin. Sifat ramah Hejin dan keterbukaan Donghae membuat suasana tidak ada kata ‘gugup’ .

 Usai makan siang mereka bertiga jalan-jalan di taman sekitar. Donghae melihat toko ice cream dan menawarkan mentraktir mereka. Donghae segera berjalan ke toko tersebut dan membelikan mereka ice cream. Sedangkan Hyukjae dan Hejin menunggu di kursi taman.

“Eonni itu baik” ucap Hejin yang melihat Donghae menghampiri toko ice cream.Mendengar kata-kata adiknya Hyukjae menoleh kepada Hejin.

“Aku suka” lanjutnya masih menatap Donghae.

Hyukjae hanya tersenyum dan memainkan dedaunan di tangannya.

“Sudah berapa lama kalian bersama?” lanjut lagi Hejin.

Kata-katanya kali ini membuat Hyukjae menghadapkan tubuhnya pada Hejin.

“Siapa bilang kami mempunyai hubungan, dengar adik kecil, eonni favoritmu itu tak sebaik yang kau pikirkan. Belum saja ia menimbulkan masalah hari ini”

“Ani, aku tetap berfikir ia gadis yang baik. Dan gadis yang cocok untuk….” Hejin menoleh perlahan Oppa disisinya. Hyukjae menghembuskan nafas dan kembali berbalik ke posisi semula.

“Walaupun eonni itu merepotkan tapi Oppa suka kaaaan?” ledek Hejin.

“Ya! kau! Chinca ..”  Hyukjae  menyenderkan tubuhnya pada kursi.

“Iya, dia memang gadis yang baik dan tulus, sehari penuh saja bersamanya kau juga akan merasakan betapa..Upph..”

Belum selesai Hyukjae melanjutkan kata-katanya, mulutnya di bungkam oleh Hejin karena Donghae sedang berjalan menghampiri mereka.

“Ini untuk kalian berdua”  Donghae menyodorkan 2 cup ice cream.

“Wahh strawberry!!! Eonni tau aku suka strawberry? Oh? Oppa juga”

“Hehehe” Donghae tersenyum dan menyendok ice creamnya.

“Wahh’haha eonni memang the best!” Hejin mengacungkan jempolnya dan meledek Hyukjae.

“Ayo kita jalan” lanjut Hejin.

Hejin yang berjalan di antara Hyukjae dan Donghae sedikit mengambil langkah mundur dan mendorong Hyukjae mendekati Donghae. Keduanya terlihat bingung namun Hejin sedikit mencairkan suasana.

“Wahh.. oppa sangat beruntung hari ini. Berjalan di antara dua gadis cantik”

“Mwoya?” umpat Hyukjae.

“Iya kan eonni?” Hejin melirik Donghae. Donghae tersenyum dan mengangguk sambil melumat sendok ice cream.

Mereka berjalan-jalan cukup lama, ketiganya menikmati waktu kebersamaan ini. Terutama bagi Hyukjae, karena tak lama lagi ia akan melepaskan adik tercintanya itu disunting oleh orang lain.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

At Villa Jaeju_

Akhirnya rombongan bus dan Yesung pun sampai di villa tempat mereka menginap. Satu per satu turun dari bus dan langsung masuk ke dalam villa, karena hari sudah sore mereka bergegas mencari kamar dan bersiap untuk pesta barbeque nanti malam.

Yesung dan Ryeowook pun demikian, Yesung mengambil laptop dan tas nya di kursi belakang.

“Ryeowook” panggil Yesung pada Ryeowook yang menutup pintu mobil.

“Ne?”

“Tolong bawakan ini ke kamarku” ia menyodorkan tas selempangnya dan laptop.

“Tapi koperku? aku tidak tau kamar oppa yang mana”

“Tanya pada penjaga, aku yang akan membawa tas mu” ucapnya sambil menutup bagasi mobil.

“Oh.. baiklah”

~~~

Sampai juga Ryeowook di depan kamar Yesung, ia membuka kunci dan segera masuk kemudian meletakkan barang-barang Yesung di atas meja. Ryeowook melihat kesekeliling kamar dan berjalan menuju jendela.

~~~~

“Jinki-ahh”  panggil Yesung pada Jinki yang sedang mengeluarkan tas dari bagasi bus.

Jinki menoleh ..

“O? Hyung?”

“Koper Ryeowook yang mana?”  Yesung langsung pada pokok.

“Itu”  tunjuk Jinki pada koper berwarna ungu tergeletak disisinya.

Yesung langsung mengangkat koper tersebut.

“Ryeowook mana hyung?”  tanya Jinki yang melihat Yesung berlalu saja.

“Sudah di atas”  Yesung menoleh dan kembali melangkah.

Jinki tersenyum lebar…

“Cukup tinggi kemajuannya” bisik Jinki yang masih memandang Yesung.

Di dalam villa sangat ramai, peserta berlalu lalang mencari kamar mana yang akan mereka tempati. Jonghyun melihat ke kamar satu dan kamar lainnya, ia menoleh kesana kesini seakan mencari seseorang. Ketika melihat ke luar jendela Jonghyun melihat Yesung memasuki pintu utama dan membawa koper yang mirip dimiliki oleh Ryeowook.

“Bukankah itu koper milik nuna” Batin Jonghyun.

Yesung terus berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang terletak di lantai 2.

~~

Ryeowook menikmati pemandangan di sekitar villa, tiba-tiba terdengar suara orang melangkah di luar kamar, kemudian pintu kamar terbuka. Yesung masuk dan meletakkan koper Ryeowook disisi pintu.

“Ok, ini tas mu”  Yesung kelihatan merasa gerah dan membuka satu kancing kemeja putihnya.

Ryeowook yang melihatnya buru-buru menghampiri kopernya dan melangkah ke luar.

“A’aku langsung mencari kamarku ya”

Ryeowook tergesa-gesa keluar kamar.

“Kau mau kemana?”  tanya Yesung di daun pintu kamarnya.

“Ne?”

“Itu kamarmu”  Yesung menunjuk pintu kamar di depannya. Tenyata kamar mereka saling berhadapan.

 “…..”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari sudah menjelang gelap. Langit yang biru kini berwarna orange cerah, Yesung berjalan-jalan disekitar villa dibawah rindangnya pepohonan ia menikmati terbenamnya matahari . Langkahnya senada pada tiap langkah perlahannya. Banyak kursi-kursi taman yang letaknya berjauhan baris disisi jalan. Berulang-ulang ia menghirup dalam-dalam udara sore Jaeju, merasakan dinginnya angin sore itu sesekali ia mengusap-usap kedua lengannya walaupun sudah ia selimuti dengan coat panjang yang ia kenakan saat itu. Dikejauhan terlihat seseorang duduk dengan buku note dan pulpen di tangannya, Yesung menyipitkan kedua mata mempertajam penglihatannya. Ahh ternyata itu Ryeowook. Dipandangnya yeoja itu oleh Yesung dari kejauhan. Ryeowook terlihat lelah, berkali-kali matanya hampir tertutup namun ia paksa untuk mencoret-coret kertas ditangannya. Sesekali ia menghadap langit seakan mencari kata-kata apa yang akan ia tulis dan kembali ia tertunduk melihat kertas ditangannya. Kini matanya benar-benar lelah, perlahan-lahan matanya tertutup. Note ditangannya bergeser, sedikit-demi sedikit note itu bergerak menjauh dari telapak yang sudah tidak  kokoh menggenggamnya dan jatuh namun dengan cepat tangan tangguh seseorang menangkapnya sebelum benar-benar tergeletak di tanah. Yesung menghembuskan nafas lega dan tersenyum. Usai note itu diselamatkan kini ia harus kembali menyelamatkan si pemilik note itu karena Ryeowook sudah kehilangan keseimbangan untuk menegakkan kepalanya dan perlahan tubuhnya condong bergeser ke kiri, secepat kilat Yesung duduk di sisi Ryeowook agar kepala yeoja itu tak jatuh. Kini kepala Ryeowook mendarat mulus di pundak Yesung, perlahan tangan Yesung menggeser kepala Ryeowook agar ada pada posisi nyaman. Yesung memperhatikan apa yang ada digenggamannya kini, ia membuka halaman pertama note tersebut. Ternyata itu adalah buku lirik-lirik ciptaan Ryeowook. Yesung tersenyum memperhatikan tiap kata yang telah Ryeowook ukir di dalamnya.

“Chh~ kau, ternyata diam-diam memiliki bakat yang kuat”  Yesung melirik yeoja yang nyaman tertidur dipundaknya itu.

Lama ia memperhatikan tiap detail wajah Ryeowook. Alis, mata, hidung secara berurut ia perhatikan. Kini matanya terpaku pada bibir merah jambu mungil Ryeowook. Jantungnya perlahan berdetak kencang, lebih kencang dan semakin kencang . Bola matanya tak lepas dari sepasang bibir mungil itu. Jari tangan Yesung bergerak perlahan ingin menggapai dagu yeoja disisinya.

“Ahh! Apa yang aku lakukan” Batin Yesung.

Ia mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, ia lakukan itu sampai dua atau tiga kali. Kini hari semakin gelap, ia mencoba untuk membangunkan Ryeowook tapi niatnya  padam melihat Ryeowook begitu nyenyak berada di pundaknya sekarang. Ia berpikir akan menggendongnya saja sampai villa. Perlahan tubuh Yesung bergeser menghadap Ryeowook kemudian diraihnya tubuh mungil Ryeowook lalu diletakkanya pada kedua lengan kekarnya. Kini posisi Ryeowook sudah aman dan mulailah Yesung melangkah pergi dari tempat itu. Kembali Yesung memperhatikan wajah gadis dipangkuannya itu dan kembali lagi jantungnya sulit untuk dikontrol. Rasanya jika Ryeowook dalam keadaaan sadar ia pun pasti akan dapat mendengarnya. Lagi-lagi Yesung mengatur nafasnya dan berusaha untuk tidak memandang wajah Ryeowook. Sekitar 20 meter lagi mereka sampai villa, tiba-tiba Ryeowook tersadar. Matanya perlahan terbuka, matanya melebar melihat Yesung menggendongnya.

“Oh?!! Op’oppa”  Ryeowook menggeliat agar diturunkan. Yesung menhentikan langkahnya.

“Kau bangun?”  Yesung menghentikan langkahnya.

Tak bisa dipungkiri wajah Ryeowook benar-benar memerah.

“Oh?! Ada apa dengan wajahmu? Kau kedinginan?”  Yesung heran dengan kedua pipi Ryeowook yang memerah.

“Ani, tu’turunkan aku oppa”

“Turun? Hah sedikit lagi kita sampai” Yesung kembali berjalan.

“Ta’tapi…tapii.. oppa”

Yesung tak menghiraukan celotehan Ryeowook, ia terus saja berjalan. Ryeowook pun pasrah dan kembali melingkarkan kedua tangannya dipundak Yesung. Melihat itu Yesung tersenyum kecil. Ingin rasanya Ryeowook bertanya mengapa ia sampai ada dipangkuan Yesung, tapi kini wajah mereka begitu dekat. Tidak mungkin dengan kondisi seperti itu mereka bicara. Pasrah dengan itu semua ia menenggelamkan kepalanya disisi wajah Yesung.

Bola mata Yesung melirik Ryeowook yang diam seribu kata dipangkuannya, ia berhenti dan menoleh apakah ada seseorang yang melihat mereka.

“Sudah sampai” Ucap Yesung menatap lurus kedepan.

Ryeowook pun buru-buru turun dan melangkah mundur menghadap Yesung. Kepalanya tertunduk menahan malu.

“Ka’kamsahamnida” ucap Ryeowook masih tertunduk.

Yesung tertawa kecil dan merogoh kantong coat nya.

“Ini, punyamu” Yesung mengeluarkan note dan menyodorkannya.

Ryeowook menatap note tersebut tapi tidak berani menatap wajah Yesung, ia mengambilnya perlahan dan kembali pada posisi semula.

“Wae? Kau benar kedinginan?”  tanya Yesung yang melihat tingkah aneh Ryeowook.
“A’ani… hanya… hmm~ bagaimana aku.. bi’bisaa…” Ryeowook bingung merangkai kata-kata yang enak didengar. Namun Yesung menegerti maksud Ryeowook.

“Oh itu, tak sengaja aku melihatmu tertidur pulas, karena hari sudah mulai gelap aku tak mungkin meninggalkanmu disana, dan kelihatannya kau sulit untuk dibangunkan jadi terpaksa mau bagaimana lagi”

“Begitu ya, kamsahamnida” Ryeowook menggigit bibirnya malu.

“Ya ya”

“A’aku masuk duluan oppa, sekali lagi kamsahamnida” Ryeowook kembali membungkuk dan pergi melangkah cepat meninggalkan Yesung. Yesung tertawa melihat Ryeowook memukul-mukul pelan kepalanya sendiri.

“Hahaa.. anak itu”

~~~~~~~

Tak lama Yesung menuju kamarnya, ia merogoh saku mengambil kunci kamar.

“Oh?! Apa ini?”

Ia melihat pulpen di tangannya dan berpikir sejenak dan tersenyum.

Ia menoleh kebelakang memandang pintu Ryeowook dan menghampiri pintu itu. Tangannya bergerak segera ingin mengetuk pintu namun ia mengurungkan niat itu, ia tersenyum dan kembali berbalik ke pintu kamarnya lalu masuk ke dalam.

~~~~~~~~~~~~~~

Malam Hari_

Semua peserta berkumpul di halaman belakang untuk siap-siap pesta barbeque. Beberapa ada yang bulak balik masuk kedalam untuk mengambil peralatan makan, ada yang hanya duduk saja di kursi taman, ada yang sibuk mempersiapkan barbeque dan salah satu dari mereka adalah Ryeowook yang serius menusukkan bahan-bahan yang akan dibakar . Dari dalam Jinki membawa satu dus botol soju diikuti oleh jungshin dan yang lain.

“MALAM INI RYEOWOOK-SHI AKAN MEMBUAT BARBEQUE LEZAT UNTUK KITA SEMUAAA”  dengan entengnya Jinki berkata seperti itu.

Ryeowook menoleh pada Jinki dan menggelengkan kepalanya.

“YEEEEEAAAAHHH” Sahut teman-teman yang lain kegirangan.

“Ryeowook Ryeowook ryeowoooook”  teman-teman mulai berbuat sesuka hati mereka.

“Baiklah-baiklah… aku akan buatkan, jangan salahkan aku kalo sampai kalian menangis karena barbeque buatanku terlalu lezat yaa!!!”  Ryeowook tak mau kalah berkata dengan ucapan keras.

“Hahahahahaha” semuanya tertawa mendengar ucapan Ryeowook.

Semuanya kembali keaktifitas masing-masing.

“Hey~”  sapa seseorang dibelakang Ryeowook. Ryeowook menoleh.

“Oh? Kau Jonghyun”

“Nuna butuh bantuan?”

“Sangat. Hahh Jinki itu membuatku frustasi”

“Hahaha tenang nuna, kan aku akan siap membantu”

“Hahaha baiklah, tolong ambilkan botol kecap disana” Ryeowook menunjuk meja dibelakang Jonghyun.

“Ok”

~~~~

Beberapa saat kemudia berbeque siap dihidangkan, dan Jonghyun tetap standby disamping Ryeowook membantu membawakan barbeque ke meja siap saji.

“Nih bawakan ke sana yaa, letakkan dengan rapih ok?”

“Sipp”  Jonghyun berangkat denan 2 tray di kedua tangannya.

“Adalagi?”  tiba-tiba ada suara dibelakang Ryeowook. Ryeowook yang mengira itu Jonghyun langsung memberikan 2 tray lagi ketangan itu.

“O? Cepat sekali, ini”

Sadar itu bukan Jonghyun ia pun menoleh menatap pemilik tangan tersebut.

“Oppa?”

“Wae?”  tanya Yesung balik.

“Aku kira Jonghyun, karena tak mungkin ia kembali secepat itu hehe”

“Oh…” Yesung langsung ngeluyur jalan menuju meja siap saji, Ryeowook tersenyum menatap Yesung sejenak dan kembali  menata piring.

Semuanya kini menyantap hidangan yang dibuat oleh Ryeowook. Tak ada yang berkomentar jelek tentang masakannya bahkan julukan baru muncul untuknya ‘Chef mungil’ itu yang ia dapat dari teman-temannya, ia tertawa lega melihat semua teman-temannya menyukai masakannya.

~~~~~~~~~~~~~~~

Esok hari_

Usai sarapan bersama, mereka mempunyai kegiatan masing-masing. Jelas memanfaatkan liburan kali ini untuk bersenang-senang kemanapun mereka inginkan.

“Wookie!!!”  panggil Jinki yang muncul di daun pintu kamar Ryeowook.

Ryeowook yang sedang serius menatap layar ponselnya menoleh cepat.

“Wae?”

“Ikut yuk?”

“Ke mana?”

“Memancing bersama jungshin dan beberapa yang lain”

“Aku mau tlp Appa dulu, kau duluan saja nanti aku menyusul”

“Baiklah, benar menyusul ya”

“Ssip”

“Oya, kau tau aku memancing dimana kan?”

“Di danau belakang kan? Melewati sungai kecil itu” Ryeowook menunjuk ke arah yang dimaksud.

“Ssip, yasudah nanti hati-hati ya kesana. Aku tunggu” Jinki pamit dan menutup pintu.

~~~~~~

Beberapa saat kemudian Ryeowook bersiap-siap untuk menyusul Jinki. Ia berjalan sendirian tanpa ditemani siapapun. Memakai coat ungu muda pendek dan syal melingkar di lehernya, ia berjalan sangat santai menikmati cuaca dan iringan musik klasik yang terdengar dari earphone nya.

“Ryeowook-shi..” Panggil Yesung yang melihat Ryeowook memasuki hutan.

“Ryeowook-shi..kau mau kemana?”  tanya lagi Yesung. Namun tidak ada jawaban dari Ryeowook. Yesung sadar melihat earphone yang menyumpal telinga yeoja itu. Yesung tak punya rencana apa-apa untuk hari ini sehingga tanpa pikir panjang ia mengikuti Ryeowook melangkah kemanapun, selain itu Yesung pun khawatir jika kejadian kemarin sore akan Ryeowook ulangi.Yesung mengikuti perlahan langkah kecil yeoja di depannya itu.

“Sebenarnya mau kemana anak itu, masuk kedalam hutan seperti ini, sendiri pula” ucap Yesung yang dengan hati-hati membuntuti Ryeowook. Tiba-tiba Ryeowook tergelincir menginjak akar pohon yang berlumut.

Srettt~

“Aww!!”  Ryeowook meringis.

Yesung berlari menghampiri Ryeowook yang masih terduduk.

“Hahhh~chinca”  Ryeowook membersihkan pakaiannya dari dedaunan yang menempel di syalnya.

“Kau tidak apa-apa?”  Yesung jongkok di depan Ryeowook.

“Oh!!!!~ hohh..hoh!!? kau mengagetkanku”  Ryeowook menepuk-nepuk dadanya.

“Oh maaf, kau tidak apa-apa?”  tanyanya lagi.

“Gwaenchana”  Ryeowook kemudian bangkit diikuti oleh Yesung.

“Oya, oppa mengikutiku?”  selidik Ryeowook.

Yesung kelihatan bingung mau menjawab apa.

“Iya, sebenarnya tidak”  jawaban Yesung membuat Ryeowook memasang ekspresi curiga.

“Wae? Tadi aku memanggilmu tapi kau tidak mendengarku karena telingamu disumpel ini” Yesung menunjuk earphone.

“Lalu mengapa Oppa terus mengikutiku”

“Aku belum lupa kau kemarin tertidur saat hari mulai gelap”

Mata Ryeowook melebar dan menyembunyikan pipi merahnya.

“Kau sebenarnya mau kemana sendirian disini?” tanya lagi Yesung.

“Aku mau menyusul Jinki ke danau disana, mereka sedang memancing sekarang”

“Haahh kembaranmu itu, yasudah aku akan kesana juga, lagipula aku tak punya tujuan kemana-mana sekarang”

Mereka melanjutkan perjalanan. Sungai kecil sudah mereka lewati.

“Oh! Ranting itu” Ryeowook berlari kearah apa yang dilihatnya.

Sedangkan Yesung hanya menonton apa yang dilakukan Ryeowook. Tak lama Ryeowook kembali.

“Apa itu?” tanya Yesung.

“Ini ranting, ranting ini sangat lentur, sehingga bisa dibentuk”
Dengan teliti Ryeowook membentuk sesuatu yang ia inginkan, dengan teliti pula Yesung memperhatikan. Ternyata Ryeowook membuat gelang.

“Ta-daah”  dengan bangga Ryeowook menunjukan hasil karyanya pada Yesung.

“Ini dipakaikan kesini”  Ryeowook meraih pergelangan Yesung dan memakaikannya.

“Baguskan? Hehe”

Yesung mengangguk tersenyum.

“Ajarkan aku”

“Ok, ambil ranting yang seperti ini”

Yesung mencari kesekitar mereka berdiri sekarang, sedang Ryeowook duduk di bebatuan.

“Ini, lalu bagaimana?” Yesung menemukan beberapa helai ranting.

Kemudian Ryeowook mengajarkan beberapa tekhnik nya.

“Oya, siapa yang mengajarkanmu ini?”  tanya Yesung disela-sela keseriusannya.

“Jinki”

“Ohh dia lagi”

“Aku bekerja keras untuk mempelajari ini”

“Dia satu-satu nya temanmu?”

“Mwo? Ani~ dia sahabat terdekatku, aku sudah bersamanya sejak kecil”

“Jinki sudah mempunyai kekasih?”  pertanyaan yang cukup terdengar ganjal di telinga Ryeowook.

“Waeyo?”  tanya Ryeowook balik.

“Ani, kau tidak jatuh cinta padanya?”

Ryeowook cukup terkejut dengan pertanyaan Yesung. Ia menatap Yesung sesaat dan mengalihkan pandangannya kembali pada ranting yagn sedang ia kerjakan.

“Aa.. tidak mungkin” jawabnya.

“Tidak mungkin?”

“Karena ia sahabatku, aku tidak mencintai sahabatku sendiri” jelas Ryeowook cepat dengan nada sedikit tinggi.

Seketika suasana sunyi.

“Sudah jadi?”  tanya Ryeowook melihat ranting di genggaman Yesung.

Diraihnya ranting itu, dan ia perhatikan dengan seksama.

“Ini? Mahkota?”  tanya Ryeowook, dan Yesung mengangguk.

“Hahh sepertinya Oppa harus bekerja lebih keras lagi”  Ryeowook berlalu melanjutkan perjalanannya.

“Kau mau kemana?”  tanya Yesung dibelakang.

“Ke Danau, tidak ikut?”

Yesung berjalan cepat menyusul Ryeowook.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Malam hari_

Di kamar Yesung sedang mencari sesuatu di tas nya, kemudian ponselnya yang diletakkan di meja sisi tempat tidur bergetar ..

Dretttt dreeett drrreettt drettt drrreett~

~Key Calling~

Nama itu tertera di layar ponsel. Wajahnya dingin memandang layar ponsel, tak mau ambil pusing ia melanjutkan mencari sesuatu di dalam tasnya. Tak lama ponselnya berhenti bergetar, ia menoleh pada meja dan bola matanya tertuju pada pulpen dan ia teringat sesuatu.

“Ah.. aku lupa mengembalikannya”

Kemudia ia meraih pulpen tersebut dan dimasukannya ke dalam saku celananya. Ia segera keluar kamar dan mengetuk pintu kamar Ryeowook.

Ttook Ttook~ Ttook Tokk Ttookk~

“Ryeowook-ahh ini aku”  Yesung coba memanggil.

Namun tak ada jawaban dari kamar. Ia kembali mengetuk pintu namun tetap tidak ada jawaban.

“Ke mana dia, apa dia keluyuran malam-malam begini?”  Ucapnya pelan.

Yesung kemudian mencari Ryeowook ke luar villa.

~~~

Ryeowook berjalan sendirian di koridor kini langkah menuntunnya ke ruangan di lantai 3, langkah kaki mendekatkannya pada piano yang ada di ruangan itu. Matanya berseri dan duduk dengan hati-hati, jari-jari lentiknya menyentuh lembut tools-tools piano.

Ia mulai memainkan alunan nada klasik yang pernah ia pelajari dan menjadi favoritnya.

Matanya terpejam, menikmati indahnya suara hasil tekanan jarinya. Matanya terbuka setelah mendengar tepukan tangan di balik pintu.

“Kau?”   Ryeowook tersenyum pada seseorang dibalik pintu.

“Ajari aku”  ia melangkah mendekati Ryeowook.

“Apa? Ini? Haha kau bercanda Jonghyun-ahh? Kau bahkan sudah lebih baik”

“Chinca? Hehe . boleh aku duduk disini?”  Jonghyun menunjuk kursi yang juga Ryeowook duduki. Ryeowook mengangguk dan bergeser memberi spot untuk Jonghyun.

“Kenapa nuna sendirian disini?”  Jonghyun menoleh kesegala arah.

“Ani, aku hanya sedang jalan-jalan saja dan berakhir disini seperti sekarang”

Keduanya saling melempar senyum satu sama lain.

~~~

Yesung berjalan disisi taman depan.

“Oh? Itu bukankah ranting yang sama”

Ia mengambil sebuah ranting dan kembali teringat sesuatu.

“Baiklah, kali ini aku akan belajar dengan keras” Ia tersenyum.

Kemudian Yesung mencari tempat untuk duduk dan mulai membuat kembali mahkota dari ranting yang sempat ia pelajari tadi siang dari Ryeowook.

Kali ini tak membutuhkan waktu yang lama, ia segera meyelesaikan mahkota itu, dan bentuknya pun lebih rapi dari yang ia buat sebelumnya. Setelahnya ia segera masuk ke dalam villa, dan ia berpapasan dengan Jinki.

“Kau lihat Ryeowook tidak?”  tanya Yesung.

“Hmm~ tadi aku bertemu dengannya, katanya ia mau ke atas”

“Ke atas? Tapi ia tidak ada di kamarnya”

“Oh maksudku ke lantai 3 hyung” perjelas Jinki.

“Oh baiklah, gomaweo”  Yesung menuju tempat dimana Ryeowook berada.

Jinki tersenyum memandang punggung Yesung yang semakin menjauh.

“Cch~ Daebak Ryeowook-ahh”  umpatnya perlahan.

~~~

Yesung melangkah semangat menaiki tangga dan tibalah ia di depan pintu ruangan setengah kaca itu. Langkahnya terhenti dan ia membeku, jari-jarinya mengepal bergetar. Ia menyaksikan dua orang yang saling berhadapan dan wajah mereka mendekat. Dengan lembut telapak Jonghyun menyentuh tengkuk Ryeowook. Urat-urat mata Yesung memerah dan mencoba berkedip paksa. Ia tak bisa menyaksikan ini. Yesung berbalik kali ini mencoba mengatur nafas yang terasa membara di dadanya…

 

 

 

TO BE CONTINUED


Promise [Part 21]

Title          :     Promise

Genre       :     Romance, Dramatic

Author    :     Olivia Kang

Cast           :      Donghae, Hyukjae, Yesung, Ryeowook, Key,  Hyejin, Jonghyun

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Masih belum bisa mempercayainya, Donghae menatap kosong meja. Ia tak menyangka bahwa Hyukjae yang dikenalnya selama ini penuh dengan rahasia. Hyukjae yang penuh dengan ketulusan kebahagiaan ternyata menyimpan banyak cerita yang tak ia ketahui sedikit pun.

“Kau yakin nama Hyukjae oppa yang kau dengar?” Donghae lebih memastikan.

“Kau tidak percaya?! Ya! isshh~ aku bahkan melihatnya”

Donghae menatap dalam Taemin.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Di Ruang Tunggu_

“Sebaiknya kau pulang duluan, pengumuman pemenang masih beberapa jam lagi” Ucap Yesung berdiri di depan Ryeowook yang terduduk menahan sakit.

“Aku tidak ingin melewatinya”

“Jika terus disini, kau tidak akan mendapat pertolongan”

Ryeowok tertunduk. Kemudian Jinki datang.

“Hyung, aku sudah panggilkan taksi” Dijawab anggukan oleh Yesung.

“Aku bantu kau berjalan” Yesung membantu Ryeowook bangkit dan berjalan menuju taksi yang menunggu depan lobi, sedangkan Ryeowook hanya pasrah menahan perih.

“Hati-hati wookie” Jinki memberikan tas kepada Ryeowook yang sudah ada di dalam taksi. Ryeowook hanya mengangguk kecil. Dan Yesung menutup pintu taksi.

“Aku pergi, gomaweo sunbae”

“Ne” Ucap Yesung singkat.

“Nanti aku telepon ya” tambah Jinki.

“Ne, annyeong” Ryeowook melambaikan tangan dan taksi mulai melaju. Yesung segera kembali masuk ke ruang tunggu. Sejenak Jinki menatap Yesung dan tersenyum kecil. Dikejauhan ada seseorang yang berjalan menghampiri Jinki yang masih menatap taksi hingga hilang dari pandangan.

Seseorang itu menyentuh pundak Jinki. Jinki menoleh cepat.

“Ah kau, Jonghyun. Mengagetkan saja” Ucap Jinki tertawa melihat hobae nya itu.

“Wookie nuna sudah pulang ya?” tanya nya datar memandang taksi yang mulai menghilang dari pandangan.

“Wookie? Nuna? Huwaah~ kalian sepertinya cukup dekat ya?”

Jonghyun hanya tersenyum merespon candaan Jinki. Mereka berdua pun masuk lagi menyusul Yesung yang sudah kembali ke ruang tunggu..

~~~

Ryeowook tiba di rumah, ia keluar dari taksi di bantu bibi Wu untuk menata langkahnya menuju kamar. Sesampainya di kamar Ryeowook meminta untuk ditinggal sendiri karena ia ingin istirahat. Sejenak ia mengingat ingat kejadian tadi saat tubuh nya di bawa lari oleh Yesung, mungkin hangat tubuh Yesung masih bisa ia rasakan sekarang. Matanya tertuju pada kedua tangannya yang tadi memeluk erat pada leher Yesung. Wajahnya datar namun tersirat kebahagiaan dikedua matanya.

~~~

Malam Hari_

Donghae berjalan menuruni tangga menuju ruang makan untuk makan malam bersama. Jungsu terlihat sibuk menata meja makan dibantu bibi Wu, sedangkan Youngwoon masih di ruang kerja nya.

“Donghae” panggil Jungsu yang melihat anak gadisnya itu menghampiri nya.

“Ya Umma?”

“Panggilkan Appa ya, Wookie tidak usah disuruh turun”

“ho? Waeyo? Dia sakit?”

“Iya, kakinya terkilir, biar nanti makanannya bibi Wu yang antarkan”

“hmm~ biar aku saja yang antar, setelah itu aku panggil Appa”

“Baiklah…bi tolong siapkan makanan untuk Ryeowook sekarang  ya”

_

Ttokttok tokk~

“Masuk, tidak dikunci” jawab Ryeowook dari dalam.

Donghae masuk dengan tray di tangannya membawa makan malam dongsaeng nya itu.

“Kau sakit? Jatuh? Dimana?” tembak Donghae langsung.

“Ani, aku berlari menggunakan itu” tunjuk Ryeowook pada high heels yang ia pakai tadi siang.

“Hmm~untuk apa kau berlari? Jelas-jelas sepatu setinggi itu”

“Aku hampir terlambat di perlombaan tadi, terpaksa aku berlari”

Donghae tersenyum melihat pergelangan dongsaengnya yang kecil itu dibalut oleh perban.

“Lihat seperti kimbab haha” ledek Donghae yang tidak bisa sehari pun jika tidak menggoda dongsaengnya.

“Ishh~sudah sana, aku mau makan”

“Arraseo arraseo” elus Donghae pada pucuk kepala Ryeowook yang lalu keluar dari kamar.

Donghae turun untuk memanggil Appa nya. Usai itu mereka mulai makan malam.

“Ryeowook sakit?” tanya Youngwoon pada siapapun yang mendengar pertanyaannya.

“Kakinya terkilir tadi siang” jawab Jungsu disebelahnya.

“Dia sudah makan?”

“Sudah, tadi aku yang mengantarkannya Appa”

“Oh bagus kalo begitu”

“Emh~Donghae-ahh, kapan kau mau mulai belajar bisnis?” lanjut Youngwoon.

“o? Hmm~ yang jelas belum untuk sekarang ini” jawab Donghae malas.

“Kau ini, selalu jawab hal yang sama”

“Sudah, jangan bicarakan hal pekerjaan di meja makan” ucap Jungsu yang sadar akan situasi apa yang terjadi jika dilanjutkan pembicaraan ini. Suasana ruang makan pun seketika hening…

~~~~~~~~~~~~

Esok Hari di sanggar Cheon Anh_

Donghae berjalan dari parkiran luar gedung, matanya menatap kosong ke depan.

“Ya! Donghae!”

Suara nyaring tersebut memanggil namanya, namun itu sudah tidak asing di telinga Donghae.

Donghae menoleh ke arah suara tadi.

“Sebentar lagi jidat mu benjol “

Benar saja jika tidak Taemin panggil Donghae akan menabrak tiang gedung.

“Ah kau Taemin, hehe aku sudah terbiasa menabrak apapun yang di depanku”

“Isshh~kau ini”

“Hahaha” mereka tertawa bersama dan melanjutkan perjalanan.

Kedua pandangan mereka tertuju pada namja yang duduk sendiri di kursi taman sisi gedung.

“Kau duluan ke kelas” ucap Donghae melepas pelukan Taemin di pundakknya.

“Baiklah”_

Donghae menghampiri Hyukjae dan duduk di sebelahnya.

“oh? Kau” ucap Hyukjae yang melihat Donghae tiba-tiba muncul.

Tak ada satu katapun lagi keluar dari mulut mereka untuk beberapa saat. Keduanya memandang apapun yang ada dijangkauan penglihatan masing-masing. Sampai akhirnya Hyukjae mulai berbicara.

“Untuk sekarang…”  ia menahan kata-katanya sejenak.

“hhuuft~ belum ada yang bisa aku katakan” lanjutnya.

Donghae tak mengerti apa yang dikatakan Hyukjae secara tiba-tiba itu, namun sebenarnya ia pun menanti tentang apa yang ia ketahui ingin ia langsung dengar dari Hyukjae.

“Baiklah.. aku ke kelas”  pamit Donghae yang tidak tau harus menjawab apa.

Langkahnya terhenti sejenak dan berbalik menatap Hyukjae yang kini tertunduk. Donghae menahan nafas sejenak dan kembali menuju ke kelas nya.

~~~~~~~

5 jam kemudian usai kelas latihan Donghae menuju parkiran, dari dalam mobilnya ia melihat yeoja yang sama dengan kemarin yang memeluk Hyukjae.

“Bukannya itu …”

Namun sekarang yeoja itu tidak sendiri ada seorang namja disisinya membawakan sebuah bingkisan dan mengikuti langkah yeoja tadi di depannya. Melihat itu Donghae sangat penasaran, namun saat itu ia tak mau ambil pusing ia pun melaju pergi dari tempat itu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Di lain tempat_

“Chinca????!!! Haa….”  Ryeowook melompat kegirangan memeluk Jinki

“Yahahaha…kau lupa kakimu”

“Oh oh..aku lupa haha”

“Jadi kita jadi liburan dong?”

“Bagaimana ya..kakimu”

“Heyy~ ini tidak seberapa. Hahaha”

“Lalu kapan berangkat?”  tanya Ryeowook tak sabar.

“Minggu depan! Ye ye yeyeee~haha Jaeju! I’m coming!!”

“Hahahah” kedua sahabat itu pun tertawa bahagia bersama di teras belakang rumah kediaman Youngwoon.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Malam Hari_

Yesung POV

Aku bersama Yunho sunbae menuju salah satu club malam sebelum pulang, salah satu club bernama Hongdae Club malam ini sangat ramai. Yunho sunbae yang memintaku untuk menemaninya ke tempat ini, karena kesibukan ku mulai berkurang aku menyetujui ajakannya. Kami masuk dan menuju meja bartender yang terletak di sisi tengah ruangan. Aku baru sekali atau mungkin dua kali datang ke tempat seperti ini, suasanya selalu sama, bising dan menyilaukan pandanganku. Belum lagi banyak yeoja-yeoja yang terus memandang ke arahku, entah tatapan apa yang di alamatkan kepadaku. Aku hanya berjalan mengikuti sunbae dan…

Dduk~

Seorang yeoja mabuk menabrak tubuhku dari depan, spontan aku mengengam kedua lengannya agar tidak jatuh.

“Oh? Haha mian” ucapnya setengah sadar.

Melihatnya mabuk seperti itu aku sedikit mendorongnya ke dinding dan menyusul sunbae yang sudah mengambil posisi duduk di kursi meja bartender.

“Wae?”

Tanya sunbae yang melihatku terlambat menyusulnya.

“Ani, hal biasa terjadi di tempat ini” jawabku cuek sambil memperhatikan sekitar penuh dengan orang dengan setengah kesadarannya.

“Haha rupanya kau digoda gadis-gadis disini ya”
Aku hanya meliriknya dan tersenyum kecil.

“Pesan apa?”

“Apa saja” jawabku singkat.

Pandanganku mengarah pada satu sisi ruangan yang agak gelap dan terlihat remang-remang, seperti seseorang yang aku kenal, kini ku tajamkan penglihatanku. Percuma cahaya lampu yang menyilaukan membuat pandanganku sedikit kabur.

“Kau melihat siapa?” tanya sunbae menyodorkan segelas anggur kepadaku.

“Oh! Entah tak terlihat jelas, mungkin hanya penglihatanku saja”

“Oh…”

Aku meneguk setengah gelas anggur dan merasakan sedikit panas di tubuh ini.

“Wae, kau ada masalah?”  tanyaku.

“Ani, aku hanya ingin mentraktirmu haha, bukannya kau jarang  datang ke club. Setidaknya aku tidak datang sendirian kesini haha”

“Chh~”

Aku tersenyum dan pandanganku kembali ke ruangan tadi, kali ini terlihat jelas, mataku melebar seketika tubuhku merasa sangat panas. Benar saja, yeoja yang daritadi kulihat remang-remang adalah Key. Dan dia bersama dengan namja yang sedari tadi memeluk tubuhnya kemanapun namja itu mau. Key dan namja itu terlihat mabuk. Ku habiskan sisa anggur di gelasku dan ku hampiri mereka.

“Ka..kau mau kemana Yesung-ahh?”
Aku tak memperdulikan sunbae,yang aku rasakan sekarang seluruh tubuhku panas dan rasanya tangan ini tak bisa dikontrol lagi untuk menghabisi namja yang kurang ajar itu. Kutarik lengan Key, dan ternyata ia masih bisa mengenaliku.

“O’oppa..oppa apa”
Bbuk!!!~

Segera ku layangkan tinju pada wajah namja tak dikenal itu dan ia tersungkur di sofa. Pandanganku kabur karena efek anggur yang ku minum tadi. Namja itu bangkit dan balik memukulku.

_End of Yesung POV_

_Author POV_

Suasana menjadi ricuh.

Mereka pun bergulat saling tinju satu sama lain. Sedangkan Key yang setengah mabuk pun mencoba  dengan keras menarik Yesung memisahkan mereka berdua. Namja tadi sudah tak bertenaga dan tersungkur lemas di lantai. Key menangis menggenggam lengan Yesung.

“Oppa…oppa sudah oppa…”
Jelas tersirat kekecewaan mendalam di wajah Yesung yang menatap tajam Key disisi nya. Ia melangkah mundur dan sedikit melempar melepas genggaman Key. Yesung  menggelengkan kepalanya tersenyum sinis,matanya basah menatap yeoja yang dengan tega kedua kalinya menghancurkan hatinya dengan kejadian yang sama.

Dengan pandangan sedikit kabur ia dituntun Yunho keluar dari tempat itu. Tubuhnya bergetar menahan amarah yang sudah ingin meledak di dadanya. Kemudian Junsu mengantarnya pulang, ia mengerti apa yang dirasakan Yesung malam itu karenanya ia tak mengeluarkan sepatah katapun selama perjalanan menuju apartemen Yesung. Sesampainya Yunho membantu Yesung membawa tubuh lemas itu masuk dan meletakkannya di atas sofa besar berwarna hitam. Yesung tergolek lemas, matanya basah penuh amarah.

“Ku buatkan minum”  ucap Yunho melangkah menuju dapur.

Yesung berusaha bangkit dan  duduk menutup wajahnya yang terasa panas.

“Tak perlu, kau bisa pulang, gomaweo”  ucapnya yang menghentikan langkah Yunho.

Tubuhnya berbalik dengan wajah kekhawatiran.

“Baiklah, kau istirahat, tak usah masuk jika kau belum segar besok”

Yunho melangkah pergi keluar.

Butiran air mata mengalir di pipi panas Yesung. Ia tak percaya, bisa bisa nya Key menyakitinya dengan hal yang sama, padahal ia sudah sepenuhnya percaya dan akan memulai hubungan itu dari awal. Hatinya begitu perih memutar kembali ingatan dimana Key yang begitu manis dan Key yang menyakitinya. Malam itu menjadi malam yang panjang bagi Yesung, malam dimana dulu pernah ia rasakan sebelumnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Esok di Pagi hari_

Ryeowook duduk sendirian di meja kantin sambil mencoret-coret kertas dihadapannya. Tiba-tiba datang seseorang menutup kedua matanya dari belakang.

“Oh! Siapa ini?”  Ryeowook mencoba meraba tangan yang menutup matanya.

“Jinki?”   tebaknya.

Namun tak ada jawaban. Tak sabar dengan seseorang yang menganggu nya ia mencoba membuka tangan itu dari wajahnya.

“oh? Jonghyun-sshi”  Ryeowook sedikit terkejut.

“Hehehe, nuna sedang apa?”  Jonghyun langsung ambil posisi duduk dihadapan Ryeowook.

“Ani, aku mencoba menulis lirik”

“Huwoooooo~” ledek Jonghyun tersenyum manis pada yeoja dihadapannya itu.

“Annyeooooooong~” terdengar suara mendekat menghampiri Ryeowook dari belakang.

“Ya! hahaha Jinki, kau baru datang”  Ryeowook selalu tersenyum melihat tingkah sahabatnya yang supel itu.

“Hehehe agak macet dijalan.. kalian berdua sedang apa?”

“Aku cuma mampir hyung, ok kalo gitu aku duluan ya, Annyeong haseyo”

“Ne, Annyeong” jawab jinwook kompak.

Jonghyun segera melangkah menuju parkiran kemudian dari arah yang berlawanan Yesung berjalan. Kedua tatapan mereka bertemu, wajah tanpa ekspresi Yesung membuat Jonghyun canggung, ketika mereka berpapasan Jonghyun tersenyum dan menunduk sapa. Yesung hanya melihat tanpa membalasnya dan berlalu melewati Jonghyun.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ditempat lain_

Donghae duduk disudut ruang cafe, pandangannya terus saja menelusuri jalan yang tembus pandang diluar kaca. Kelihatannya ia menunggu seseorang datang. Matanya melebar melihat sosok namja datang menghampiri nya dengan wajah tersirat penuh perih, spontan Donghae berdiri. Ditariknya tubuh mungil Donghae kedalam pelukan namja itu. Pipi hangat Donghae menyentuh kulit wajah namja itu, dingin.

“W…wae?”  ucap Donghae perlahan.

Tak ada jawaban, tubuhnya terus saja di peluk. Donghae perlahan berusaha melepas pelukan itu.  Kini wajah mereka berhadapan dekat namun tatapan mereka tak bertemu. Donghae menatap wajah yang membuat nya iba itu.

“Waeyo oppa?” coba ulangi pertanyaan yang tak dijawab, Donghae menggenggam tangan namja itu dan menariknya ke suatu tempat.

~~~

Kini kedua sejoli itu duduk di sebuah kursi taman kota.

Hyukjae, ia tak mengeluarkan sepatah katapun. Padahal Donghae sudah setia menunggu 30 menit disisi nya untuk mendengar alasan mengapa ia bertingkah laku aneh tadi.

“Aku” Donghae beranjak dari duduknya. Namun lengannya digenggam cepat oleh Hyukjae. Donghae sudah tidak bisa menunggu, ia merasa Hyukjae tidak bisa percaya padanya, sampai detik ini tidak terdengar cerita yang menjelaskan sesuatu yang bisa  membuat Donghae merasa bahwa ia adalah orang yang dipercaya untuk menyimpan nya.

“Jangan, tolong bertahan lebih lama sedikit lagi”

Bola mata Donghae bergetar, rasanya ingin ia tetap tinggal namun tak ada alasan untuk ia tetap disini.

“Jebal….” ucap Hyukjae lemah dengan tatapan kosong ke depan.

“Untuk apa? Apakah ada alasan aku untuk tetap disini?”

“Aku”  jawab Hyukjae singkat. Donghae tak mengerti apa maksud jawaban itu. Ia bingung untuk tetap tinggal atau pergi meninggalkan tempat itu.

“Aku membutuhkanmu Donghae-ahh….” Air mata mengalir begitu saja di wajah dingin Hyukjae. Donghae semakin iba dan kembali duduk disisi Hyukjae. Donghae tak mengeluarkan sepatah katapun, bahkan memandang Hyukjae pun tidak, ia masih tak mengerti apa arti semua ini.

“Aku, entah apa yang harus aku lakukan. Aku bukan seorang kakak yang berguna. Aku seseorang yang jahat yang membuang adikku”

Kini tubuhnya bergetar menahan air mata yang membendung dimatanya.

“Yeodongsaeng, aku mempunyai seorang yeodongsaeng, Hejin. 6 Tahun yang lalu ibuku meninggal dunia, karena sakit yang sudah beliau derita 3 tahun terakhir. Appa sangat terpukul karena itu, setelah meninggalnya Umma, Appa selalu menyendiri, ia tak pernah bicara padaku maupun Hejin. Hejin yang terpaut 7 tahun denganku ia masih belum bisa mengerti betul apa yang sedang Appa alami, ia anak yang manis. Terbiasa diperlakukan manja sehingga ia terus menerus mendekati Appa, namun Appa total berubah, ia dingin pada Hejin. Setiap setelah ia menemui Appa di kamar, Hejin selalu menangis dan datang padaku. Alasan sebab ia menangis selalu sama, Appa tak pernah peduli lagi padanya sehingga Hejin lebih aktif untuk menarik perhatiannya namun yang Hejin dapat adalah teguran keras dan terakhir Appa membanting benda keras ke sisi Hejin. Aku yang mendengar suara keras tersebut berlari ke kamar Appa, kulihat Hejin duduk terpojok dibelakang pintu menyembunyikan wajahnya dalam dekapan kedua kakinya, kulihat wajah Appa menyesal melakukan hal tersebut dan menyuruhku membawa Hejin keluar dari kamar. Kejadian itu masih bisa kutoleransi. Namun hingga suatu hari Appa membawa pulang seorang Yeoja asing ke rumah, yeoja itu berhari-hari tinggal di rumah kami. Pakaian yang ia kenakan begitu seronok, aku tak bisa diam saja melihat orang asing tinggal bersama Appa dirumah kami. Hingga aku menanyakannya dan aku mendapat pukulan diwajah. Appa yang tak pernah sekalipun menyentuhku dengan keras sejak aku dilahirkan, saat itu ia begitu marah, itu bukan Appa yang kukenal. Hingga berbulan-bulan Appa terus menerus bertingkah aneh, ia selalu membawa pulang yeoja yang berbeda. Aku tidak tahan melihatnya, Hejin masih membutuhkan banyak kasih sayang namun apa yang ia dapat. Beberapa yeoja itu pernah medekati Hejin, namun Hejin tak menyukai mereka. Hingga suatu hari aku sudah tidak kuat dengan semua itu,hidup terasa di neraka. Ku putuskan untuk keluar dari rumah itu, rumah dimana menjadi saksi aku lahir dan tumbuh.

Hingga suatu malam.

‘Oppa, mau kemana?’ tanya Hejin yang melihatku mengemas pakaian. Aku tak menjawabnya, sebab jika aku memberitahunya ia pasti akan merengek untuk ikut bersamaku,aku tak bisa membiarkan hal itu terjadi. Ia masih kecil untuk hidup di luar rumah ini.

‘Mengapa kau belum tidur?’ tanyaku.

‘Aku haus’  kulihat kotak susu strawberry digenggamannya.

 Usai mengemas pakaian aku mendekati jendela, memastikan tak ada seorang pun di luar rumah. Hejin yang sedaritadi memperhatikanku pasti merasakan sesuatu yang aneh denganku.

‘oppa, pintu ada disana’ ucapnya polos menunjuk pintu kamar.

Kutatap wajah polosnya,aku merasa tidak tega untuk meninggalkannya, tapi aku sudah tidak kuat hidup seperti ini. Aku sadar aku egois tapi setidaknya meninggalkannya dirumah ini ia akan mendapat kebutuhan yang cukup untuk tumbuh. Aku menghampiri dan berlutut di hadapannya.

‘Hejin-ahh, mungkin kita tidak akan bertemu lagi dalam waktu lama,kau jaga diri baik-baik ya’

‘wae waeyo oppa?! Oppa mau kemana? Aku ikut’  ia mulai menangis.

‘Sssutt..ssuttt.. jangan menangis, oppa janji akan kembali, kau jangan menangis yah, tumbuhlah menjadi gadis yang kuat’

‘Ani ani ani,aku ikut oppa’ ia memelukku erat,sangat erat. Ku elus dan ku tepuk punggungnya perlahan hingga ia tenang. Air mataku tak bisa terbendung lagi.

‘Sudah Hejin-ahh, ini waktunya oppa pergi, jaga dirimu baik-baik’ ku lepas paksa pelukan eratnya. Ia jatuh terduduk dan aku menuju jendela.

‘Huaa~~oppa, andwaeyo….khajimaaa~”

‘Hejin-ahh berjanjilah kau akan tumbuh dengan baik dan menjadi gadis yang kuat, janjilah padaku’

Ia mencoba berhenti menangis perlahan ia bisa tenang dan mengangguk. Melihatnya bisa mengontrol diri aku terkejut dan itu terakhir kali aku melihat wajahnya. Aku pergi ke Canada dan kuliah disana. Aku bekerja part time untuk dapat memenuhi kehidupan kecilku dinegara asing itu. Aku mendapat beasiswa disana sehingga aku memberanikan diri untuk hidup sendiri karena uang kuliah sudah tidak jadi masalah lagi. Hingga aku lulus dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dan lulus aku memutuskan untuk kembali, detik dimana aku memersiapkan segala sesuatunya untuk kembali ke korea. Appa meneleponku, terkejut aku bahwa ia masih mengawasiku semenjak aku menginjakkan kaki di canada. Uang-uang asing yang kadang terisi direkeningku awalnya aku tidak ingin memakainya,namun saat aku butuh aku memakainya ternyata itu adalah uang yang Appa berikan padaku tanpa sepengetahuanku. Kini aku mengerti , dan ia memintaku untuk bekerja disalah satu usahanya yaitu sanggar itu. Aku berusaha keras menolaknya tapi ketika ia menyebut nama Hejin yang kini tumbuh menjadi gadis manis,aku pun luluh dan seketika meruntuhkan tekadku, aku begitu merindukannya, aku pun setuju bekerja di sanggar Appa dengan syarat merahasiakan kepulanganku dari Hejin. Awal tiba di korea tempat pertama yang aku tuju adalah rumah,bukan untuk kembali tapi aku hanya ingin melihat dari kejauhan yeodeongsaeng yang aku rindukan sudah tumbuh dewasa. Dan….beberapa hari yang lalu tepat dihari ulang tahunku Hejin menemuiku,ia benar menjadi gadis yang kuat. Bukan Hyejin yang lemah dan rapuh lagi. Namun…. ia membawa kabar yang membuatku sakit, ia dijodohkan oleh Appa dengan seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya, bahkan melihatnya saja belum pernah. Namja tersebut adalah anak dari rekan bisnis Appa di Perancis. Belum cukupkah Appa dengan semua ini. Setelah aku kini Hejin yang akan ia korbankan”

Donghae memandang Hyukjae penuh rasa iba, Hyukjae kembali meneteskan air mata.

“Apa yang bisa aku lakukan. Aku tak punya kuasa untuk menyelamatkan adikku sendiri,aku tak bisa”

Donghae menyandarkan kepala Hyukjae dipundaknya, ia mengerti itu yang dibutuhkan Hyukjae saat ini, tempat bersandar karena hati nya kini begitu lelah.

Beberapa lama Hyukjae mulai tenang, Donghae mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

“Ini, aku tau kau sangat membutuhkan ini”   Disodorkannya botol kecil susu strawberry.

Hyukjae tersenyum kecil, melihatnya Donghae tersenyum lega.

“Gomaweo”  ucap Hyukjae memandang lembut gadis disisinya itu. Dan dibalas senyum manis oleh Donghae.

“Hejin….” ucap Donghae ragu. Hyukjae menoleh dan Donghae terpaksa meneruskan kata-katanya..

“Hejin…apa ia menyetujui perjodohan itu?”
“Ia hanya bilang tak apa, hanya itu yang keluar dari mulutnya, aku berfikir apakah seharusnya ia menjadi gadis yang lemah sehingga apa yang ia rasakan dapat ia katakan sejujurnya, menjadi kuat seperti itu membuatku khawatir, hahh… kakak macam apa aku ini”

“Aniyo, kau harus percaya padanya”   kata-kata Donghae mengejutkan Hyukjae.

“Seperti hal nya ia percaya padamu, ia benar-benar mengenggam janjinya padamu untuk menjadi kuat, kini ia menjadi apa yang kau inginkan. Dan sekarang kau yang harus percaya padanya dan jadilah oppa yang ia banggakan untuk percaya dan menyerahkan apa yang akan ia jalani nanti”   lanjut Donghae.

Hyukjae terdiam, apa yang dikatakan Donghae benar? Apa memang itu yang dimaksud Hejin pada nya?…

“Aku percaya, oppa bisa melakukannya, jadilah oppa yang di inginkan Hejin” tutur Donghae meyakinkan.

Hyukjae tersenyum kecil menatap Donghae sekilas dan kembali menyedot botol susu digengamannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sore Hari_

Donghae tiba dirumah, ia keluar dari mobil dan menuju pintu memasuki rumah. Terdengar deruan suara mobil asing ditelinga Donghae. Ia kembali kedepan untuk melihat siapa yang ada didepan rumahnya. Terlihat Ryeowook keluar dari mobil seseorang di ikuti si pemilik mobil, mereka terlihat mengobrol mengantar Ryeowook masuk gerbang.

“Tampan, siapa dia?” umpat Dongahe.

Namja asing bagi Donghae itu kembali memasuki mobilnya dan pergi. Ryeowook berjalan perlahan karena kakinya masih terasa sakit. Akhirnya ia sampai di depan pintu, tiba-tiba…

“Siapa dia?”  Donghae muncul dibalik pintu mengejutkan Ryeowook.

“Omo!!! Ya! eonni kau, apa yang kau lakukan? Haissshh~”

“Ya! apa aku mengejutkanmu? Hahaha mian”

“Haisshh~ kau ini, siapa yang eonni maksud?” Ryeowook melongok kejalan.

“Itu yang tadi mengantarmu pulang”

“Oh~ itu hobae ku, anak baru dari Perancis yang membantu kami diperlombaan kemarin”

“Ooh~”

“Wae?”

“Ani, Cuma tanya. Sini kubantu kau berjalan”
Ryeowook memeluk pundak eonni nya itu dan berjalan ke ruang tengah.

“Ahh gomaweo eonni”  Ryeowook meregangkan kaki nya di sofa.

“Yasudah aku mau ke atas” kata Donghae langsung menuju tangga.

Sesampainnya dikamar dan menutup pintu tiba-tiba Donghae kembali terbayang wajah namja yang mengantar Ryeowook pulang tadi.

“Hmm~sepertinya aku pernah melihatnya, ahh masa sih… tapi kalaupun pernah,melihatnya dimana ya??? Ahh..memoriku tidak bekerja dengan baik mengenal wajah seseorang”  ia menepuk-nepuk kepalanya.

Kemudian ia membuka lemari meletakkan tas didalamnya, dan tiba-tiba terdengar ketukan pintu.

Ttok tokk ttok~

Masuk, tidak dikunci” sahut Donghae.

Bibi Wu mengantarkan buah-buahan ke kamar Donghae.

“Wahh..gomaweo bi, aku bisa mengambilnya ke bawah kan”

“Tak apa, bibi lihat nona sangat lelah jadi biar bibi bawakan ke kamar saja”

“Hehehe bibi tau saja, gomaweo”

“Ne, kalo begitu nona istirahat, bibi tinggal ya”

“Ne, gomaweo bi”

Melihat buah-buahan di atas meja, ingatan Donghae kepada namja tadi semakin kuat.

“O??! Itu, namja itu………..”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED


Promise Part 21 [Preview]

Title          :     Promise

Genre       :     Romance, Dramatic

Author    :     Olivia Kang

Cast           :      Donghae, Hyukjae, Yesung, Ryeowook, Key,  Hyejin, Jonghyun

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Ne, annyeong” Ryeowook melambaikan tangan dan taksi mulai melaju. Yesung segera kembali masuk ke ruang tunggu. Sejenak Jinki menatap Yesung dan tersenyum kecil.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Suasana menjadi ricuh.

Yesung dan namja itu pun bergulat saling tinju satu sama lain. Sedangkan Key yang setengah mabuk pun mencoba  dengan keras menarik Yesung memisahkan mereka berdua. Namja tadi sudah tak bertenaga dan tersungkur lemas di lantai. Key menangis menggenggam lengan Yesung.

“Oppa…oppa sudah oppa…”
Jelas tersirat kekecewaan mendalam di wajah Yesung yang menatap tajam Key disisi nya. Ia melangkah mundur dan sedikit melempar melepas genggaman Key. Yesung  menggelengkan kepalanya tersenyum sinis,matanya basah menatap yeoja yang ia sayangi itu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Baiklah.. aku ke kelas”  pamit Donghae yang tidak tau harus menjawab apa.

Langkahnya terhenti sejenak dan berbalik menatap Hyukjae yang kini tertunduk. Donghae menahan nafas sejenak dan kembali menuju ke kelas nya.

~~~~~~~

5 jam kemudian usai kelas latihan Donghae menuju parkiran, dari dalam mobilnya ia melihat yeoja yang sama dengan kemarin yang memeluk Hyukjae.

“Bukannya itu …”

Namun sekarang yeoja itu tidak sendiri ada seorang namja disisinya membawakan sebuah bingkisan dan mengikuti langkah yeoja tadi di depannya. Melihat itu Donghae sangat penasaran, namun saat itu ia tak mau ambil pusing ia pun melaju pergi dari tempat itu.

~~~~~~~

Donghae duduk disudut ruang cafe, pandangannya terus saja menelusuri jalan yang tembus pandang diluar kaca. Kelihatannya ia menunggu seseorang datang. Matanya melebar melihat sosok namja datang menghampiri nya dengan wajah tersirat penuh perih, spontan Donghae berdiri. Ditariknya tubuh mungil Donghae kedalam pelukan namja itu.

~~~~~~~

Terlihat Ryeowook keluar dari mobil seseorang di ikuti si pemilik mobil, mereka terlihat mengobrol mengantar Ryeowook masuk gerbang.

“Tampan, siapa dia?” umpat Dongahe.

Namja asing bagi Donghae itu kembali memasuki mobilnya dan pergi. Ryeowook berjalan perlahan karena kakinya masih terasa sakit. Akhirnya ia sampai di depan pintu, tiba-tiba…

“Siapa dia?”  Donghae muncul dibalik pintu mengejutkan Ryeowook.

“Oh~ itu hobae ku, anak baru dari Perancis yang membantu kami diperlombaan kemarin”

“Ooh~”

~~~~~~~

Sesampainnya dikamar dan menutup pintu tiba-tiba Donghae kembali terbayang wajah namja yang mengantar Ryeowook pulang tadi.

Ttok tokk ttok~

Bibi Wu mengantarkan buah-buahan ke kamar Donghae.
“Ne, gomaweo bi”

Melihat buah-buahan di atas meja, ingatan Donghae kepada namja tadi semakin kuat.

“O??! Itu, namja itu………..”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

>>> COMING SOON


Promise [Part 20]

Annyeong Haseyo, pertama tama aku mau ngucapin maaf sebesar besarnya untuk readers setia ff ini, juga untuk para readers yang udah nagih nagih ff ini. Maaf aku dan eonni ku (Olivia Kang) lama banget ngasih chapter lanjutanya.Terima kasih banyak karena dengan begitu aku ngerasa didukung/disupport . Jujur sebetulnya aku sempet mau menyerah sama ff ini, ga tau kenapa .. mungkin aku sempet berfikir terlalu banya siders, review banyak tapi comment sedikit, dari awal kami (eonni dan aku) ga pernah maksa kalian untuk comment, tapi makin kesini kenapa aku jadi jenuh ya. Tapi sudahlah tak apa. Sekali lagi mianhae para readers setiaku ,udah nunggu sangat lama. Sebentar lagi aku bakal memasuki libur semester selama 3 bulan, dan aku janji update nya tidak akan selama yang ini . Kalo mau ngasih saran untuk ff ini atau mau ngobrol sama kami lebih deket bisa follow twitter kami . @oliviapearl13 (Olivia kang), @nisanisyuanis (Nissa Han) . Gamsahamnida , Annyeong ~ Selamat membaca ^_^

 

Title          :   Promise

Genre       :   Romance, Dramatic

Author    :   Olivia Kang & Nissa Han

Cast           :   Donghae, Hyukjae, Sungmin, Kyuhyun, Ryeowook, Yesung

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

At Caffe daerah Kangnam_

Donghae menikmati waktu santai usai latihan, ia tidak sendiri, tak lama Hyukjae datang bersama Taemin dan Minho.

“Besok libur kan? Nanti sore aku dan Minho ingin pergi ke Pantai di Mokpo” ujar Taemin senang.

“Hoo..” tanggap Donghae santai sambil menikmati minumannya.

“Ikut yuk.. Sunbae juga ikut yuk” Ajak Taemin pada 2 orang yang serius dengan minumannya masing-masing.

“Tidak bisa, nanti malam aku ada acara makan malam dengan keluarga Sungmin, aku penasaran dengan kehidupan pernikahannya dengan Kyu”

“Hmm~ begitu… yah donghae, padahal aku mau kita liburan sama-sama. Sunbae juga tidak bisa?” tanya Taemin pada Hyukjae. Hyukjae bingung melihat ke arah Donghae. Sedangkan Donghae sendiri menatap Hyukjae menunggu jawabannya.

“A..aku? hengg.. aku ada urusan lain juga, iya ada urusan lain nanti malam”  ucapnya terbata yang kemudian ditatap ragu oleh Donghae.

“hmm~yasudah mungkin lain kali kalian harus ikut ya”  sahut Minho santai.

“Pasti!”  Donghae mantap menjawab. Sedangkan Hyukjae tersenyum ragu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sungmin berjalan perlahan keluar dari kamarnya dengan masih terpincang pincang. Setelah cukup lama ia berada di dalam kamar untuk bersiap siap datang kerumah orang tua Kyuhyun, di ruang tamu Kyuhyun sudah siap dan duduk di sofa sambil menunggu Sungmin. Sungmin menghentikan langkahnya saat ia melihat punggung Kyuhyun dari belakang, di sana ia bisa melihat punggung kokoh Kyuhyun, tubuh yang sempurna bagi Sungmin. Dulu . . . Sungmin pernah membayangkan pernikahannya akan berjalan ke arah yang lebih baik, bahkan dengan sangat berani Sungmin pernah membayangkan punggung itu akan menjadi tempat bersandarnya , tangan  itu akan menjadi pelindungnya dan tubuh itu akan menjadi penghangatnya. Tapi kini . . .  semua itu terlihat sulit bagi Sungmin, bahkan untuk membayangkannya saja Sungmin takut, takut akan apa yang akan terjadi dan apa yang akan ia rasakan bila terus ia lanjutkan. Ia membuang nafas sejenak, lalu kembali berjalan.

“Aku sudah siap Kyu.” Kyuhyun tersentak bahkan dengan suara halus Sungmin. Itu bukti bahwa sedari tadi Kyuhyun sedang melamun. Kyuhyun bangkit dan melihat penampilan Sungmin yang bagi Kyuhyun begitu manis . Rambut panjangnya ia biarkan tergerai dengan sedikit mengikat rambut luarnya dengan pita berwarna putih, tubuh nya berbalutkan Dress baby blue soft selutut, diluarnya ia memakai Coat  biru tua sehingga bisa menahanya dari hawa dingin, yang terakhir Sungmin menggunakan Flatshoes berwarna putih, yang kali ini Kyuhyun yakin mengapa Sungmin menggunakan Flatshoes karena pergelangan kakinya belum sembuh total.

Sungmin berjalan lebih dulu kedepan pintu, Kyuhyun segera sadar dari pandangan intensnya pada Sungmin dan mengikuti Sungmin di belakang yang sedikit sulit berjalan. Setelah keduanya masuk kedalam mobil dan Kyuhyun sudah memanaskan mobilnya, Sungmin melihat kejari tangan Kyuhyun yang memegang stir mobil.

“Kyu ?” matanya masih memandang jari tangan kanan Kyuhyun.

“hmm wae ?”

“Cincinmu.” Kata Sungmin mengingatkan. Kyuhyun tersentak , hampir saja ia melupakan sesuatu

“Ah~ .. tunggu sebentar” Kyuhyun dengan cepat keluar mobil dan masuk kedalam rumah untuk mengambil cincin pernikahannya. Sebenarnya itu adalah pertanyaan Sungmin dari dulu, mengapa Sungmin tidak pernah melihat Kyuhyun memakai cincin pernikahan mereka, ingin sekali dari dulu Sungmin menanyakannya tapi karena jarangnya mereka berbicara atau lebih tepatnya lagi Kyuhyun yang jarang berbicara pada Sungmin, Sungmin enggan untuk menanyakannya. Setekah Kyuhyun kembali , mereka langsung berangkat mengingat waktu makan malam sudah dekat. Sepanjang perjalanan Sungmin hanya menyandarkan tubuhnya dan melihat ke jalan. Sebenarnya Kyuhyun sedikit heran, ini seperti bukan Sungmin yang biasanya. Biasanya Sungmin akan mencoba mengajaknya berbicara walau Kyuhyun hanya menjawab seadanya, setidaknya Sungmin selalu memulai pembicaraan terlebih dahulu. Kyuhyun hanya sebentar melihat kepasifan Sungmin lalu kembali fokus menyetir. Kyuhyun harap Sungmin tidak diam seperti sekarang saat bertemu orang tuanya nanti. Bisa bisa kedua orangtuanya bertanya yang macam macam .

Akhirnya mereka sampai kedepan rumah orangtua Kyuhyun. Sungmin keluar mobil dengan hati hati .Di sana didepan pintu Kangin appa , Jungsu Umma dan Donghae eonni sudah menyambut kami . Sungmin melempar senyum manisnya pada mereka semua.

“Aigoo uri Minnie manis sekali hari ini” Jungsu umma melebarkan kedua tangannya untuk memeluk Minnie, tapi ia terheran heran ada apa dengan jalannya Sungmin. Sungmin berjalan mendekat diikuti Kyuhyun di belakangnya.

“Annyeong haseyo umma, appa, eonni” nada suara Sungmin sangat ceria. Kyuhyun tersenyum di belakangnya.

“Minnie waeyo , waeyo chagi ? ada apa dengan kakimu?” tanya Jungsu umma khawatir

“Ada apa Minnie?” tambah Kangin appa. Kyuhyun yang mendengar pertanyaan itu sedikit tegang .

“Gwenchana appa, umma” kata Sungmin yang sudah ada di pelukan Umma. “Aku ceroboh, terjatuh saat sedang membersihkan rumah” katanya yakin, yang sudah sangat jelas terdengar berbohong di telinga Kyuhyun. Kyuhyun hanya memandangi wajah ceria Sungmin dari samping .

“Chinca ? lalu sekarang bagaimana ?” tanya umma khawatir.

“Sudah membaik umma, aku sudah pergi ke dokter”

“Kamu harus hati hati minnie”

“Sepertinya bengkaknya belum hilang Minnie” kata Donghae eonni yang habis memperhatikan kakiku.

“Ne~ tapi sudah tidak apa apa eonni”

“Ya Kyu !! kenapa kau hanya diam saja ?” tanya Donghae tiba tiba galak pada Kyuhyun.

“Wae nunna ? memang aku harus apa ?” tanya Kyuhyun bingung

“Aissh anak ini, bahkan kau tidak mengucapkan salam pada kami”

“Ah mianhae” Kyuyun sedikit mengangkat bibirnya tersenyum

“Baiklah ayo kita masuk, kasihan kalian pasti sudah sangat kedinginan di luar” ajak Kangin appa.

Di meja makan kami semua sudah berkumpul termasuk Ryeowook yang ternyata sedang membantu menyiapkan makanan di meja makan. Jungsu umma terlihat sangat bahagia melihat seluruh keluarganya berkumpul. Ditengah tengah makan malam tiba tiba Donghae bertanya pada Kyuhyun yang langsung menyedot perhatian semuanya.

“Kyuhyun-ah , apa yang kau lakukan dengan temanmu di restaurant seminggu yang lalu ?” katanya langsung . Kyuhyun yang bingung langsung berfikir . Kini semua mata tertuju pada Kyuhyun.

“Teman yang mana ? Kapan?” tanyanya balik. Sebenarnya bagi yang tidak mengerti mungkin menganggap pertanyaan itu pertanyaan biasa. Apa salahnya Kyuhyun pergi dengan temannya bersama ke restaurant. Tapi yang menarik perhatian adalah nada bicara Donghae yang terdengar tajam.

“Seminggu yang lalu pada jam makan siang, bersama teman perempuanmu, kau masih bertemu denganya?” Donghae masih mau sedikit melindungi Kyuhyun dengan menyebut mantan adiknya itu dengan kata ‘teman’ , kalau tidak habislah Kyuhyun. Kyuhyun yang teringat kejadian seminggu yang lalu bingung harus menjawab pertanyaan nuna nya bagaimana. Sungmin sangat sadar dengan kondisi ini.

“Oh eonni melihat kami?” tanya Sungmin.

“Kau ? kau juga ada di sana ?” tanya Donghae bingung

“Ne~ aku juga ikut makan bersama Kyuhyun dan temannya saat itu eonni, kalau eonni tidak melihat mungkin saat itu aku sedang ada di kamar kecil”. Ya .. sekali lagi Kyuhyun melihat Sungmin berbohong di depan keluarganya, dan Sungmin berbohong untuk melindungi dirinya.

“Oh kau ada bersamanya . Aku pikir dia hanya berdua saja dengan temannya itu” mata Donghae mendelik kearah Kyuhyun.

“Tidak eonni, aku ikut, iya kan Kyu?” tanya Sungmin sambil tersenyum manis pada Kyu yang duduk di sisi kanannya . Kyuhyun yang masih sedikit gugup dan melihat senyuman Sungmin hanya menjawab singkat.

“Ne ..”

“Hmm baguslah”

“Waeyo eonni ? memang teman perempuan Kyu yang mana ?” tanya Ryeowook pada eonninya.

“Ani . kau tidak mengenalnya Wookie-yah” katanya menjelaskan “ Aku juga baru bertemu dengan temannya itu beberapa kali, tapi aku langsung hafal wajahnya” dari kata kata Donghae Kyuhyun bisa mendengar unsur ancaman didalamnya.

“Memang ada urusan apa kalian bisa makan bersama dengan teman perempuanmu itu Kyu?” tanya Kangin mantap. Kangin yang tahu bagaimana sifat Kyuhyun yang dulu ingin meminta penjelasan langsung.

“itu~ . .”

“Aku dan Kyu sedang makan siang bersama appa, tapi kami bertemu dengan teman lama Kyu, lalu aku menyuruhnya untuk bergabung bersama kami” ucap lembut Sungmin.

“Hmm begitu” ada jeda sejenak diantara mereka setelah ucapan terakhir Kangin . meraka Kembali menyantap makan malam yang tersedia .

“Ngomong ngomong Minnie, kapan kau mau memberika cucu pada kami?” pertanyaan Jungsu umma berhasil membuat Sungmin tersedak. Kyuhyun yang duduk disampingnya langsung memberikan air putih pada Sungmin. Semburat merah jelas terlihat di wajah putih Sungmin, tidak jauh berbeda Kyuhyun pun sama.

“Aigoo kalian berdua kompak sekali, terlihat malu malu begitu”

“Ehm .. umma , mianhae, untuk saat ini Kyu masih sangat di sibukan oleh pekerjaannya” Jawab Sungmin setelah menenangkan dirinya.

“Yeobo benarkah itu ?” tanya Jungsu pada kangin. “Mengapa kau memberikan begitu banyak pekerjaan pada Kyu?”

Kangin hanya membalas Jungsu dengan tersenyum.

Makan malam terus berlanjut dengan banyaknya pertanyaan yang di tanyakan untuk pasangan ini . Kyuhyun terus berfikir di dalam diamnya , mengapa Sungmin terus melindunginya, terus memujanya di depan keluarganya tanpa adanya sedikit pun enggan di wajahnya. Sungmin berbicara seakan semua berjalan lancar. Terutama saat Ryeowook bertanya.

“Minnie, apa Kyu perhatian denganmu kau harus bisa tahan hidup dengannya ?”

Sungmin tersenyum “Ne Kyu perhatian kok denganku, waeyo ?”

“yang benar ? wah daebak Kyu itu jarang sekali memperhatikan orang, dia selalu memikirkan dirinya sendiri” goda Ryewowook.

“Nunna !” tegur Kyuhyun tersinggung

“Memang benar Minnie, jadi kau harus bersabar ya” Timpal Donghae

“hahaha Ne eonni” Bagi Sungmin meninggikan suami atau menjaga harga diri suami adalah tuagas Istri di depan semua orang. Walau bagaimanapun kenyataanya ia harus melindungi suaminya agar tetap di hormati orang lain.

Akhirnya makan malam berakhir dan sudah waktunya Kyuhyun dang Sungmin pulang. Sungmin mencoba bangkit dari sofa yang didudukinya .Ia melihat Kyuhyun yang sudah berdiri di sampingnya . Dengan lembut Sungmin menarik tangan Kyu untuk meminta pertolonganya. Kyu yang mengerti memegang tangan Sungmin untuk bangkit dengan gerakan kakunya karena Canggung. Setelah Sungmin berdiri Kyuhyun mengambil coat Sungmin dan membantu Sungmin memakainya . Kangin appa tersenyum melihat kedua anaknya ini. Semua keluarga Kyuhyun sudah berjalan terlebih dulu ke arah pintu lalu Kyuhyun ingin mengikuti di belakang mereka kalau Sungmin tidak menarik tangannya , lalu dengan tidak ragu Sungmin mengarahkan tangan Kyuhyun ke pundaknya untuk membantunya berjalan . Kyuhyun sekali lagi mengerti maksud Sungmin. Kyuhyun sangat tau maksud Sungmin kali ini. Kyuhyun mengeratkan pelukannya saat merasakkan tubuh Sungmin yang terasa sedikit hangat , Kyuhyun langsung memperhatikan Wajah sungmin yang sedang serius menata langkahnya.

“Baiklah kami pulang, appa, umma, nunna”

“Ne~ jaga baik baik Minnie Kyu” kata Umma.

“Ya kyu perhatikan Minnie, aku pun akan memperhatikanmu . . juga Minnie” Kata Donghae, Nunna Kyuhyun yang termasuk galak ini.

“Gamsahamnida umma, appa, eonni , kami pulang  , Annyeong haseyo” kata Sungmin. Mereka berjalan perlahan ke arah mobil dengan Kyu yang masih memeluk pundak Sungmin.

“Aigooo cocok sekali mereka” kata Jungsu umma sambil memeluk suaminya.

Didalam mobil suasana Hening kembali tercipta. Sungmin menoleh ke arah Kyuhyun .

“Maaf Kyu .. aku memaksamu” Kyuhyun menoleh langsung melihat mata Sungmin.

“Gwenchana” balasnya lalu kembali fokus ke jalan.

Setelah mengatakan itu pun Sungmin tidak mengeluarkan suaranya kembali . Kyuhyun ingin bertanya masalah tadi atau setidaknya berterimakasih , tapi mengapa kata kata itu begitu sulit keluar. Kyuhyun hanya melirik Sungmin berkali kali yang masih terus memandang keluar jendela, sampai akhirnya Kyuhyun melihat Sungmin tertidur. Mobil mereka sampai di depan rumah. Kyuhyun tidak ingin membangunkan Sungmin, ia terus memandang wajah damai Sungmin yang tertidur, lalu pelan berucap

“Gomawo” Sungmin sebenarnya tidak sepenuhnya tertidur ia masih bisa mendengar jelas Kyuhyun yang berterimaksih kepadanya, sampai akhirnya Kyuhyun mengangkat tubuh Sungmin dan membawa kedalam rumah. Sungmin yang kaget Kyuhyun menggendong tubuhnya membuka matanya perlahan . Kyuhyun sudah berjalan hampir ke depan pintu rumah.

“Kyu . .” Sungmin bergumam kecil. Kyuhyun yang kaget karena tiba tiba sungmin terbangun.

“Kyu gwenchana .. turunkan aku” Ingin Kyuhyun menolaknya dan tetap membawa Sungmin sampai ke kamar, kalau mengingat berjalan saja begitu sulit bagi Sungmin. Tapi kyuhyun juga ingat ia akan susah membuka kunci pintu rumahnya. Akhirnya Kyuhyun menurunkan Sungmin lalu membuka kunci. Sungmin masuk pertama ke dalam rumah dengan langkah yang tertatih dan berjalan ke dapur , Kyuhyun yang melihat itu bertanya langsung pada Sungmin.

“Kau sakit ?” tanya Kyu. Sungmin menoleh.

“Aniyo” jawabnya pelan

“Badanmu hangat” . Demi apapun Sungmin ingin rasanya tersenyum, ini pertama kalinya Kyuhyun perhatian padanya, menanyakan keadaannya, tapi ia sebisa mungkin menahannya.

“Ani gwenchana Kyu, kau masuklah duluan dan langsung ganti baju”

Kyuhyun mengangguk lalu pergi ke kamar.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Esok hari

Donghae berlari kecil di koridor sanggar.

“Haisssshh.. kenapa seumur hidupku aku selalu terlambat” gerutunya menelusuri koridor menuju ruang latihan sore ini. Namun langkahnya terhenti melihat Hyukjae berdiri di sisi taman, baru saja Donghae ingin membuka mulutnya menyapa, nafasnya terhenti sejenak melihat seorang yeoja manis menghampiri Hyukjae. Donghae pun penasaran dengan identitas yeoja yang kini berdiri di hadapan Hyukjae. Sangat terlihat jelas mata Hyukjae memerah dan segera memeluk yeoja dihadapannya.

“Oppa, bogoshipposeo…” ucap yeoja itu perlahan di telinga Hyukjae sambil menyeka air mata di pipinya.

“Hejin…” Hyukjae melepaskan pelukkannya dan menatap dalam yeoja di depannya yg bernama Hejin itu.

“Kau sudah dewasa, kau tumbuh dengan baik”

“Aku menepati janjiku padamu, aku tumbuh dengan baik karena aku ingin melihatmu lagi oppa..”

“Gomapta” Belai Hyukjae pada kepala Hejin.

“Nado gomapta, kau kembali ke sini oppa, oh? Kau terlihat semakin kurus. Semenjak kau pergi aku sangat kesepian, setiap hari aku hanya menangisi kepergianmu”
“Mulai sekarang kau jangan menangis lagi, mianhae, aku janji tidak akan pergi lagi, walaupun pergi aku akan membawamu” Hyukjae tersenyum canda.

“Kau berencana untuk pergi lagi? Aku bisa gila jika itu terjadi lagi hahhh”
“Hehe ani, tidak akan untuk kali ini”

“Oppa!!! Haissshh..”

“Wae~”
“Hmm.. “ Hejin mengeluarkan sesuatu dari tas nya.

“Saengil Chukhae! Hehe” ucap Hejin menyodorkan kotak kado.

“Ho? Hahaha chinca..gomaweo hejin-ahh, apa ini?”
“Hehe buka nya nanti saja, sekarang ada yang ingin aku katakan” mendadak wajah Hejin berubah serius.

“hmm? Apa yang ingin kau katakan?”
“Sepertinya Appa belum bicara padamu”
“Bicara? Bicara apa?”

Hejin pun mengatakan apa yang sudah seharusnya diketahui Hyukjae sebagai oppa nya.

Dikejauhan Donghae masih memperhatikan dengan seksama gerak-gerik kedua orang tadi.

“Siapa yeoja itu? Kekasihnya? Tapi Hyukjae oppa tidak pernah cerita apa apa tentang yeoja spesial baginya” Ribuan tanya melintas difikiran Donghae saat itu.

“AH! Aku lupa kelas latihan! Hahhh…” Ia kembali berlari dan menabrak seseorang.

Bukan Donghae jika tidak menabrak seseorang yang ada dihadapannya.

“Aigoo~ hati hati Donghae-ahh!” Tegur Junsu songsaenim orang yang ditabraknya.

“ahh~ne chosonghamnida songsaenim, aku terlambat jadi terburu-buru, kalo begitu aku pergi duluan” Donghae melanjutkan langkahnya dan kembali terhenti saat Junsu songsaenim memanggilnya.

“Donghae-ahh!”
“Ne?” ia membalikkan tubuhnya.

“Kau nanti malam ikut makan kan?”
“Makan?”

“Iya, Hyukjae akan mentraktir makan malam, hari ini ia ulang tahun, oh? Apa dia tidak mengajakmu?”
“A,ani, hari ini aku belum bertemu dengannya”
“Oh yasudah kalo begitu”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dalam perjalanan pulang Donghae duduk melamun di halte bus.

“Aku memberinya hadiah apa ya?”

Berbagai jenis hadiah pun ia pikirkan. Ia memutuskan untuk berjalan kaki di daerah Apgujung.

Pyeongsaeng Gyeote isseulge I do~

Neol saranghaneungeol I do~

Langkahnya berhenti di depan toko elektronik mendengar lagu favoritnya, kemudian matanya tertuju pada MP4 keluaran terbaru berwarna silver.

“Ho? Keren juga…”

~~

Donghae kembali kerumah dengan tas kantong di tangannya. Ia langsung masuk ke kamarnya dan duduk di atas tempat tidur.

“Ahh~ aku tidak bisa membungkus kado dengan baik, wookie? Apa dia sudah pulang?”
Donghae berlari ke kamar Ryeowook yang berhadapan dengan kamarnya. Kecewa didapatnya setelah mendapati kamar Ryeowook kosong. Ia kembali ke kamarnya dengan lunglai.

“Apa ku minta bibi saja ya, ahhh aku malas banyak pertanyaan”

Donghae pun menyerah untuk meminta tolong pada siapapun. Akhirnya ia mengambil gunting, lem, pita dan lain-lain. Ia mencoba sendiri membungkus kado dengan baik dan cantik. Ia terlihat begitu gigih dengan usahanya membuat bungkus kado dengan baik, walaupun berkali-kali gagal ia tetap berusaha mengulang dari awal. Hingga malam pun tiba, ia tergeletak di tempat tidurnya, dengan dua jari tangannya di balut plester karena terkena guntingannya sendiri.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Esok hari_

“Sepertinya Hyukjae tidak masuk, karena sudah jam segini belum datang juga” jawab Junsu songsaenim dari balik meja kerjanya.

“Hmm~ begitu ya, kalo begitu aku permisi, kamsahamnida” Donghae menutup pintu.

“Kemana dia? Apa dia sakit?”

Donghae bergegas masuk mobil dan menuju suatu tempat.

~~~

Dengan perlahan Donghae melangkahkan kakinya dan berhenti di depan pintu. Ia menarik nafas dalam-dalam dan menekan bel.
“hehuuffftt~…”

Ting Toong~

“Ini aku oppa” ucap Donghae.

Glek~

Pintu pun terbuka.

“Masuk” Hyukjae mengeluarkan kepalanya, sepertinya ia baru saja bangun tidur. Donghae masuk mengikuti langkah Hyukjae.

“Duduk, aku sedang buat sarapan, kau mau apa?”

“Ani, aku sudah sarapan kok. Hmm~ oppa sakit?”

“Aku? Ani, hanya sedikit pusing karena tadi malam mungkin minum terlalu banyak dengan yang lain”
“Hooo~~~”
“o? Waeyo?”
“Kemarin ada yang ulang tahun dan ada traktiran tapi tidak sedikit basa basi pun datang padaku”
“Haha mian, mungkin terlalu banyak pikiran, aku lupa”

“Heissshh~.. lupa ya????”
Tanpa merespon Hyukjae fokus pada omelet yang sedang di buat nya, namun tatapannya sedikit kosong seperti ada yang mengganggu difikirkannya. Donghae menyadari itu dan ia hanya menatap dalam Hyukjae dan mulai ribuan pertanyaan melintas lagi difikirannya, kemudian tatapannya terpaku pada benda yang tak biasanya ada di ruangan itu. Sebuah harmonika, tergeletak di meja kerja.

“Kau yakin tidak mau?” tanya Hyukjae menunjukan omelet yang baru saja di taruhnya di piring.

Donghae kaget dan tergapah menjawab.

“A’ani, aniyo, oppa makan saja”

“Oh ok..”

Hyukjae makan sendiri di meja dapur, sedangkan Donghae masih terduduk di sofa, ia mengambil sesuatu di dalam tas nya dan segera menghampiri Hyukjae.

“Saengil Chukae oppa” seraya meletakkan bingkisan kado di hadapan Hyukjae.

“Oh! Gomapta Donghae-ahh”

“Ne, hehe”

“Boleh aku buka sekarang?”

“Ye, silahkan”
Hyukjae semangat membuka bungkus kadonya. Ekspresi wajah Donghae berubah shock.

“Andwae!!!” Donghae menghentikan tangan Hyukjae. Hyukjae pun kaget.

“W..wae…wae~??”

“A’ani, oppa, tolong hati-hati membukanya, itu… itu aku yang membungkusnya sendiri, dengan hari-hati aku membungkusnya, aku tidak tega jika seperti itu oppa membukanya” Donghae tertunduk pasrah dan malu.

“Mwo? Haha kau membungkus ini sendiri? Chincaro?”

“N..ne”
“Hehe baiklah, karena mungkin ini pertama kalinya kau membungkus kado dan aku akan sangaaat sangat hati-hati membukanya..”

Donghae terdiam malu.

“Pe’pelan pelan” Donghae masih saja khawatir.

“Haha iya iya”
“Huwaah~ ini terlihat mahal” Hyukjae melirik Donghae meledek.

Donghae tersenyum lega karena Hyukjae menyukai hadiah darinya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Hahh…bagaimana ini?” Gerutu Jinki, ia khawatir jika rombongannya akan terlambat datang tepat waktu pada perlombaan kali ini. Iya, hari ini Jinki dan teman-temannya akan mengikuti lomba. Ryeowook yang duduk disampingnya pun tidak kalah panik, ia berkali-kali duduk dan berdiri melihat ke kejauhan di depan. Jalanan begitu macet. Sedangkan mereka harus menempuh jarak 700 m dengan waktu 13 menit.

“Sunbae, ottokhae?” tanya Ryeowook pada Yesung yang berdiri di samping supir.

“Kita harus berjalan, sudah tidak ada waktu lagi, kita tidak bisa naik bus kesana, waktu kita tinggal 13 menit lagi, kita keluarkan anak-anak sekarang”
Ryeowook mengangguk dan segera mengeluarkan anak-anak dari bus. Satu per satu keluar dari bus dan berlari menuju tempat perlombaan.

“Sukjin-ahh tolong kau pimpin di depan, kau sudah tau tempatnya kan?” pinta Yesung pada salah satu muridnya.

“Ne hyung”

“Baiklah, semua sudah keluar, ayo kita pergi!” kata Yesung.
Yesung, Jinki dan Ryeowook pun mengikuti yang lain dari belakang.

Belom begitu jauh Ryeowook merasakan sakit di pergelangan kakinya, karena harus berlari menggunakan high heels, ia mencoba tak merasakannya, percuma rasanya sudah begitu perih karena lecet di tumit dan pergelangannya  mulai memerah. Ia pun berhenti berlari. Dan Jinki  ikut berhenti.
“hufft hufft gwaenchana?” tanya Jinki.

Ryeowook hanya mengangguk paksa sedikit meringis. Yesung datang menghampiri mereka berdua.

“Waeyo?”
“A’aniyo, kalian duluan saja, aku ingin mengambil nafas sebentar” Ryeowook mendorong Jinki dan Yesung. Jinki dan Yesung pun melangkah ragu meninggalkan Ryeowook.

“Kau yakin wookie?” tegas Jinki.

“Ne, sana pergi duluan”

Hanya beberapa langkah Yesung menoleh dan mendapati Ryeowook menggenggam pergelangan kakinya erat menahan rasa sakit. Ia kembali berlari menghampiri Ryeowook, Jinki yang melihat Yesung kembali pun mengikutinya.

“O? Sunbae mengapa k’kau” kata Ryeowook kaget.

Yesung jongkok didepan Ryeowook.

“Kau terlalu memaksa, cepat naik” Yesung menyuruh Ryeowook naik ke punggungnya.
“Ta’tapi”
“Jinki-ahh tolong kau bawa gitarku dan segera menyusul mereka!”
“N’ne sunbae, kau hati-hati ya” Jinki segera berlari menyusul yang lain.

Ryeowook pun segera menjatuhkan tubuhnya di punggung Yesung.

Yesung berlari sekuatnya, Ryeowook mengeratkan pelukakannya pada leher Yesung.

Akhirnya mereka sampai di depan gedung perlombaan, sepertinya semua sudah berbaris di dalam. Ryeowook perlahan turun.

“Kau yakin bisa berjalan?” tanya Yesung khawatir melihat tumit Ryeowook yang lecet dan pergelangan kakinya membiru.

“Ne, gwaenchana, aku bisa sedikit berjalan” jawabnya sedikit menahan perih dikakinya.

“M’mian, kau bisa bertopang padaku” Yesung melingkarkan tangannya di pinggul Ryeowook dan menaruh tangan Ryeowook di pundakknya. Ryeowook sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Yesung, rasa canggung pun sangat tersirat dikedua wajah mereka.
“Kita harus cepat masuk ke dalam” Ajak Yesung, yang kemudian dijawab sedikit anggukan oleh Ryeowook.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Donghae berdiri di sisi jendela menatap keluar. Sedangkan Hyukjae sedang mandi.

Donghae POV_

Aku bingung jika ingin bertanya tentang siapa yeoja yang kemarin begitu dekat dengan oppa. Siapa aku juga? Menanyakan hal-hal yang tidak ada hubungannya denganku, tapi setelah melihat mereka kemarin mengapa sangat mengganggu pikiranku sampai sekarang. Kenapa seperti ini? Harmonka itu, apa itu yang diberikan oleh yeoja itu kemarin? Ada apa denganku? Hahh lupakan. Bukan urusanku, iya bukan urusanku. Aku terus-terus mencoba menenangkan perasaanku yang tak jelas itu.

“Hari ini kau tidak berencana kemana-mana?” tanya Oppa tiba-tiba dari dalam kamarnya.

“hm? Belum, belum ada”

Oppa keluar kamar dan mencari sesuatu di meja kerjanya.

“Mencari apa?” tanyaku penasaran.

“Ada yang ingin kutunjukkan padamu” jawabnya sambil membuka laci-laci meja.

“Apa itu?”

“Hahh..kuletakkan dimana ya?”
Aku menanti tenang namun lagi-lagi tatapanku terpaku pada harmonika itu.

“Cck, tidak ada, nanti saja kalo ketemu akan aku tunjukkan padamu” kata Oppa menatapku, namun aku tak merespon dan mataku masih tertuju pada meja kerjanya. Oppa menyadari hal itu.

“Itu, hadiah pertama yang aku dapatkan di hari ulang tahunku kemarin” ucap nya tiba-tiba yang mengejutkanku.

“Itu hadiah dari dongsaengku” lanjutnya.

“Dongsaeng?” tegasku.

“Aku memiliki yeo-dongsaeng” ia meraba meja kerja dan menyentuh harmonika berwarna biru silver itu.

“Tapi kau tidak pernah sekalipun bercerita tentangnya”

“Aku hanya tidak ingin mengingatnya, bukan, bukan melupakannya. Aku hanya tidak ingin egois, hanya itu”

Diam, Donghae tidak ada keberanian untuk merespon, ia hanya menjadi pendengar yang baik.

Dreett dreett~

Ponsel Donghae bergetar. Ia mengisyaratkan ingin mengangkat tlp pada Hyukjae yang memandangnya lembut.

“Yeoboseyo”

“Dongahe-ahh eodisseo?” kata orang diseberang sana.

“Aku di…”

“Cepat kesini! Aku ada di cafe biasa, ada yang ingin aku katakan padamu”

“Wae wae?”

“Sudah cepat ke sini, kau sedang tidak melakukan apa-apa kan?”

Klik!

“Mwoya~ aisshh chinca orang ini” gumam Donghae.

“Siapa?” tanya Hyukjae sambil berjalan ke dapur menghampiri kulkas.

“Taemin, katanya ada yang ingin dia bicarakan, hmm~oppa aku pamit ya”

“Oh? Cepat sekali, hu’um, hati-hati ya” ucap Hyukjae menuangkan air ke gelas.

“Ne, Annyeong haseyo”

~~~~~~~~~~

Sesampainya di cafe daerah Kangnam Donghae segera masuk dan duduk di depan Taemin.

“Mwol?”  tanya nya sambil melemparkan tas ke kursi disebelahnya.

“Kau duduk dulu dan pesan sesuatu”

“Baiklah, Cafe latte”

“Jogiyeo, pesan satu Cafe latte ya” pesan Taemin pada meja bartender di belakangnya.

“Lalu apa?” tanya Donghae lagi.

“Hyukjae oppa” jawab Taemin sesingkatnya.

“Wae?”
“Kemarin aku …..”

~~~ Flashback ~~~

Sore hari kemarin ketika aku ingin pulang bersama Minho, aku kebelet dan pergi ke toilet di lantai 2, sedangkan Minho menungguku di parkiran. Dan ketika aku melewati Ruang direksi aku mendengar suara benda jatuh keras, seperti di lempar atau semacamnya. Dan ada suara orang bertengkar. Aku pun mendengarkan lebih tepatnya menguping di balik pintu.

“Tidak!!! Aku tidak akan membiarkan pernikahan itu terjadi! Apa Appa tau apa yang telah Appa lakukan telah menyakiti Hejin”

“Apa? Aku tidak menyakitinya! Tutup mulut mu! Kau tidak tau apa-apa!”

“Orang tua apa yang memaksa putrinya untuk menikahi seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya!”

“Lama kelamaan Hejin akan mengenal anak itu. Jadi kau jangan coba-coba mengganggu Hejin! Kau! Kau tau apa tentang adikkmu? Kau yang meninggalkannya dan tiba-tiba sekarang perduli padanya. Aku peringatkan kau jangan ikut campur. Pernikahan adikmu bukan hal yang membutuhkan persetujuanmu. Ingat itu Hyukjae-ahh!”

Aku tidak yakin kalo nama Hyukjae oppa yang disebut aku terus mendengarkan percakapan di dalam.

“Jadi, kau sebaikknya mendukung Appa untuk menikahkan adikmu. Anak yang akan menjadi menantuku itu bukan orang biasa, dia pasti dapat membahagiakan adikmu itu”

“Aku tidak percaya padamu!”

“Hyukjae! Hyukjae-ahh!!!”

Mendengar suara langkah kaki mendekat aku bergegas sembunyi. Benar dengan apa yang aku dengar, Hyukjae oppa keluar dari ruang itu dengan wajah penuh amarah yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

~~~ End of Flashback ~~~

“Aku sangat tidak mempercayainya, ternyata Hyukjae oppa adalah putra dari pemilik sanggar kita” lanjut Taemin.

Masih belum bisa mempercayainya, Donghae menatap kosong meja. Ia tak menyangka bahwa Hyukjae yang dikenalnya selama ini penuh dengan rahasia. Hyukjae yang penuh dengan ketulusan kebahagiaan ternyata menyimpan banyak cerita yang tak ia ketahui sedikit pun.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

TO BE CONTIUED


Love Without Words [Part 1]

Title             : Love Without Words

Author        : Nissa Han

Genre          : Romantic

Cast             : Sungmin , Kyuhyun and other cast

 

 

Jika ku bisa mengungkapkan ini dengan kata kata …

mungkin terlalu sulit untuk di gambarkan, begitu sulit untuk di ungkapkan

Merasakannya .. cara yang paling tepat ..

dengan merasakannya kau akan mengerti

karena hingga saat itu datang, tetap tiada kata yang terucap ..

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

Aku seorang mahasiswa baru di salah satu Universitas, kehidupanku sama seperti mahasiswa mahasiswi lainnya. Bermain, belajar , mengerjakan tugas, itu adalah kegiatanku sehari hari, aku juga suka mengikuti kegiatan kegiatan yang ada di kampus ataupun di luar kampus, bagiku selama itu memberikan nilai yang positif kenapa tidak . Keinginan ku saat ini adalah aku ingin menjadi anggota BEM di kampus, aku ingin melatih diriku sendiri dalam berorganisasi . ahh perkenalkan namaku Sungmin , siang ini seperti biasannya aku menjalani hari hari ku di kampus

“Sungmin..” panggil seseorang, dan ternyata itu teman dekatku di kampus ini Ryeowook , “hmm .. wae wookie-ah ?”

 “eodiso?”

 “oh..aku mau ke perpustakaan, mau ikut?”

 “ne”

 “khaja” kataku , Ryeowook  memegang tanganku riang . Ya memang selama aku belajar di kampus ini teman yang paling dekat denganku, yang dapat mengerti aku hanyalah wookie, tapi itu tidak menutup kemungkinan aku tidak bisa dekat dengan teman yang lainya, hanya saja waktu belum mempertemukan ku dengan teman baik lainnya .

Akhirnya kami berdua pergi keperpustakaan untuk meminjam buku. Sesampainya di sana wookie langsung pergi ke tempat kumpulan buku buku mengenai musik, ya dia memang menyukai musik, dan yang aku tau diapun mengikuti kursus musik disalah satu mall terkenal. Ku langkahkan kakiku menuju rak buku berisi kumpulan sejarah sejarah perang dunia. Ku mencari cari buku yang tepat untuk ku jadikan bahan tugasku,

“apa yang ini bukunya?” suara seseorang disampingku .

 “ne, buku yang kau pesan kemarinkan?” kata unnie penjaga perpus.

 “ok, gamsahamnida” katanya sambil tersenyum pada unnie itu, dan kau tau tubuhnya sangat dekat denganku saat mengambil buku yang dia maksud, jelas saja.. buku itu berada di rak buku di atas kepalaku persis. Wangi parfumnya begitu jelas di hidungku, Ya Tuhan tiba tiba jantungku berdetak cepat. Saat iya pergi, kulihat ia sekilas memandangku dan …. tersenyum ? apa itu sebuah senyuman? ahh aku tidak yakin, tapi tadi kulihat bibirnya.. ah yasudahlah .

Akhirnya aku sudah mendapatkan buku yang aku cari, kulihat wookie masih sibuk memilih. Kuputuskan mencari tempat duduk untuk membacanya, ku edarkan pandanganku dan kulihat lelaki yang tadi dekat denganku sedang duduk membaca di salah satu meja, ah.. di dekat jendela ada meja kosong, kulangkahkan kakiku kesana tapi aku ingin duduk di depan meja lelaki itu, jujur saja aku penasaran dengan wajahnya karena aku belum melihat jelas tadi, hmm apa aku salah ? rasanya tidak, kan cuma penasaran, yasudah aku duduk di depan lelaki itu saja .

Aku duduk dengan hati hati agar tidak menimbulkan kegaduhan untuk pembaca yang lainnya, dan kulihat lelaki itu tidak terganggu sama sekali dengan kedatanganku, dia masih tetap serius membaca bukunya. Ku tatap lekat lekat wajahnya, tampan, tapi mengapa baru sekali ini aku melihatnya ya, apa dia baru? siapa dia ? pertanyaan seperti itu terus saja berputar putar di otakku sampai akhirnya

“sudah kau temukan bukunya minnie?” tanya wookie tiba tiba dengan suara yang di kecilkan, aku kaget

“ah ne sudah wokkie, ini. kau mengambil buku apa?”

 “mengcomposisikan music”

 “oh” balasku wookie mengambil tempat duduk di sebelahku, ku lanjutkan membaca buku yang ku ambil tapi mengapa aku susah berkonsentrasi, aku terus ingin melihat orang yang ada di depanku, ku angkat wajahku ingin melihatnya dan apa yang ku lihat, mata kami bertemu satu sama lain, dia melihat kearahku, aku ingin tersenyum untuk menghilangkan kecanggungan ini tapi aku ragu mata lelaki itu terlihat datar lalu ia kembali membaca bukunya. Huft’ mengagetkan, batinku. Tidak lama ia menyudahi membacanya dan mengembalikan buku yang ia baca dan keluar . Kupandangi ia sampai keluar perpus dan menghilang . Ku pikir aku makin penasaran dengan lelaki itu, orang yang baru pertamakali kulihat di kampus ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

Hari hari belanjut seperti  biasanya namun bagiku sekarang ada yang berbeda, setelah hari dimana pertama kali aku bertemu dengan lelaki itu, aku menjadi sering melihatnya, entah itu saat ia berjalan di koridor, di cafe kampus, parkiran, taman , aku selalu melihatnya, aku berfikir aaaaahhh mungkin karena kemarin kemarin aku belum mengenal lelaki itu jadi aku tidak menyadari keberadaannya, namun sekarang setelah aku mengetahui dan pernah melihat nya jadi aku menyadari keberadaannya. Kadang aku suka memperhatikannya hahaha entah aku sedang tidak ada kerjaan atau sedang tidak ada yang aku pikirkan, saat aku sedang duduk di taman kampus, kulihat ia berjalan bersama seseorang dan aku sepertinya mengenal seseorang itu.

Bukankah itu Zhoumi oppa ? dya anggota BEM kampus dan juga kekasih teman sekelasku Henry, mereka terlihat serius membicarakan sesuatu sambil memegang map, hah entah apa yang mereka bicarakan, sesekali lelaki itu tersenyum pada orang yang menyapa mereka di jalan, tapi aku suka melihat wajahnya yang serius, terlihat bijaksana, pintar, dan matang .. hahhh tidak tidak tidak apa yang aku pikirkan, Loh .. klo dia temannya Zhoumi oppa berarti dia sunbae ku dong .. oh ternyata dia lebih tua dariku.

Mereka berdua akhirnya duduk juga di salah satu bangku di taman tidak jauh denganku, mereka masih saja berbicara serius , sepertinya mereka membicarakan isi dari map itu, itu yang ku tangkap dari gerak gerik mereka.

“minnie kamu tidak makan siang?” tiba tiba suara wookie terdengar. Dia lalu duduk di sampingku

 “sudah tadi” jawabku singkat,

 “kamu sedang apa?”

“ah tidak sedang duduk saja”

 “oh” jawab wookie lalu ia mengambil sebuah buku dari tasnya dan membaca .

“wookie-ah aku ingin bertanya sesuatu padamu?” wookie langsung mengangkat kepalanya “bertanya apa?”

 “kamu tau lelaki itu tidak?” ku alihkan pandanganku pada lelaki itu dan Zhoumi oppa agar wookie mengerti,

“yang mana yang pakai kemeja hitam atau jaket coklat?”

 “ya yang pakai kemeja hitam lah wookie, kalo yang pakai jaket coklat jelas aku tau, Zhoumi oppa kan sering mampir ke kelas kita menjemput Henry, lagi juga dia anggota BEM, masa aku tidak kenal”

 “oh yang di sampingnya, dia juga bukannya anggota BEM ya, kalo tidak salah namanya Kyuhyun, Cho Kyuhyun, ya itu namanya, memang kenapa?”

“ah tidak aku seperti baru melihatnya saja”

 “Dia tampan tidak minnnie?”

 “he.eh tampan” jawabku jujur.

 “hahahah kau lucu sekali sih min” aku lansung mengalihkan pandanganku dari lelaki itu ke wookie

 “loh apanya yang lucu?” tanyaku bingung

“ya kamu abis polos banget jawabnya”

“loh emang benerkan, aku tidak buta wookie, aku juga tau mana yang tampan mana yang tidak”

 “oh iya juga ya, kamu suka sama oppa itu?”

“suka dalam arti apa ni? sekarang pun aku suka sama zhoumi oppa.”

” hah yang bener?”

“loh kamu lupa, waktu ospek kan aku milih zhoumi sebagai anggota BEM terfavorite, abis dia ramah sama siapa aja sih”

“ah iya aku lupa, tapi bukan sukaa yang itu minnieee”

“ohh .. untuk sekarang si aku biasa aja, cuma penasaran aja sama sunbae satu itu” lalu kami mengalihkan pandangan kami pada dua sunbae itu, dan pada waktu yang bersamaan kedua sunbae itu pun melihat kearah kami, lalu Zhoumi oppa tersenyu pada kami, kami balas tersenyum dan menganggukan kepala, kulihat Kyuhyun oppa juga tersenyum, senyum yang sama yang ia tunjukan padaku waktu pertama betemu, matanya.. matanya memancarkan keramahan .

“ah .. aku ingat” kata wookie tiba tiba

” ingat apa?”

“jadi pada waktu hari pertama kita ospek dan pengenalan anggota BEM dia memang tidak hadir, dan pada hari kedua dia datang lalu Heechul unnie bilang dia baru datang karena kemarin ada urusan yang tidak bisa Kyuhyun oppa tinggal, memang kamu tidak dengar?” “tidak, malah aku sempat berfikir kalau dia mahasiswa baru di sini”

“yaiyalah kamu gak dengar , waktu itu kan kamu terlihat mengantuk ngantuk duduk di sampingku”

“hehehe iya ya, abis waktu itu abis ada acara di sanggar tari ku, jadi malamnya pulang telat.”

“lalu ospek hari k-3 kamu juga tidak lihat Kyuhyun oppa?”

“tidak juga, hehe abis waktu itu aku sibuk merhatiin Zhoumi oppa yang cari perhatian sama Henry, hahahah lucu deh tampangnya oppa waktu malu malu di depan Henry”

~~~~~~

 

Sudah sebulan lebih kalau ku ingat ingat aku selalu memperhatikan Kyuhyun oppa sunbaeku di kampus itu, hahaha mungkin itu sudah menjadi pekerjaan ku ketika di kampus ketika sedang tak ada kegiatan, aku bukannya sengaja mencari cari oppa itu kemana dia berada, tapi aku memperhatikannya jika memang dia muncul di mataku atau kita bertemu dengan tidak sengaja, habis ku fikir memperhatikan setiap gerak gerik seseorang itu mengasikan, banyak hal yang bisa kita ketahui atau kita ambil jika itu hal yang positif, oh iya hari ini akan diadakan pertemuan untuk angkatan ku di kampus untuk membicarakan pelantikan calon anggota BEM yang baru. Saat ini aku memang sedang tidak ada pekerjaan, sambil menunggu kelas yang berikutnya masuk, aku duduk duduk di cafe kampus, dari kejauhan kulihat tiga orang berjalan menuju cafe sambil asyik mengobrol, mereka Henry, Zhoumi oppa dan pastinya Kyuhyun oppa yang selalu tidak jauh dari Zhoumi oppa, mereka terlihat sangat dekat dan akrab . Aku pikir enak juga jadi Henry bisa dekat dengan para sunbae, sehingga jadi lebih banyak punya teman . Sejak pertama melihat Henry, anak itu memang sangat ceria dan manja, tp justru dari sanalah pesonanya, ya dengan dia seperti itu jadi dapat mengimbangi Zhoumi oppa yang dewasa, tidak heran Zhoumi oppa terlihat sangat menyayanginya, seperti sekarang yang sedang kulihat, Henry seperti sedang meledek Kyuhyun oppa dan Kyuhyun oppa ingin memukul kepalanya, tapi ia bersembunyi di punggung zhoumi oppa yang mencoba melidunginya, akhirnya Zhoumi oppalah yang memukul kepala Henry dengan sayang yang di balas wajah cemberut henry yang malah membuatnya terlihat imut, haah pemandangan yang mengasikan !! aku belum banyak berbicara dengan Henry, hanya sekedar menyapa dan tersenyum. Dan dari arah parkiran kulihat Wookie sedang berjalan,

“Wookie-ah disini !” panggilku , Wookie melihat kearahku, melambaikan tangan dan tersenyum.

“kau dari mana ?” tanyaku lagi

“Oh tadi Yesung oppa datang, kami habis bertemu di pintu masuk”

“Loh memang dya tidak kerja?”

“tidak sudah 3 hari dia cuti”

“Tumbeeenn .. mau pergi kencan ya !” ledekku pada wookie

“hahaha kau tau saja minnie, tadinya seperti itu, cuma aku bilang hari ini tidak bisa, kan nanti setelah selesai kelas kan ada pertemuan” ku balas anggukan kepala kata kata wookie. “Oh iya minnie, kemarin Henry meminta kepadaku dia mau masuk ke kelompok kita untuk tugas Kewarganegaraan, katanya dia belum dapat kelompok, bagaimana ?”

“Henry ? ya tentu saja boleh, kenapa tidak, lagian kelompok kita memang kurang satu orang kan”

“ok, nanti aku bilang padanya, ayo kita masuk ke kelas sekarang saja, sebentar lagi kelas di mulai”

“ayo”.

“Minnie .. Wookie ..” panggil seseorang dan ternyata itu Henry yang berteriak dari meja sebrang di cafe,

“ya ?” jawabku

“Mau masuk ke kelas ya?” tanyanya dengan nada riang. Aku menganggukan kepala sambil tersenyum.

“Tunggu, aku ikut yaa, oppa aku kekelas dulu” kata Henry kemudian meminta ijin pada kekasihnya dan berlari kecil ke arah ku.

“Dah~” Henry melambaikan tangannya pada Zhoumi dan Kyuhyun sunbae ketika sudah bersama aku dan Wookie, kumelihat ke arah kedua Sunbae itu dan menganggukan kepala, Zhoumi sunbae melambaikan tangannya dan Kyuhyun sunbae dia ter…..tersenyum matanya melihat padaku, apa dia tersenyum padaku ? ah~ mungkin dia tersenyum pada Henry , tapi .. matanya, ah sudahlah ku anggukan kepalaku lagi tanda pamit, lalu kami bertiga pergi menuju kelas .

Sepertinya Henry benar benar anak yang mengasyikan, buktinya dengan waktu sekejap kami bertiga sudah akrab, yah.. memang sebenarnya Henry lah yang lebih aktif berbicara dan banyak bertanya macam macam terhadap aku dan Wookie, tapi sepertinya kami berdua tidak keberatan, kupikir pikir dengan adanya Henry bersama kami suasana pertemana kami menjadi berbeda, seperti yang terlihat aku dan Wookie tidak terlalu banyak bicara jika sedang berdua, Wookie lebih senang membaca buku dan aku lebih sering tenggelam dalam fikiranku sendiri , Henry berlari ke tempat duduk aku dan wookie di belakang.

“Minnie wookie aku ingin ikut pelatihan anggota BEM baru, sebentar lagi yang ingin ikut harus berkumpul di aula, kalian berdua juga ikut yuk, lebih asyik jika kita menjadi anggota BEM bersama sama” Henry berbicara sambil menggenggam tanggan kami berdua dan itu lebih terlihat merajuk di mata kami

“Ayoolah Minnie Wookie” dia menggoyang goyangkan tangan kami. Aku dan Wookie hanya berpandangan dan saling melempar senyum.

“Kau mau kami ikut karena ingin bersama sama kami juga atau takut tidak ada teman?” tanya Wookie meledek Henry. Henry tersenyum dia cengengesan sendiri

“Ani wookie-yah .. hmm sebenernya dua duanya benar kok, tapi kalian berdua kan sekarang temanku jadi aku ingin kalian juga ikut”

“hahahahah ne ne Henry-ah, tanpa kamu mengajak kami pun , kami memang ingin ikut” kataku menimpali

“Chinca ? ah senangnya , ayo kalo begitu kita ke aula” Henry menarik tangan kami dengan semangatnya ..
“Ya Henry-ah tidak usah buru buru, kita tidak akan terlambat kok, acara masih setengah jam lagi !” sela wookie saat Henry menarik tangan kami.
“Biar saja wookie, dia juga semangat ingin bertemu pangerannya di sana” kataku menggoda Henry yang berefek Henry membesarkan bola matanya dan berbalik arah kepadaku
“Ani ani minnie-yah , bukannya seperti itu kan kita lebih baik menunggu dari pada terlambat”

“masa sih?” goda wookie lagi

“hahahah sudah sudah ayo kita cepat cepat ke aula” aku menghentikan pembicaraan ini segera kalau tidak mau berbuntut panjang.

 

Satu jam sudah berlalu dari mulainya pertemuan ini, Ketua BEM Hangeng sunbae sudah menyebutkan apa apa saja yang harus kami bawa untuk pelantikan nanti. Di depan aula para anggoota BEM masih berkumpul dan memberikan arahan arahan yang lainnya. Kulihat di sana ada Kangin sunbae, Zhoumi, Kibum, Siwon, Heechul dan Kyuhyun sunbae, aku baru tahu kalu ternyata Kyuhyun sunbae itu BEM seksi keolahragaan dan dia ketua tim futsal kampus ini , hmm aku pikir itu keren. Oh iya tentang Heechul sunbae dia itu kekasihnya ketua BEM kami Hangeng sunbae, dia memang terlihat jutek dan arogant dari luar tapi dia tidak seperti yang terlihat kok, aku masih ingat saat Ospek dia benar benar perhatian terhadap calon calon mahasiswa yang sakit dan aku pikir wajahnya bisa berubah ramah saat berbicara pada seseorang. Oh iya berarti dengan adanya pelantikan anggota BEM baru itu berarti masa jabatan anggota BEM lama akan di gantikan dan kudengar calon pengganti ketua BEM baru itu Kibum unnie, ah maksudku Kibum sunbae, hmm kupikir jabatan itu cocok degannya dia mempunyai karakter yang kuat dan sepertinya dia orang yang tegas dan disiplin juga, lihat saja di depan saat anggota BEM lainnya sedikit mengobrol dengan anggota yang lainnya dia tetap fokus pada berkas berkas di mejanya dan terlihat repot sendiri, eh tapi mungkin itu wajar, di antara para anggota BEM di depan, Kibum dan Siwon sunbae lah yang junior di sana.Aku masih sibuk memikirkan macam macam hal saat kudengar suara wookie memanggikul yang duduk di depanku.

“Minnie~ .. Minnie-yah” tangannya berayun ayun di depan wajahku. Aku tersentak.
“eh ada apa Wookie ?”
“Kamu melamun ?”

“Wae?”

“Dari tadi kulihat Kyuhyun sunbae memperhatikanmu, aku pikir dia akan menghampiri mu segera karena kau tidak menyimak apa yang Hangeng sunbae sedang bicarakan”
“hah? Chinca?” aku langsung melihat ke arah Kyuhyun sunbae, tapi dia sudah tidak memperhatikanku.
“iya makanya kau jangan melamun lagi” aku mengangguk untuk memberikan jawaban.

Refleks aku melihat ke arah jam yang ada di tangannku . Ya Tuhan 04.30 sore, kenapa belum selesai juga pertemuan ini? Aku harus latihan, walaupun aku sudah meminta ijin terlebih dahulu kepada songsaenim di sanggar tariku tapi tetap saja , jika terlalu lama terlambatnya aku merasa tidak enak.

Aku bergerak gusar sambil tanganku dengan cekatan mengirimkan pesan pada temanku di sanggar sampai akhirnya Hangeng sunbae mengatakan.
“ok kita akhiri pertemuan kali ini sampai disini, saya harap semua keperluan yang di perlukan tidak ada yang tertinggal dan satu lagi .. jangan terlambat !”

Hah Akhirnya , aku menghela nafas lega aku cepat cepat membereskan tasku dan berbicara pada Henry dan Wookie

“Henry Wookie aku sudah terlambat, aku duluan yaa !”
“Minnie kamu mau kemna?” terdengar suara Henry yang bertanya tapi aku sudah tidak ada waktu untuk menjawab, segera ku berlari ke luar aula, tak sengaja tatapan aku dan Kyuhyun sunbae bertemu dan ‘BRUKK’
aww aku menabrak seseorang  di depan pintu aula, kertas kertas yang orang itu pegang jatuh berhamburan, ku angkat kepalaku dan kulihat

“Kangin sunbae??”

“Wooow calm down girl” katanya sambil tersenyum

“Mianhae, Jeongmal Mianhae sunbae” kataku masih terduduk

“hahahaha sepertinya sedang mengejar waktu” kata Kangin sunbae enteng dan membantuku berdiri. Setelah aku berdiri aku mengambil kertas kertas yang berserakan di bantu Kangin sunbae. Aku memberikan kertas kertas itu.

“Mianhamnida sunbae mianhae” kataku sambil membungkukan badan

“It’s okay girl , gwenchana apa ada yang sakit ?” kata Kangin oppa dengan mata eyesmile nya sambil tersenyum

“Ne gwenchana sunbae” aku tak berani menatap matanya
“good, sepertinya masih bisa berjalan sendiri, kalau tidak tadinya aku akan mengantarkanmu” canda Kangin sunbae.

“oh gwenchana sunbae, sekali lagi mianhae, aku pergi dulu” aku membungkuk sekali lagi dan membalikan badan, menyesali keteledoranku , aku jadi tidak merasa enak, saat menatap kedepan aku melihat seorang yeoja yang cantik sedang berjalan kearahku dengan membawa kamera di tangannya dan menatap dingin terhadapku, aku sudah pernah melihat yeoja ini , dia Sunbae juga di sini tapi aku tidak mengenali namanya, aku bingung harus bagaimana di tatapnya dingin seperti itu , ku putuskan tersenyum dan menganggukan kepalaku .

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

Akhirnya aku sampai disanggar tariku pukul 05.30, ini sangat terlambat, aku berlari masuk ke tempat latihan dan memanggil temanku

“Changmin-ah” sambil nafasku masih tersenggal senggal

“mi..mi..mian hosh hosh hosh” aku duduk sebentar di lantai

“hei sabar minnie, gwencahana, lagi pula bukannya kau sudah ijin kan kalau kau akan terlambat, tunggu sebentar” Changmin pergi dan mengambilkan minum untuk ku

“ini minum dulu” aku meminumnya dan bertanya.

“apa kau sudah lama? Kau datang dari jam berapa?”

“aku datang seperti biasa” lalu ia ikut duduk di sampingku.

“itu yang ku kawatirkan, kau terlalu lama menungguku dan berlatih sendiri”

Ya Changmin adalah teman di sanggar tariku, kurang lebih sebulan lagi di pusat kota akan di adakan ‘Festifal tahunan seni Remaja’ disana sanggar kami kami akan menunjukan tari tarian daerah dan juga modern, dan di tarian modern itulah aku di pasangkan dengan Changmin.

“yasudah cepat kau ganti baju”
“ok, tunggu sebentar” aku berdiri dan mengambil baju ganti.

Aku latihan dengan bersemangat, aku cepat cepat ingin menguasai tarian ini, tapi aku sulit berkonsentarsi, mungkin karena aku sedikit lelah karena berlari tadi. Sampai akhirnya aku mendarat ke lantai saat sedang meloncat dengan tidak tepat. ‘AWW’ pergelangan kaki ku sakit . Aku tau ini memang kesalahanku lagi, sebelum berlatih tadi aku tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu karena tidak enak dengan Changmin yang sudah datang dari tadi.

“Minnie, kau terkilir?”

“Aisssh sepertinya iya” sambil ku pijat pijat pergelangan kaki ku.

“Kau ini” Changmin berdiri dan mengambilkan aku handuk dan es batu . dia mengompres pergelangan kakiku sampai akhirnya songsaenim datang menghapiri kami .

“ada apa minnie?”

“ah~ tidak apa apa songsaenim, hanya sedikit terjatuh tadi” aku menjawab dengan gugup. Songsaenim memperhatikan kakiku dan berkata

“apa masih bisa ikut untuk festival besok?” aku kaget, pertanyaannya mengandung banyak arti, tapi aku tekadkan aku harus tetap ikut festifal itu.

“tentu songsaenim, hanya seperti ini, besok juga sembuh” aku berusaha meyakinkan songsaenim

“OK, kita lihat nanti” lalu ia berjalan menjauh.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

Untunglah matakuliah pertama hari ini cukup siang, pukul 10.00 siang aku baru berangkat dari rumah . kaki terkilir ini cukup menyiksaku, memang tidak terlalu parah, tapi cukup sakit untuk berjinjit atau diajak berjalan cepat, dan juga cukup membuatku berkeringat saat berjalan. Aku berjalan masuk ke koridor kampus dan aku melihat Kyuhyun sunbae berjalan ke arahku tapi ia sibuk dengan map yang ada di tangannya sehingga tidak melihatku, lalu iya berbelok ke arah taman kampus, huft aku pikir aku akan berpapasan dngannya, kalau iya apa aku harus tersenyum ? atau harus pura pura tak mengenalnya ? aiiisssh apa lagi pikiranku ini, belum tentu dia mengenalku. Aku berjalan hati hati melewati taman

“Minnie !” suara Henry memanggilku dari arah taman. Aku menoleh ,yang pertama kulihat adalah Kyuhyun sunbae yang sedang berdiri di dekat situ, ternyata di samping Henry ada Zhoumi sunbae, dan Kyuhyun sunbae sedang berbicara dengan Zhoumi. Aku mengangkat tanganku untuk membalas panggilan Henry.

“Minnie Sini !” panggilnya lagi . aku bingung harus kesana atau tidak, aku merasa canggung di dekat Sunbae sunbae itu, tetapi sialnya Zhoumi and Kyuhyun Sunbae juga memandang ke arahku, Zhoumi sunbae tersenyum, tidak ada pilihan lagi, tidak sopan rasanya jika aku tiba tiba pergi dan tidak  menghampiri mereka. Akhirnya aku menghampiri mereka.

“Minnie wae ? Gwenchana?” tanya Henry tiba tiba saat aku sudah sampai. Aku sedikit membungkukan badan tanda memberi salam pada kedua sunbae itu.

“Ne? Waeyo Henry?” aku yang tidak mengerti balas bertanya.

“itu kenapa jalanmu pincang? Kakimu sakit?”
“oh ini hanya sedikit terkilir kemarin” Zhoumi dan Kyuhyun hanya mendengarkan pembicaraan mereka. Kyuhyun memperhatikan kaki Sungmin.

“karena tabrakan kemarin?” tanya Kyuhyun sunbae tiba tiba, aku yang kaget hanya bisa diam sejenak, ini pertama kalinya aku mendengar suara Kyuhyun sunbae, ani maksudku suara Kyuhyun sunbae yang di peruntukan untukku, karena ini pertama kalinya mungkin aku merasa senang  ini hal baru bukan. Sadar dari pikiranku.

“Ne sunbae ?” aku berfikir sejenak mengingat ingat

“Ah~ bukan sunbae” kataku sopan
“bukan dengan Kangin sunbae kemarin” aku malu mengingat ingat hal itu lagi.

“oh~” Kyuhyun sunbae hanya mengangguk anggukan kepalanya nya sedikit.

“Memang kemarin ada apa dengan Kangin?” tanya Zhoumi pada Kyuhyun. Baru Kyuhyun ingin menjawab

“Minnie kau keseleo lagi?” tiba tiba suara Wookie datang dari arah belakang. Dia baru sadar kalau di sini juga ada para sunbae.
“Oh Mianhae Annyeong Haseyo sunbae” katanya lagi.

“Annyeong” balas Zhoumi tersenyum.

“tadi aku berjalan di belakangmu dan kulihat jalanmu tidak benar”

“ne~ ini kemarin di sanggar….”

“Oh iya Minnie kau ikut sanggar tari ya, kata Wookie kau akan tampil di festival itu kan?” sambut Henry tiba2.

“Oppa aku mau ikut sanggar tari juga ah” Henry mengungkapkan keinginannya langsung pada kekasihnya.

“Memangnya kau bisa menari?” tanya Zhoumi sambil mengusap rambut halus Henry.

“Kan belajar, pasti bisa” yakin Henry

“Aku tidak mau nonton kalau kau yang menari” Sifat jahil Kyuhyun muncul lagi pada Henry

“Ya !! oppaaaa”teriak Henry ngambek sambil menggapai gapai tangannya ingin memukul Kyuhyun.

Hahahhaahaha kami tertawa bersama.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

TO BE CONTINUED

 

 


Promise [Part 18]

Annyeong readers qu yang setia menunggu ff Promise selanjutnya, mianhae jeongmal mianhae jika terlalu lama part kali ini di publish, ini ff part Kyumin yang author pernah janjikan, karena udah terlalu lama mungkin readers sudah agak lupa sampai dimana kisah Kyumin terakhir kali di Part 16. Untuk itu author akan flashback agak sedikit jauh yaa..
selamat membaca ^_*

 

Title               : Promise

Genre            : Romance, Dramatic

Author         : Nissa Han

Cast                : Kyuhyun, Sungmin

Other Cast : Jung Eui Chul

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pagi hari di hari minggu Sungmin sudah sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi, Sungmin sengaja tidak pernah membangunkan Kyuhyun di setiap hari libur.

“hari ini aku harus membeli bahan bahan makanan, semua sudah hampir habis”

Sungmin melihat  lihat di lemari persediaan makanan, di dalam kulkas, ke tempat penyimpanan sabun-sabun lalu mencatatnya

“kenapa bulan ini  banyak sekali yang habis…. astaga, hari ini aku juga harus mengantar pakaian ke tempat laundry ah…. aku sangat lupa” gumam sungmin melemah.

Ia terduduk di bangku meja makan sambil memperhatikan list list belanjaan yang harus dia beli. Kyuhyun masuk ke ruang makan dengan pakaian yang sudah rapih, kelihatan dia baru selesai mandi, Kyuhyun langsung duduk di meja makan dan menuang nasi goreng ke dalam piring.

“oh kau sudah bangun kyu” kata sungmin yang baru sadar Kyuhyun sudah duduk di hadapannya.

Sungmin bangun lalu membuatkan susu kesukaan Kyuhyun seperti biasa, lalu meletakan susu itu di meja makan. Sungmin kembali duduk di tempatnya, Hening…………. suasana canggung seperti biasanya. Sebenarnya Sungmin tidak suka dan sangat merasa frustasi dengan suasana seperti ini, sama seperti saat dulu sebelum mereka menikah, setiap mereka sedang berdua selalu saja suasananya seperti ini, Sungmin tau Kyuhyun pasti tidak akan membuka pembicaraan duluan  jadi Sungmin harus berfikir keras untuk mencari topik pembicaraan.

“ehmm Kyu kemarin umma menelfon” kata Sungmin perlahan, Kyuhyun melihat ke arah Sungmin.

“umma?”

“ne, jungsu umma”

“oh” kata Kyuhyun cuek kembali makan.

“umma hanya menanyakan kabar dan katanya jika kau tidak sibuk dia mengajak kita untuk makan malam bersama dirumahmu” Kyuhyun hanya mengangguk angguk tanpa melihat ke arah Sungmin.

“Huuhf…” Sungmin membuang nafasnya perlahan lahan melihat reaksi reaksi Kyuhyun terhadapnya, ayo Sungmin jangan mudah menyerah ! kata sungmin didalam hati, apa lagi yang harus aku katakan.

“Kyu apa hari ini kau ada acara?”

“wae?”

“mmh.. bisa tidak kau mengantarku ke swalayan, aku ingin belanja bahan bahan keperluan bulanan.”

Kyuhyun mengerutkan dahi lalu melanjutkan makan.

“ani .. aku tidak bisa, aku sudah ada janji”

“ah.. begitu ya” sungmin menyerah, ia kembali mencoret coret list list belanjaan, memperhatikan apakah masih ada yang harus dia beli.

“aku selesai” Kyuhyun bangkit lalu pergi dari ruang makan .

“oh.. ne” jawab Sungmin kaget.

Sungmin lalu membersihkan piring-piring kotor dan mencucinya, Sungmin kembali ke kamar untuk bersiap siap pergi belanja ketika melihat keruang tamu, disana ada Kyuhyun sedang membaca koran harian, di kamar Sungmin mengambil baju baju dan sprei kotor yang akan di bawa ke laundry dan di masukannya ke dalam kantong tas, [Bunyi dering Handphone] Sungmin melihat ke meja tempat tidur, Handphone Kyuhyun berdering, Sungmin mengambil handpone itu

‘Seungmi Calling’

Sungmin memandang layar ponsel itu lama matanya sedikit meredup.

“ternyata mereka masih berhubungan” gumamnya kecil lalu langsung keluar kamar untuk memberikannya pada Kyuhyun .

“Kyu ponsel mu bunyi” kata sungmin takut takut.

Kyuhyun kaget melihat handponenya di pegang Sungmin, dia cepat cepat mengambil  lalu melihat siapa yang menelpon , mata Kyuhyun sedikit melebar lalu melihat ke arah Sungmin, Sungmin diam dan langsung kembali ke kamar, Kyuhyun buru buru mengangkat.

“yeoboseo?”

“yeoboseo chagi” kata orang di sebrang .

“mmh ne ada apa chagi? Nanti jadi kan?”

“nah karna itu aku menelponmu sekarang, maaf Kyu sepertinya kita tidak bisa pergi hari ini”

“loh waeyo?”

“orangtuaku hari ini pulang ke korea, entahlah mengapa mereka tiba tiba sekali, dan aku harus menjemput mereka di bandara”

“apa mau ku antar?”

“ah tidak usah kyu, tidak apa apa”

Sungmin mendekat ke arah Kyuhyun sambil membawa tas kantong berisi penuh .

“Kyu aku berangkat”

Kyuhyun menjauhkan telponnya.

“Hmm..” jawab Kyu lalu menelpon lagi..

“yasudah kalo begitu, tidak apa apa, masih ada besok besok”

“mianhae Kyu, yasudah bye..”

“bye..”

Clik’

Kyuhyun diam lalu memandang punggung Sungmin dari dalam rumah yang akan membuka gerbang, apa aku mengantarnya saja ya, tapi untuk apa, ah.. adari pada dirumah.. tapi .. Kyuhyun bingung dengan pikirannya sendiri, dia ingin memanggil sungmin tapi tubuhnya sulit menjalankan  perintah dari otaknya yang berlawanan dan akhirnya sungmin sudah berjalan menjauh dari rumah

“Tapi sebenarnya dia mau ke swalayan atau ke tempat laundry sih? Tas yang di bawa besar sekali”.

Sungmin masih berjalan sampai keluar komplek agar bisa mendapatkan taksi.

“Tidak ….. mungkin mereka hanya menanyakan kabar satu sama lain jadi tadi dia menelpon Kyu, ya.. mungkin seperti itu, aduuuhh sudahlah minnie harus berfikir positif pikir positif pikir positif” Sungmin berbicara sendiri dalam perjalanan.

Memang Sungmin mengira Kyuhyun sudah putus setelah menikah bahkan sungmin tak tahu jika Kyuhyun di luar masih sering bertemu dengan Seungmi. Sungmin menunggu agak lama sampai akhirnya ia mendapatkan taksi, pertama tama dia menuju tempat laundry terlebih dahulu.

“Ne~ Gamsahamnida adjhumma, nanti akan saya ambil kembali, mungkin agak sore”

Sungmin berbicara pada adjhumma tempat dia berlangganan laundry, setelah itu dia menuju swalayan, Sungmin menelusuri satus satu tempat makanan dan kebutuhan sehari hari lainnya, sambil mencoret daftar list kebutuhan yang sudah ia dapatkan, setelah selesai Sungmin menuju kasir.

“Hah.. benar saja, sudah aku duga pasti akan seperti ini” Sungmin memandang kantong kantong belanjaannya.

Setelah dia selesai membayar, ada 3 kantong pelastik besar di sana, Sungmin mengangkat sekuat tenaga belanjaan belanjaannya, sudah hampir sampai pintu keluar Sungmin beristirahat sebentar ia memijit mijit otot otot tengkuknya yang tertarik karena membawa barang barang berat, lalu sedikit meregangkan tangannya, sekiranya ia sudah cukup beristirahat, ia bersiap siap untuk mengangkat belanjaanya lagi ketika ada tangan daria arah samping mengangkat barang barang belanjaanya, Sungmin kaget lalu menoleh..

“k..kau ??” Orang yang mengangkat belanjaan itu tersenyum.

“Annyeong Minnie-yah”

“Eui chul-shii kau Eui chul-shii kan ?” tanya Sungmin ragu ragu.

“Ya kau Lee Sungmin ! kenapa kau jadi kaku begini terhadapku, ya tentu saja ini aku, kau tidak kangen denganku?”

“ah aniya aniya tentu saja aku kangen denganmu, hanya saja aku terkejut tiba tiba melihatmu disini” jawab Sungmin polos.

“hahahah kau ini, kalau begitu ayo kita berpelukan” Eui Chul membuka kedua lengannya dengan kantong kantong belanjaan di tangannya lalu maju untuk memeluk Sungmin, Sungmin refleks mundur selangkah kebelakang, Eui chul diam berfikir lalu tertawa.

“hahahahah mian mian Minnie, aku lupa sekarang kau kan sudah menikah”

“hehehe” Sungmin malu hanya menggaruk garuk kepalanya

“eh~ tapi darimana kau tau aku sudah menikah ?” tanya Sungmin bingung

“tentu saja aku tau, disini mata mataku banyak Minnie, wuaahh tapi dilihat lihat sekarang kau kelihatan dewasa yah” Eui Chul memperhatikan Sungmin dari ujung kepala sampai ujung kaki.

“Ya ! memang selama ini aku terlihat seperti anak kecil?” Sungmin cemberut kesal.

“Loh.. memang iya kan, makanya aku kaget saat mendengar kau menikah , mmmhh kau mau pulang kan Minnie? Ayo aku antar”

“eh eh tidak usah Eui Chul-ah, bukannya kau mau belanja?”

“tidak.. aku baru bertemu seseorang tadi disini dan sekarang mau pulang, ayo aku antar ! kenapa orang sekecilmu membawa barang barang sebanyak ini” Eui Chul berbicara sambil berjalan meninggalkan Sungmin di belakang, Sungmin tersenyum lalau mengikuti Eui Chul berjalan.

“Gomawo” ucap sungmin tulus, Eui Chul menoleh lalu tersenyum.

Di dalam mobil Sungmin masih terus memandangi Eui Chul yang sedang menyetir, Eui Chul menoleh karena risih.

“Wae Minnie-yah ? apa aku terlihat sebegitu tampannya sampai kau terus memandangiku ?” Eui Chul cengengesan mengatakan hal itu.

‘TOKK !!!’

 Sungmin menjitak kepala Eui Chul.

“Ya kau !! kenapa kebiasaanmu memukul kepalaku tidak hilang hilang sih” Eui chul mengelus elus kepalanya,

“Kau tau … jika Henry ada disini pun dia pasti akan melakukan hal yang sama pula terhadapmu” jawab sungmin pasti.

“aku tau ! kalian berdua memang benar benar… aiisshh , makanya aku pindah kuliah, setelah 1 smester aku disiksa oleh kalian”

“hahahahah masa ?”

“iya !”

“hmm mianhae kalau begitu”

“hehe tentu saja tidak Minnie, kan sudah ku bilang.. aku tidak terlalu menyukai musik seperti kalian berdua, saat itu ayahku yang memintaku untuk masuk Universitas itu, setelah 1 smester aku mencoba, aku tetap tidak bisa, aku suka melukis, makanya aku pindah ke Paris.”

“tapi … kenapa mesti keluar negri sih, disini juga banyak sekolah lukis yang bagus?”

“ya…. supaya lebih keren” jawab Eui Chul asal

“Aiishhh Chinca !!” gemas Sungmin.

“hahaha Kau tau Minnie, aku selalu tertawa mengingat ingat saat kau dan Henry mengantar kepergianku ke bandara, dan kalian berdua menangis, seperti anak kecil”

“dasar Babo , itu tandanya kami menyayangimu” sungmin memberi alasan

“ne ne arraseo, sebenarnya saat itu akupun menangis, tapi aku kan namja tidak mungkin menangis didepan kalian, jadi aku menagis saat sudah di dalam pesawat, tapi bagaimanapun kalian berdua adalah sahabat sahabat pertamaku di kampus, yaahh .. walaupun bisa dibilang juga aku ini supir pribadi kalian” Eui Chul berbicara sambil bergaya menyindir

“bukannya begitu Eui Chul-ah, saat itu yang rutin membawa mobil kan kau, nah yang aku heran dari tadi adalah aku perhatikan rasanya ada yang aneh pada tubuhmu”

“hah? Masa, apanya ?” Eui Chul penasaran

“hmmm.. sepertinya kau jadi lebih tinggi dan lebih putih”

“huahahah Minnie Minnie kau ini ada ada saja, mungkin karena aku makan dan minum air yang berasal dari sana, jadi aku tambah tinggi dan putih seperti orang orang di sana” jawab Eui Chul sekali lagi asal asalan, sungmin memicingkan matanya dan mengangguk angguk,

“hmm sudah kuduga, otakmu walaupun bersekolah disana tidak pernah akan berubah”
“hahahahah” mereka berdua akhirnya tertawa bersama.

“tapi Minnie,  kenapa kau belanja segini banyak sendirian, suamimu mana ?”

“ah itu .. dia katanya tadi sudah ada acara, jadi tidak bisa mengantar”

“oh begitu” Eui Chul mengangguk.

“kapan kapan kita berkumpul bersama lagi ya, dengan Henry juga tentunya” ajak Eui chul

“sipp, eh iya nanti berhenti dulu ya di tempat laundry dekat rumahku”

“sudah belanja masih mengambil laundry juga?? Ckckckck benar benar istri career yang sibuk, hahahaha”

“hehe ya begitulah, eh iya kenapa kau pulang ke Korea ?” tanya Sungmin

“kuliahku sudah selesai , untuk apa aku tetap di sana, aku cinta negaraku Minnie, aku disini akan membuka galeri lukisan dan membuka sekolah lukis bersama temanku”

“oh begitu”

Setelah sekian lama mengobrol akhirnya mereka sampai di depan rumah Sungmin. Kyuhyun sedang duduk diruang tamu sambil mengerjakan pekerjaan kantor ketika melihat sebuah mobil berhenti di depan rumahnya. Sungmin keluar dari dalam mobil, tidak lama Eui Chul keluar lalu membantu Sungmin  mengeluarkan belanjaanya dari dalam bagasi , di dalam ruma Kyuhyun terus memperhatikan kedua orang itu.

“Kau benar tidak mau mampir dulu?” tanya Sungmin.

“ah tidak usah kapan kapan saja, masih ada urusan lain, mau aku bantu membawa barang barang ini sampai ke dalam ?”

“tidak usah Eui Chul-ah”

“oh yasudah, aku pulang ya”

“ne gomawo”

“sip”

Mobil Eui chul lalu pergi menjauh, Sungmin mengangkat beberapa belanjaanya kedalam rumah saat pintu depan rumah di buka tiba tiba, Kyuhyun keluar lalu mengambil belanjaan dari tangan sungmin tanpa berbicara apa apa lalu membawanya kedapur, Sungmin kaget.

“oh~ Gomawo Kyu”

Sungmin kembali lagi kedepan rumah untuk mengambil belanjaan yang lainnya lalu kembali ke dalam rumah, Sungmin menyusul Kyu ke dapur

“mmh kau tidak jadi pergi Kyu ?”

“tidak” jawab Kyu singkat , lalu ia kembali keruang tamu untuk melanjutkan pekerjaanya. Sungmin hanya memandangi punggung Kyuhyun yang melewatinya.

“Hmm lebih baik aku langsung membereskan ini saja” Sungmin kembali fokus pada belanjaannya, lalu tiba tiba ia berhenti bergerak memegangi perutnya.

“Aduh.. kenapa tiba tiba sakit” Sungmin melihat kearah jam dinding , jam 03.00.

“Ya Tuhan apa Kyuhyun sudah makan ya ?” Sungmin langsung keruang tamu menghampiri Kyuhyun.

“Kyu apa kau sudah makan siang?”

“Belum” jawab Kyuhyun sambil tetap mengetik di laptopnya. Rasa bersalah timbul di fikiran Sungmin.

“Ah maaf Kyu aku terlalu lama per~”

“Kau pergi dengan lelaki tadi? Siapa dia ?” potong Kyuhyun. Mata Kyuhyun menatap Sungmin sebentar lalu kembali menatap layar laptop di depannya.

“Oh itu dia dulu teman kuliahku Kyu, kami bertemu di supermarket dan dia membantuku membawa barang barang” Kyuhyun tidak menjawab.

“Kau mau aku masakan apa Kyu?”

“Terserah asal jangan ada sayurnya”

“Sayur itu sehat Kyu, walau sedikit tetap dimakan ya, yasudah tunggu sebentar” Sungmin bergegas menuju dapur dan memasak.

Selesai memasak Sungmin memanggil Kyuhyun.

“Kyu… makanannya sudah jadi” tidak lama Kyuhyun datang dan langsung duduk di meja makan.

“Kau makan duluan Kyu, aku mau ganti baju dulu” Sungmin pergi kekamar sambil membawa kantong laundry yang masih tergeletak didapur, karena badan Sungmin lemas, dia jadi harus bersusah payah membawa tas kantong itu menuju kamarnya lalu membereskannya. Sungmin duduk di tempat tidur sebentar sambil memegangi perutnya.

“Ah~ tidak lagi lagi aku telat makan” rasa sakit di perutnya membuat kepalanya sedikit pening, ia memijat mijat pelan kepalanya sambil terus mengambil nafas dalam dalam, berharap rasa sakitnya hilang.

Selesai berganti baju Sungmin langsung ke meja makan, lalu mereka makan dalam diam. Hari itu berlalu seperti biasanya tanpa banyak bicara antara Kyuhyun dengan Sungmin.

~~~~~~~~~

 Sungmin POV

“Ah~ aku benar benar membutuhkan keyboard, tapi bagaimana caranya membawa keyboard di rumah umma ke sini, minta tolong appa pasti bisa merepotkan” Sungmin menhentikan pekerjaannya menulis di beberapa kertas. [Bunyi telepon] Henry Calling

“Ne.. yeoboseyo Henry-ah?”

“Minnie bagaimana dengan lagunya?”

“Belum Henry aku masih harus merubah beberapa nada agar terdengar harmonis antara biolamu dan pianoku nanti”

“Kalau begitu ayo sekarang kita kekampus, tadi Kim songsaenim meneleponku menyuruh kita kesana, kamu juga bisa menggunakan piano di sana, lagi pula kita harus latihan dengan para mahasiswa kan”

“Oh begitu, baiklah.. tapi jam 4 sore nanti aku sudah harus ada di rumah lagi”

“Ne ne ne arraseo Minnie-yah, maka dari itu kita harus berangkat sekarang”

“Ne”

“Ok ketemu di sana ya, bye” Klik .

AT KAMPUS_

Sungmin berjalan ketempat dimana dia berjanji bertemu dengan Henry.

“Minnie .. di sini !” Suara Henry memanggil, Henry sedang duduk bersama lelaki.

“Loh… Eui Chul-ah kau ada di sini juga?” tanya Sungmin kaget.

“Iya Minnie tadi saat aku baru datang dan ingin menemui Kim songsaenim ternyata ada makhluk ini sedang mengobrol dengan Kim songsaenim” Jelas Henry.

“Tidak ada salahnya kan Minnie mengunjungi mantan kampusku dan mantan dosenku, dan ternyata Kim songsaenim belum lupa terhadapku hahahah senangnya” bangga Eui Chul

“Hmm ne bagus dong kalo gitu” balas Sungmin.

“Tapi.. kalian kok datang lagi kesini? Bukannya kalian sudah lulus, apa masih kurang belajarnya?” tanya Eui Chul penasaran.

“Sebulan lagi akan ada festival seni dari berbagai Universitas, kami perwakilan dari alumni akan mengadakan pertunjukan bersama mahasiswa di sini, makanya kami datang untuk latihan”

“Oh begitu .. okelah Semangat ya teman teman ‘kecil’ku” Eui Chul merangkul pundak Sungmin dan Henry bersamaan.

“Maksudnya kecil?” Henry memasang muka menantang.

“Kau tidak sadar tubuhmu hanya se batas pundakku?”

TOKK !

sukses dua jitakan mendarat di kepala Eui Chul.

~~~~~~~~~~~~~~

Esok Hari_

Setelah Sungmin membangunkan Kyuhyun di pagi hari dan menyiapkan pakaian yang akan di gunakan Kyuhyun untuk pergi ke kantor, Sungmin kembali kedapur menyiapkan sarapan untuk Kyuhyun, baru selesai Sungmin menyiapkan sarapan dan meletakan segelas susu di atas meja makan.

“Aku berangkat” kata Kyuhyun buru buru tanpa menoleh dan berjalan cepat ke arah garasi, Sungmin tersentak kaget.

“Tapi…… Kyu kau tidak sarapan?” Sungmin sedikit berlari kecil menyusul Kyuhyun kedepan rumah, saat sampai di depan pintu, mobil Kyuhyun sudah bergerak keluar gerbang rumah, Sungmin hanya bisa memandangi wajah dingin Kyuhyun dari balik kaca mobil yang terbuka.

“Kyu……..” gumam Sungmin pelan, matanya berubah sendu, tangan lembutnya meremas pinggir rok yang ia kenakan. Sungmin berbalik masuk kedalam rumah dan menuju ruang makan perlahan, matanya menangkap sajian makanan yang ia siapkan di meja makan, tak terasa satu tetes air mata menetes dari mata sendunya. Sungmin tersadar lalu buru buru menghapus air matanya.

“Aiiisshh apa apaan sih mengapa menangis, seperti anak kecil saja, Kyuhyun itu harus buru buru ke kantor, pekerjaan dia kan banyak dan juga sangat di butuhkan di kantornya. Ayo semangat Lee Sungmin .. ani .. C..h..o Sungmin, ya aku Cho Sungmin sekarang”  Sungmin bergumam pada dirinya sendiri dengan nada ragu ragu pada kalimat terakhirnya.

“Ch…o Sungmin” Sungmin bergumam sekali lagi sambil meremas baju di dadanya, mata sendunya menerawang, tiba tiba terlintas difikirannya wajah appa dan ummanya, Sungmin tersenyum.

“Ah lebih baik aku buatkan makan siang untuk Kyuhyun”. Sungmin bergegas masak makanan lainnya. [Bunyi Handphone] Henry Calling

“Ne Henry-ah?”

“Minnie nanti jadikan ?”

“Tentu saja, tapi mungkin aku sedikit telat, jam setengah satu baru aku bisa datang”

“Aiiissshh kalian berdua ini .. barusan Eui Chul juga mengirimku pesan dia juga baru bisa datang jam setengah satu, yasudah kalo begitu ketemu di tempat biasa ya”

“Ne` Bye”

“Bye” Klik

~~~~~~~~

Jam 11 siang Sungmin berangkat dari rumah menuju kantor Kyuhyun, Berhubung tadi Kyuhyun tidak sempat sarapan, Sungmin ingin membawakan makan siang untuknya. Setelah sampai Sungmin bertanya pada sekretaris Kyuhyun.

“Annyeong Haseyo Young Ah-shii” sapa Sungmin.

“Oh Annyeong Haseyo Nona Sungmin” balas sekretaris itu ramah.

“Pak Kyuhyun ada ?”

“Yah sayang sekali nona, baru saja pergi dengan temannya, nona bisa menunggunya di dalam, mungkin sebentar lagi kembali”

“Temannya … siapa?”

“ehm… itu…. saya juga kurang tau nona” jawab sekretaris itu gugup, Sungmin tersenyum.

“Yasudah saya tunggu di dalam saja kalau begitu” lalu berjalan masuk ke ruangan Kyuhyun, Sungmin duduk di sofa dan meliat jam, 11.30.

Satu jam sudah berlalu tapi Kyuhyun belum juga kembali ke kantornya, Sungmin cemas dan bingung, di lain hal Sungmin ada janji dengan Henry dan Eui Chul untuk bertemu dan makan siang bersama. Akhirnya Sungmin memutuskan untuk pergi dan menaruh makan siang itu di meja Kyuhyun.

“Young Ah-shii .. sepertinya Kyuhyun msih lama kembalinya, bilang saja padanya tadi aku datang”

“Ah ne nona, akan saya sampaikan”

“Kalau begitu aku pergi dulu ya”

“Ne hati hati di jalan nona”

At Restaurant_

“Jadi appa dan umma-mu tinggal di apartmenmu sekarang jagi?” tanya Kyuhyun.

“Ne~ untuk sementara waktu, tapi sepertinya mereka akan lama di sini” jawab Seung Mi

“Mian jagi aku belum sempat menyapa dan bertemu orangtuamu semenjak mereka tiba di Korea”

“Hahaha gwenchana” balas Seung Mi tersenyum

“Ehmm .. Kyu…”

“Oh iya jagi ada yang ingin aku sampaikan padamu.” Potong Kyuhyun.

“apa?”

“Bulan depan , tapi aku belum tau tepat tanggalnya, aku akan di tugaskan ke Jepang selama 3 hari, bagaimana kalau kau juga ikut, sudah lama kita tidak berlibur bersama kan”

“Yang benar?” tanya Seung Mi antusias.

“Tapi… kau kesana kan kerja, bagaimana bisa itu dikatakan berlibur?” lanjut Seung Mi lagi.

“Tenang jagi, aku akan meminta waktu lebih selama 2 hari disana sehingga kita bisa jalan jalan bersama, gimana ?”

“Hmm kedengarannya menarik, oke aku setuju” Jawab Seung Mi riang.

“Heheheh Gomawo jagi” Kyuhyun mencubit hidung Seung Mi gemas

“Oh iya tadi kau mau berbicara apa?” tanya Kyuhyun. Wajah Seung Mi menegang.

“Ehm.. Kyu.. sebenarnya..”

“Ne, waeyo jagi?”
“Sebenarnya appa dan umma sudah mengetahui tentang pernikahanmu”. Mata Kyuhyun melebar mendengar itu.

“Tapi….” sanggah Kyuhyun

“Itu sebabnya umma dan appa datang ke sini untuk mengenalkanku pada pria lain, mereka tidak ingin aku menjadi pengganggu rumah tanggamu dan Sungmin” seiring Seung Mi berbicara urat urat di tubuh Kyuhyun menegang.

“Tapi kau bukan dan tidak mengganggu rumah tanggaku, dan lagi apa kau sudah tidak percaya padaku !!” Bentak Kyuhyun sedikit emosi.

“Ne ne aku tau jagi, kecilkan sedikit suaramu” Seung Mi menenangkan .

“Aku percaya padamu K…”
“Apa kau mau?” potong Kyuhyun cepat.

“Apa?” bingung Seung Mi.

“Apa kau mau dengan lelaki itu?”

“Aku tidak menjawab pertanyaan umma dan appa Kyu” jawab Seung Mi pelan.

“Tolak itu !” Perintah Kyuhyun tegas.

“Tidak bisakah kau menungguku sebentar, cepat atau lambat aku akan bercerai dengan Sungmin, itu janji ku kan” Kyuhyun kembali emosi .

Dretttt dreettt~

Ponsel Seung Mi bergetar..

“Ne umma ? ah ne ne aku segera kesana” Seung Mi menutup poselnya cepat.

“Kyu .. umma memanggilku, aku harus pergi”

“Mau dikenalkan dengan lelaki itu?” tanya Kyuhyun dingin

“Kyu ! jebal .. aku harus pergi, untuk sementara dinginkan dulu perasaanmu itu, aku percaya dan aku mencintaimu” Seungmi meremas tangan Kyuhyun sebelum pergi terburu buru.

~~~~~~

Sungmin berjalan cepat ketempat dimana ia dan Henry janjian, dari kejauhan Sungmin bisa melihat Henry dan Eui Chul melambaikan tangannya di sebrang jalan. Dari restaurant di dekatnya, Sungmin melihat seorang perempuan berjalan terburu buru keluar dari pintu restaurant.

“Itu… Seung Mi kan”tunjuk Sungmin kaget .

Seung Mi terus berjalan cepat sambil menelpon tanpa melihat jalan sekitar dan menyebrang.

“Seung Mi……. AWAAASS !!” teriak Sungmin sambil berlari kencang kearah Seung Mi. Sungmin mendorong tubuh Seung Mi ke pinggir trotoar dan tubuh Sungmin sedikit terserempet mobil.

“YA TUHAN MINNIE !!” teriak Henry dan Eui Chul berlari kearah Sungmin. Tidak lama kerumunan pengguna jalan sudah mengerubungi tempat kejadian, tidak terkecuali Kyuhyun yang langsung segera keluar setelah melihat langsung kejadian dari dalam restaurant. Sikut Seung Mi berdarah dan lecet lecet sedangkan Sungmin, tumit dan telapak tangannya terluka. Henry menghampiri Sungmin dan Eui Chul menghampiri Seung Mi. Kyuhyun datang langsung dan menghampiri Seung Mi, mengecek keadaannya dan menoleh ke arah Sungmin yang di pegangi oleh Henry. Kyuhyun bertemu tatap mata dengan Sungmin , Kyuhyun jelas terlihat kaget, Kyuhyun juga melihat ke arah Henry. Mendengar Seung Mi meringis Kyuhyun memegang sikut Seung Mi khawatir.

“Gwenchana?” tanyanya.

Seung Mi mengangguk, Kyuhyun menggendong Seung Mi yang masih Shock lalu berdiri. Kyuhyun menoleh kearah Sungmin yang terlihat sedikit meringis menahan sakit tetapi tetap menatap ke arah Kyuhyun. Sungmin tidak bisa mengartikan tatapan Kyuhyun yang menatapnya sekarang tapi yang jelas dadanya sakit melihat Kyuhyun menggendong orang lain, lalu Kyuhyun balik badan dan membawa Seung Mi kerumah sakit terdekat.

Henry yang melihat itu melotot sejadi jadinya.

“Ya !! Kau Cho Kyuhyun !!” bentak Henry keras berharap Kyuhyun menoleh, tetapi usahanya sia sia.

Tatapan mata Sungmin meredup untuk kedua kalinya hari ini, meneteskan air matanya tanpa diketahui oleh Henry yang sedang memeluknya. Di satu sisi Eui Chul yang tidak mengerti apa apa hanya memandang ke arah Kyuhyun, memperhatikan setiap gerak yang diciptakan Kyuhyun.

~~~~~~

Setelah mengantar Seung Mi kerumah sakit, ternyata ia hanya terluka ringan di bagian tangannya karena tergores aspal dan shock, Kyuhyun bersyukur atas itu karena tidak terjadi hal hal yang serius. Tidak lama umma Seung Mi datang, setelah bertegur sapa dan menceritakan kejadian yang terjadi Kyuhyun pamit pulang karena tetap harus kembali ke kantor.

Di dalam perjalanan menuju kantor, sebenarnya Kyuhyun masih merasa sedikit resah dan bingung, ia teringat wajah Sungmin yang ia lihat tadi sebelum pergi,  membuatnya tidak tenang. Sampai dikantor pun Kyuhyun masih sibuk dengan pikiran dan perasaannya sendiri, sampai sekretasinya berbicara padanya pun tidak didengar sebelum memasuki ruangannya. Begitu masuk dia melihat ada taperware makanan di atas meja kerjanya.

Tok Tok Tok`

“Permisi pak, tadi istri bapak datang mengantarkan makanan, dia menunggu bapak, tapi karena terlalu lama dia memutuskan untuk pulang” kata sekretaris Kyuhyun yang tiba2 masuk dan menunjuk taperware itu. Sekertaris Kyuhyun mengundurkan dirinya keluar ruangan setelah tidak ada respon apapun yang di keluarkan Kyuhyun.

Kyuhyun diam mematung menatap kotak makanan itu, berfikir, resah, bingung, terlihat jelas raut wajahnya menegang, perlahan Kyuhyun mengambil ponselnya, memandanginya agak lama, seperti terlihat ragu lalu mencari nama Sungmin di contact ponselnya, saat akan menekan tombol Call

BRAAKK ! pintu ruang kerja Kyuhyun dibuka paksa, Henry datang dengan wajahnya yang penuh amarah.

PLAK ! Henry menampar pipi Kyuhyun emosi.

“Kau Cho Kyuhyun !! apa yang kau perbuat? Orang seperti apa kau sebenarnya?? Ternyata semua yang telah Sungmin katakan tentang kau hanyalah kebohongan” Henry terengah engah mengatakan semua itu di tambah emosinya yang sangat tinggi setelah apa yang ia lihat.

Kyuhyun shock sambil memegang pipinya tanpa berkata apa apa.

“Jika tau seperti ini, aku tidak akan pernah mau merestui pernikahan Sungmin” setelah mengatakan itu dan merasa sudah memberi sedikit pelajaran Henry berbalik pergi kearah pintu.

“Tunggu” kata Kyuhyun tiba tiba. Henry membalikan tubuhnya. Menatap lurus kearah mata Kyuhyun yang bagi Henry terlihat seperti kosong.

“Sungmin di…mana.. ?” tanya Kyuhyun terdengar ragu.

Henry hanya membalas pertanyaan Kyuhyun dengan senyum sinisnya lalu berlanjut pergi meninggalkan ruangan Kyuhyun.

Kyuhyun lama diam berfikir, merasa tidak mendapat jawaban dari pertanyaannya, Kyuhyun pergi meninggalkan kantornya .

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED

 

Note : Annyeong Haseyo Pertama tama mau ngucapin maaf yang sedalam dalamnya untuk para readers yang setia nunggu ff ini, karena sangat lama di publish , aniya aniya bukan sangat lama tapi benar benar sangaaaaat lama , mianhae jeongmal mianhae*BOW sedalam dalamnya*. Sebenernya banyak faktor yang buat ff ini lama di lanjut, pertama karena waktu itu UTS jadi konsen belajar mata kuliah, karena kelamaan fakum, jadi gak dapet feelnya pas mau buat lanjutan ffnya, banyak kegiatan kampus yang bener2 nyita waktu juga dan yang paling paling bikin kecewa adalah karena kesalahan sendiri, jadi waktu itu udah nulis FF baru, itu cerita bener2 emang paling saya suka, udah nulis dengan perasaan yang tulus riang gembira ikhlas dan dengan hati yang berseri-seri, saya lupa ng’save itu cerita dan alhasil WUUUSSH itu ff hilang begitu saja tanpa bekas . Bete ? iya, Kecewa ? Sangat. Itulah faktor yang membuat saya ngambek nulis ff -__- . Cuma karena kepikiran readers yang setia yang nungguin ff ini saya mencoba melawan keegoisan saya. Dan untuk ff yang hilang tanpa bekas itu saya janji bakal saya buat lagi. Sekali lagi Gamsahamnida yang udah mau baca, comment and nunggu ff ini .. mohon dikoreksi ff ini kalo ada yang salah salah ..

~Nissa Han~


Promise [Part 17]

Annyeong…

Para readers tercintaku^^ akhirnya aku sudah menyelesaikan Part 17 ..
Neomu Chosonghamnida, kalian sudah menunggu lama untuk Part kali ini, di karenakan Author yang asik liburan karena mendapat libur panjang hantu-hantu malas hinggap di Author, sekarang Author is Back membawa Part selanjutnya , hehehe^^..

Selamat Membaca^^

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Olivia Kang

Cast : Donghae , Hyukjae, Ryeowook, Yesung, Kyuhyun, Sungmin, Jonghyun

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sudah seminggu lebih Donghae hanya mondar-mandir di sanggar tanpa masuk ke kelas latihan. Setengah hari ia habiskan di ruang kerja atau di rumah Hyukjae. Ia masih belum kuat mendengar ejekan teman-temannya, pernah ia mencoba datang ke sanggar ingin menemui Hyukjae di ruang kerjanya. Sengaja ia datang sore hari karena sanggar sudah mulai sepi. Donghae berjalan di lorong gedung dan ternyata ia bertemu Hyukjae disana.

“Donghae-yah!” Panggil Hyukjae dikejauhan.

Donghae berlari kecil menghampiri Hyukjae yang berada di depan kelas.

“Kau sudah mau kembali latihan lagi?”

“Ani”

“Lalu mau apa datang ke sini? Mencariku?”

“Iya”

“Yasudah, katakan”

Saat Donghae ingin bicara, terdengar langkah kaki di tangga, sayup-sayup terdengar seseorang menyebut nama Donghae.

End of Author POV

Donghae POV

“Aku me….”

Baru mulai aku bicara tapi tiba-tiba Hyukjae oppa menarikku ke dalam kelas dan menutup pintunya, di luar terdengar suara orang menyebut namaku.

“Donghae?”

“Iya, dia. Sudah beberapa hari ini dia tidak ikut kelas, mungkin ia malu setelah apa yang di..”

Clebb~

Seketika aku tak mendengar lagi percakapan itu, Hyukjae oppa menutup kedua telingaku dengan kedua telapak tangannya. Ia menatap ku dan menggelengkan perlahan kepalanya. Aku hanya terpaku menatap wajahnya, beberapa saat aku dan Oppa hanya saling berpandangan. Tak lama oppa melonggarkan dekapannya di telingaku dan melepaskannya.

“Sebaiknya kau tidak harus mendengar apa yang mereka katakan”.

Aku tertunduk lesu, kini aku mengerti apa yang ia lakukan tadi.

End of Donghae POV

Author POV

Semenjak kejadian itu Donghae semakin jarang datang ke sanggar. Suatu hari Donghae berada di rumah Hyukjae, ia asik duduk di sofa dengan kantong cemilan berbagai jenis berserakan di sofa dan meja, sedangkan matanya fokus pada layar TV dan jari-jarinya tak henti memasukan keripik kentang kemulutnya.

Kreek~

Pintu terbuka, Donghae menoleh cepat ke arah suara.

“Oh? Oppa sudah pulang?”  sapanya pada Hyukjae yang langsung masuk ke kamar berganti pakaian.

“Hari ini kau pergi ke mana saja”  tanya Hyukjae dari dalam kamar.

“Ani, aku di sini seharian”

Tak terdengar reaksi dari dalam kamar.

“Hmm.. oppa?”  panggil Donghae lagi.

“Hmm???”

“Taeminnie tadi masuk kelas?”

“Iya”

“Apa dia baik-baik saja?”

Hyukjae keluar dari kamar sambil merapikan T-Shirt yang belum selesai dipakainya.

“Donghae-yah..”

“Ne?”

“Lebih baik kau kembali latihan”

Mendengar saran Hyukjae, Donghae membuang pandangannya dari wajah namja disampingnya.

“Waeyo?  Jika terus seperti ini kau malah terlihat bersalah, jika yang lain terus-terusan menyalahkanmu, masih ada aku, aku akan melindungimu… Taemin..”

Mendengar nama Taemin, Donghae kembali menatap Hyukjae.

“Taeminnie, waeyo?”

“Sebenarnya dua hari yang lalu dia jatuh pingsan di kelas”

“Mwo? Kenapa oppa baru bilang???”

“Kalo aku bilang apa kau akan pergi menemuinya? Aku hanya tidak mau kau terus-terusan merasa bersalah, padahal semua ini bukan kesalahamu!” Hyukjae menekankankan kata-katanya di akhir kalimat.

“Oppa….” Donghae menatap Hyukjae dengan mata hangat yang membendung air mata, sedangkan Hyukjae membuang wajahnya dengan menghela nafas.

“Oppa, mianhae… mian, aku..”

“Sudahlah, bagaimanapun kau akan terus bersembunyi seperti ini” Potong Hyukjae kesal.

“A’ani.. aku akan kembali ke kelas”

“Jeongmal?”

“Ne oppa”

Hyukjae menggenggam tangan Donghae, menatap yeoja dihadapannya penuh hangat.

“Oppa..”

“Ne?”

“Aku pamit pulang ya, terimakasih atas tumpangannya”  Donghae beranjak dari duduknya.

“Ta..tapi..”

“Annyeong haseyo oppa”   Donghae melambaikan tangannya di balik pintu dan berlalu.

“Hhaaaahh….”

Hyukjae menghela nafas dan menggaruk kepalanya bingung, menyaksikan rumahnya berubah seperti ruangan yang habis dipakai oleh anak-anak, bungkus cemilan berserakan di mana-mana, botol air minum tergeletak di atas meja dan sofa, beberapa buku juga menumpuk di atas meja, lagi-lagi Hyukjae menghela nafas panjang usai menyaksikan itu semua.

“Haaahh jebal.. anak itu”

Ia menyandarkan diri pada sofa seraya menggelengkan kepalanya perlahan, kedua tangannya menutup wajahnya yang memelas.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Esok hari

Donghae memberanikan diri kembali ke kelas. Di hari pertama tidak begitu banyak terdengar cemo’ohan dari teman-teman yang kemarin meledeknya. Begitupun dengan Taemin yang mau memberikan senyuman untuk Donghae. Diantara keduanya seperti tidak terjadi apa-apa, walopun obrolan belum menjadi alat komunikasi yang baik, namun isyarat sapaan menjadi alternatif yang cukup baik untuk saat ini. Ingin rasanya Taemin menghancurkan dinding pembatas diantara mereka, namun setiap kaki ingin melangkah mendekati sahabatnya itu, bayang-bayang Minho selalu terbayang jelas di benaknya. Satu persatu teman-teman meninggalkan kelas, hanya Donghae yang masih terduduk lelah di lantai, karena memang hari itu latihan di tambah satu jam. Sehelai handuk melingkar di lehernya, berkali-kali ia menyeka keringat di dahi.

“Sepertinya kau belum minum”   ucap seseorang yang datang dari balik pintu.

“Oppa? Oppa belum pulang?”

“Kau sendiri?”   tanya balik Hyukjae sambil memberikan sebotol air mineral, yang langsung di minum oleh Donghae.

“Gluk gluk gluuk.. ahh ..gomaweo”  ucap Donghae yang masih terus menghapus jejak keringat di lehernya. Hyukjae tersenyum dan duduk di sebelah Donghae, keduanya pun hanya sesekali saling menatap dan tersenyum.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Kau terlihat sangat kelelahan?” tanya Minho pada Taemin yang duduk disebelahnya.

“Ne, hari ini latihan di tambah satu jam, aahhh aku ingin cepat-cepat pulang, tapi perut ini sangat lapar”

“Kalo begitu sebelum pulang kita makan dulu, mau makan dimana?”

“Di mana ya? Bagaimana kalo di cafe tempat biasa aku dan Donghae makan?”  ucap Taemin semangat yang tanpa sadar menyebut nama Donghae di depan Minho. Cepat-cepat ia menutup mulutnya dan segera meminta maaf.

“Mi.. mianhae”

Minho menanggapi dengan datar dan segera melajukan mobilnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Malam Hari

Hyukjae tertidur di sofa dengan kedua telinga memakai headphone, seketika matanya perlahan terbuka dan melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 21.45. Perlahan ia bangkit menyandarkan diri di sofa. Dilepasnya headphone dan mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja, ibu jarinya membelai lembut layar ponsel,ia menatap sendu foto seorang gadis yang tertera di layar ponsel, lama ia memandangnya..

“Mianhae, Hyejin-ahh..” ucapnya dalam sungyi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Esok Sore di Sanggar Cheon Anh

Latihan kelas usai, ponsel Hyukjae berdering dan segera ia keluar kelas untuk mengangkat panggilan teleponnya.

“Yeoboseyo, ne, nuguseyo? Ah ne, aku akan segera datang”

Setelah menjawab telepon Hyukjae pergi meninggalkan kelas dan tasnya.

Suasana kelas masih ramai, seseorang masuk ke dalam kelas dengan langkah percaya diri orang itu berdiri di depan kelas, sontak seluruh isi kelas menjadi sepi, semua pandangan menuju pada orang itu.

“Mi..mi..Minho-yah???”   ucap Taemin yang terkejut melihat Minho berada di depan kelas latihannya. Begitu juga Donghae yang tak kalah terkejutnya dari Taemin membulatkan matanya menatap namja itu.

Minho sesekali menarik nafas panjang kelihatan gugup di depan kelas, kini matanya terpaku pada  yeoja yang dicintainya, sorot mata yang tadinya lemah dan ragu kini berubah menjadi kuat, ia pun mengangguk pelan dan mulai berbicara.

“Jo..joneun Choi Minho imnida, mungkin kalian pernah mendengar namaku belakangan hari ini”

Kelas mulai sedikit ramai membicarakan Minho seorang namja yang menjadi tokoh lawan main Donghae yang menjadi pembicaraan hangat minggu lalu.

“Aku adalah salah satu peserta kompetisi di Incheon yang gerakan dancenya di jiplak oleh Kim Donghae, murid di sanggar ini”

Kini kelas semakin ramai, bahkan sepertinya teman2 yang tadinya memusuhi Donghae menjadi merasa simpati pada Donghae. Terdengar bisik-bisik pembelaan untuk Donghae.

“Untuk apa dia datang ke sini? Kasihan Donghae, apa dia ingin menambah penderitaan Donghae?” ucap salah satu teman Donghae.

“Emmhh.. dan aku berhasil memenangkan kompetisi itu” Lanjut Minho sedikit ragu.

“Hwaaaahh.. chinca, jadi dia ingin pamer pada kita, chh~ apa-apaan ini?”

“Aku di sini bukan bermaksud untuk menyombongkan diri atau pamer di depan kalian” Kini nada bicara Minho mulai meninggi.

“Lalu untuk apa kau tiba-tiba datang dan dengan percaya diri berdiri di depan kelas kami, apa kau sudah gila?”

Minho mencoba lebih memberanikan diri , dipandangnya Taemin yang hampir meneteskan air mata melihat dirinya yang terus-terusan di serang oleh teman-temannya.

“Mungkin benar, aku sudah gila, aku tidak berfikir bagaimana perasaan Taemin. Aku egois, demi terlihat baik di depannya aku membuat kesalahan , kesalahan yang membuat semua terluka, terutama Donghae-sshi”

Kembali terdengar sayup-sayup pembicaraan di dalam kelas.

“Taemin? Apa dia kekasihnya?”

“Apa maksud perkataannya itu? aku tidak mengerti”

Taemin terguncang, matanya mulai panas, sedangkan Donghae memandang Taemin penuh kekhawatiran, ia pun angkat bicara.

“Tidak! Apa yang kau lakukan, Minho-yah cepat pergi dari kelas ini!”

“Tidak Donghae-yah! Aku tidak bisa terus menerus seperti ini. Sebenarnya kemenangan yang aku raih adalah milik Donghae. Iya, akulah yang telah menjiplak gerakan dance Donghae. Donghae-sshi… Chosonghamnida..”

Minho menundukkan kepalanya. Tubuh Donghae melemas, urat matanya mulai memerah, ia khawatir apa yang akan terjadi pada Taemin nanti, dan kini semua mata tertuju pada Donghae.

“Aku juga meminta maaf pada Taemin, maafkan aku, aku telah menyakitimu, mianhae taminnnie, mianhae..”

Air mata Taemin kini tak terbendung lagi, ia menggeleng tak percaya.

“Mianhae, jeongmal mianhae..”  Minho membungkuk dalam-dalam di depan semua orang.

Sedangkan tubuh Taemin bergetar, tak tega melihat Minho sangat merasa bersalah seperti itu, seseorang mengenggam pundaknya.

“Do..donghae-yah….”

Donghae mengangguk kemudian tersenyum dengan air mata mengalir menyebrangi bibirnya, keduanya berpelukan sesaat. Suasana di kelas sunyi menyaksikan mereka berdua berpelukan hangat, kedua sahabat yang melepas rindu. Bahkan ada beberapa yeoja yang meneteskan air mata.

“Mianhae, jeongmal mianhae…” bisik Taemin di telinga Donghae.

“Gwaenchana..” Donghae menepuk-nepuk pundak sahabat yang dirindukannya itu.

Mereka berdua menghampiri Minho yang masih membungkuk di depan kelas, Donghae dan Taemin menatap iba pada pada tubuh Minho yang bergetar, kemudian Donghae meraih kedua pundak Minho dan ternyata Minho menangis penuh rasa bersalah.

“Minho-yah..”   Donghae mengangkat tubuh Minho.

“Gwaenchana…” ucapnya lagi tersenyum.

Minho buru-buru menghapus air matanya.

“Mianhae, aku..”

“Ani, aku sudah memaafkanmu”

“Ne?”

“Aku hanya tidak ingin melihat Taemin terluka, kau selalu menjaganya dengan baik, itu sudah cukup bagiku”

“Gomaweo,  Donghae-yah”

Ketiganya saling berpandangan dan tersenyum, sontak seluruh isi kelas memberi tepuk tangan meriah, semua mata menatap Donghae bangga. Tepuk tangan pun semakin meriah saat Taemin mendaratkan kecupan manis pada bibir Minho. Keduanya tersenyum setelah memperlihatkan adegan 17+ di depan semua orang.

“Donghae-yah, aku akan bicara pada panitia, kaulah yang berhak menjadi pemenang”

“Ani, kau yang mengikuti kompetisi itu”

“Tapi Dong..”

“Ani, aku hanya pencipta gerakan, jika aku yang melakukannya di depan  juri, belum tentu hasilnya akan sebagus dirimu… hmm .. Dengan kembalinya kepercayaan teman-teman padaku, terutama Taeminnie, itu sudah lebih dari cukup”

“Donghae-yah…”  Taemin mengenggam erat lengan Donghae memohon.
“Ani, aku hanya ingin kau kembali disisiku Taeminnie, aku sangat merindukanmu, cuma itu”

“Donghae…. nado”  Taemin memeluk hangat sahabatnya itu.

Sekian lama ternyata Hyukjae memperhatikan semua kejadian itu di depan pintu. Ia tersenyum lega, melihat Donghae tersenyum bersama sahabatnya.

“Taemin-ah, Minho-yah, aku pamit keluar ya..”

Donghae segera berlari keluar kelas, sempat ia berhenti di depan pintu, menarik nafas panjang dan tersenyum lebar kemudian kembali berlari semakin kencang menuju lapangan di luar gedung. Hyukjae yang menyembunyikan diri di balik pintu melihat Donghae ia pun mengikutinya. Donghae berhenti di tengah lapangan, nafasnya terengah-engah, tak berhenti disitu kini ia berputar-putar dan meloncat kegirangan.

Donghae POV

Hati ini rasanya sangat lepas, ahhhh.. perasaanku seperti burung yang baru lepas dari sangkar yang sudah di kurung sekian lama. Aku ingin berteriak sekeras mungkin, hahh walopun nafas ini sudah terengah tapi aku belum puas, aku masih mau berlari dan berputar…
“Haaaaaaaaaaaaaa……………. “ aku kembali berputar di tengah lapangan seperti orang gila.

Tubuhku terjatuh menengadah langit, aku begitu bahagia, kekecewaanku berakhir hahahahaa.. kini aku harus menormalkan kembali nafas dan detak jantungku, mataku pun terpejam..

“Ekheemm”

Terdengar suara seseorang disebelahku, secepat mungkin ku buka mata ini yang masih perih terkena sinar matahari. Ku lihat Hyukjae oppa duduk memeluk kedua kakinya santai.

“Oh? Oppa? Sedang apa?”

“Ini..”  ia menyodorkan sebotol air mineral.

“O?  Gomaweo”

Aku langsung meneguk air yg diberikan oppa, ahhhh rasa hausku terobati.

“Ahhh.. gomaweo oppa, ahya oppa tau tidak tadi terjadi hal yang sangat sangat sangat sangat tidak terduga, hahhhh aku sampai kehilangan kata untuk menceritakannya, sulit rasanya menggambarkan perasaanku sekarang, hahhhh chinca..”

“Aku tau”

“Oppa tau? Oppa melihatnya? Jeongmal?”

Hyukjae oppa tersenyum dan mengangguk.

“Hwaaa.. tadi rasanya jantungku ingin meledak saat Minho tiba-tiba berada di depan kelas, Minho, ia sangat berani.Aku tidak tau kalo ia bisa senekat ini demi Taemin, oppa sekarang aku sangat lega …”

“Pastinya, kau harus bersyukur…”

“Um! Sekarang Taemin berada di sisi orang yang tepat, aku sudah tidak perlu khawatir, setelah tadi kulihat mata Minho begitu tulus meminta maaf”

Mataku terpejam mengingat kejadian tadi.

Cup~

“Oppa?” Oppa mengecup singkat pipiku.

“Waeyo?” tanyanya dengan nada pelan.

Wajahnya masih di dekat wajahku, aku tak berani berpaling menatap wajahnya. Ada apa ini? Seharusnya aku marah. Tapi ini….Batinku. Kemudian ia menarik tanganku untuk berdiri.

“Ayo”  ajaknya entah kemana.

“Ke..kemana?”

“Kau kan janji akan mentraktirku jika memenangkan  kompetisi itu”

“Ta’tapi..”

“Wae? Hummm kalo tidak kau akan memasak untukku”

“Masak? Aku tidak bisa memasak”

“Akan aku ajari nanti….”

Ia membawaku keluar lapangan, setelah itu kami pergi ke Minimarket untuk belanja bahan makanan. Tibalah kami di rumah Hyukjae oppa. Aku belajar mengupas dan mengiris bawang.

“Ya! kapan kita mulai masak, kau mengupas bawang seperti itu, oh? Apa ini?! Mengapa kau kupas setebal ini, Haiissshhh chinca~ biar aku yang kupas, kau yang mengiris seperti ini, ok?”  omelnya yang tidak sabar melihatku.

“haa.. ottokhae…”

Mata ini mulai terasa perih dan mulai mengeluarkan air mata karena bau bawang.

“Oh? Donghae-yah, mengapa kau menangis? Apa aku terlalu keras padamu?”

Oppa mengambil tisu untukku, aku terus saja mengucek-ngucek mataku.

“Ani, mataku perih karena bawang ini oppa”

“Bawang? Cch’  ya! berhenti mengucek matamu dengan tangan itu! Sini..”

Oppa memberikan aku obat tetes mata.
“Tunggu di sini, berbaringlah sampai matamu kering”

Aku terus mengedipkan kedua mataku, tak lama oppa kembali dengan handuk basah di tangannya, ia membersihkan kedua tanganku.

“Jangan kau kucek lagi matamu, arra?”

“Ne, ne ….”

“Aissh kau ini…”

Oppa meninggalkanku kembali ke dapur..

“Hooaaammhh..” mataku mulai berat.

~~~~~~~

Author POV

Minho dan Taemin masuk ke dalam mobilnya di parkiran sanggar.

“Yeobo kau tadi lihat Donghae sedang bersama siapa?”

“Iya aku lihat, wae?”

“Kalo begitu antarkan aku ya”

“Ke mana?”

“Nanti di jalan aku beritahu, ayo jalan”

~~~~~~~

Hyukjae sedang membersihkan dapur dengan lap di tangannya, tampaknya semua masakan sudah tersusun rapi di meja..

“Chh’  anak ini..”  Bisik Hyukaje.

Usai membersihkan peralatan masak Hyukjae membangunkan Donghae yang terbaring di sofa.

“Ya ya ya! bangun..”  Hyukjae sedikit mengguncang pundak Donghae dan Donghae perlahan membuka matanya.

“Akhirnya kau bangun juga, haisshh ini benar-benar jauh dari rencana, kau seharusnya yang memasak dan aku membantu, lihat ini malah terjadi sebaliknya”

“Sudah matang ya, aku lapar”

 Tanpa memperdulikan Hyukjae, Donghae menghampiri meja yang penuh masakan itu.

“oh! Jebal…”

Dengan wajah memelas lagi Hyukjae menyusul Donghae.

“Makaaan.. hwahhh perutku sangat lapar”

Tanpa basa-basi lagi Donghae langsung menyantap masakan Hyukjae tanpa menghiraukan Hyukjae yang duduk di depannya komat kamit tak percaya.

~beberapa saat kemudian~

Donghae POV

“hyah.. kenyaaaang, oh? Airku?”  ku angkat gelasku yang kosong.

“Kau ambil sendiri airnya di dalam kulkas”

“Ne”

Ku buka kulkas di dapur.

“Hwahh ada soju”   Ku bawa 2 botol soju ke meja.

“Ya! ya! ya! kau masih mau minum?”  tanya oppa yang melihatku meletakkan botol soju.

“Iya, wae? Hanya minum sedikit”

Langsung ku tuangkan pada gelasku juga gelas oppa.

“Tidak tidak tidak, aku tidak mau minum, mana bisa saat seperti ini aku ikut minum”   tolak oppa.

“Waeyo? Yasudah aku saja yang minum”

Teguk per teguk, gelas demi gelas, hingga satu setengah botol pun tak terasa telah habis. Dari tadi oppa hanya menyaksikanku minum..

“Wae..waeyo? kau memandangku seperti itu? A..ak..ku terlalu cantik sehingga kau seperti itu, op..oppa?”

“Chh’  anak ini , kesadarannnya mulai hilang”

Kepalaku terasa sakit, pandanganku berbayang, oppa beranjak dari duduknya dan menopangku untuk bangun.

“Kau sudah mabuk, ayo bangun..”

“ba..bang..ngun???”  tanyaku, pandanganku mulai gelap dan semakin gelap.

End of Donghae POV

Hyukjae POV

“Haisshhh sudah ku duga pasti akan seperti ini, mana bisa jika aku ikut minum… hahh anak ini”

Ku bawa Donghae ke tempat tidur, lebih tepatnya tempat tidurku.

“Kuat juga minum sebanyak itu sendirian..”

“Umma, hoh… umma, hemmm aku..ku..”  Igau Donghae.

Ku pandangi wajah cantiknya. Gadis ini, dasar anak manja. Perlahan ku tarik selimut menutupi kaki hingga pinggangnya, karena takut ia merasa kepanasan  kubiarkan tubuh bagian atasnya. Melihatnya begitu nyenyak ku duduk di sisi tempat tidur, sedikit ku belai poni yang menutupi dahinya.

“Kau, telah alami hari yang membuatmu lelah, semangat terus Donghae-yah. Teruslah tersenyum seperti ini, jika tersenyum kau terlihat semakin manis. Jika kau sakit bicaralah, jika kau terluka, marah, bicaralah. Seperti yang pernah seseorang katakan jika kau sedang bahagia jangan pelit untuk berbagi denganku. Donghae-yah, .. jaljaeyo”

Ku langkahkan kaki perlahan menuju meja, emosiku berubah seketika melihat piring-iring kotor di atas meja.

“Haiss jebal! Selalu seperti ini..”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV

Pagi Hari

Mata Donghae terbuka perlahan, mata kanannya tertutup lagi.

“Oh!!!”

Kali ini kedua matanya terbuka lebar dan terbangun duduk.

“Dimana ini, dimana di…?!”

Ia memperhatikan tubuhnya dari ujung kaki hingga bagian dada,kemudian tangannya menarik lagi selimut dengan cepat. Hyukjae datang dari arah dapur dengan 2 cangkir teh hangat di tangannya.

“Kau mabuk semalam, karena itu aku biarkan kau tidur disini”

Donghae tak merespon ucapan Hyukjae, tatapannya lurus tegang.

“Waeyo?”  Hyukjae menunduk memeriksa keadaan Donghae.

“Kau masih mabuk? Ini minum, sudah ku campur madu di dalamnya..”

“A’ani..”  jawab Donghae dan mengambil gelas teh yang disodorkan Hyukjae.

“Aku tidur di sofa tadi malam”   Hyukjae menunjuk ke arah sofa yang masih tertutupi selimut.

Kini Donghae merasa tenang, ia takut melakukan hal-hal aneh karena mabuk tadi malam. Kini ia teringat sesuatu…

“Umma!  Gawat aku lupa memberi tau Umma…hoh? ottokhae ???”

“Mwo?  Yasudah setelah kau habiskan itu lalu kau mandi”

Donghae menatap tajam Hyukjae, suasana berubah menjadi sedikit tegang.

“A’ani, ya..ya..ya kalo tidak mau mandi, kau bisa cuci muka saja setelah itu aku antar kau pulang..”

Donghae tertunduk menatap layar ponsel yang di genggamnya.

“yasudah, ka’kau..habiskan tehnya dulu, nanti aku yang akan menjelaskan pada orang tuamu”  Hyukjae berusaha menenangkan.

End of Hyukjae POV

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ryeowook POV

Pagi hari kulihat sekarang jam 08.37 ..

“Hmm.. eonni belum pulang juga”  ku tengok keadaan di luar lewat jendela kamarku.

Kini aku fokus kembali pada buku not balok yang sedang ku lihat-lihat .

“Ini…. oh? Ini lagu yang di mainkan Yesung oppa saat pertunjukkan awal tahun lalu. Hwaaahh… saat itu aku begitu terkagum-kagum dengan permainan pianonya”  aku terdiam mengingat-ingat saat aku menonton Yesung oppa tampil di atas panggung. Ingatanku terpecahkan mendengar ada suara motor di depan rumah, segera ku intip dari jendela kamarku ke bawah arah suara itu.

“Oh?!  Jadi namja itu yang bernama Hyukjae, mana eonni? Kok dia tidak kelihatan, apa sudah masuk ke dalam?”

Tak lama terdengar kembali suara deruan motor, ku kembali melongok’a lewat jendela.

“Hoo.. dia sudah pulang, cepat sekali..”

Aku kembali naik tempat tidur dan membuka buku novel yang baru kubeli kemarin.

Jegreek~

“Oh? Itu suara pintu kamar eonni”

Aku segera turun dari tempat tidur dan mengintip keluar kamar.

“Iya, itu eonni. Aku kesana ahh..”

Ttook tokk Ttok

Ku ketuk pintu kamar Donghae eonni.

“Eonni, aku masuk ya”

“Masuklah, tidak aku kunci”

“Eonni..”  Ku lihat eonni sedang duduk membelakangiku, sepertinya ia sedang melamun, ah tidak ia sedang berfikir.

“Ne? , waeyo?” sahutnya.

“Ani,eonni..”

“Wookie-ahh, aku bingung, ada yang ingin aku tanyakan..”

“Ne? , tanya apa?”

“Saat tadi aku pulang, mengapa Umma tidak bertanya apapun tentang aku tidak pulang tadi malam, biasanya Umma selalu rewel jika aku pulang telat, tapi tadi tidak bertanya apapun, aneh.. Appa juga, tadi hanya diam saja…”

“Lalu namja yang mengantarmu bagaimana? Umma dan Appa berkata apa padanya?”

“Mereka biasa saja pada Hyukjae oppa, seperti sudah pernah ketemu, mereka membiarkan Hyukjae oppa masuk,duduk,lalu oppa pamit pulang, mereka tidak mengajukan satu pertanyaan pun padanya. Aneh kan?”

“Hooo begitu..”

“Menurutmu mengapa mereka berubah seperti itu?”

“Hahaha…”   Aku merasa lucu melihat wajah eonni begitu kelihatan bingung.

“Ya! WAE??? Mengapa kau malah tertawa!   Aku sedang bingung,kau di tanya malah tertawa!”

“haha… upss mian, Ani eonni… jadi kemarin sore Taemin eonni datang kesini”

“Taeminnie? Ke sini? Mau apa dia kesini, mencariku?”

“Ani, dia kesini bersama seorang namja..”

“Namja? Minho maksudmu???”

“Iya, dia bercerita dan sudah menjelaskan semuanya, mengapa belakangan hari ini eonni kelihatan sedih,murung, begitu,,, Taemin eonni dan namja itu datang untuk meminta maaf”

“Meminta maaf?”

“Ne eonni, lalu mereka juga memberitahu kalo eonniku ini sedang bersama dengan seorang namja bernama Lee Hyukjae, pelatih dance mu”

“MWO???????? Dia..dia tau dari mana aku kemarin sedang bersama oppa?!”

“hahaha, eonni kau jangan kelihatan tegang begini. Haha..”

“Ya! kau ini! Bagaimana aku tidak tegang memiliki Appa yang seperti itu, kau ingat bagaimana Appa membuat perhitungan pada namja yang melemparku dengan botol air saat SMA?! Haisshh… “

“Iya iya aku ingat, tapi ceritaku belum selesai”

“Baiklah, lanjutkan!”

“Taemin eonni bilang kalo ia melihat mu pergi dengan Hyukjae-sshi. Ia bilang kalo Hyukjae-sshi itu orang yang sangat baik, selama Taemin eonni tidak berada disisimu Hyukjae-sshi lah yang selalu membantu dan menemanimu. Apa itu benar eonni?”

“Oh? Hmmm iya, Hyukjae oppa memang sangat baik padaku, ia orang yg sangat baik. Lalu apa lagi yang Taemin katakan?”

“hmm Taemin eonni bilang , tidak usah khawatir dengan keadaan eonni, karena Hyukjae-shhi pasti akan menjagamu. Setelah ia menceritakan semuanya dan Minho-shii juga sudah meminta maaf, mereka pulang”

“Pulang? Lalu Umma dan Appa bagaimana?”

“Umma dan Appa….”

~Flashback~

“Aku harus menjemput Donghae!”  Appa beranjak dari duduknya. Aku yang di duduk di hadapannya kaget melihat reaksinya seperti itu, lalu Umma menahannya.

“Yeobo!  Biarkan Donghae disana, ia sudah dewasa”

“Ya! Jagi! Kau ibunya, mengapa kau membiarkan putrimu ,bermalam dengan seorang namja! Bagaimana kau ini!”

“Bukan begitu, tadi Taemin sudah menceritakan semuanya, apa kau tega belakangan hari ini melihat putri kita itu murung, bahkan Donghae tidak mempercayai kita sebagai orang tuanya, ia menyimpan masalahnya sendiri, dari kecil ia selalu bercerita apapun yang di alaminya, sekarang dia sudah dewasa, ia sudah bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, biarkan ia melepas lelah, jika memang namja itu bisa membuatnya nyaman dibanding kita, biarkan namja itu menjaganya, kita harus percaya pada Donghae, ia sudah dewasa, sudah tau mana yang harus ia lakukan atau tidak, kita sekarang sebagai orang tua hanya perlu memberitahunya jika ia berbuat salah, biarkan Donghae disana, kau harus percaya Donghae sama sepertiku ibunya”

Appa kembali duduk, Appa memandang Umma yang duduk di sampingnya lalu menghela nafas panjang.

“Baiklah..”

Hanya itu yang Appa ucapkan.

~End of Flashback~

“Begitu eonni…”

Kulihat eonni tertunduk, matanya membendung air mata”

“Eonni..? “

“Ini salahku, aku sangat menyesal ..”

“Ani eonni, Umma Appa baik-baik saja.. eonni tau setelah itu mereka melakukan apa?”

“O? Apa yang Umma Appa lakukan?”

“Umma mengajak Appa nonton dvd, aku juga ikut menonton”

“Mwo???? Kau ikut menonton di kamar?”

“Ani,.. kami menonton dvd di ruang theater”

“Haiss….hahhhh chinca…”

“Hehehe.. eonni tidak usah merasa bersalah, memang tadi Umma dan Appa kelihatan seperti bertengkar?”

“Ani, wajah mereka baik-baik saja..”

Kemudian eonni beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah pintu.

“Eonni mau kemana?”

“Mau ke Umma dan Appa,aku rindu pada mereka, kau mau ikut denganku?”

“Hah! Jebal! Kau baru semalam tidak bertemu mereka”

“Ya! aku sudah menekuk wajahku pada mereka seminggu lebih..ikut tidak?”

“Hahaha… ikut ikut ikut ikut ikut….! ”

Author POV

Siang hari

“Ya! Lee Jinki!..”

Ryeowook baru datang dan langsung duduk di bangku taman depan kantin.

“Ini bukumu ku kembalikan, gomaweo” Ryeowook meletakkan buku itu di atas tasnya.

“Ne, cheonma”  ucapnya serius memandang laptop yang dipangkunya.

“Ya! apa yang sedang kau lihat?”

“Ini aku sedang membaca ulang proposal yang ku buat untuk tim kita mengikuti lomba paduan suara bulan depan”

“Oh! Jadi kita jadi ikut lomba itu, asa! Hahahaaaa”

“Tentu dong! Kita harus ikut, kau tau hadiah utamanya selain uang apa?”

“Apa?”

“Menginap 3 hari 3 malam di pulau Jeju!”

“Chincaro?”

Jinki tersenyum dan mengangguk cepat.

“Huaaaa bagus, sudah lama kita tidak pergi berlibur”

“Hmmm.. iya ya?! terakhir kali kau dan aku berlibur bersama Donghae nuna dan itu berakhir dengan….”

“Iya, berakhir dengan tragis, liburan kita gagal gara-gara eonni tiba-tiba mengeluh sakit kepalanya, jelas saja ia pusing seharian berada di kolam renang, ia pikir ia seekor ikan yang kuat di air selama itu”

“Hahahaha nuna memang unik orangnya hahaaa..”

“heiiii.. kau?”

“uh? Wae????”

“Ani!”

“Kau kenapa? Aneh..”

“Hiiiihiiii… yasudah, aku mau ke perpustakaan dulu ada buku yang mau aku pinjam.. annyeong”

“Ne annyeong”

Setelah melihat Ryeowook pergi Jinki mengeluarkan sepucuk surat dari kantung jaketnya.

“Wookie-yah, kau tidak tau selama ini aku menyimpan seluruh hatiku pada yeoja ini” Batin Jinki.

Kemudian surat itu ia selipkan pada buku yang ada di atas tasnya..

Di Perpustakaan

Ryeowook menelusuri lemari-lemari buku di perpustakaan..

“Mana ya.. hemmh…oh?!”

Ryeowook terkejut tangannya bersamaan dengan seorang namja mengambil buku yang sama.

“Oh! Mian, kau butuh buku ini, ambilah”  ucap namja itu.

“A’ani , kalo kau ingin membacanya silahkan, aku masih ada buku lain yang harus di cari, jadi kau baca saja duluan”

“Hoo jeongmal, o’neomu kamsahamnida”  namja itu menundukkan kepalanya.

“Ne, hehehe silahkan. Aku ingin mencari buku yang lainnya”

Namja itu tersenyum pada Ryeowook, kemudian Ryeowook kembali serius menelusuri tiap-tiap lemari.

“Sepertinya ada disana, baiklah aku harus mencari tangga”

Ryeowook mengambil tangga kemudian menaikinya perlahan karena ia sedikit takut akan ketinggian, buku itu berada di rak paling atas karena itu ia berhati-hati sekali.

“Yup! Dapat!”

Ia menuruni anak tangga satu persatu dengan perlahan, tinggal 3 anak tangga lagi namun kakinya tergelincir, tubuhnya hampir saja jatuh membentur lantai jika saja tidak di topang oleh seseorang.

“Hooo!!!”  Ryeowook memejamkan matanya saat terjatuh.

“Hup!” ucap si penolong saat mendapatkan tubuh Ryeowook di pangkuannya.

~~~

“Jadi kau anak baru yang akan bergabung di tim paduan suara kami?”

“Hehehe ne”

“oohh Hobae..”

“Ne?”

“Iya, aku sunbae mu. Dan sepertinya kau juga lebih muda dariku”

“O? Joneun Jonghyun imnida” ia menjabatkan tangan.

“Ne, Ryeowook imnida. Bangapseumnida^^ berapa umurmu?”

“Aku? Aku 23 tahun”

“Hooo.. aku 24. Kita beda setahun, kau seumuran dengan uri dongsaeng”

“Hehehe ne”

“Jadi kau boleh panggil aku ‘sunbae’ atau ‘nuna’ juga boleh”

“Ne…Ryeowook nuna, mohon bantuannya”

Jonghyun membungkukan badannya..

“Oo’ohh tidak perlu seperti itu hehe”

Mereka asik mengobrol di kursi depan perpustakaan. Hari pun mulai sore.

“Oh? Aku harus pulang. Gomaweo tadi kau sudah menolongku. Annyeong”

“Ne, Annyeong haseyo nuna”

Jonghyun melambaikan tangan dari kejauhan, Ryeowook pergi bersama mobilnya keluar dari area parkir gedung yang berdekatan dengan ruang perpustakaan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Hahhh… oppa mana ya?” Oh! Buku siapa ini?”

Seorang yeoja duduk di bangku taman depan kantin.

“Hu? Surat?”

….

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED

NB :

Mian untuk yang udah nungguin lanjutan kisahnya KyuMin, Author belom bisa kasih lanjutannya, di karenakan Author Nissa Han yang bertanggung jawab belum siap untuk memposting kisah KyuMin selanjutnya.. Jeongmal Mianhae L

Nanti di Part selanjutnya Author pasti akan melanjutkan Kisah KyuMin yang udah bikin chingudeul penasaran itu^^ok ?

Sekali lagi Author Oliviakang mengucapkan Chosonghamnida^^

#New Cast#

Jung Eui Chul

Aktor Drama Korea ( Favorit Author Nissa Han) yang membintangi drama BBF as Haje

Kamsahamnida^^


Introduction the Author

OLIVIAKANG21
OLIVIAKANG21

Annyeong  Haseyo ..

 

This is My Blog This is My heart 🙂

Pertama tama Cuma mau bilang Gamsahamnida untuk yang udah mampir ke Blog ini dan Neomu neomu Gamsahamnida untuk yang udah menyisakan waktu untuk memberikan comment commentnnya .. I love you my Readers

 

My blog My heart = semua yang dipikirkan semua yang di rasakan kutuangkan dengan sepenuh hati di sini.

Mereka yang kita banggakan mereka yang kita cinta kan ku ceritakan, begitu juga sebuah mimpi dan khayalan yang aku tuangkan dalam sebuah tulisan ..

Joneun Olivia Kang imnida , my DOB 21 oktober 1990 sekarang masih menjadi mahasiswa yang memperdalam ilmu psikologi.

 

Di blog ini ff pertamaku itu ‘Tel Me Goodbye’ dan ff berjudul Promise adalah ff pertama  kami berdua , aku dan adikku :

 

Annyeong Haseyo Nissa Han imnida , 5 july 1992 lalu adalah hari di mana aku dilahirkan , kini aku masih menuntut ilmu dan English literature adalah major utamaku sebagai mahasiswa.

 

Tiada alasan lain mengapa kami menuangkan sebuah kisah mimpi atau sebuah khayalan yang kami inginkan menjadi sebuah cerita yang kami kemas sedemikian rupa. Melalui mereka yang kami cintai [My Inspiration My Beloved Super Junior] dan karena mereka lah kisah itu menjadi lebih. Manis yang bisa kami suguhkan sebagai bingkisan terindah seindah bintang Super junior bersinar.

 

Hidup masih terus berlanjut , begitu juga mimpi mimpi dan harapan ..
Biarkanlah kami tetap menungkan sebuah mimpi,cerita dan cinta kami dengan kisah-kisah yang lainnya sebagai perwujudan cinta kami untuk mereka yang mencintai mereka.

 

Di lihat dari kisahnya sepertinya ff Promise ini masih lumayan panjang ceritanya menuju akhir, di sini sebenarnya kami membagi bagi tugas dari setiap kisah.

Oliviakang sebagai penulis kisah : KangTeuk , EunHae, YeWook, 2min, Onkey

Nissa Han sebagai penulis kisah  : HanChul, SiBum, Kyumin , Zhoury

 

Bagai Sayur yang lebih baik jika di tambahkan garam begitu juga kisah kami yang akan semakin baik jika kalian memberikan beberapa comment, kami sangat bahagia jika kalian memberikan kritik atau saran pada kisah kami sebagai bahan pembelajaran untuk kisah selanjutnya.

 

‘Good communication is the way to establish a good relationship’

 

Untuk lebih menjalin silaturahmi yang baik kalian bisa me’add atau memfollow kami di :

OliviaKang : olivia_kangin@yahoo.com [ Olivia Kang] , @oliviapearl13

NissaHan : www.nizza.lahmy@facebook.com [Nissa Han] , @nissa_aiHgelf

 

Kami juga menampung jika ada saran atau usulan untuk ff ff kami .

Oke sekian cuap cuap dari kami

 

Terus cintai Super Junior, cintai lagu-lagu mereka , jadilah ELF yang baik dan 13ELIEVE AND PROM153

Olivia Kang & Nissa Han_


Promise [Part 16]

Promise21

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Olivia Kang & Nissa Han

Cast : Donghae , Hyukjae, Ryeowook, Yesung, Kyuhyun, Sungmin

Other Cast : Jinki, Key, Taemin, Minho

 

Promise21

Donghae terus berjalan dengan kepala tertunduk dan …

Dduuuk!

“Awwww… Chosonghamnida..huwww”  Donghae menabrak seseorang di depannya.

“Gwaenchanseumnida, kamu tidak apa-apa?” Kata orang yang di tabraknya.

Kemudian Donghae mengarahkan pandangannya ke wajah orang itu. Ternyata dia seorang namja, namja yang manis, namja yang berbadan tegap.

“Joneun Jonghyun imnida, mari aku bantu berdiri”

“Ahh ye, Kamsahamnida”

Namja itu membantu Donghae berdiri dengan mengenggam kedua lengan Donghae dari belakang.

“Kamsahamnida..” ucap Donghae lagi.

“Ada yang sakit?”

“Ani..”

“Hmm.. kalo begitu aku pergi duluan, lain kali hati-hati ya”

“Ye,,”  Jawab Donghae pelan.

Namja asing itu menganggukan kepalanya pamit dan berlalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Dari kejauhan Hyukjae memperhatikan Donghae dan namja yang baru dilihatnya itu.

“Siapa dia?” Batin Hyukjae.

Setelah melihat namja itu pergi, Donghae kembali berjalan mencari tempat bersembunyi dan…

Ddduuuukkk ..

Donghae kembali menabrak seseorang, tubuhnya mundur ke belakang kehilangan keseimbangan dan nyaris terjatuh, namun segera di tangkapnya tubuh mungil Donghae, dan yang di tabraknya kali ini adalah Hyukjae. Donghae menutup matanya merasa ngeri dan tidak tahu siapa yang telah di tabraknya lagi. Hyukjae dengan tubuh condongnya menahan Donghae agar tidak jatuh, wajahnya hangat dan mulai memerah menatap wajah Donghae yang begitu dekat hanya berjarak 10cm. Merasa tubuhnya tidak terjatuh Donghae membuka perlahan kedua matanya, dan tatapan mereka bertemu di satu titik bola mata masing-masing.

Jantung Hyukjae terasa berdetak kencang, ia buru-buru membantu Donghae berdiri. Keduanya pun kini berhadapan. Hyukjae melempar pandangannya ke segala arah sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Sedangkan Donghae tertunduk serius mengigit bibir bawahnya. Sebelumnya belum pernah mereka setegang ini jika sedang berdua. Masing-masing entah apa yag mereka rasakan saat ini.

Dan Hyukjae duluan lah yang memecahkan suasana.

“Kamu… kamu, tidak apa-apa kan?”

“Ne, gwaenchana”

“Oh ne …. uhmm..”  Ucapan Hyukjae terputus karena masih gugup.

“Kamu mau kemana Donghae-yah?” lanjutnya.

“Aku? .. aku …..”  Donghae bingung mau jawab apa, karena memang dia tidak punya tujuan. Donghae hanya menatap sekejap Hyukjae dan kepalanya kembali tertunduk Hyukja emengerti apa yang Donghae rasakan saat ini setelah mengalami kejadian kemarin.

“Hmm.. temani aku yuk?!”  ajaknya.

Donghae mendongak dan bertanya.

“Kemana?”

“Sudah, ikut saja. Yuk?!”

Hyukjae merangkul pundak Donghae dan berjalan ke suatu tempat. Mereka  kini berjalan di tepi jalan di antara gedung-gedung pertokoan daerah Myeongdong yang tak jauh dari dari Gedung sanggar. Tiba-tiba Donghae berhenti, Hyukjae yang serius melihat-lihat ke arah pertokoan sekitar tidak menyadari kalo Donghae sudah jauh tertinggal. Donghae menatap lurus pada namja di depannya, ia merasakan hal yang aneh pada dirinya, mengapa saat-saat berada di samping Hyukjae hatinya seketika akan berubah tenang.

“Namja itu, tinggi, berparas ramah, terlihat berkarisma dengan kemeja biru yang dimasukan rapi, punggung tegapnya……. Haiiissshhh chinca”  Gumam Donghae pelan memukul-mukul sendiri kepalanya.

Dan Hyukjae berhenti di depan sebuah kedai “Coffe & Ice Cream Myeong”.

“Ayo masuk”  Hyukjae menoleh kesamping, namun Donghae tidak ada di sebelahnya. Matanya pun sibuk mencari Donghae, ternyata Donghae tertinggal jauh di belakang.

“Donghae!”   Panggil Hyukjae sambil mengayunkan telapak tangannya memberi isyarat segera datang.

Donghae pun segera berlari kecil menghampiri Hyukjae yang menunggunya di depan pintu kedai.

“Wae?”  tanya Hyukjae.

“Ani..”  Donghae segera melangkah masuk ke dalam kedai. Melihat Donghae yang selalu cuek Hyukjae hanya menggelengkan kepala dan menyusul Donghae.

Tanpa bertanya pada Hyukjae, Donghae langsung duduk di meja yang menempel pada dinding kaca luar kedai. Beberapa menit mereka disana, tidak ada yang memulai pembicaraan. Donghae terlihat sibuk dengan layar di ponselnya, entah apa yang sedang ia lihat, wajahnya kembali muram memandang layar ponsel itu. Sedangkan Hyukjae hanya mengamati apa yang di lakukan Donghae tanpa Donghae sadari sama sekali. Hingga salah satu pelayan kedai datang.

“Selamat siang, tuan dan nona mau pesan apa?”   Kata pelayan itu ramah sambil memberikan 2 buku menu yang berbeda.

Buku menu yang di pegang Donghae adalah buku menu ice cream sedangkan yang di pegang Hyukjae buku menu coffe.

“Aku ingin pesan ice cream”  ucap Hyukjae yang pandangannya tertuju pada buku menu yang di pegang Donghae.

“Aku pesan satu ice cream rasa strawberry”   lanjutnya.

Donghae yang tadinya fokus pada buku menu kini tatapannya tertuju pada Hyukjae.

“Aku juga”  ucap Donghae tiba-tiba.

“Baik, jadi 2 ice cream rasa strawberry. Ada yang lain?”

“Tidak, cukup itu saja”  jawab Donghae.

“Baik, tunggu sebentar, pesanan akan kami antar, terimakasih”

Tak lama pelayan itu kembali membawa pesanan mereka. Keduanya menikmati rasa ice cream yang sama itu. Donghae mengulum satu sendok penuh ice cream sambil sesekali pandangannya mengarah pada orang yang melewati jalanan di depan kedai.

“Oppa..”

“Hmm..?”

“Kenapa oppa sangat suka susu strawberry?”

“Hmm?!  Hhahaha.. kau sungguh ingin tau?”  jawab Hyukjae mengarahkan sendok ke wajah Donghae.

“Ne, wae?”

Namun Hyujae hanya tertawa kecil menatap Donghae yang menunggu jawabannya.

“Waeyo???”  tanya Donghae bingung.

“Hmmm.. kenapa ya?”  Hyukjae menatap ke arah jalan , tatapannya sedikit berubah menjadi serius.

“Tidak ada alasan spesifik, hanya dari kecil aku sangat menyukai rasanya, manis” tatapannya masih belum pindah dari jalan.

“Iya, hanya itu…. waeyo?”  tanya Hyukjae yang kini menatap wajah Donghae dengan senyum.

“Ani, aku hanya penasaran saja, seorang namja sangat menyukai susu strawberry, hhahaha manisnya” ledek Donghae.

“Gomapta” sahut Hyukjae sambil menyuapkan satu sendok ice cream dan tersenyum.

“Aiisshhh chinca..” Bisik Donghae.

Mereka sangat menikmati suasana di kedai, kebetulan saat itu kedai dalam keadaan sepi pengunjung, hanya ada 3 atau 4 meja yang terisi di lantai bawah di tempat mereka sekarang berada.

Tiba-tiba bentangan senyum Donghae mengecil saat pandangannya mengarah ke belakang Hyukjae. Hyukjae yang menyadarinya menengok ke arah belakang, ternyata ada Taemin dan Minho yang sedang berjalan ke arah tempat duduk mereka. Wajah Donghae berubah muram kepalanya sedikit tertunduk  dan mengalihkan pandangannya. Taemin yang canggung mencoba menyapa Hyukjae.

“Annyeong haseyo Sunbae..”  Ucap Taemin. Sedangkan Minho yang disampingnya hanya menundukan kepalanya memberi salam.

“Oh Annyeong, kalian disini juga?”

“Ne, ah ani sunbae, aku sudah selesai dan sekarang kami mau pulang”

“Oh begitu”

“Ne, kalo begitu kami pulang duluan, Annyeong haseyo..” Pamit Taemin.

“Ne, Annyeong..”  jawab Hyukjae.

Taemin dan Minho berlalu keluar pintu kedai, sebelum keluar tatapan Taemin kembali pada Donghae sesaat.

Donghae mengambil nafas dan menghembuskan lewat mulutnya perlahan. Ia meletakkan sendok dan memainkan buku-buku jarinya.

“Donghae-yah..” Panggil Hyukjae pelan.

Mata Donghae mulai merah dan meneteskan butir-butir air mata yang langsung buru-buru ia hapus.

“Mengapa aku sekarang secengeng ini…” Kata Donghae dengan senyum yang di paksakan.

“Waeyo..?”  tanya Hyukjae.

“Entah, apa aku benar atau tidak melakukan hal ini oppa, aku hanya ingin semua baik-baik saja. Hanya itu….”   Donghae terus mengeluarkan air mata dan terus mencoba menghapusnya. Hyukjae hanya menatap Donghae dalam-dalam tanpa ada niat memotong omongan Donghae.

Donghae diam sejenak, sesekali ia mengambil nafas panjang dan menghembuskannya, mencoba mengumpulkan kekuatan dan menahan tangis yang mulai membuat sesak di dadanya.

“Taeminie, dia adalah sahabat yang baik dari sebelum bahkan sesudah kecelakaan yang terjadi padaku..” jelas Donghae dengan tatapan kosong. Kali ini Hyukjae mengajukan pertanyaan.

“Kecelakaan? Kecelakaan apa?”

“Iya, kecelakaan 7 tahun lalu. Saat itu aku baru mendapatkan SIM, aku sangat senang karena bisa membawa mobil sendiri yang dibelikan oleh Appa. Tanpa menunggu lama aku ingin segera mengendarai jauh mobil baruku, dan aku mengajak….meng…”  kata-kata Donghae terputus oleh isakan tangisnya. Hyukjae menatap iba yeoja di depannya itu.

“Aku mengajak Kyuhyun, adik bungsuku. Benar, aku sangat merasa senang, begitu juga dengan Kyuhyun yang tak henti memuji cara menyetirku. Saat jalanan kosong aku membawa mobil itu dengan kecepatan tinggi, Kyuhyun pun tertawa kencang menikmati itu. Sampai aku tidak melihat ada plang perbaikan jalan karena saat itu hari sudah mulai gelap. Kubanting setirku ke kiri, mobilku berputar-putar sampai akhirnya menabrak trotoar dan terguling dan detik itu pandanganku semua menjadi gelap. Saat aku mencoba membuka mataku, aku mencium bau darah dan aku tak mendengar tawa Kyuhyun lagi. Aku mencoba menggerakkan tubuhku tapi mustahil karena tubuhku terjepiit. Aku melihat Kyuhyun disampingku. Matanya tertutup, aku memanggilnya, namun ia sudah tak sadarkan diri, wajahnya penuh dengan darah , aku takut. Seketika semua pandanganku kembali gelap…”

Kini Donghae sudah bisa mengontrol dirinya dan mulai bisa bercerita dengan tenang. Air matanya tak berhenti mengalir di pipi hangatnya.

“3 minggu aku sudah boleh keluar dr Rumah Sakit. Aku hanya mengalami retak pada tulang paha dan tangan kiri juga beberapa luka sobek di tangan, kaki, dan punggung. Sedangkan Kyuhyun, kaki kanannya patah. Ia harus menjalani terapi sampai 6 bulan baru ia bisa berjalan kembali. Itu sangat memukul perasaannya. Di umurnya yg baru menginjak 15 tahun itu adalah masa-masa di mana seorang namja yang bermain dengan teman-temannya, bebas berlari-larian,dan hal-hal lainnya. Tapi kondisi Kyuhyun belum memungkinkan untuk melakukan hal itu semua. Saat teman-temannya bermai bola dengan riang, ia hanya bisa duduk menonton di sisi lapangan. Hingga suatu saat salah satu temannya mengajaknya bermain, Kyuhyun bermain sebagai kiper, menurutnya tidak terlalu berbahaya jika ia tidak terlalu banyak berlari, karena tugasnya adalah menjaga gawang. Namun pikirannya salah, salah satu temannya dari kubu lawan menendangnya tanpa sengaja hingga terjatuh dan teman lainnya menginjak kaki kanannya yang belum benar-benar pulih itu. Ia kembali di larikan ke RS. Hanya 3 hari ia menginap di RS dan ia di perbolehkan pulang, namun kali ini ia berjalan di bantu oleh tongkat. Seminggu kemudian ia mulai merasa sangat jenuh di rumah dan ia pergi ke lapangan bola untuk melihat teman-temannya, wajahnya berseri melihat temannya 2 kali mencetak gol  ke gawang lawan. Saat setengah permainan semua pemain pergi ke sisi lapangan untuk beristirahat dan kembali mengatur strategi untuk babak berikutnya. Ketika itu salah satu temannya menghampirinya..

“Ya! Kyuhyun-ahh, kau lihatkan setelah tim kita ganti kiper, kita jarang kebobolan”

“Maksud-mu?”  Kyuhyun menjawab dengan ketus.

“Kau tau lah, kau itu tidak berguna, lihat kondisimu sekarang, menyedihkan sekali!”

“Mwo?!!!!”

Hampir saja kepalan tangan Kyuhyun mengenai wajah anak itu kalo saja tidak di tahan oleh temannya yang lain.

Ia sangat marah dengan perkataan temannya itu. Ia terus saja memberontak, sampai akhirnya ia melangkah pergi dari tempat itu dengan terpincang-pincang. Semenjak kejadian itu, 3 hari ia tidak mau keluar dari kamarnya dan mengurung diri tidak mau makan. Kami sekeluarga sangat putus asa untuk memebujuknya lagi. Hingga di hari ke-empat ia keluar kamar dan meminta macam-macam jenis game. Kami sangat lega dan tanpa berpikir lagi Appa memenuhi semua permintaan Kyuhyun. Semenjak itu kepribadian Kyuhyun menjadi agak dingin dan sedikit bicara. Bahkan saat tumbuh dewasa ia sering berganti-ganti pacar sesukanya. Aku sempat mengalami depresi berat , berpikir semua ini terjadi menimpa Kyuhyun adalah gara-gara kesalahanku. Jika aku berada di luar rumah hanya Taemin yang setia menemaniku , ia adalah sahabatku dari kecil . 2 Tahun sampai aku berani kembali membawa mobil sendiri . Taemin selalu berada di sisisku, hanya ia yang tahan dengan omelanku, kritikkan pedasku, ia teman yang sangat baik. Ia begitu sabar menghadapi sifat sensitifku. Sampai-sampai aku tidak menyadari bahwa aku telah mengambil waktu-waktu pribadinya. Banyak namja yang jatuh hati padanya, karena ia anak yang periang dan ramah , namun para namja mengurungkan niatnya untuk mendekati Taemin karena ia selalu berada di dekatku, yeoja yang mereka sebut “anjing penjaga”. Seiring dengan berjalannya waktu dengan perlahan aku sudah bisa menghilangkan trauma itu. Itu semua berkat sahabatku , Lee Taemin yang tidak pernah lelah membantu dan memnemaniku. Hingga kini aku sudah bisa bersosialisasi lagi dengan orang-orang di sekitarku. Beberapa waktu lalu ia memperkenalkan seorang namja padaku, dia adalah Choi Minho yang diakuinya sebagai kekasihnya. ..”

Donghae berhenti sejenak, mencoba mengontrol nafasnya yang mulai tertahan lagi oleh isakan tangis.

“Aku bahagia kini ia bisa menemukan seseorang yang bisa ia jadikan tempat bersandar, setelah selama ini ia kujadikan tempat bersandar dari traumaku . Namun namja itu melakukan hal yang salah, aku terluka, namun aku tidak bisa membayangkan bagaimana Taemin jika ia mengetahui hal yang sebenarnya , ia pasti akan sangat lebih terluka. Aku memutuskan untuk diam. Aku hanya ingin dia, sahabatku bahagia…. Aku sangat merindukannya oppa, tapi aku tidak bisa membuatnya sedih, aku tidak bisa…”

Donghae kembali terisak menundukkan kepalanya. Hyukjae mengangkat dagu Donghae dan menghapus air mata itu dengan kedua ibu jarinya. Ia menatap Donghae iba.

“Gwaenchana, arraseo…..”   ucap Hyukjae menatap Donghae teduh.

Hyukjae mendekatkan wajahnya ke wajah Donghae dan mengecup lembut kening Donghae. Donghae menutup matanya dan sesaat perasaannya kini menjadi lebih tenang.

~~~~~~~~~~~

Apartement Bal San

Minho mengajak Taemin ke apartementnya untuk pertama kali.

“Silahkan masuk tuan putri”   Minho mempersilahkan masuk Taemin untuk masuk ke dalam apartementnya, Taemin dengan tersipu malu melangkah masuk ke dalam.

“Kamu tunggu di sini ya, aku ambil air dulu”  Pinta Minho pada Taemin di ruang tamu dan ia melesat masuk ke dapur. Taemin memperhatikan seisi ruangan apartement itu.

“Yeobo”   Panggil Taemin.

“Ne?”    jawab Minho dari dapur.

“Kamu tinggal sendiri?”

“Hmm..”   jawab Minho singkat.  Taemin mengangguk mengerti.

“Haisshh kulkas kosong.. hahhh”   Gerutu Minho saat mendapati kulkasnyabenar-benar kosong. Minho segera keluar dari dapur dan menghampiri Taemin.

“Jagiya”   Panggil Minho pada Taemin yang berdiri di sisi jendela apartement memperhatikan suasana di luar gedung.

“Ne?”

“Aku keluar sebentar ya, ternyata kulkasku kosong. Aku beli minum dulu ya”

“Hmm, hati-hati yeobo” Jawabnya dengan senyum manis.

“Ne, aku pergi”  Minho menutup pintu.

Pandangan Yaemin kembali ke luar gedung, cauca du liar lumayan panas akhirnya Taemin menjauhi jendela dan duduk di sofa. Ia mengambil remote TV yang tergeletak di sisi sofa dan menyalakan TV.

“Huuufftt.. tidak ada acara yang bagus”

Ia mematikan lagi TV nya. Taemin mulai terlihat bosan, berkali-kali ia melihat jam tangan, kemudian matanya melirik tas di sampinganya dan mengeluarkan ponsel.

“Tidak ada sms….”

Ia menekan-nekan tombol ponsel dan matanya melebar sesaat kemudian tatapannya berubah sendu. Urat-urat di matanya memerah , matanya mulai hangat dan air mata menggenang di bibir matanya. Jari-jarinya meraba lembut layar ponsel. Bibirnya bergetar ingin mengatakan sesuatu perlahan..

“Donghae-yah, aku merindukanmu. Sebenarnya aku tidak peduli kau salah atau tidak. Maafkan aku, namun aku harus berbuat sebaliknya jika Minho berada di sisiku. Aku bingung, aku sangat merindukanmu. Apa yang harus aku lakukan… Donghae-yah, bogoshipposeo, mianhae..”

Pipi hangat Taemin basah dengan air mata, ia buru2 menghapusnya dengan jari-jari mungil itu. Kemudian ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya. Di genggam erat ponsel itu dan kemudian kembali ia letakkan di dalam tas.

Taemin tak mengetahui bahwa seseorang mendengar semua perkataan yang ia ucapkan tadi, walau dengan nada berbisik karena suasana apartement sepi , seseorang bisa mendengarnya. Minho menyembunyikan diri dalam diam di balik dinding kaca pintu apartementnya. Raut wajahnya begitu dingin setelah mendengar semua yang dikatakan Taemin sebenarnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Rumah Keluarga Youngwoon_

Donghae sedang telungkup di atas tempat tidur kamarnya. Kedua ibu jarinya sibuk memainkan layar ponsel.

Ttook ttok toook..

Terdengar suara ketukan pintu kamar Donghae. Donghae hanya menoleh tanpa menjawab dan pandangannya kembali pada layar ponsel.

Ttook ttok ttoook..

“Sayang.. Umma boleh masuk?”   Kata orang di balik pintu.

Donghae tetap tidak menjawab, tak lama pintu kamar Donghae terbuka dan terdengar suara langkah kaki menghampiri tempat tidur Donghae. Donghae buru-buru memasukan ponselnya ke bawah bantal.

“Kamu sedang apa? Kamu tidak lapar?”   tanya Jungsu pada putri sulungnya.

“Ani”   jawab Donghae dengan wajah setengah masuk ke bantal membelakangi Umma-nya.

“Tapi dari sore kamu belum makan apa-apa, makan sedikit ya supaya tidak sakit?”   bujuk Jungsu sambil mengelus-elus rambut Donghae.

“Kamu sedang ada masalah?”  lanjut Jungsu.

“Ani umma, gwaenchana”   sahut Donghae singkat lagi.

Donghae memejamkan matanya dalam-dalam, ia sebenarnya tidak ingin seperti ini kepada Umma-nya.Namun untuk kali ini ia tidak bisa menceritakan masalahnya, bukan reaksi Umma-nya yang ia khawatirkan,melainkan jika Appa-nya, Youngwoon yang mengetahui masalah yang sedang ia alami, pasti Youngwoon tidak akan tinggal diam. Ia tidak mau hal ini malah menjadi semakin besar akibat Appa-nya ikut campur.

Jungsu menarik nafasnya sedikit melihat perubahan sikap putrinya itu.

“Baiklah, nanti bibi Wu akan membawakan makanan kesini, dimakan ya sayang, Umma keluar sekarang”  Jungsu mengecup pucuk kepala Donghae lalu segera melangkah keluar kamar.

Secara bersamaan Ryeowook keluar dari kamarnya dan melihat wajahJungsu muram keluar dari kamar Donghae. Jungsu melangkah menuju pintu kamarnya, Ryeowook kemudian menyusul masuk ke kamar Umma nya itu. Saat memsuki kamar Jungsu duduk di sisi tempat tidur, kedua tangannya merogoh laci meja yang tak jauh adri sisi tempat tidur. Ia mengeluarkan sebuah album foto berukuran 30×30 cm. Jungsu membuka perlahan cover album yang sedikit berdebu karena cukup lama berada di dalam laci yang tersusun rapi. Sedikit demi sedikit bibir Jungsu membentangkan senyum melihat satu persatu foto di album tersebut.

“Umma?” terdengar suara di balik pintu.  Jungsu melempar pandangannya ke pintu kamar.

“Ke sini”  Jungsu menepuk sisi tempat tidur menyuruh Ryeowook agar duduk di sisinya. Ryeowook tersenyum dan berlari kecil ke sisi Umma-nya.

“Umma sedang apa?”

“Lihat ini, kalian masih balita, pipimu seperti bakpau, hahhh lucunya”

“Umma, tapi sekarang aku cantik kan?”

“Haha iya iya, putri Umma semuanya cantik”

“Hihiiiiii.. Hmm Umma, Donghae eonni masih belum mau bicara?”

“Belum, mungkin eonni-mu masih belum mau cerita, biarkan saja dia butuh waktu sendirian”

“Iya Umma aku juga berpikir begitu, tapi sepi juga kalo dia seperti ini terus-terusan hehehe..”

Jungsu tersenyum sambil mencubit pipi Ryeowook gemas.

“Umma itu Kyuhyun umur berapa, pipinya sangat menggemaskan saat di cium Appa hahaha”

Jungsu tersenyum seraya mengelus foto kecil Kyuhyun.

kangkyu21

“Ini Kyuhyun berumur satu tahun, dia sudah bisa berjalan bahkan berlari. Namun bicaranya sangat lama, dia begitu lincah sampai-sampai Appa mu kewalahan jika dia sudah bermain dengan bola sampai tidak mau berhenti kalo dia belum mengantuk dan berhenti sendiri”

“Chinca Umma?”

“Iya, dia begitu nakal, sampai dewasa pun dia tidak pernah berhenti membuat kita khawatir”  Raut wajah Jungsu berubah sedikit muram dan senyumnya pun menipis. Ryeowook yang melihat wajah Jungsu mengenggam hangat tangannya.

“Umma…”

“Sekarang dia sudah menikah, kita sudah tidak perlu mengkhawatirkannya lagi, karena dia menikahi seorang istri yang sangat baik… iya, dia sudah menikah, Kyuhyunie yang nakal itu..”

“Umma, tetap saja uri Kyuhyun adalah anak Umma, dongsaeng ku, selamanya Kyuhyunie adalah Kyuhyun kecil kita. Umma, Umma rindu pda Kyuhyun ya?”

Jungsu langsung menoleh menatap Ryeowook.

“Bagaimana kalo lusa Kyuhyun dan Sungmin kita ajak makan malam bersama saja, ya Umma?”

Jungsu tersenyum pada Ryeowook dan memeluk tubuh mungil putrinya itu hangat.

“Iya, lusa kita undang mereka ke sisni, Umma sangat merindukan Kyuhyunie”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kyumin Home

Semenjak kejadian kemarin malam, Sungmin mencoba untuk melupakannya, kalaupun mau merasa kecewa atau marah Sungmin yakin Kyuhyun pun tidak akan memperdulikannya, yang ada nanti malah situasi yang lebih canggung di antara mereka berdua, dan Sungmin tidak mau hal itu terjadi. Pagi pagi seperti biasa Sungmin bangun lebih awal, mandi , lalu menyiapkan sarapan, setelah selesai ia kekamar dan membangunkan Kyuhyun,

“Kyu.. bangun” Sungmin mengelus pelan tangan kiri Kyuhyun.

“Kyu.. sudah pagi ayo bangun” Kyuhyun membuka matanya lalu melihat jam, ia duduk lalu mengecek handphonenya yang tergeletak di  atas meja samping tempat tidur.

“Sarapan sudah siap, mandi dan turunlah kyu”

“hmm” jawab Kyu singkat, setelah selesai mengecek handphonenya Kyu bangkit dan masuk ke kamar mandi. Sungmin membereskan tempat tidur dan menyiapkan baju yang akan dipakai Kyuhyun kerja, lalu kembali ke dapur.

Tidak lama Kyuhyun sudah selesai  dan duduk di meja makan, tetapi Sungmin tidak menemaninya sarapan karena sedang mencuci piring, [bunyi dering sms] Handphone Sungmin berbunyi yang ia letakan di meja dekat dapur, Sungmin mengelap tangannya lalu mengambil handphonenya, ternyata itu sms dari Henry sahabatnya.
#From Henry : Minnie .. Eui Chul sudah kembali ^^ kapan kapan kita berkumpul bersama, gimana ?

Sungmin tersenyum melihat layar hanphonenya, Kyuhyun melihat kearah Sungmin, ia mengerutkan dahinya lalu kembali fokus pada sarapannya, Sungmin membalas sms nya

#To Henry : Chinca ? kapan ? ok, nanti hubungi aku lagi ya.
“Aku selesai” kata Kyuhyun menyudahi sarapannya, “Oh… ne~” Sungmin mengantar Kyuhyun ke garasi mengambil mobilnya lalu berangkat.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Menjelang Jam Makan Siang

Kyuhyun POV

“Aaaghhh.. kenapa pekerjaan ini banyak sekali !!” kesal Kyuhyun melihat pekerjaannya yang semakin hari semakin bertambah.

“Apa appa juga dulu seperti ini ya?”. Tok .. Tok .. Tok .. pintu ruang kerja Kyu di ketuk “masuk” kata kyu.

“Hi..” sapa Seungmi riang.

“Oh .. kau hi” Kyuhyun tersenyum.

“Kenapa tidak bersemangat seperti itu ?” tanya Seungmi sambil memeluk Kyuhyun dan mencium pipi kanan kirinya sebagai sapaan saat bertemu seperti biasa.

“Hah .. entahlah aku sedang suntuk dengan pekerjaan pekerjaan ini” Seungmi tersenyum melihat Kyuhyun.

“Oh begitu.. mmh iya bagaimana dengan istrimu? Sepertinya ia merawatmu dengan baik?” kata Seungmi santai.

“Ya !! chagi.. kenapa kau tiba tiba membahas hal ini, sudah ku bilang, aku tidak suka membahas hal ini jika kita sedang bersama, kau masih percaya dengan ku kan, aku hanya mencintaimu, tugasmu sekarang hanya menunggu untuku sebentar, diwaktu yang tepat aku akan kembali padamu !”

“Hahahah arra arra, sudah .. kok jadi kesal begini wajahmu” Seungmi mengelus pelan wajah Kyuhyun

“Habis kau ini”

“Ne~ mianhae chagi, bagaimana kalau besok kita jalan jalan, besokkan libur, otte ?”

“Ah… benar juga”, Seungmi melihat ke arah jam’

 “Sudah waktunya makan siang.. ayo kita makan”

“Ok, ayo” akhirnya mereka pergi makan siang berdua.
~~~~~~~~~~~

Kyumin Home

Sungmin sedang menulis sesuatu di bukunya ketika pintu diketuk

“Ah kau sudah pulang” Sungmin langsung mengambil tas kerja Kyuhyun, wajah Kyuhyun terlihat lelah dan kusut, ia menjatuhkan tubuhnya ke sofa di ruang tengah, Sungmin panik melihat itu

“Kyu… waeyo ? gwenchana?”

“Hmm.. Cuma lelah” Sungmin langsung pergi ke dapur mengambilkan air untuk Kyuhyun.

“Ini Kyu minum dulu, kau mau aku siapkan air hangat untuk mandi?”

“Boleh”

“Yasudah tunggu sebentar ya” Sungmin pergi ke kamar mandi di kamarnya untuk mempersiapkan air hangat. Kyuhyun sedang duduk beristirahat ketika ia melihat buku pink tergeletak di atas meja, ia berfikir mungkin itu punya Sungmin, sempat berfikir untuk mengambil dan membacanya, tapi.. ah sudahlah itu tidak penting untuk Kyuhyun.

“Kyu.. airnya sudah siap” teriak sungmin dari dalam kamar, Kyuhyun bangkit lalau  masuk ke dalam kamar. Selesai mandi Kyuhyun keluar dan melihat sungmin sedang melipat pakaian di atas tempat tidur.

“Sudah selesai ? kau ingin makan dikamar saja? Nanti aku bawakan makanan ke sini” Kyuhyun berfikir sebentar, ah boleh juga aku memang sangat lelah.

“iya”

“aku ambilkan dulu, kau tunggu sebentar ya” Sungmin keluar dan Kyuhyun mendudukan tubuhnya di tempat tidur, tidak lama Sungmin masuk membawakan makanan dan minuman.

“ini Kyu”

“gomawo”

“ne”.

Selagi Kyuhyun makan, Sungmin memotong buah untuk Kyuhyun seperti biasa, setelah selesai ia melanjutkan melipat baju di samping kyuhyun.

“Kyu nanti kalau sudah selesai, taruh saja piringnya di samping tempat tidur, nanti aku yang ambil” Sungmin bersiap siap keluar kamar.

“Kau mau kemana?” tanya Kyuhyun tiba tiba.

“ah.. aku.. aku mau makan kyu” Kyuhyun sedikit terlihat kaget .

“kau belum makan?”

“belum” Sungmin tersenyum.

 “Gwenchana kyu, kau lanjutkan saja makanmu aku keluar dulu”. Kyuhyun melihat jam, jam 08.30.

 “ini sudah telat untuk jam makan malam, apa minnie menungguku untuk makan malam, ah pasti iya, kitakan selalu makan malam bersama, memang sih hari ini aku pulang telat karena memang pekerjaan di kantor sangat banyak” gumam Kyuhyun, setelah berfikir sebentar ia melanjutkan makannya dalam diam.

“ah iya.. besok aku dan Seungmi akan pergi bersama lagi, sudah lama rasanya tidak jalan dengannya setelah pernikahan ini” Kyuhyun senyum senyum sendiri memikirkan besok ia akan jalan bersama Seungmi kekasihnya itu.

Kyuhyun sudah menyelesaikan makannya dan sekarang ia hanya duduk duduk di tempai tidur sambil memainkan handphonenya, tiba tiba sungmin masuk.

“kau sudah selesai kyu?” Kyuhyun mengangkat kepalanya.

“sudah”

 Sungmin berjalan kesamping tempat tidur mengambil nampan berisikan piring kotor “istirahatlah Kyu, supaya badanmu fit lagi” dengan penuh perhatian dan senyum yang selalu sungmin tunjukan, ia mengatakan hal itu.  Sungmin berjalan keluar kamar dengan nampan di tangannya, ia menutup pintu kembali perlahan, Kyuhyun masih memandanginya sampai pintu kembali menutup. Setelah setengah jam Kyuhyun mencoba untuk memejamkan mata, ternyata ia belum bisa tertidur juga, tubuhnya memang lelah, tetapi dia belum mengantuk, ia melihat jam jam 09.55.

“apa yang dilakukan minnie, kenapa dia belum tidur?” Kyuhyun bangkit lalu berjalan keluar kamar perlahan, ia berjalan menuju ruang tengah.

“ne~ Henry-ah nado bogoshipo, ne?…. ah kau baru pulang? Pasti habis jalan bersama oppa ya? hehehe, ne~ arraseo, ah.. aku ? tidak, Kyu sedang tidak enak badan, gwenchana henry, aku baik baik saja, iya aku sudah menerimanya, ne~ aku juga ingin sekali bertemu dengannya, hmm… sedang dalam pembuatan, aku akan melakukan yang terbaik Henry, ne~ main mainlah ke sini, temani aku ya ! ne~ annyeong”

Clik’

Sungmin menutup teleponnya, ia tersenyum lalu melanjutkan pekerjaannya menulis sesuatu.

“Bertemu dengannya?” kyuhyun mengulang kata kata Sungmin.

“bertemu siapa? Ah.. molla aku tidak tau sama sekali tentang urusannya”

Kyuhyun melangkahkan kakinya mendekati Sungmin, ia langsung duduk di sofa sebelah Sungmin, Sungmin menoleh kaget.

“Kyu… waeyo ? kenapa tidak tidur, apa kau butuh sesuatu ?” tanya Sungmin khawatir.

“ani.. aku hanya belum mengantuk” jawab Kyuhyun sambil mengambil remote Tv dan menyalakannya, ia bersandar pada sofa membuat posisi nyaman pada tubuh tubuh lelahnya, Sungmin masih terus memperhatikan Kyuhyun  untuk memeriksa keadaannya.

“apa di kantor sedang banyak pekerjaan Kyu?” tanya Sungmin.

“sangat”

“hmm pantas kau sangat lelah” Kyuhyun hanya diam, matanya menatap layar Tv sambil memijat mijat pundak kirinya sendiri, Sungmin masih memperhatikan Kyuhyu.

“mmh Kyu apa kau mau teh hangat ? aku ingin membuatnya”

Kyuhyun menoleh lalu mengangguk sedikit, sungmin tersenyum.

“oke”

Sungmin langsung pergi ke dapur, Kyuhyun melihat kertas kertas yang tadi ada di pangkuan sungmin diletakan di sofa.

“kertas apa ini?” Kyuhyun melihat ada not not angka dan beberapa tulisan, tidak lama ia melihat lalu ia kembali fokus melihat layar Tv.

Sungmin datang dengan 2 cangkir teh hangat dan bungkusan plastik, ia lalu meletakan di meja.

“Kyu pakailah ini, mungkin bisa sedikit mengurangi rasa pegalmu”

Sungmin mengangkat bungkusan pelastik yang berisi plester penghangat tubuh yang bisa mengurangi rasa pegal , Kyuhyun memeperhatikan plastik itu sebentar.

“Gwenchana kyu, hanya akan terasa panasa sedikit” Sungmin merobek plastiknya dan mengambil 2 lembar plester.

“Biar aku pakaikan”

Sungmin menarik tangan Kyuhyun agar duduk tegak , ia sedikit membuka leher kaos Kyuhyun lalu menempelkan di kanan kiri pundak Kyuhyun , tubuh Kyuhyun sedikit menegang ini keduakalinya ia sangat dekat dengan Sungmin selain saat di pesta pernikahan mereka, dan Kyuhyun harus mencium kening Sungmin.

“Nah selesai” kata Sungmin.

Kyuhyun mengelus plester yang di tempel sungmin , lalu langsung mengambil cangkir teh agar rasa tegangnya hilang. Sungmin kembali mengambil kertas kertas  lalu mulai mencoret coret lagi. Kyuhyun mencoba kembali fokus ke Tv tapi sesekali ia melihat ke arah sungmin, ia memperhatikan sungmin lama, lalu kembali bersandar merasakan hangat di tubuhnnya terutama di bagian pundaknya menggantikan rasa pegalnya tadi.

Sungmin terus mencoret coret kertas yang ada di pangkuannya, tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 11.45 malam, ia melihat ke arah Kyuhyun, ternyata Kyuhyun tertidur di sofa, sungmin tersenyum , ia meregangkan tubuh tubuhnya sebentar, merapikan kertas kertasnya, ia mengambil remote tv lalu mematikannya, ia lalu mengambil cangkir cangkir teh di meja dan membawanya ke dapur, Sungmin kembali keruang tamu dan membangunkan Kyuhyun.

“Kyu… bangun.. ayo pindah ke tempat tidur” Sungmin mengelus tangan Kyuhyun.

Kyuhyun terbangun matanya masih setengah terpejam, lalu berjalan ke kamar, Sungmin mengikuti di belakangnya. Kyuhyun langsung menidurkan tubuhnya di tempat tidur, Sungmin mengangkat selimut yang tertindih kaki Kyuhyun lalu menyelimuti ke tubuh Kyuhyun, ia mematikan lampu dan ikut masuk ke dalam selimut dan berbaring di samping Kyuhyun.

“Malam Kyu” kata sungmin, tapi tidak di jawab oleh Kyuhyun.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pagi hari di hari minggu Sungmin sudah sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi, Sungmin sengaja tidak pernah membangunkan Kyuhyun di setiap hari libur.

“hari ini aku harus membeli bahan bahan makanan, semua sudah hampir habis”

Sungmin melihat  lihat di lemari persediaan makanan, di dalam kulkas, ke tempat penyimpanan sabun-sabun lalu mencatatnya

“kenapa bulan ini  banyak sekali yang habis…. astaga, hari ini aku juga harus mengantar pakaian ke tempat laundry ah…. aku sangat lupa” gumam sungmin melemah.

Ia terduduk di bangku meja makan sambil memperhatikan list list belanjaan yang harus dia beli. Kyuhyun masuk ke ruang makan dengan pakaian yang sudah rapih, kelihatan dia baru selesai mandi, Kyuhyun langsung duduk di meja makan dan menuang nasi goreng ke dalam piring.

“oh kau sudah bangun kyu” kata sungmin yang baru sadar Kyuhyun sudah duduk di hadapannya.

Sungmin bangun lalu membuatkan susu kesukaan Kyuhyun seperti biasa, lalu meletakan susu itu di meja makan. Sungmin kembali duduk di tempatnya, Hening…………. suasana canggung seperti biasanya. Sebenarnya Sungmin tidak suka dan sangat merasa frustasi dengan suasana seperti ini, sama seperti saat dulu sebelum mereka menikah, setiap mereka sedang berdua selalu saja suasananya seperti ini, Sungmin tau Kyuhyun pasti tidak akan membuka pembicaraan duluan  jadi Sungmin harus berfikir keras untuk mencari topik pembicaraan.

“ehmm Kyu kemarin umma menelfon” kata Sungmin perlahan, Kyuhyun melihat ke arah Sungmin.

“umma?”

“ne, jungsu umma”

“oh” kata Kyuhyun cuek kembali makan.

“umma hanya menanyakan kabar dan katanya jika kau tidak sibuk dia mengajak kita untuk makan malam bersama dirumahmu” Kyuhyun hanya mengangguk angguk tanpa melihat ke arah Sungmin.

“Huuhf…” Sungmin membuang nafasnya perlahan lahan melihat reaksi reaksi Kyuhyun terhadapnya, ayo Sungmin jangan mudah menyerah ! kata sungmin didalam hati, apa lagi yang harus aku katakan.

“Kyu apa hari ini kau ada acara?”

“wae?”

“mmh.. bisa tidak kau mengantarku ke swalayan, aku ingin belanja bahan bahan keperluan bulanan.”

Kyuhyun mengerutkan dahi lalu melanjutkan makan.

“ani .. aku tidak bisa, aku sudah ada janji”

“ah.. begitu ya” sungmin menyerah, ia kembali mencoret coret list list belanjaan, memperhatikan apakah masih ada yang harus dia beli.

“aku selesai” Kyuhyun bangkit lalu pergi dari ruang makan .

“oh.. ne” jawab Sungmin kaget.

Sungmin lalu membersihkan piring-piring kotor dan mencucinya, Sungmin kembali ke kamar untuk bersiap siap pergi belanja ketika melihat keruang tamu, disana ada Kyuhyun sedang membaca koran harian, di kamar Sungmin mengambil baju baju dan sprei kotor yang akan di bawa ke laundry dan di masukannya ke dalam kantong tas, [Bunyi dering Handphone] Sungmin melihat ke meja tempat tidur, Handphone Kyuhyun berdering, Sungmin mengambil handpone itu

Seungmi Calling

Sungmin memandang layar ponsel itu lama matanya sedikit meredup.

“ternyata mereka masih berhubungan” gumamnya kecil lalu langsung keluar kamar untuk memberikannya pada Kyuhyun .

“Kyu handpone mu bunyi” kata sungmin takut takut.

Kyuhyun kaget melihat handponenya di pegang Sungmin, dia cepat cepat mengambil  lalu melihat siapa yang menelpon , mata Kyuhyun sedikit melebar lalu melihat ke arah Sungmin, Sungmin diam dan langsung kembali ke kamar, Kyuhyun buru buru mengangkat.

“yeoboseo?”

“yeoboseo chagi” kata orang di sebrang .

“mmh ne ada apa chagi? Nanti jadi kan?”

“nah karna itu aku menelponmu sekarang, maaf Kyu sepertinya kita tidak bisa pergi hari ini”

“loh waeyo?”

“orangtuaku hari ini pulang ke korea, entahlah mengapa mereka tiba tiba sekali, dan aku harus menjemput mereka di bandara”

“apa mau ku antar?”

“ah tidak usah kyu, tidak apa apa”

Sungmin mendekat ke arah Kyuhyun sambil membawa tas kantong berisi penuh .

“Kyu aku berangkat”

Kyuhyun menjauhkan telponnya.

“Hmm..” jawab Kyu lalu menelpon lagi..

“yasudah kalo begitu, tidak apa apa, masih ada besok besok”

“mianhae Kyu, yasudah bye..”

“bye..”

Clik’

Kyuhyun diam lalu memandang punggung Sungmin dari dalam rumah yang akan membuka gerbang, apa aku mengantarnya saja ya, tapi untuk apa, ah.. adari pada dirumah.. tapi .. Kyuhyun bingung dengan pikirannya sendiri, dia ingin memanggil sungmin tapi tubuhnya sulit menjalankan  perintah dari otaknya yang berlawanan dan akhirnya sungmin sudah berjalan menjauh dari rumah

“Tapi sebenarnya dia mau ke swalayan atau ke tempat laundry sih? Tas yang di bawa besar sekali”.

Sungmin masih berjalan sampai keluar komplek agar bisa mendapatkan taksi.

“Tidak ….. mungkin mereka hanya menanyakan kabar satu sama lain jadi tadi dia menelpon Kyu, ya.. mungkin seperti itu, aduuuhh sudahlah minnie harus berfikir positif pikir positif pikir positif” Sungmin berbicara sendiri dalam perjalanan.

Memang Sungmin mengira Kyuhyun sudah putus setelah menikah bahkan sungmin tak tahu jika Kyuhyun di luar masih sering bertemu dengan Seungmi. Sungmin menunggu agak lama sampai akhirnya ia mendapatkan taksi, pertama tama dia menuju tempat laundry terlebih dahulu.

“Ne~ Gamsahamnida adjhumma, nanti akan saya ambil kembali, mungkin agak sore”

Sungmin berbicara pada adjhumma tempat dia berlangganan laundry, setelah itu dia menuju swalayan, Sungmin menelusuri satus satu tempat makanan dan kebutuhan sehari hari lainnya, sambil mencoret daftar list kebutuhan yang sudah ia dapatkan, setelah selesai Sungmin menuju kasir.

“Hah.. benar saja, sudah aku duga pasti akan seperti ini” Sungmin memandang kantong kantong belanjaannya.

Setelah dia selesai membayar, ada 3 kantong pelastik besar di sana, Sungmin mengangkat sekuat tenaga belanjaan belanjaannya, sudah hampir sampai pintu keluar Sungmin beristirahat sebentar ia memijit mijit otot otot tengkuknya yang tertarik karena membawa barang barang berat, lalu sedikit meregangkan tangannya, sekiranya ia sudah cukup beristirahat, ia bersiap siap untuk mengangkat belanjaanya lagi ketika ada tangan daria arah samping mengangkat barang barang belanjaanya, Sungmin kaget lalu menoleh..

“K… kau??”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED


Promise [Part 15]

PROMISE 15

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Olivia Kang & Nissa Han

Cast : Donghae , Hyukjae, Ryeowook, Yesung, Kyuhyun, Sungmin

Other Cast : Jinki, Key, Taemin, Minho

PROMISE 15

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Kyu.. coba kesini sebentar”

“Ne? Kenapa Umma?”

“Kyu coba lihat, menurutmu gaun mana yang cocok untuk dikenakan Minnie?”

Saat tirai ruang penjajalan gaun dibuka, Kyuhyun memandang Minnie, lama. Bola matanya terbelalak tak percaya…

Kemudian ia sadar dan tatapannya pada Sungmin kembali seperti biasa, datar.

“Terserah kalian saja umma”  Jawab Kyuhyun enteng.

Namun tiba-tiba pandangannya bertemu dengan mata Sungmin. Sungmin menatap Kyuhyun dengan tatapan memohon, akhirnya Kyuhyun mengerti maksud Sungmin.

“Ahh baiklah baiklah , aku suka dengan yang dipakai Minnie sekarang”

“Ahh akhirnya begitu ya Kyu? Hmm.. karena Kyu suka yang ini, kita ambil yang ini saja”   Kata Umma Minnie.

Akhirnya fitting gaun hari ini selesai. Saat ingin menuju mobil untuk pulang Sungmin memanggil Kyuhyun.

“Kyu..”   Panggil Sungmin kemudian Kyuhyun menoleh kebelakang dimana Sungmin memanggilnya.

“Gomaweo..”

“Untuk?..”   Tanya Kyuhyun lagi.

“Kau mau berpura-pura tadi”

“Oh.. gwaenchana..”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

_Hari Pernikahan

Keluarga Sungmin dan keluarga Kyuhyun tampak gembira dalam upacara pernikahan itu. Namun ada satu yang disayangkan bagi Sungmin, oppa tersayangnya Zhoumi tidak dapat hadir tepat saat di hari ia melaksanakan pernikahan. Zhoumi mendapat tugas keluar kota dari kantornya. Semua orang berdecak kagum melihat pasangan pengantin terlihat sangat serasi. Dari luar mereka berdua mengumbar senyum kebahagiaan, siapa sangka ternyata dari dalam yang tersenyum tulus hanya mempelai wanita.

Kyuhyun POV

“Huuufft.. capek” Ku rebahkan dengan kasar tubuhku ke sofa di ruang tamu, ruang tamu di rumah baruku dan Minnie. Ku lihat Minnie langsung masuk ke dalam kamar.

“Aaaaarrrgghh”  Ku berteriak tertahan masih menyesali mengapa aku mau menjalani pernikahan ini.

“Sampai kapan aku harus menjalani semua omong kosong ini, bersama seorang yeoja yang tidak aku cintai sama sekali”  lama ku berfikir tentang ini.
“Baiklah.. ini akan hanya untuk sementara, beberapa bulan kemudian aku akan bercerai dengannya, akan kucari alasan agar Appa dan Umma setuju, ya..aku akan begitu”  aku meyakinkan diri.

“Lebih baik aku mandi…” Ku langkahkan kaki ku masuk ke dalam kamar.

Sungmin POV

“Ah akhirnya selesai juga pesta pernikahan ini, ternyata lelah juga menjadi pengantin”

Ku dudukan perlahan tubuhku diatas tempat tidur, ya tempat tidur di rumah kami sekarang, rumah yang akan menjadi tempat tinggalku dan Kyuhyun. Rumah yang dibelikan oleh appa Kyuhyun sebagai hadiah pernikahan kami.

“Aku mandi duluan”  ucap Kyu yang tiba-tiba masuk ke kamar, dengan wajahnya yang berubah datar setelah pesta pernikahan usai.

“Ah..ne..”  Jawabku gugup.

Entah kenapa aku masih gugup jika harus berdua saja dengannya. Aku sadar pernikahan ini pasti akan berat. Pernikahan kami tidak dilandasi dasar cinta. Tapi aku akan berusaha, berusaha mencintai Kyu, ya..mencintai dia yang menjadi suamiku sekarang. Berusaha menjadi seorang istri yang baik untuk Kyu ataupun untuk para orang tua kami, aku janji. Ahh .. sebaiknya aku membuat teh untuk Kyu, dia pasti lelah.

Setelah selesai kuletakkan teh itu di meja dekat tempat tidur.

“Aku sudah selesai, sebaiknya kau mandi sekarang sebelum terlalu malam”  Kata Kyu yang baru keluar dari kamar mandi.

“Ne… mhhh Kyu itu aku buatkan teh hangat”

“Hmm…”  Jawab Kyu singkat sambil mencari cari pakaian tidur di lemari.

Aku langsung masuk ke kamar mandi.

“Semangat Minnie, kamu pasti bisa”  Gumamku perlahan menyemangati diri sendiri.

Aku keluar dari kamar mandi, kulihat Kyu sudah tertidur, aku tersenyum saat melihat teh yang tadi ku buatkan sudah diminum habis olehnya. Aku ikut berbaring disisinya, kubenahi dan kunaiki selimut yang dipakai Kyu.

“Gomaweo Kyu..”  Bisikku.

Author POV

Pagi-pagi Sungmin sudah bangun, mandi lalu bersiap-siap menyiapkan sarapan untuk Kyuhyun. Setelah sarapan siap ia pergi ke kamar untuk membangunkan Kyuhyun.

“Kyu.. bangun”  Sungmin sedikit menepuk pundak Kyuhyun.

“Kyu, sudah pagi. Ini hari pertamamu ke kantorkan?”

Kyuhyun hanya menggeliat pelan lalu membuka matanya.

“Jam berapa sekarang?”  Tanya Kyuhyun

“06.30”

“Oh..”

Lalu Kyuhyun bangkit menuju kamar mandi, sedangkan Sungmin membereskan tempat tidur dan menyiapkan baju yang akan dipakai Kyuhyun.

15 menit kemudian Kyuhyun menyusul Sungmin ke ruang makan, ia langsung duduk dan menyantap roti isi yang telah Sungmin buat.

“Maaf Kyu, aku belum menyiapkan minum untuk mu, aku tidak tau kau lebih suka minum apa untuk sarapan, kau mau aku buatkan apa?’

“Susu… Susu coklat di campur sedikit susu putih”

“Ne.. tunggu sebentar”

Drretttt Dreeettt..

Kyuhyun mendapat pesan di ponselnya, raut wajahnya berubah seketika menjadi berseri-seri, Kyuhyun tersenyum sendiri. Sungmin memandang Kyuhyun sebentar lalu melanjutkan pekerjaannya.

Sungmin meletakkan susu kesukaan Kyuhyun di meja lalu ikut sarapan bersama Kyuhyun.

“Kita tidak usah bulan madu, kau keberatan?”  Tanya Kyuhyun.

“Gwaenchana Kyu, lagipula kau dibutuhkan secepatnya di kantor Appa”

“Bagus..”    Jawabnya datar

.

“Kyu..” panggil Sungmin.

“Wae?”   Jawab Kyuhyun menghentikan sarapannya.

“Tentang Seungmi apa kau masih berhu..”

“Sudahlah Minnie aku malas membahas masalah ini denganmu”  Potong Kyu cepat.

“Tapi Kyu..”

“Selesai, aku berangkat”  Kyuhyun bangkit dan langsung keluar rumah.

Sungmin terlihat kaget dengan reaksi Kyuhyun.

~~~

Sore hari saat sebentar lagi Kyuhyun akan pulang kantor, Sungmin menelefon Kyuhyun.

“Yeoboseyo..”

“Yeoboseyo.. nugushimnikka?”   tanya Kyu.

“Kyu, ini aku Minnie”

“Oh kau, .. ada apa?”

“Kau mau makan malam apa? Biar aku buatkkan. Aku takut kau tidak selera makan jika tidak sesuai keinginanmu”

“Sop daging, bisa?”

“Ne, aku buatkan”

“Yasudah aku tutup”

“Hmm..”

Klik

 

Di rumah_

Kyuhyun pulang lalu disambut oleh Sungmin. Sungmin membawakan tas kerja Kyuhyun dan mengantarnya ke kamar. Terkadang Kyuhyun risih dengan apa yang dilakukan Sungmin, menurutnya Sungmin terlalu berlebihan menjalani ini semua. Padahal ia tau diantara mereka tidak ada cinta, mengapa Sungmin terlalu serius menjalani ini semua.

Setelah selesai makan malam, Kyuhyun menonton TV. Tiba-tiba Sungmin datang dengan sepiring potongan buah-buahan di tangannya.

“Ini Kyu, aku tau dari nunna-mu, katanya biasanya setelah makan malam kau sangat suka memakan buah di waktu santai”

Kyuhyun menerima piring berisi buah itu sambil menatap Sungmin dengan tatapan heran. Dia heran kenapa Sungmin sampai sedetail ini. Sungmin hanya duduk disamping Kyuhyun ikut menonton TV.

~~~

Begitulah hari-hari Sungmin sebagai seorang istri, dengan segala perhatiannya. dengan segala usahanya. Ia menjalankan peran sebagai seorang istri dengan baik. Ia selalu bertanya makanan apa yang ingin Kyuhyun makan, tetapi semua perlakuan baik Sungmin tidak sedikit pun mendapat balasan dari suaminya itu. Kyuhyun tetap cuek dan datar menanggapi itu semua.

Hingga pernah suatu hari….

“Kyu, kau ingin dimasakan apa malam ini?” tanya Sungmin ditelepon.

“Nasi goreng Kimchi dan daging panggang”

“Apa? Daging panggang?”

“Ne, waeyo?”  tanya Kyuhyun.

“Oh ani, yasudah aku masakan ya”

Klik.. ttut tutt tuutt

 

“Ahhh.. ottokhae?! Persediaan daging habis, mana diluar hujan. Tapi aku harus tetap membelinya sebelum Kyu pulang”

Akhirnya Sungmin tetap pergi walau di luar hujan deras.

Sungmin POV

Ah.. aku harus cepat-cepat menyelesaikan masakan ini.. sudah hampir jam 7 malam.

5 menit kemudian..

“Selesai…”  kataku senang, tinggal menunggu Kyu pulang.

1 jam kemudian..

Kenapa Kyu belum pulang juga… sudah jam 8 malam. Aku panik menunggunya, sebenarnya aku sangat lapar, tapi rasa laparku tak kurasakan karena kepanikanku. Kuhubungi ponselnya tapi tak diangkat oleh Kyu.

30 menit berlalu..

Clekk…

Pintu depan terbuka, ternyata itu Kyu. Aku bangkit dari tempat duduk dan menghampirinya.

“Kyu.. kau kemana saja?”  Sambil kuambil tas yang ada ditangannya.

“Sudahlah Minnie jangan banyak bertanya aku lelah!”  Bentaknya. Aku kaget dengan reaksinya seperti itu.

“Yasudah, kau mandi lalu kita makan ya”

“Tidak, kau saja yang makan, lagipula aku sudah makan diluar”  katanya lalu pergi berlalu ke kamar. Ku letakkan tasnya di kamar lalu ku kembali ke dapur.

Ya Tuhan.. ku pandangi makanan yang sudah tersusun rapi di meja makan, tak terasa air mata ini mengalir..
“Mianhae .. mianhae..”    ucapku sambil menghapus air mata.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Keesokan hari di Sanggar Cheon Anh_

Author POV

Donghae sedang duduk di kelas latihan, tak ada satupun orang lain disana. Ia sedang menuggu sahabatnya Taemin yang sedang membeli minuman. Kemudian akhirnya Taemin kembali dengan satu kantong plastik yang berisi dua botol minuman dan dengan seorang namja tinggi di sebelahnya.  Donghae bangkit dari duduknya saat Taemin dan seorang namja itu menghampirinya.

“Nugushimnikka?”   tanya Donghae pada Taemin sambil mengangkat salah satu alisnya.

“Hehehehe ini, namja yang harus aku kenalkan padamu”  jawab Taemin dengan wajah sumringahnya.

“Annyeong haseyo,  Choi Minho imnida”  namja itu memeperkenalkan diri seraya menjabatkan tangannya.

“Annyeong Kim Donghae imnida”  Donghae menyambut tangan Minho cepat.

“Bangapseumnida, Taemin sering bercerita tentang mu, kau jago dance juga ya?”

“Wahahahaha apa saja yang  diceritakannya, hhehehehe begitulah aku sangat mencintai dance. Kau dancer juga?”  tanya Donghae semangat.

“Ne, hhehehe”

“Tapi aku belum pernah melihatmu sebelumnya?”

“Ne, aku memang bukan dancer disini tapi aku latihan di daerah Kangwon Do”

“Ohh ara ara”  angguk Donghae mengerti.

“Ya! Kalian!” Taemin yang dari tadi jadi pendengar baik mulai berkoar.

“Hehehe waeyo?”  Donghae tertawa melihat tingkah sahabatnya yang polos itu.

“Kalian asik saja berdua. Ya! Minho-yah kau… aissshhh”

“Wae?”   tanya Minho sambil menarik tubuh Taemin kedalam dekapan tangannya.

“Aiisshh chinca..”  gerutu Donghae.

“Hhehehe ..” Cengir Taemin.

“Oya, kau sudah dengar akan ada kompetisi dance di Incheon?”   Minho membuka topik.

“Kompetisi?”   tanya balik Donghae.

“Kompetisi? Kau tau dari mana?”  tambah Taemin.

“Aku tahu dari temanku yang latihan di daerah itu”

“Individu atau kelompok?”  tanya Donghae lagi.

“Individu, pemenangnya akan direkrut oleh salah satu management terkenal”  jelas Minho.

“Chinca?”  Taemin menganga mendengar apa yang dijelaskan Minho, sedangkan Donghae hanya mengangguk perlahan menanggapi apa yang baru saja diketahuinya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Menurut oppa bagaimana?”
“Kau yakin ingin ikut kompetensi ini?”  Hyukjae meyakinkan apa yang sudah di dengarnya dari Donghae.

“Apa salahnya dicoba..”

“Hmm… baiklah, kau akan mewakili sanggar kita”

“Chinca???”

“Iya, akan aku urus semuanya. Kau hanya perlu berlatih keras agar bisa memenangkan kompetisi ini”   jelas Hyukjae dengan yakin.

“Ye ye ye!   Jeongmal gomawoyo oppa ..”

“Hahaahaa kau sangat semangat Donghae-yah..”

“Pastinya! Kalo aku menang , oppa akan aku traktir apapun yang oppa mau”

“Chinca?”

“Iya, pegang janjiku”

Hyukjae tersenyum melihat Donghae yang sangat semangat, senyumnya tiba-tiba berubah menjadi tipis ketika melihat yeoja di depannya itu tersenyum manis padanya, kedua bola mata Donghae seakan menyihirnya menjadi namja yang beruntung melihat sepasang mata indah berseri itu.

~~~

Karena Hyukjae harus membawa banyak kardus yang berisi berkas-berkas sanggar ke rumahnya. Donghae memutuskan untuk mengantarnya pulang.

“Di sini?”  tanya Donghae.

“Iya, disini. Inilah tempat tinggalku. Ayo turun” Ajak Hyukjae.

Donghae masih mengamati daerah tempat ia berhenti sekarang. Di depan gedung tua yang berisi kamar sewaan sederhana yang terletak di jalan yang agak sempit untuk di lalui dua mobil berdampingan.

“Donghae-yah, bantu aku bawa satu kardus lagi”  pinta Hyukjae pada Donghae yang masih di dalam mobil.

“Ne? Ah ye oppa…”   Donghae segera keluar dan membantu membawa kardus itu.

Mereka berdua masuk ke dalam gedung cukup tua itu. Saat akan menaiki anak tangga langkah Donghae terhenti, Hyukjae yang  sudah  naik duluan  pun ikut menghentikan langkahnya.

“Tenang, kamarku di lantai 2 kok”  ucap Hyukjae sambil tersenyum.

“Hihihiiii…..” Donghae tersenyum  lega.

Tibalah mereka di salah satu kamar bernomorkan “9” . Hyukjae meletakkan 2 kardusnya di depan pintu dan salah satu tangannya merogoh saku celana dan mengeluarkan kunci kamarnya.

“Ayo masuk…”  Ia mempersilahkan Donghae masuk duluan.

“Ne”

Donghae pun melangkah memasuki satu ruangan yang hanya sebesar kamarnya di rumah, namun di sini cukup untuk satu sofa, satu tempat tidur kecil sekaligus dapur mininya.

“Inilah tempatku menghabiskan malam dan menghapus lelah karena seharian bekerja..” kata Hyukaje sambil menutup pintu.

Donghae hanya diam, ia serius mengamati ruangan sederhana serbaguna ini. Rasanya ia sedikit heran dan asing, tapi ia menemukan satu point yang membuatnya kagum pada namja yang tinggal di ruangan ini.

“Bersih..”   ucap Donghae tiba-tiba yang membuat Hyukjae yang sedang serius membereskan berkas-berkas menoleh ke arahnya.

“Ne???”

“Bersih dan rapi.. aku sebagai yeoja malu jika berlama-lama di ruangan ini”

“Mwo? Waeyo???”

“Aku tidak pernah menyentuh lap untuk membersihkan barang-barang yang ada di kamarku, dan oppa pasti sudah ratusan kali melakukannya hingga kamar ini bersih bahkan sangat bersih bagiku”

“Hahahahaha.. chinca? Aigoo, mulai sekarang mulailah belajar memegang lap untuk membersihkan sendiri barang-barang mu. Kau seorang yeoja, mana ada yeoja yang belum pernah membersihkan barang-barang nya sendiri”

“Iya, jika Appa memperbolehkan aku”   jawab Donghae singkat dengan tatapan masih menulusuri tiap pojok ruangan. Hyukaje memandang Donghae dengan sangat heran dan menggelengkan kepalanya perlahan.

“Kalo mau minum ambil sendiri di kulkas ya”  Kata Hyukjae pada Donghae yang duduk di sofa.

“Ne”  Donghae berjalan menuju kulkas, saat membuka kulkas ia mengernyitkan dahinya.

“Susu?”   Donghae menoleh ke arah Hyukjae yang masih sibuk merapikan kertas-kertas di atas meja.

“Susu strawberry???” lanjut tanya Donghae.

“Iya, kenapa? Maniskan?” sahut Hyukjae dengan senyum khasnya.

“Apanya yang manis?”
“Susunya..”

“Ouwhh..” ledek Donghae.

“Tidak hanya susu yang ada di situ kok, yang lainnya ada kan?”

“Iya ada, tapi 70% isi kulkas ini susu strawberry. Tapi aku mau deh minum ini..”

Donghae mengambil kemasan kotak susu strawberry dan segera menyedotnya. Donghae kembali duduk di sofa dan memandang Hyukjae yang serius membereskan tumpukan kertas di atas meja. Hyukjae yang menyadarinya tersenyum dan menoleh.

“Kalo kau memandangku seperti itu kau akan jatuh cinta padaku”

“Mwo???” Donghae memutar bola matanya mengelak apa yang di ucapkan Hyukjae barusan.

Hyukjae tersenyum melihat sikap Donghae yang sudah dipahaminya, Donghae pun buru-buru ganti topik.

“Oppa..”

“Hmm?”

“Besok berangkat pake apa? Motormu kan di sanggar”

“Jalan kaki”

“Mwo? Chinca?”

“Hahahaa tentu saja tidak, kalo aku jalan sampe sanggar. Sesampainya disana kau aku suruh pijat kaki ini..”

“Haissshhh… di tanya serius juga”

“Kau bercanda? Kan ada bus, untuk apa aku jalan kaki”

“Oh! Iya ya..”

Donghae tersenyum malu sambil mengigit sedotan susu.

“Oppa…”  Panggil Donghae lagi.

“Hmm…”

“Oppa di kota ini tinggal sendiri?”

Hyukjae wajahnya menjadi muram karena pertanyaan Donghae.

“Oppa..?” panggil Donghae penasaran.

“Donghae-yah sudah malam, pulanglah..”

Tiba-tiba Ponsel Donghae berdering..

Dreeettt dretttt…

“Wookie?”   Nama itu tertera di layar ponselnya.

“Yeobosyo”

“Eonni, jemput aku di minimarket dekat Pom bensin ya?”

“”Ya! Mobilmu mana?”

“Aku tadi kesini naik Bus”

“Lalu kenapa pulangnya tidak naik bus lagi?”

“Aku tidak tau kalo ternyata belanjaanku sebanyak ini”

“Hahhhh baiklah aku kesana”

“Jangan lama-lama ya”

“Iya”

Klik.

“Dongsaeng mu?” tanya Hyukjae.

“Iya, aku pulang ya oppa..” pamit Donghae sambil mengambil tasnya di atas meja sofa.

“Iya, gomaweo sudah membantu. Hati-hati ya”

“Iya, sama-sama”

Donghae segera keluar dan menutup pintu kamar.

~~~~~~~~~~~~~~~

Seminggu kemudian_

Hyukjae POV

Dalam perjalanan pulang aku teringat sesuatu yang tertinggal di ruang kerjaku. Aku segera memutar balik kembali ke sanggar. Setelah sampai langsung kulangkahkan kakiku menuju ruang disebelah kiri gedung.

“Yup!  Ini dia…”

Benar saja, laptopku tergeletak di atas meja. Usai mendapatkannya aku melesat menuju pintu luar gedungm namun langkahku terhenti melihat ruang latihan lantai 1 lampunya masih menyala, ku tengok ke segala arah sepertinya memang sudah tidak ada kelas karena waktu menunjukan pukul 20.55. Segera kupergi menuju ruang itu, semakin dekat terdengar musik yang dinyalakan dengan volume sedang.

Donghae???

End of Hyukjae POV

Author POV

Hyukjae memandang seksama dalam sunyi, Donghae sangat berlatih keras untuk mengikuti kompetisi ini, gerakan-gerakan baru pun telah ia persiapkan.

“One two three four… One two three four..”

Step by step Donghae mencoba memutar dan meliukkan badannya. Semakin lama gerakannya semakin cepat temponya, dan akhirnya tubuhnya tergeletak lelah menatap langit-langit.

“Hahhhh… huuuhfff.. hhuuhfff .. hhuuuuhff …”

Dada Donghae naik turun mengatur nafasnya supaya kembali normal. Ia tak sadar sudah hampir setengah jam seorang namja memandangnya di balik pintu kaca.

Setelah melihat latihan selesai Hyukjae pun berlalu dengan langkah pelannya tanpa menunjukkan keberadaanya.

Setelah sedikit melepas lelah dan mengeringkan keringat Donghae segera melangkah pulang keluar gedung. Ia masuk mobil dan segera melaju keluar dr tempat parkir.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Esok hari_

Setelah kelas usai, kelas sudah kosong, hanya Donghae dan Taemin yang masih berkutat dengan tas mereka masing-masing.

“Kau tidak langsung pulang?”   tanya Taemin.

“Tidak, aku mau latihan”

“Hmmm … begitu, aku pulang duluan ya”

“Sssiiiip”

Taemin mengangkat tasnya dan segera pamit.

“Bye bye Donghae…”

Taemin melambaikan tangannya melesat keluar kelas. Donghae membalas  lambaian tangan itu dengan senyum.

5 meter dari ruang latihan langkah Taemin terhenti.

“Minho-yah!”

Taemin berlari kemudian merangkul lengan kekasihnya itu, Minho hanya tersenyum lebar melihat tingkah menggemaskan Taemin.

“Yuk pulang..”  ajak Minho.

“Chakkaman chakkaman”

“Wae?”

“Aku mau ke toilet, kamu tunggu disini yahh..”

“Oh, baiklah..”

Minho bersandar pada dinding dan merogoh sakunya mengeluarkan ponsel. Dari ruang latihan terdengar musik dengan volume cukup keras, Minho penasaran dan mendatangi ruangan itu. Sejenak Minho memperhatikan Donghae yang sedang berlatih seorang diri, kemudian matanya tertuju pada layar ponselnya.

Beberapa saat Minho kembali ke tempat di mana ia menunggu Taemin.

“Yeobo, Khaja!”   Taemin memeluk lengan Minho dan membawa Minho melangkah cepat keluar gedung.

~~~~~~~~~~~~~~~

3 Hari kemudian_

Donghae  dan Hyukjae sedang menunggu di ruang tunggu, hari ini adalah hari kompetisi dance dimulai. Terlihat tenang, namun sorot matanya sedikit memancarkan rasa gugup yang cukup mendalam. Donghae terus saja memeluk kaki kanan yang merupakan kebiasaannya. Hyukjae yang duduk disampingnya tersenyum tipis dan tangan kirinya menyentuh lembut sedikit meremas pergelangan tangan Donghae.

“Tenang, semua akan berjalan lancar…”  ucap Hyukjae dengan senyum dan tangan kanannya mengepal memberi semangat.

“Peserta selanjutnya no.374”  Teriak seorang panitia di daun pintu ruang kompetisi.

“Sebentar lagi giliranmu, siap?” tanya Hyukjae.

“Hmm.. ne”  angguk Donghae yakin.

“Peserta no.377 harap bersiap-siap”   Teriak lagi panitia tadi.

“Ne”   sahut Donghae.

“Semangat Donghae-yah!”   Hyukjae mengelus rambut Donghae, dan hanya senyuman Donghae yang membalasnya.

Donghae melangkah memasuki ruang kompetisi. Disana terdapat 3 juri yang duduk berdampingan .

“Baiklah, silahkan mulai..” ucap salah satu juri.

Musik pun di mulai, namun raut wajah para juri berubah kaget dan saling menatap satu sama lain. Donghae yang bingung melihat ekspresi para juri tetap fokus pada musik dan mulai menggerakkan tubuhnya.

“Stop stop stop!” ucap keras salah satu juri, panitia pun menghentikan musiknya.

Donghae sangat terkejut dan mulai terlihat sedikit panik bertanya tanya tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Ketiga juri hanya menatap Donghae heran, hingga salah satu juri mulai angkat bicara.

“Namamu Kim Donghae?” tanya juri sambil melihat kertas formulir ditangannya.

“Ye..”  jawab Donghae pelan.

“Kau tau persyaratan kompetisi ini melarang untuk penjiplakan?”
“Ye, aku tahu. Gerakanku tidak ada yang menjiplak ataupun mencontoh..” jelas Donghae hati-hati.

“Mwo???” ucap keras juri lainnya .

“Kau bilang kau tidak menjiplak? Haisshhhh gerakan bahkan lagu yang kau gunakan sama persis dengan peserta lain”  lanjut juri tadi.

Donghae mematung, ia sudah terlihat panik dan matanya mulai hangat memerah.

“Si.. siapa peserta itu?” tanya Donghae perlahan.

Suasana semakin tegang, puluhan pasang matapun menyaksikan semua ini dari luar dinding kaca.

“Peserta no.258, Choi Minho”

Donghae sangat terkejut mendengar nama yang disebutkan oleh juri barusan. Matanya panas dan mulai mengeluarkan air mata yang mengalir hangat di pipinya.

“Ta.. tapi .. ini murni gerakan yang aku buat sendiri”  Jelas Donghae bersiteguh.

Suasana sunyi memenuhi ruang kompetisi maupun ruang tunggu yang mendengar semua percakapan di dalam.

“Maaf, kau tidak bisa mengikuti kompetisi ini” lanjut juri lainnya.

Tubuh Donghae yang mematung kini mulai lemas, segera ia berlari keluar ruang kompetisi.

Puluhan pasang mata peserta kompetisi lain mengikuti arah Donghae berlari. Sayup-sayup terdengar obrolan kejadian ini.

“Wahhh sayang dia menjiplak gerakan peserta lain”

“Peserta no.258 ya katanya?’

“Apa dia tidak bisa menciptakan gerakan sendiri?”

Hyukjae tanpa berfikir panjang segera menyusul Donghae yang berlari ke arah tempat parkir. Taemin yang saat itu ada di ruang tunggu bersama Minho sangat terkejut tak percaya jika sahabat baiknya melakukan hal tersebut, apalagi yang dijiplaknya adalah Minho, kekasih sahabatnya sendiri.

Donghae menghentikan langkah di samping mobilnya, kepalanya tertunduk lesu menahan tangisan sekuatnya, walaupun air mata tetap mengalir deras. Yang ia rasakan saat ini hanya sesak dan ingin segera pergi jauh dari tempat ini, ia merasa sangat malu.

“Kau mau kemana?”  tanya Hyukjae yang berada 10 meter darinya.

“Aku… aku..”   Donghae tidak bisa melanjutkan kata-katanya, perasaanya kini sedang diselimuti rasa malu, ucapannya tertahan oleh isak tangis yang ditahannya.

Hyukjae melangkah mendekati Donghae.

“Kau tidak punya tujuan? Kalo begitu ikut aku..”

Hyukjae menarik lengan Donghae ke tempat ia memarkirkan motornya. Ia memakaikan Donghae helm dan segera menggas mesin motornya.

“Naik..” perintah Hyukjae.

Donghae yang tidak punya pilihan pun segera naik. Hyukjae membawa Donghae melesat menjauhi gedung kompetisi itu.

Sampailah mereka di sanggar tempat mereka latihan, Hyukjae tidak sedetik pun melepaskan genggamannya pada Donghae. Ia mengajaknya ke atap gedung sanggar.

“Di sini..”

Ucap Hyukjae yang akhirnya melepaskan genggamannya. Kepala Donghae yang dari menunduk menahan tangis kini menatap lirih ke wajah Hyukjae.

“Menangislah sepuasnya, aku akan meninggalkanmu disini sendirian”  ucap Hyukjae yang mulai melangkah meninggalkan Donghae. Namun langkahnya terhenti oleh genggaman erat Donghae pada lengannya.

“Oppa..” ucap Donghae sedikit berbisik. Hyukjae menoleh.

“Kau percaya padaku?”   Lanjut Donghae dengan air mata kembali mengalir dipipi hangatnya.

Hyukjae membalikkan tubuhnya dan mengenggam kedua pundak Donghae yang gemetar, kemudian kedua telapak tangannya menyentuh lembut wajah Donghae seraya menghapus jejak-jejak air mata di pipi yeoja itu.

“Kau percaya padaku?” tanya Hyukjae balik.

“Oppa…”

“Aku tanya, apa kau percaya padaku?”

Air mata Donghae terus mengalir menatap wajah Hyukjae. Donghae menganngguk pelan.

“Iya, aku percaya padamu Donghae-yah”   ucap Hyukjae yakin.

Semua perasaan yang daritadi sangat menekan di dada Donghae, sepertinya semua akan meledak saat itu juga. Kedua tangan Donghae memeluk erat Hyukjae dan membenamkan kepalanya di dada namja itu. Donghae pun menangis sekuat-kuatnya. Hyukjae yang mencoba merasakan apa yang di rasakan Donghae, sedikit lega melihat yeoja yang berada di pelukannya kini bisa mengeluarkan sebagian amarahnya. Ia tidak mengatakan apapun, ia benar-benar membiarkan Donghae terus menangis tanpa bertanya tentang kejadian tadi. Karena Hyukjae percaya, Donghae tidak mungkin berbuat seperti itu. Baru kali ini yeoja yang ia kenal kuat dan berparas riang kini begitu terlihat lemah dan goyah di hadapannya.

Setelah beberapa saat, kini hanya terdengar isakan tangis yang lemah.

“Ini, sudah jangan menangis lagi”  Hyukjae meregangkan pelukannya dan memberikan sapu tangan.

“Sekarang, ku antar kau pulang, istirahatlah..”

“Tapi….” jawab Donghae ragu.

“Mobilmu? Aku yang ambil. Kau percaya padaku kan?”

Donghae tersenyum manis sambil menyeka air mata dengan sapu tangan.

“Akhirnya kau tersenyum” Batin Hyukjae.

“Gomawo, neomu gomawoyo oppa..”

“Ne” sahut Hyukjae merapikan poni cantik Donghae.

“Sekarang kita pulang..” ajak Hyukjae lagi.

“Ne..”

~~~~~~

Di rumah_

“Umma.. jam segini eonni belum pulang?”  tanya Ryeowook sambil membawa segelas jus di tangannya menuju ruang keluarga di mana Umma dan Appa-nya menikmati waktu santai.

“Belum, mungkin masih dijalan”  jawab Jungsu yang sedang mengupas kulit apel untuk suaminya.

“Kenapa Wookkie-yah? eonni-mu membuat masalah denganmu?”  tanya Youngwoon yang tidak melepaskan pandangannya dari layar Tv.

“Aniyo..”

“Oh..”  sahut Youngwoon.

“Sini, mau buah tidak?”  tawar Jungsu pada putrinya.

“Hu’um , mau..”  Ryeowook pun dudk di antara Appa dan Umma-nya.

“Aigoo.. Chh, disana kosong, jangan nyempil disini”  Kata Youngwoon pada putrinya ini.

“Waeyo? Aku mau dekat Umma, Umma juga milikku bukan milik Appa saja”  Ryeowook tak mau kalah.

“Yeobo..”  Jungsu mengedip memberi isyarat pada Youngwoon.

“Ahh chinca, anakku yang satu ini..”  Yungwoon sedikit bergeser memberi celah untuk Ryeowook. Ryeowook menatap Appa-nya dan tersenyum terimakasih.

Terdengar suara langkah kaki dari pintu depan.

“Itu eonni-mu..” Ucap Youngwoon mengarahkan pandangannya ke ruang depan.

Benar saja, sosok Donghae muncul saat itu juga dengan wajah muramnya. Jungsu melihat wajah sang putri sulungnya seperti itu langsung mengajukan pertanyaan.

“Donghae sayang ada apa? Jam segini baru pulang?”

Donghae berhenti di depan anak tangga.

“Umma Appa, aku lelah. Aku ke atas dulu”   jawabnya singkat.

Youngwoon dan Jungsu saling memandang tak mengerti.

“Eonni, ada apa?” tambah Ryeowook yang melihat nunna-nya pergi begitu saja. Donghae tidak memperdulikan pertanyyan dongsaeng-nya dan langsung masuk ke kamarnya. Ryeowook bangkit dari duduknya ingin menyusul Donghae ke kamarnya.

“Wookie-yah, biarkan saja, Eonni-mu sedang lelah. Biar dia istirahat”  jelas Jungsu.

“Bibi Wu…”

“Iya nyonya..”   sahut salah satu pembantu rumah itu.

“Tolong antarkan makan malam ke kamar Donghae ya..”

“Ya nyonya..”

“Gomawoyo..”

“Ye..”

Mereka bertiga kembali menikmat waktu santai mereka. Walau tidak bisa di tepis lagi pikiran ketiganya masih bergulat pada keadaan Donghae sekarang.

~~~~~~~~~~~~

Pagi hari_

Ttok tokk took

 

“Eonni, bangun..”    Suara Ryeowook dibalik pintu kamar Donghae.

Namun tidak ada jawaban dari dalam.

“Donghae belum bangun?”  tanya Jungsu yang baru keluar dari kamarnya, ia sudah rapi mengenakan Bluss warna putih bersiap sarapan bersama dengan yang lain.

Ryeowook hanya mengangkat bahunya tak mengerti. Jungsu kini yang mengetuk pintu kamar Donghae.

“Sayang, bangun. Kamu ada kelas kan hari ini?”

Seketika pintu kamar terbuka.

“Iya Umma, aku sudah siap..”  Donghae keluar dengan pakaian yang sudah rapi.

“Oh? Aku kira Eonni belum bangun, dari tadi ku ketuk tidak ada jawaban”

“Iya, kau dari tadi pagi sudah berisik, ayo turun. Aku lapar”

Mereka bertiga turun menyusul Youngwoon yang sudah menunggu di ruang makan.

“Hari ini aku mungkin pulang telat, jadi jangan tunggu aku. Ada rapat dengan pengusaha asal Amerika, teman kuliah ku dulu. Kita sudah lama tidak bertemu, sepertinya akan ada reuni besar nanti malam” ucap Youngwoon disela-sela sarapan pagi itu.

“Baiklah yeobo..” jawab Jungsu.

“Hmm, Donghae-yah ada apa dengan wajahmu pagi ini?” tanya Youngwoon.

Namun Donghae hanya diam, ia menatap kosong ke piring yang berisi roti itu. Sampai Ryeowook menyengggol lengannya ia baru tersadar.

“Ne?”  Donghae terkejut.

“Ada apa sayang, kau kelihatan lesu. Kau sakit?”

“Oh ani Umma, gwaenchana..”  Donghae tersenyum paksa.

Jungsu dan Youngwoon saling menatap heran dengan keadaan Donghae dari tadi malam. Sedangkan Ryeowook menatap dalam wajah Eonni-nya itu dengan seksama, walau begitu Donghae tidak menyadarinya, tatapannya masih kosong seperti tadi.

~~~~~~~~~~~~~

Di Sanggar Cheon Anh_

Donghae dengan ragu jalan menelusuri lorong gedung, banyak mata menatapnya dengan tatapan sinis. Tidak hanya sekali ia mendengar teman-teman mencemo’ohnya.

“Untuk apa dia mewakili sanggar kita,kalo hanya menjiplak gerakan orang. Memalukan!”

“Hei lihat si Penjiplak!”

“Si plagiat datang…”

Donghae hanya menunduk, ia sangat menyesal datang secepat ini ke sanggar, sedangkan ia tau pasti akan mendapat perlakuan halnya seperti ini. Ia berjalan buru-buru menelusuri lorong mencari tempat untuk menyembunyikan diri untuk sementara, karena ia sangat tidak tahan dengan sambutan pedas dari teman-temannya.

~~

Ruang kerja Hyukjae_

Hyukjae duduk di balik mejanya, menatap ke jendela luar dengan memainkan gantungan kunci di tangannya.

“Aku harus mengembalikan ini…”   Ia bangkit dari duduknya dan mengambil jaketnya yang tergeletak di sandaran sofa lalu pergi keluar ruangan.

Ia berjalan di lorong gedung namun langkahnya seketika tidak berlanjut, ia melihat sosok yang ia cari sedang berdua dengan seorang namja.

~~~

Donghae terus berjalan dengan kepala tertunduk dan …

Dduuuk!

“Awwww… Chosonghamnida..huwww”  Donghae menabrak seseorang di depannya.

“Gwaenchanseumnida, kamu tidak apa-apa?” Kata orang yang di tabraknya.

Kemudian Donghae mengarahkan pandangannya ke wajah orang itu. Ternyata dia seorang namja, namja yang manis, namja yang berbadan tegap.

“Joneun Jonghyun imnida, mari aku bantu berdiri”

“Ahh ye, Kamsahamnida”

Namja itu membantu Donghae berdiri dengan mengenggam kedua lengan Donghae dari belakang.

“Kamsahamnida..” ucap Donghae lagi.

“Ada yang sakit?”

“Aniyo..”

“Hmm.. kalo begitu aku pergi duluan, lain kali hati-hati ya”

“Ye,,”  Jawab Donghae pelan.

Namja asing itu menganggukan kepalanya pamit dan berlalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Dari kejauhan Hyukjae memperhatikan Donghae dan namja yang baru dilihatnya itu.

“Siapa dia?” Batin Hyukjae.

TO BE CONTINUED

NB : Chingu^^ mianhae kalo lanjutan ff kali ini gak sesuai rencana, karena adikku lagi UAS. Tadinya aku mau Part Kyumin di selesein sampe abis baru lanjut ke Part Eunhae, tapi karena yang megang Kyumin itu adikku jadi untuk Part 15 ini Part Eunhae aku masukin juga. Semoga chingu suka dengan Part 15 ini, untuk Part selanjutnya di tunggu ya^^ Gomapseumnida^^


Promise [Part 14]

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Olivia Kang & Nissa Han

Cast : Donghae , Hyukjae, Ryeowook, Yesung, Kyuhyun, Sungmin

Other Cast : Jinki, Key, Taemin

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Zzegggueerrrrrrrrrrrr !!!!!!!

“Omo!”  Donghae spontan menutup kedua telinganya.

“Cepat! Kau ingin basah kuyup di sini?!”
Gerimis mulai turun, Donghae langsung mengambil helm di tangan Hyukjae dan duduk di belakang Hyukjae. Hyukjae terheran-heran dengan Donghae yang duduk sangat menjaga jarak dengannya.

“Kau serius nyaman dengan posisi duduk seperti itu?”  tanya Hyukjae . Wajah Donghae terlihat bingung tanpa menjawab pertanyaan Hyukjae.

“Oke, pakai helm mu” Lanjut Hyukjae sambil memakai helm, kemudian ia mulai menyalakan mesin dan menggas motornya.

“Omo!”   Donghae ketakutan dan memeluk erat tubuh Hyukjae. Hyukjae sengaja melakukan itu, karena jika tidak ngebut hujan akan mengguyur mereka berdua. Hyukjae berhenti di warung tepi jalan untuk berteduh.

“Apa yang kau lakukan, ayo turun! Kita berteduh dulu” Ajak Hyukjae pada Donghae yang masih memeluknya erat.

“Oh! Kita dimana?”

“Ya! Ayo turun! Kau ingin diguyur hujan Donghae-ahh..”

“Ani, ne aku turun..”

Mereka berdua segera masuk ke warung itu.

“Ayo duduk sini”

Hyukjae mempersilahkan Donghae duduk. Raut wajah Donghae terlihat sangat asing dengan tempat seperti ini. Matanya sibuk menelusuri setiap meja di warung itu sehingga tidak mendengar Hyukjae yang mempersilahkannya duduk.

~~~

Donghae POV

“Ya! Donghae-ahh..”

“Ne?”

“Duduk”

“Ne, gomapseumnida”

Setelah duduk kami hanya saling diam, suasana semakin canggung karena dari tadi Hyukjae oppa hanya memandangi wajahku, apa yang salah dengan wajahku? Kenapa dia memandangku seperti ini?! Mengapa suasananya seperti ini, bahkan untuk mengatakan sesuatu sepertinya sangat sulit. Namun aku memberanikan untuk berkata sesuatu dengan perlahan.

“Op.. oppa”

“Ne?”

“Mengapa memandangku seperti itu? Oppa marah?”

“Mwo? Aku? Marah? Mengapa berkata seperti itu?”

“Dari awal kita menuju kesini sampai sekarang aku duduk disini, Oppa menggunakan nada bicara yang tinggi, benar oppa marah kan?”

“Ani”

“Lalu mengapa masih melihatku seperti itu?”

Hyukjae oppa hanya tersenyum, membuatku semakin bingung. Tiba-tiba Hyukjae oppa membersihkan pundakku dari titik air kemudian merapikan poniku yang sedikit basah. Tubuhku membeku melihat apa yang dilakukannya, ada apa ini? Apa yang dia lakukan?.

“Kau kedinginan?”  tanya nya sambil tersenyum.

Aku masih beku karena sikap nya ini, hingga aku tak menjawab pertanyaan nya. Omo! Apa lagi ini? Dia membuka jaketnya dan mendekatiku.

“Ini, pakai. Udaranya semakin dingin”

“Ta..tapi..”

“Pakai, aku tidak apa-apa, Na namja…hhehe”

“Go.. gomapseumnida”

“Tunggu sebentar ya..”  Ia bangun dari duduknya, dan tak lama ia kembali dengan 2 gelas air di tangannya.

“Ini, air gingseng. Agar  tubuhmu hangat”

“Ne, gomapseumnida oppa” Aku masih tak percaya dengan sikapnya ini.

“Minum, jangan cuma dilihat”

“Ne, hhehehehe…”

Kemudian Ahjumma pemilik warung ini datang membawa sepiring makanan yang asing bagiku.

“Ne, kamsahamnida..” Ucap Oppa pada Ahjumma.

Sedangkan aku memutar memory apakah aku pernah memakan makanan ini, mengapa aku baru melihatnya. Hyukjae oppa mulai menyantap makanan itu.

“Donghae-ahh, mengapa kau hanya melototi makanannya, mereka akan kabur kalo kau hanya melototinya seperti itu”

“Oppa, ini apa?”   Mendengar pertanyaanku Oppa tiba-tiba tersedak.

“Hhukk,uhhhukk Mwo?! Hhahaa kau sungguh tidak tau ini apa? Chinca???”

“Mollayo”

“Wahahaha selama kau hidup kau memakan makanan seperti apa, hmmm?”

“Waeyo?”

“Ini, kau coba dulu” Hyukjae oppa menyodorkan makanan itu padaku, aku pun mencoba dengan ragu.

“Gimana? Enak?”

“Enak..” Jawabku dengan anggukan pasti.

“Ini sate ikan , apa kau belum pernah makan kikil?”
Ku jawab dengan gelengan kepala.

“Haiiissshhh..”

“Waeyo??”  tanyaku heran.

“Ani, sudah kau makan yang banyak ya”
Ia kemudian mengelus kembali rambutku. Omona! Senyumnya mengapa begitu manis???.

~~~

Author POV

Satu jam berlalu dan hujan pun sudah reda, mereka segera bergegas pulang. Donghae mencoba untuk relax dengan posisi memeluk Hyukjae seperti itu. Dibawah terpaan dinginnya angin lengan Donghae semakin mengeratkan pelukannya.

“Stop stop stop!” Donghae memberhentikan perjalanan mereka di depan pintu gerbang sebuah rumah yang besar layaknya istana modern.

“Di sini?” Hyukjae memastikan.

“Hmm..” sahut Donghae seraya turun dari boncengan Hyukjae.

Mata Hyukjae menyapu ke arah sekeliling panorama besar di depan matanya.

“Aku pulang ya” Pamit Hyukjae cepat.

“Oppa tidak mampir sebentar?”

“Tidak, sudah malam. Cepat masuk, udara di luar semakin dingin” Jawab Hyukjae dengan senyum tipisnya.

Segera ia memakai helm dan menggas motornya.

“Oppa! Gomapseumnida” Ucap Donghae keras melawan suara deruan motor. Hyukjae hanya mengangguk dan berlalu dari hadapan Donghae.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seminggu kemudian

~~~~

Seminggu setelah pertemuan keluarga Youngwoon dan Hangeng, Kyuhyun dan Sungmin harus pergi bersama untuk membeli cincin pernikahan mereka. Kyuhyun tau, ia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti kemauan orang tuanya. Kyuhyun memutuskan untuk menjalankan pernikahan ini tanpa menyudahi hubungan dengan kekasihnya. Kyuhyun pun sudah meminta pengertian kepada kekasihnya dan berjanji hatinya tidak akan terbagi pada siapapun.

“Kyu, kau suka cincin yang mana?” tanya Sungmin yang serius memilih cincin-cincin cantik penuh berlian itu.

“Hah? kau yang pilih saja , terserah kau”    Sungmin sedikit kecewa dengan jawaban Kyuhyun.

“Tidak bisa begitu Kyu, pernikahan ini kita berdua yang menjalani”

“Ya ya ya ya ya .. kalo begitu yang itu saja!” Tunjuk kyuhyun asal, dipikiran Kyuhyun, Sungmin ini sangat aneh. Mengapa Sungmin terlihat menikmati menjalani semua ini. Bahkan semua kantong barang belanjaan pun dia yang membawanya tanpa meminta bantuan Kyuhyun. Setelah selesai berbelanja mereka makan siang di restoran yng ada di Mall itu.

Saat makan mereka hanya saling diam. Sungmin menikmati makanannya, sedangkan Kyuhyun sibuk dengan ponselnya.

“Mmmhh .. Kyu, aku memutuskan menyetujui perjodohan ini. Aku pikir mungkin memang sekarang aku tidak mencintaimu Kyu. Tapi Jika kita sudah hidup bersama nanti aku yakin perasaan itu pasti akan muncul”   Kyuhyun hanya diam dan pandangannya masih terus tertuju pada layar ponselnya.

“Kyu” panggil sungmin .

“Kyu! Apa kau tidak mendengarkan aku?”

“Hufffff… ya aku mendengarmu”

“Lalu?”

“Apanya yang lalu?”

“Tentang yang aku bicarakan tadi Kyu”

“Terserah kau sajalah, mau bagaimanapun pernikahan ini tetap akan terjadikan?”   Jawab Kyuhyun cuek dengan mata yang masih tertuju layar ponselnya.

“Kau sudah selesai belum makannya? Ayo kita pulang”   Tanya Kyuhyun tiba-tiba.

“Aniyo, aku tidak mau pulang”

“Wae????”

“Sebelum kau memakan makananmu, aku tidak mau pulang”

“Aissshhh … apa yang kau maksud ini? Jangan bertingkah seperti anak kecil seperti ini”

“Aku tau kau belum makan siang Kyu. Kita sudah keluar rumah sejak pagi, nanti kau akan sakit”   Potong Sungmin.

“Yasudah aku pulang duluan jika kau tidak mau ikut”  Kyuhyun bangkit dari duduknya.

“Kyu!”   Sungmin menahan tangan Kyuhyun, Kyuhyun memandang Sungmin sejenak.

“Ne ne, baiklah”   Akhirnya Kyuhyun menuruti permintaan Sungmin. Setelah selesai makan mereka segera keluar restoran untuk mengantar Sungmin pulang.

“Jagiya..”

Tiba-tiba seorang yeoja berteriak , Kyuhyun dan Sungmin menoleh ke arah suara itu bersamaan.

“Seung Mi?”  Memastikan bahwa itu memang kekasihnya. Kyuhyun pun langsung menghampiri yeoja itu dan memeluknya.

“Kau sedang apa disini?”  Tanya Kyuhyun sambil merangkul mesra Seung Mi.

“Oh aku habis belanja ini”   Jawab Seung Mi sambil mengangkat belanjaan yang ada di tangannya.

“Oh iya, kenalkan ini Sungmin”   Kyuhyun memperkenalkan Sungmin yang daritadi menatap datar pemandangan kemesraan mereka berdua.

“Annyeong, Seung Mi imnida”    Sapa Seung Mi ramah.

“Annyeong, Sungmin imnida”

“Ini Seung Mi kekasihku yang pernah aku ceritakan padamu”

“Oh ne,..”   Angguk Sungmin.

“Seung Mi, bagaimana kalo kita jalan-jalan, kau mau?”    Ajak Kyuhyun pada Seung Mi.

“Ne”   Jawab Seung Mi.

“Sungmin kau  bisa pulang sendiri kan?”

Sungmin hanya menjawab dengan anggukan saja.

“Yasudah , kalo begitu kita duluan. Annyeong”  Pamit Seung Mi pada Sungmin yang di tinggalkan sendirian di depan restoran.

“Annyeong”   Jawab Sungmin.

Sungmin pun pulang sendiri dengan semua belanjaan yang ada di tangannya. Sebenarnya Sungmin cukup kaget dengan apa yang baru saja terjadi, Sungmin merasa sedikit kaget bahwa namja yang akan menjadi calon suaminya memperlakukan dirinya seperti itu. Namun sedetik kemudian ia sadar itu bukanlah sepenuhnya salah Kyuhyun, karena memang diantara mereka tidak ada cinta. Akhirnya Sungmin pulang dengan menaiki Taxi.

Kyuhyun POV

Tok .. tok .. tok ..

“Kyu.. ini umma, apa kau sudah bangun?” suara umma nyaring di balik pintu kamarku.

“Aiisshh ada apa sih pagi pagi” gumamku sambil merapatkan kembali selimut ditubuhku.

“Kyu.. umma masuk ya” lalu umma menghampiriku dan duduk di tepi tempat tidurku.

“Kyu nanti siang kau kerumah Sungmin ya”

“Hah? Mau ngapain sih umma? Tidak aku tidak mau”

“Kyu … bantulah umma, umma buat makanan dan antarlah makanan itu untuk umma Sungmin, kau juga bisa sekalian bertemu dengan Sungmin, ya Kyu ya”

“Ah .. tidak mau umma, suruh Wookie nunna saja, dia kan yang lebih akrab dengan Sungmin.”

“Wookie hari ini ada jadwal kursus musik Kyu”

“Yasudah kalau begitu suruh Donghae nunna saja.”

“Ya Kyu ! yang akan menikah dengan Sungmin itu kamu, bukan nunna nunna mu!” marah umma.

“Aisshh.. yasudah iya”

“Nah gitu dong, anak manis”   umma mengacak acak rambutku gemas.

“Aaaghhh Umma !!”

Umma berjalan keluar kamarku , ku banting tubuhku ke atas tempat tidur menahan kesal.

~~~

Siang Hari .. Rumah Sungmin ..

Ting Nung .. Ting Nung ..

Tidak lama pintu terbuka

“Annyeong Haseyo” sapaku ramah pada Heechul ahjumma.

“Oh .. Annyeong Kyu .. ayo silahkan masuk”

“Ne”

“Ada apa Kyu ? Bagaimana kabar kedua orangtuamu?”

“Mereka baik ahjumma, ini .. umma menitipkan ini untuk ahjumma” ku angkat bungkusan yang ada di tanganku

“Oh .. Ne .., ya ampun repot repot sekali Kyu, Gomawo ya, bilang juga untuk umma mu. Oh iya sebentar ahjumma panggil Sungmin dulu, dia sedang di atas, kamu duduklah dulu”

“Ne”

Author POV

Bebebrapa menit kemudian Sungmin datang,  Kyuhyun sedang duduk di taman belakang rumah Sungmin.

“Mmhh Annyeong , ada apa Kyu, tumben kau datang?” tanya Sungmin hati hati.

“Umma menyuruh mengantar makanan untuk Ahjumma” jawab Kyu dengan tatapan lurus kedepan tanpa melihat ke arah Sungmin.

“Mhhh ..” balas Sungmin mengangguk.

Untuk beberapa menit mereka hanya saling diam, tidak ada yang ingin memulai pembicaraan, Kyuhyun hanya memutar mutar ponsel yang ada di tangannya dengan wajah bosan.

“Mmmhh Kyu , aku ingin bertanya sesuatu”   akhirnya Sungmin berani untuk memulai pembicaraan.

“Apa?”  jawab Kyu singkat tanpa menoleh.

“Tentang Seung Mi kekasihmu”   mendengar nama kekasihnya disebut Kyuhyun langsung melihat kearah Sungmin.

“Kenapa dengan Seung Mi?” tanya Kyuhyun tiba tiba.

“Maaf bukannya aku ingin mencampuri urusanmu atau ingin bertanya macam macam, apa dia tahu kita akan menikah ?” tanya Sungmin hati hati.

Kyuhyun menyipitkan matanya sebentar.

“Mengapa kau bertanya tentang hal itu?”

“Tidak hanya….”

“Iya dia tahu kita akan menikah, dan dia juga tahu di antara kita tidak ada cinta” potong Kyu.

“Lalu ?” tanya Sungmin.

“Apanya yang lalu?” tanya Kyuhyun lagi.

“Dia tetap ingin menjadi kekasihmu ?”

“Kenapa dia harus tidak mau? Kami sama sama saling mencintai”

“Tapi…” Sungmin meremas jari jari tangannya sambil menundukan kepalanya.

“Hmm yasudah, maaf Kyu aku masuk duluan” kata Sungmin akhirnya perlahan lahan.

Kyu tidak menjawab, tidak juga melihat ke arah Sungmin.

~~~~~~~~

Tiga bulan lagi Kyuhyun akan diwisuda, dia bisa menyelesaikan kuliahnya lebih cepat karena memang dia termasuk anak yang Jenius, selama tiga bulan itu pula tidak ada perubahan antara hubungan Sungmin dan Kyuhyun. Kyuhyun tetap berpacaran dengan Seung Mi tanpa memperdulikan apapun, Sungmin pun menjalankan kehidupannya seperti biasa sambil menuggu waktu ia diwisuda juga. Pernah suatu hari ketika Sungmin sedang jalan jalan dengan Henry, mereka bertemu dengan Kyuhyun dan Seung Mi yang sedang pergi kencan.

“Annyeong Sungmin” sapa Seung Mi ramah saat mereka bertemu di suatu taman hiburan.

“Ne Annyeong” jawab Sungmin tersenyum, Sungmin tidak berani melihat wajah Kyuhyun yang berdiri di samping Seung Mi.

“Kau sedang jalan jalan juga?” tanya Kyu dingin berbasa basi.

“Ne, bersama Henry” jawab Sungmin.

Henry tidak suka melihat wajah Kyuhyun yang dingin  dan seakan akan tidak peduli dengan hubunganya dengan Sungmin, padahal jelas jelas Sungmin lah nanti yang akan menjadi istrinya.

“Ayo Sungmin lebih baik kita pergi” Henry memandang Kyuhyun dengan tatapan dingin lalu menarik tangan Sungmin.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Universitas Kyuhyun akhirnya mewisudakan mahasiswa/mahasiswinya yang akan lulus, seluruh keluarga Kyuhyun datang untuk memberikan ucapan selamat pada Kyuhyun, dua minggu setelah Kyuhyun, Universitas Sungmin dan Henry pun mewisudakan mahasiswa/mahasiswinya, semua terlihat bahagia, Henry dengan kedua orangtuanya Siwon & Kibum, Sungmin dengan appa ummanya Hangeng Heechul dan tidak ketinggalan oppanya Zhou Mi.

“Wah … keponakanku sudah lulus, paman bangga padamu” Zhou Mi mengelus kepala Sungmin lembut.

“Ah… oppa … kamsahamnida” Sungmin langsung memeluk oppanya erat.

“Ya !! Minnie kenapa yang kau peluk duluan oppamu, bukannya appa” tanya Hangeng cemburu

“Hahahahha eh iya mianhae nae Appa, sini Minnie peluk” anak dan appa itupun berpelukan disertai tawa riang sekeluarga.

Saat sungmin sedang berfoto foto dengan teman temannya, Sungmin melihat oppanya Zhou Mi bersalaman penuh hormat kepada……..

“Siwon ahjussi ? hah ? itukan appanya Henry dan itu ummanya Henry, Kibum ahjumma lalu itu … Henry juga ada di sana..”

 Sekarang Sungmin hanya mengamati oppanya dan keluarga Henry dari jauh.

“Omo.. Omo .. sekarang apa apaan itu, oppa mengelus pipi Henry, tidak tidak lebih tepatnya melap keringat Henry dan Henry membalasnya dengan tersenyum manis .. Ahhh ada apa ini ?? Sejak kapan mereka saling kenal ? ko aku tidak tahu ? Ah.. ini waktunya”

Sungmin mendekati oppanya dan Henry yang sudah ditinggal berdua oleh orangtua Henry

“’Ya !! Kalian “ teriak Sungmin marah.

“Sejak kapan ? kenapa kalian tidak pernah cerita ?” tiba tiba raut wajah Sungmin berubah marah.

“Ah Sungmin Mianhae.. jangan marah ya”   Henry langsung mendekati Sungmin ingin memberi penjelasan. Zhou Mi yang melihat itupun langsung panik.

“Minnie-ah .. jangan begini”   kata Zhou Mi.

Sungmin tiba tiba menunduk dan langsung memandang mereka berdua dengan wajah tersenyum.

“Hahahhahahah ne ne gwenchana Oppa,Henry-ah hahahhahah”

“Kau !! huft kau ini benar benar”   kata Henry lega.

“Ya Minnie !! sudah berani ya membohongi paman”  Zhou Mi ikut ikutan gemas.

“Biarin, habis kalian tidak cerita cerita, kamu tidak menganggap aku ya?” canda Sungmin pada Henry.

“Bukan begitu min…”

“Zhou Mi kan oppa ku, kata siapa kamu boleh memilkinya?” potong Sungmin sambil memeluk tangan kiri Zhou Mi, dan Zhou Mi melihat itu hanya senyum senyum sendiri.

“Mianhae Minnie”  Henry tertunduk menyesal.

“hahhahah bercanda Henry sayang” Sungmin balik memeluk Henry.

“Aku malah mau berterimaksih padamu”

“Untuk?” tanya Henry.

“Karena mu sekarang oppa punya kekasih dan tidak kesepian lagi, dia sudah cepet cepet mau nikah tuh”

“Ya kau Minnie !!” Zhou Mi sudah siap siap ingin menjitak Sungmin kalau saja Sungmin tidak berlari menjauh.

“Liat saja nanti dirumah !”  teriak Zhou Mi, Henry hanya senyum sendiri melihat tingkah kedua orang itu.

Esok Hari..

Sungmin POV

Hari ini aku, Umma, Umma Kyuhyun dan Kyuhyun akan pergi ke butik untuk fitting gaun pernikahan aku dan Kyu. Seminggu lagi pernikahan ini akan dilaksanakan, aku selalu gugup jika harus berhadapan langsung dengan Kyuhyun. Aku bingung harus berbuat apa jika sedang bersamanya, tapi melihat Umma dan yang lainnya begitu semangat dan gembira mempersiapkan semua ini. Aku berusaha melawan semua rasa itu, aku tidak mau mengecewakan orang lain terutama Umma dan Appa yang sangat menyayangiku. Aku ingat Umma pernah bilang padaku..

“Minnie, Umma dan Appa sangat menyayangimu, kau tau kan?” Aku tersenyum dan mengangguk yakin.

“Umma percaya Kyuhyun orang yang tepat untukmu, Umma juga yakin dia bisa membahagiakanmu, arraseo?”

“Ne Umma” Jawabku tersenyum, aku coba meyakini semua kata-kata Umma yang sangat berbanding terbalik dengan kenyataannya. Aku meyakini suatu saat kata-kata itu terjadi benar adanya…

~~~

“Minnie.. Ayo turun sayang, Kyu dan Umma nya sudah datang menjemput kita”   suara Umma dari luar kamarku.

“Ne Umma, chakkaman..”  Aku langsung bangkit dan merapikan penampilanku.

Umma menarik tanganku ke arah ruang tamu, disana Umma Kyu sudah menunggu. Kulihat keluar rumah Kyu hanya menunggu di dalam mobilnya. Setelah beberapa lama tidak bertemu Jungsu Ahjumma aku memberi salam padanya, beliau membalasnya dengan ramah dan hangat. Kadang aku berfikir mengapa sifat Kyu berbeda sekali dengan Umma nya.

“Aigoo, calon menantu Ummasemakin cantik saja” kata Jungsu Ahjumma sambil mengelus lembut pipiku, aku hanya tersenyum malu membalas perkataannya.

Kami akhirnya berangkat ke butik pilihan Ummaku.

Di mobil, aku duduk disebelah Kyu yang menyetir, sedangkan dibelakang Umma dan Ahjumma asik bercerita dan membicarakan rencana mereka untuk pelaksanaan pernikahan kami. Sepanjang perjalanan aku dan Kyu hanya saling diam, untuk sekarang ini aku bingung ingin berbicara apa padanya.

“Ya Kyu! Mengapa kau hanya diam saja dengan Sungmin?!” tanya Jungsu Ahjumma tiba-tiba.

Aku sungguh kaget, tak dipungkiri wajah Kyuhyun pun sama kagetnya denganku.

“Ani… aniyo Ahjumma, gwaenchana. Kyu kan harus menyetir, jadi tidak baik jika kami mengobrol” Jawabku mencari alasan. Sedangkan Kyu hanya memandang ke arahku sebentar lalu kembali serius menyetir.

Tidak lama akhirnya kami sampai, Umma dan Ahjumma dengan semangatnya langsung masuk ke dalam butik, sedangkan aku dan Kyuhyun masih siap-siap di dalam mobil. Saat Kyu ingin membuka pintu mobil….

“Kyu! Tunggu” Ucapku mencegah Kyu membuka pintu mobil.

“Ada apa?” Ucapnya datar.

“Begini.. bolehkah aku meminta sesuatu padamu?”

Kyu hanya mengangkat sebelah alisnya.

“Aku mohon bebicaralah sedikit denganku saat kita di depan keluargaku dan keluargamu, aku mohon Kyu. Aku tidak ingin membuat mereka kecewa”

Kyuhyun terlihat berfikir..

“Hmm..” Jawabnya singkat. Lalu ia keluar mobil dan aku pun mengikutinya keluar.

Sudah 1 jam kami memilih model gaun mana yang cocok , Umma dan Ahjumma begitu banyak memberikan pilihan model gaun. Aku sendiri pun bingung harus memilih yang mana. Setelah banyak mencoba model gaun , kini kami bingung dengan 2 pilihan model gaun yang kami pikir paling cocok, Umma menyuruhku mencoba salah satu dari 2 gaun itu.

“Bagaimana sayang, apa gaun ini nyaman di tubuhmu?”

“Ne Umma”

“Tapi Heechul-sshi, gaun yang ini juga terlihat cantik” Kata Jungsu Ahjumma sambil menunjukkan gaun yang ada di tangannya. Aku sendiri pasrah saja dengan pilihan mereka, toh kedua gaun itu sama-sama cantik.

Author POV

Saat mereka bertiga masih kebingungan dengan gaun yang akan di pilih. Jungsu memanggil Kyuhyun yang sedang duduk di sofa sambil membaca koran di ruang tunggu.

“Kyu.. coba kesini sebentar”

“Ne? Kenapa Umma?”

“Kyu coba lihat, menurutmu gaun mana yang cocok untuk dikenakan Minnie?”

Saat tirai ruang penjajalan gaun dibuka, Kyuhyun memandang Minnie, lama. Bola matanya terbelalak tak percaya…

TO BE CONTINUED


Promise [Part 13]

Annyeong chingu, maav yaa agak lama Promise Part 13 nya ^^ mianhae, cz qu kemarin abis UTS^^
nii Part 13 nya, semoga chingudeul sukaa yaa^^

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Olivia Kang & Nissa Han

Cast : Donghae , Hyukjae, Ryeowook, Yesung, Kyuhyun, Sungmin

Other Cast : Jinki, Key, Taemin

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV

Kelas vokal pun usai, Jinki dan Ryeowook menuju mobil mereka masing-masing.

“Jinki, masih siang nih. Temani aku belanja yuk..”  Ajak Ryeowook.

“Belanja..??”

“Iya antar aku belanja bahan-bahan kue. Aku ingin membuat cake keju. Kau main ke rumah dan kau jadi orang pertama yang mencicipi cake buatanku. Mau??”

“Oke.. Ssip ssip”  Acungan jempol Jinki memantapkan ajakanku.

Sesampai di minimarket dekat perumahan Ryeowook, Jinki mengikuti ke mana Ryeowook berjalan. Namun langkahnya terhenti melihat Key berbicara dengan seseorang di dalam mobilnya. Jinki mempertegas lagi penglihatannya ke dalam kaca mobil itu.

“Yesung Hyung?????”   ucap Jinki pelan.

“Ya! Jinki ayo masuk..”   Ryeowook menghampiri Jinki, penasaran dengan apa yang Jinki lihat, Ryeowook mengarahkan pandangannya ke arah yang sama dilihat Jinki.

“Apa yang sedang kau lihat?”

Jinki langsung merangkul  tubuh Ryeowook agar tidak melihat Yesung yang berada di tempat yang sama dengan mereka.

“Ah ani, ayo kita masuk”  ajak Jinki kilat.

Namun Ryeowook masih memfokuskan pandangannya ke arah yang Jinki lihat tadi.

“Wookie-ahh ayo ayo masuk!”

Mata Jinki mulai mencari-cari kemana Key pergi. Karena ia tak mau sampai Ryeowook melihat Key, apalagi sampai mengetahui Key sedang berdua dengan Yesung. Akhirnya Jinki menemukan Key berada di tempat bahan makanan. Kemudian Jinki berusaha mengalihkan perhatian Ryeowook.

“Wookie-ahh, sini sini..”   Jinki menarik Ryeowook ke tempat parfum.

“Jinki mau kemana, aku….”

“Wookie tolong pilihkan aku parfum ya”

“MWO????!! .. Aisshhhh kamu pilih sendiri, aku mau cari telur dan keju”  Ryeowook melangkah pergi menjauhi Jinki, namun Jinki langsung menahannya.

“Hei, bantu aku. Aku bosan dengan parfum yang biasaku pakai. Ahh coba yang ini”  Jinki mengambil 1 botol parfum dan menyodorkannya ke arah wajah Ryeowook.

“Tunggu! Tapi parfum yang biasa kau pakai harummnya lembut, aku suka”

“Begitu ya? tapi aku bosan”

“Hmmm… kau yakin dengan parfum-parfum disini?”

“Kalo ada yang aku suka, kenapa tidak?”

“Aisshhhh kau ini ! arraseo ,aku bantu..”

“Hhhehehehe .. yang ini bagaimana? Yang ini??”

“Ya! aku cuma punya satu  hidung mengapa kau sodorkan langsung semua! Hah chinca!”

“Oh! Hheheheh mian, bagaimana kau suka?”

“Tidak, terlalu menyengat”

“Kalo yang ini????”

Akhirnya Jinki berhasil membuat Ryeowook sibuk memilih-milih parfum.

“Aku tak ingin melihat wajah ceriamu ini berubah sedih, namun hati ini juga sakit melihatnya”  Batin Jinki.

“Hmmm… yang ini, lembut namun aroma mint nya aku suka”

“Coba sini, … oke yang ini saja”

“Yasudah aku ke sana ..” Ryeowook langsung menuju tempat bahan-bahan makanan.

Jinki harap-harap cemas lagi, matanya kembali sibuk menulusuri sudut ruangan mencari keberadaan Key dan ia pun menemukan Key sudah berada di luar minimarket.

“Hhhuffft… akhirnya …” ucap Jinki lega.

“Jinki-ahh”  Panggil Ryeowook.

“Ne?”

“Tolong bawakan ini”

“Oke oke.. ”

~~~~~

Jinki sedang duduk di ruang makan sambil mendengarkan musik dari i-pod nya. Ryeowook muncul dengan membawa cake yang ia janjikan.

“Tadaaaa ..”   Jinki langsung melepas headphonenya.

“Huwaaa… harum .. ahh lezat pastinya”

“Ya! coba dulu baru komentar.. hhihihi “

“Sini sendoknya”

“Nih”

“Eummhhh ..”   Ekspresi Jinki yang biasa-biasa saja membuat Ryeowook mengerutkan dahinya.

“Ottokhae????”   Tanya Ryeowook tak sabar.

“Huwaaaa … mashitta!!!!”

“Chinca???”

“Huwaaaa hebat!” Acungan jempol Jinki ikut serta.

Saat mereka berdua asik di meja makan, tiba-tiba terdengar suara yang tidak asing lagi.

“Ya! kalian berdua, romantis sekali .. ssitt suuuittt ..”

“Oh! Annyeong haseyo nunna”   Jinki langsung berdiri dan membungkuk ketika melihat Donghae berdiri di depan kulkas bergaya seakan detektif dengan kedua tangan melingkar di dadanya.

“Apa kau bilang?! Sembarangan .. “   Ryeowook kesal atas ucapan Donghae.

“Aigoo kau ini, memang benar kan. Wah! Apa itu?”   Mata Donghae langsung tertuju pada cake keju Ryeowook dan melesat mendekati meja makan tanpa pamit langsung mencolek krim kejunya.

“Hum mashitta!!!”

“Siapa dulu dong yang membuatnya”  sombong Ryeowook.

“Ahh dongsaengku yang satu ini memang paling jago kalo ditempatkan di dapur”

“Yahh setidaknya dongsaengmu ini bisa menjadi calon istri yang baik”  Ryeowook kembali menyombongkan diri.

“Mwo? Hhahahaha lalu siapa calon suamimu? Dia?”    Telunjuk Donghae menunjuk ke wajah Jinki. Jinki tercengang dan wajahnya terlihat shock.

“Ani ani nunna”    tapis Jinki.

“Hhhahahaha akui sajalah kalian berdua”   Seperti  biasanya Donghae mngeluarkan kata-kata menembak dari mulutnya seperti pistol yang tiba-tiba saja meletus dan membuat orang panik.

“Ada apa ini??”  Tiba-tiba Youngwoon datang dengan senyum yang tertoreh di wajahnya menyebabkan eyesmilenya berefek cute nan mempesona.

“Appa !!”    Donghae langsung berlari memeluk Appa nya.

“Appa kok sudah pulang?”    Tanya Donghae masih dalam pelukan Appa nya.

“Appa ingin pulang lebih awal saja, hmmm pasti kau sedang menggoda dongsaengmu kan?”

“Hhhehehehehe ..”

“Annyeong haseyo ahjusshi”   Sapa Jinki.

“Ye, sudah lama kau tidak kemari”

“Hheheheh, ne ahjusshi”

“Oh apa itu, boleh Appa coba?” Youngwoon menghampiri meja makan.

“Tentu Appa , ini Appa sendoknya”

“hmm .. Whaaa anak Appa memang hebat”   Youngwoon mengelus-elus rambut Ryeowook. Donghae dan Jinki hanya tersenyum melihat Ryeowook bangga.

“Yasudah Appa ingin ke atas , ohya Umma blm pulang?”

“Belum Appa…”

“Oh yasudah”   Youngwoon segera melangkah meniggalkan ruang makan, namun belum jauh ia kembali membalikkan tubuhnya seperti teringat sesuatu.

“Donghae ..”

“Ne??”

“Ikut Appa..”

“Kemana?”

“Ayo sini..”

Donghae terlihat bingung namun ia langsung menghampiri Appa-nya.

“Appa ingin memperlihatkan sesuatu..”   Jelas Youngwoon sambil merangkul anak gadisnya itu.

“Chinca????”

“Appa!!!!”    Ryeowook terlihat cemburu. Youngwoon dan Donghae menoleh ke arah Ryeowook yang memanyunkan bibirnya.

“Kenapa hanya Donghae eonni, aku tidak di ajak”

“Heiiissssshhh kau ini , ayo Appa kita ke atas..”    tanggap Donghae enteng.

“Hhhehehehhe sekarang giliran nunna mu, nanti kau pasti dapat giliran”

Kemudian Youngwoon dan Donghae pergi meninggalkan ruang makan.

“Mwo??? Apa itu?! Hhuufftt”  Ryeowook heran dengan kata-kata Appa-nya.

“Hhheheehhe kau kenapa? Persaingan kakak adik memang tidak akan pernah berakhir .. cck .. ckk ..cckk ..”

“Ya! Neo! Ahh .. Chinca ..”

“Eh! Ya ya ya ya … mian”

“Aigoo ,kau ini. Nih makan, kalo sudah tidak mau akan ku simpan!”

“Mau mau mau mau mau mau .. aku baru coba sedikit tadi , wwahhhh wookie-ahh kau memang hebat, selain jago main piano kedua tanganmu juga ahli main di dapur”

“Mwo? Hhahahahaa “

“Ehya, bagaimana dengan Yesung Hyung?”

“Hmm? Bagaimana apanya?”

“Yaa .. ada kemajuan tidak?”

“Hhaaissshhh.. hahh entahlah, kau juga lihatkan Key selalu membuntutinya. Jika aku ada kesempatan untuk mengobrol dengannya selalu Key muncul tiba-tiba. Lagipula jika dekat dengannya aku merasa sangat gugup”

“Hmmm .. begitu”

Jinki mengerti apa yang sahabatnya itu rasakan. Ia hanya bisa tersenyum palsu menyembunyikan perasaannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV

Keluarga Youngwoon dan keluarga Hangeng akhirnya bertemu, mereka makan malam bersama di restoran mewah milik Jungsu.

Sesungguhnya Kyuhyun sangat tidak menginginkan pertemuan ini, ia memandang tajam yeoja itu, Sungmin yeoja yang akan dinikahinya. Sungmin sedang asyik mengobrol dengan kedua Nunna nya.

“Mengapa wajahnya santai sekali, apa dia menyetujui perjodohan ini???”   Batin Kyuhyun.

Setelah pertemuan 2 keluarga itu usai dan makan malam pun telah selesai. Orang tua Kyuhyun maupun Sungmin menyuruh Kyuhyun untuk pulang berdua bersama Sungmin, tujuannya agar membuat mereka selangkah untuk saling mengenal.

Kyuhyun POV

“Aisshhh .. kenapa aku harus menurut dengan perkataan Umma dan Appa untuk mengantar gadis ini pulang. Merepotkan”   Batinku.

Tapi daritadi aku dan dia hanya diam saja. Akkhhh … Canggung sekali ini! lebih baik aku yang mulai pembicaraan duluan.

“Mmhhh .. Kyuhyun, Kim Kyuhyun”   Sambil ku ulurkan tangan kananku. Sepertinya dia sedikit kaget karena aku bicara tiba-tiba.

“Oh! Ne, naneun Sungmin imnida.”  Dia membalas jabatan tanganku.

“Boleh aku tanya sesuatu, kulihat dari wajahmu sepertinya kau santai-santai saja, apa kau menyutujui perjodohan ini?”   Tanyaku cepat dengan nada sedikit keras.

“Sebenarnya saat Umma mengatakan tentang perjodohan ini kepadaku, aku pun tidak menjawab iya atau tidak”

“Tapi apakah kau mau perjodohan ini dilanjutkan?”

“Aku juga bingung Kyuhyun-sshi. Tapi aku tidak bisa dan tidak berani melawan perkataan Umma dan Appa”

“Kau tau, aku tidak mencintaimu dan lagipula aku juga punya kekasih”

“Ne, aku juga tidak mencintaimu. Sudah kuduga kau sudah mempunyai kekasih”

“Lalu mengapa kau mau dijodohkan denganku? Apa kau tidak mempunyai seorang kekasih?”

Dia hanya menggelengkan kepalanya yang menunduk. Akkhhhh !!! Aku semakin frustasi dibuatnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Ryeowook POV

Aku termenung di kamar hanya memandang langit yang bertabur bintang-bintang lewat jendela kamarku.

“Tak terasa ini sudah berlangsung lama. Oppa, sampai detik ini pun  kau masih sama seperti dulu”

Flashback_

“Huks hukss .. sampai kapan aku harus berdiri di sini?! Panass ..” Gumamku.

Kulihat sekeliling tubuhku berbayang-bayang, teman-teman yang nasibnya sama denganku. Ada yang berlari-lari, ada yang jongkok sambil bernyanyi, ada yang diam terpaku mendengar para sunbae memarahinya, sedangkan yang aku lakukan berdiri di bawah teriknya matahari yang sepertinya tepat di atas kepalaku. Namun semakin lama pandanganku semakin gelap, tubuhku tak tahan dan jatuh di tempat. Pandanganku kini benar-benar gelap namun ku merasa tubuh ini ada yang membawanya…~

~~~

Aku mencoba perlahan membuka mataku. Tempat yang asing. Mataku menelusuri sudut ruangan, tepat dugaanku aku sedang terbaring di ruangan kesehatan sekolah. Kulihat ada seorang namja sedang duduk di kursi dekat lemari P3K namun aku tidak mengenal namja itu, dari raut wajahnya terlihat sangat serius membaca buku yang sepertinya jika dilihat dari tempatku buku itu berjudul Legend of Hyan Dang. Namun siapa dia???

“Kau siapa?”   Tanyaku pelan. Namja itu melihat ke arahku dan menghampiriku.

“Kau sudah sadar? Oh aku yang membawamu ke sini. Tadi kau tiba-tiba jatuh dan kehilangan kesadaran, sepertinya kau kelelahan”

“Ne, kamsahamnida”    Aku berusaha mngambil posisi duduk.

“Oh! kau mau apa? Berbaring saja sampai kau merasa baik”

“Ne, kamsahamnida”

“Kau mau minum? Sebentar aku ambilkan”    Siapa sebenarnya dia?.

“Ini kau minum pelan-pelan”

“Ne, kamsahamnida”

“Hhehehe”

“?????? .. mengapa tertawa, ada yang lucu ya?”

“Dari tadi yang keluar dari mulutmu hanya kata-kata ‘ne, kamsahamnida’ ..”    Apa itu hal yang lucu, aku hanya mengucapkan kata terimakasih. Gerutuku dalam hati.

“Ohya, siapa namamu?, kau terlihat sangat kelelahan . Jika ada kata-kata senior yang tidak enak jangan diambil hati ya”

“Ne, kamsahamnida. Joneun Ryeowook imnida”

Tiba-tiba seseorang masuk menghampiri kami.

“Yesung-ahh kau dipanggil ketua OSIS!”

“Ada apa?”

“Ada junior yang mengeluh sakit kepala dan berteriak-teriak, cepat bantu dia, dia kelihatan sangat panik”

“Dimana dia?”

“Di lapangan basket”

“Oh aku ke sana sekarang!”

“Ya cepatlah!”

Apa dia assisten dokter kesehatan sekolah ini???? Sibuk dengan orang-orang yang gugur dalam kegiatan Masa Orientasi Siswa ini. Yesung??? Oh itu namanya…

“Ohya, kau sudah baikkan?”   tanya orang yang masuk tiba-tiba tadi, yang membuyarkan pikiranku tentang orang yang bernama Yesung itu.

“Oh ne,gwaenchanayo, mmhhh… apa aku sudah bisa kembali ke kelas?”

“Ke kelas? Apa kamu yakin sudah kuat berjalan?”

“Ne”    anggukku yakin.

“Baiklah kalo memang begitu kau sudah boleh ke kelas”

Aku segera beranjak dari tempatku berbaring dengan perlahan.

“Oh sini aku bantu”  tawarnya padaku.

“Oh tidak usah, aku bisa sendiri. Kamsahamnida..”

“Begitu? Baiklah, hati-hati..”

“Ne, kamsahamnida”

Ku langkahkan kakiku perlahan menelusuri lorong sekolah ini. Kakiku terhenti di lorong yang melewati lapangan basket. Mataku tertuju pada sosok namja yang bernama Yesung itu. Dia begitu cekatan menolong juniornya membutuhkan pertolongan. Raut wajahnya yang tenang namun matanya memancarkan keseriusan yang tulus. Postur tubuhnya yang  tegap mampu menggendong ala bridestyle juniornya yang tubuhnya cukup besar untuk ukuran seorang yeoja. Hhaahh???????? Apa aku tadi diperlakukan seperti itu juga olehnya???? Chinca?! Ada apa ini???? Umma jantungku berdetak sangat kencang…….

~~~~

3 bulan sudah aku bersekolah di SMA Sangji ini. Hari demi hari sedikit-sedikit informasi tentangnya aku dapat dengan mudah, karena dia adalah salah satu namja terfavorit di sekolah ini. Mengapa? Karena  dia menjabat sebagai wakil ketua OSIS, disamping itu sesuai tepat seduai dengan dugaanku dia adalah assisten dokter disekolah ini. Dia juga tergabung dalam tim basket sekolah kami dan yang membuat aku semakin menyukainya adalah karena dia vokalis salah Grup Band di sekolah ini. Menurut para yeoja di sekolah ini, Yesung oppa dalah namja yang sempurna. Setiap dimanapun dia berada dia selalu menjadi perhatian para yeoja. Kim Yesung oppa, dia adalah anak XII IPA 1. Rasanya tidak ingin 9 bulan lagi cepat berlalu karena aku  tidak akan lagi melihat sosok namja sederhana itu tersenyum.

~~~

7 tahun berlalu, aku lulus dari Universitas Inha. Sebelum aku mendapat panggilan untuk melanjutkan S2 di Italia, aku di ajak Jinki sahabatku  untuk bergabung disanggar Sunmoon yaitu salah satu sanggar terkenal didaerah Kangnam.

“Wookie-ahh bagaimana hari pertamamu bergabung disini?”

“Aku senang, gomaweo Jinki aku mengajakku bergabung disini, setidaknya aku tidak jadi pengangguran hhehehehe”

“Ssipp! Oya setelah ini kau akan bekerja atau lanjut ke S2?”

“Aku akan melanjtkan di Italia, tapi itu nanti..”
“Hmmmm begitu, kau hebat wookie ^^ , yasudah kalo begitu kita pulang sekarang”

“Khaja!”

End of Ryeowook POV

Author POV

Mereka berdua langsung menuju pintu keluar gedung, namun langkah Ryeowook terhenti, matanya tertuju pada sosok namja yang dikenalnya.

“Yesung oppa…”

Jinki juga melihat ke arah dimana pandangan Ryeowook tertuju.

Namja yang membuat Ryeowook terpaku membeku tidak lain dan tidak bukan adalah namja yang selama ini namanya ia sembunyikan di dalam hati terdalamnya,yaitu Yesung. Yesung berjalan lurus ke arah Ryeowook dan Jinki. Namun Yesung tidak menyadari keberadaan mereka karena matanya fokus pada tumpukan map yang ada ditangannya, hingga Yesung berjalan melewati mereka berdua. Ryeowook masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya detik ini , sampai akhirnya Ryeowook tersadar setelah seorang yeoja memanggil nama Yesung dengan akrabnya.

“Yesung oppa!”    panggil yeoja itu girang. Yesung menengok ke arah suara yang memanggilnya barusan.

“Ne? Oh kau… hari ini ada latihan?”

“Ani …”

“Lalu sedang apa kau di sini?”

“Ini, aku bawakan makan siang untuk oppa”  Jawab yeoja itu dengan senyumnya sambil menyodorkan kotak putih ditangannya.

“Wwahhhh… gomapta. Ayo kita ke dalam”

“Ne!”

Entah apa yang Ryeowook rasakan, setelah pertemuan kembali dengan Yesung. Tubuhnya bergetar, detakan jantungnya memacu dengan cepat, membuat wajahnya pucat dan mengeluarkan keringat.

“Oh! Wookie-ahh kau kenapa?”

“A..ani, sepertinya aku harus cepat-cepat pulang”  Jawabnya masih dengan pandangan lurus pada Yesung.

“Mau ku antar?”

“Tidak usah, gomaweo Jinki. Aku bisa pulang sendiri”

“Baiklah”

~~

Dalam perjalanan pulang Ryeowook sulit berkonsentrasi menyetir, dan ia segera menepikan mobilnya. Jantungnya masih berdetak kencang, tangannya mencoba merasakan detakan jantungnya. Kemudian ia memukul berkali-kali dadanya agar terasa sedikit lega karena sesak yang ia rasakan detik ini. Helaan nafasnya kini mulai tenang, namun tangan kirinya masih mengenggam setir mobil dengan erat.

“Oppa…”

End of Flashback_

Author POV

 

 

Neorago…..neorago, Neorago….Nannuppunirago, Neorago…neorago

 

“Oke, sampai disini, gerakan kalian diserasikan lagi, arraseo?!”

“Ne, sunbaenim..”   Jawab seisi ruangan kompak.

“Ye, selesai untuk kali ini”

“Ne, kamsahamnidaaaaa…”

Hyukjae pergi meninggalkan ruangan. Seisi ruangan pun berhamburan menuju loker untuk mengambil tas-tas mereka lalu pergi meninggalkan ruangan..

“Donghae, aku pulang dudluan ya!”

“Oh! Cepat sekali?”

“Aku dijemput, daaaaaahhhh…”  Taemin langsung melangkah pergi dari tempat Donghae duduk.

“Hah? Dijemput? Ya! siapa yang menjemputmu??!!”

“Nanti aku kenalkan padamu!”   sahut Taemin sambil berlalu ke luar ruangan.

“Aiisshhh! Siapa yang menjemputnya” Appa-nya???…. oh! Jangan-jangan dia dijemput oleh seorang namja! Ah chincaro.. mengapa ia blm cerita kepadaku?”

Akhirnya Donghae pulang sendiri, biasanya kursi disebelahnya selalu diisi oleh Taemin. Saat diperjalanan pulang entah mengapa mobilnya tiba-tiba berhenti.

“Oh!!! Ada apa ini? Kenapa lagi?!!”

Donghae langsung keluar mobil untuk mengecek mesinnya.

“Hhahh! Aku  tidak mengerti, bagaimana ini, ah chinca..kenapa kau selalu mogok? Kau senang ya keluar masuk bengkel! Aigoo..”

Donghae mulai gerah dengan mobilnya yang hobby mogok itu.

Brruuummm Bruummm Bruuuummm!!!!!!

Seorang namja yang menaiki motor sporty biru itu berhenti dan membuka helmnya yang berwarna biru sapphire.

“Kau sedang berbicara dengan siapa?”  tanya namja itu.

“Oh! Sunbaenim”

“Sudah kubilang jangan panggil aku sunbae jika diluar kelas, ayo naik!”   Ajak Hyukjae sambil menyodorkan helm berwarna putih pada Donghae.

“Aku???”

“Siapa lagi yang ada di sini! Kenapa? Kau tidak pernah naik motor sebelumnya???”

“Ah ani..”  sahut Donghae pelan.

“Yasudah ayo naik”

Zzlllegggueerrrrrrrrrrrr !!!!!!!

“Omo!”  Donghae spontan menutup kedua telinganya.

“Cepat! Kau ingin basah kuyup di sini?!”

Gerimis mulai turun, Donghae langsung mengambil helm di tangan Hyukjae dan duduk di belakang Hyukjae. Hyukjae terheran-heran dengan Donghae yang duduk sangat menjaga jarak dengannya.

“Kau serius nyaman dengan posisi duduk seperti itu?”  tanya Hyukjae . Wajah Donghae terlihat bingung tanpa menjawab pertanyaan Hyukjae.

“Oke, pakai helm mu” Lanjut Hyukjae sambil memakai helm, kemudian ia mulai menyalakan mesin dan menggas motornya.

“Omo!”   Donghae ketakutan dan memeluk erat tubuh Hyukjae.

TO BE CONTINUED


Promise [Part 12]

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Olivia Kang & Nissa Han

Cast : Donghae , Hyukjae, Ryeowook, Yesung, Kyuhyun, Sungmin

Other Cast : Jinki, Key, Taemin


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Berulang kali ku lihat jam tanganku.

“Kenapa dia belum datang juga, hahh kalo tau seperti ini aku tidak datang buru-buru … hhhuffftt ..”

Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku ..

“Wookie-ahh, mian aku bangun telat.. hhehehehe kau sudah menunggu lama ya?”

“Ya! Jinki, lain kali kau seperti ini aku akan meninggalkan mu , arraseo?!”

Jinki melingkarkan tangannya di pundakku.

“Geudae, arraseo. Mianhae hhehehehe “

“Aigoo ..”

Jinki segera duduk di sisiku.

“Kita jadi kan membeli buku itu bersama?” tanya Jinki.

“Jika tidak, untuk apa aku datang sepagi ini”

“Hhhehehe .. Khaja !”

“Chakkaman Jinki-ahh, memang jam segini sudah ada toko buku yang buka?”

“Ah … molla“

“Hummmm ..lebih baik kita sarapan dulu, kau belum sarapan kan?”

“Aku belum. Oh tumben kamu belum sarapan?”

“Tadi aku buru-buru, jadi tidak sempat sarapan”

“Okelah, Khaja! Tapi kita mau sarapan di mana?”

“Hummmm bagaimana kalo di kantin saja?”

”Ssiip”   Acungan jempol mantabb Jinki pun muncul.

Akhirnya kami menuju kantin di gedung belakang tempat kami latihan vokal.

~~~~

Sampai kami di kantin suasananya masih sangat sepi, mungkin karena masih pagi. Seperti biasa kami memilih tempat duduk di pojok belakang sebelah kanan.

“Hhhaah ..” Jinki puas karena tempat duduk kami kosong.

“Kau mau pesan apa, biar aku yang pesan”   Tawarku pada Jinki.

“Oh chinca?, gomaweo.. aku mau pesan apa yaa? Terserah kau saja dehh?”

“Bener nih? Oke, aku pesan dulu ..”

Ku lewati beberapa meja kantin yang terbuat dari kayu itu.

“Ahjushi, aku pesan 2 roti pisang keju, 1 susu coklat dan 1 susu strawberry nya ya”

“Ne, tunggu ya”

Ahjushi itu segera mencatat pesananku dan memberi ku no pesanan. Tiba-tiba terdengar suara namja yang tidak asing di sebelahku.
“Ahjushi, buatkan aku 1 cappucino ya, tapi gulanya sesendok saja”

“Ne”   Sahut Ahjushi itu.

Jantungku berdetak kencang. Aku tidak berani memandangnya, dan sepertinya ia pun tidak menyadari keberadaanku. Dan tiba-tiba suara seorang yeoja terdengar memanggilnya.

“Oppa…” Yeoja itu memanggilnya.

“Ne?”

“Annyeong .. oppa mau sarapan ya?”

“Oh hanya memesan kopi saja, kau sudah sarapan?”

“Sudah dong hhehehe .. ayo kita duduk di sana oppa”

“Ne, tapi lepaskan tanganmu dari lenganku”

“Oh? Oppa… sireo ..”

“Key-sshi”

“Ne oppa, arraseo..”

Mereka akhirnya pergi dari tempat tubuhku yang mematung ini.

“Aigoo ..”   Bisikku.

Dengan kilat aku menuju tempat dudukku dan Jinki tadi. Hahhh .. mengapa jantung ini masih berdetak kencang? Umma ottokhae …. Batinku.

Key??? Hhuffftt .. tidak lain dan tidak bukan selalu berada di sisinya.

“Wookie-ah? wajahmu kenapa???”

“Oh! Ani, gwaenchana ..”

“Ada apa? Yesung Hyung ya?”

Wajahku panik seketika, Jinki mengetahuinya. Jinki-ahh ingin rasanya aku mengatakannya kepadamu apa yang sedang aku rasakan detik ini, tapi detakkan jantung ini membuat bibirku membeku.

“Wookie … Wookie-ahh …”

Jinki mencoba menggoncangkan tubuhku. Dan sedikit demi sedikit tubuh ini mulai sedikit relax.

End of Ryeowook POV

Jinki POV

Akhirnya Ryeowook kembali, tapi mengapa wajahnya terlihat pucat.

“Wookie-ah? wajahmu kenapa???”

“Oh! Ani, gwaenchana ..”

“Ada apa? Yesung Hyung ya?”

Wajahnya semakin pucat ketika aku menyebut Yesung Hyung. Aku mengerti apa yang sedang di rasakan. Selalu seperti ini. Wookie-ahh sampai kapan kau akan terus seperti ini. Perasaanku pun sama seperti apa yang sedang kau rasakan.Batinku.

Aku mencoba menguncang tubuhnya agar ia tersadar.

“Wookie … Wookie-ahh …”

“N..ne..”

“Gwaencahana?”

“Ah ye, gwaenchanayo ..”   Jawabnya sambil tersenyum paksa. Tak lama pesanan kami datang.

“Kamsahamnnida Ahjushi..”   ucapku.

“Ne, cheonmaneyo”

Aku tidak ingin membahas kejadian tadi, karena akan menyakiti perasaannya juga perasaanku.

“Wookie ayo buka mulutmu”

“Ne?? Sireo ..”   Ryeowook hanya menjawab seadanya dan menggelengkan kepalanya perlahan.

“Ayolah .. A .. a .. a ..”   Ku sodorkan sobekan roti ke mulutnya. Akhirnya ia mau membuka mulutnya.

“Gomaweo ..”  ucapnya sedikit tersenyum dengan pipinya sedikit memerah dan ku balas dengan senyuman lebar.

“Ne, … Akhirnya Wookie-ahh ..”

“Wae??”

“Aku bisa melihat senyum mu lagi. Hhhehehe”

Ryeowook hanya tersenyum merespon perkataanku.

“Jinki-ahh, gomaweo”

“Ne? Untuk apa?”

Ryeowook kembali hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaanku, lalu ia melihat jam tangannya.

“Hmm sepertinya toko buku sudah buka, khaja!”  ajaknya.

“Oh begitu, baiklah..”

End of Jinki POV

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV

Seorang yeoja mengambil ponsel dari tasnya dan menelefon seseorang.

“Yeoboseyo.. Zhoumi oppa, kau sedang di kantor ya?”

“Ya Sungmin-ahh! kau ini ! aku ini Paman mu, kau terus saja memanggilku dengan sebutan oppa..”

“Hhehehe .. biarkan saja, habis oppa lebih cocok dipanggil oppa , oppa masih terlalu muda tidak cocok dipanggil Paman”

“Ya ya ya terserah kau saja lah , kenapa memang? Kau mau minta jemput lagi? Memang kuliah mu sudah selesai?”

“Hhhehe oppa tau saja, tapi kalo oppa sibuk tidak apa-apa. Tidak usah jemput aku, hari ini aku hanya ada 2 mata kuliah saja”

“Oh begitu, yasudah tunggu Paman ya, Paman berangkat sekarang”

“Ahh.. oppa baik sekali ! Kamsahamnida oppa”

Tuut tut tutt ..

“ Yes, akhirnya aku dijemput juga, kau mau pulang denganku Henry?”   Tanya Sungmin pada Sohibnya itu.

“Ah.. tidak usah Sungmin, aku mau ke toko buku dulu. Yasudah aku duluan ya!”

“Ne, hati – hati Henry”

“Oke ..”   Henry tersenyum.

Setelah 30 menit menuggu akhirnya Zhoumi  tiba ..

Tiin Tiiin

Sungmin mendengar suara klakson mobil lalu masuk ke dalamnya.
“Oppa , aku tidak mengganggu pekerjaan oppa kan?”

“Tidak , kebetulan sedang jam makan siang, jadi nanti Paman makan siang di rumah saja. Umma-mu pasti sudah masak makanan enak, Minnie .. mengapa kau tidak mencari kekasih saja?, jadi kan ada yang mengantarmu pulang”

“Oppa, memangnya semudah itu apa mendapatkan kekasih?”

“Makanya kamu bergaul dong, jangan terlalu betah di rumah. Dasar anak Appa-Umma”

“Ihh.. oppa, aku memang anak Appa Umma, siapa lagi kalo bukan anak Appa Umma. Oppa juga bukannya cari pacar, karir mulu yang dipikirkan”

“Mungkin belum saatnya hhehehe” Zhoumi tertawa.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Donghae POV

“Gomaweo ahjushi”

Akhirnya mobilku selesai diperbaiki. Oke, Lets Go Donghae-ahh!!! Aku pun langsung menuju tempat latihan.

Setibanya di ruang  latihan, ternyata teman-teman sudah berkumpul.

“Hampir kau terlambat. Dari mana kau?”Tanya Taemin sahabat terbaikku.

“Biasa hhehehe”  Jawabku asal.

“Ah chinca, kau ini, cepat lakukan pemanasan”

“Oke”

Aku segera melakukan pemanasan di mulai dari tangan kananku.

Ruang latihan sangat ramai, aku dan Taemin masih melakukan pemanasan. Namun dengan tiba-tiba ruangan menjadi sepi. Mataku pun menelusuri ke seluruh sudut ruangan mencari penyebabnya. Mataku tertuju pada pintu masuk , ada seorang namja melangkah memasuki ruangan. Tapi sepertinya wajah namja itu terlihat tidak asing, ko coba pertegas lagi wajahnya dan mencoba memutar lagi memory di kepalaku.

“Lee Hyukjae?”

Spontan aku menyebut nama namja itu pelan. Semua teman-teman langsung berdiri rapi seperti biasanya, sedangkan aku masih bergelut dengan pikiranku sendiri, hingga Taemin menarik tanganku.

“Donghae … Donghae-ahh … apa yang kau lakukan?”

“Ah ne!”   Seketika aku langsung ikut berbaris.

Tak lama seseorang yang bernama Hyukjae itu bebicara di depan kami semua.

“Annyeong haseyo .. Lee Hyukjae imnida .. Aku pelatih baru disini, dan mulai hari ini aku yang akan melatih kalian. Mohon kerjasamanya. Mannaseo bangapseumnida..”

3  jam berlalu~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kami semua sedang beristirahat, Taemin yang duduk di sebelahku terlihat sedikit gelisah.

“Aduuh ,antar aku ke toilet yuk, kebelet nih. Ppallihae ppallihae!!!”  Sambil menarik tanganku yang masih menggenggam botol minum.

“Aigoo ..”   Aku pun hanya bisa mengikuti langkah kakinya yang berlari cepat.

“Tunggu di sini ya”  Pinta Taemin yang langsung melesat memasuki toilet.

Aku menunggunya di depan toilet sambil sesekali memainkan ponselku.

Ku lihat Hyukjae, ahhhh  bukan, tapi Hyukjae sunbae keluar dari toilet.Aku hanya terdiam saja tanpa menegurnya, karena aku sedikit merasa canggung atas kejadian kemarin awal aku bertemu dengannya. Ku balikkan tubuhku membelakanginya, berharap ia tidak melihatku. Tapi terasa ada yang menepuk pundakku, dan aku pun menoleh.

“Donghae-ahh..?”

“A .. anyeong sunbae ..hhehe”

“Mengapa kau membelakangiku?” tanyanya.

“Aku?… oh aniyo sunbae, mian aku tidak melihatmu”

“Masa? Hhhehe arraseo ..”

“Ne .. hhhehehehe”

“Kau sedang apa sendiri di sini?”

“Aku sedang …”    tiba-tiba Taemin datang.

“Donghae-ahh kau! …. Eh annyeong sunbae”    Taemin tidak tau kalo aku sedang bersama Hyukjae sunbae.

“Annyeong .. “ Sahut Hyukjae Sunbae.

Karena salah tingkah aku ingin segera cepat-cepat pergi dari tempat ini.

“Oh! Taemin-ahh, ayo kita kembali ke kelas”   Ajakku.

“Ta… tapi … sunbae???!”    Jawab Taemin dengan wajah dungunya.

“Emmmmhhh kami berdua ke kelas duluan, annyeong…”   Pamitku buru-buru.

“Tunggu”  Hyukjae sunbae menahanku. Aku menjadi panik sekali. Apalagi kulihat luka di bibirnya masih membekas. Ottokhae???

“Kalo begitu aku ke kelas duluan”

Jahatnya Taemin pergi meninggalkan aku. Apa dia bodoh? Tidak, aku yag bodoh belum memberi taunya tentang kejadian kemarin, sehingga ia berbuat sebodoh ini meninggalkan aku sendiri. Saat aku bergelut dengan pikiranku, ku lihat bentangan telapak tangan melayang-layang di depan wajahku.

“Donghae-ahh, waeyo?”

“Oh ani, gwaenchana..”

“Kamu yakin?”

“Ne sunbae”

“Hmmm .. sekarang di luar kelas, kau masih memanggilku dengan sunbae. Anak yang manis”   Telapak Hyukjae sunbae mengelus-elus kepalaku.

“Hhhehehehe ..”

“Jangan panggil aku seformal itu jika di luar kelas”

“Hmmm lalu aku harus panggil sunbae dengan sebutan apa?”

“Mungkin oppa”

“Oh???”

“Wae??? Hhehehe oya bagaimana kepalamu kemarin?”

Ahhh ia mengungkit kejadian kemarin, aku malu malu malu .. Bagaimana? Bagaimana ini? Aku harus cari alasan apa supaya bisa pergi dari tempat ini.

“Oh gwaenchanayo..”  Aku jawab dengan singkat.

Tiba-tiba terdengar ada seseorang memanggil namanya.

“Hyukjae-ahh .. “   Panggil Jungsu sunbae.

“Ne?”

“Kau dipanggil ke ruang manager”

“Ne, nanti aku segera ke sana”  Jawabnya.

“Kalo begitu sampai ketemu lagi di kelas”  Lanjutnya.

Ia pergi sambil melempar senyum padaku. Aku juga mulai melangkah pergi dari tempat itu.

“Donghae-ahh!”

“Ne??”

“Panggil aku oppa!”

Ku kerutkan dahiku, apa yang ia katakan? Aku tak mengerti.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kyuhyun POV

“Kyu! “   Panggil Changmin.

“Hmm .. kenapa?”

“Kau Putus dengan Hyun Ah?”

“Iya, kemarin”

“Kau gila? Kau baru pacaran seminggu dengannya”

“Aku tidak mencintainya, dan lagi aku baru berpacaran dengan Seo Min, gadis yang aku suka”

“Aisshhh kau ini ! Oke aku mengerti. Kau sudah mengumpulkan tugas Aplikasi Komputer?”

“Sudah tadi”

“Yasudah , ayo kita masuk , mata kuliah pertama akan segera di mulai. Ohya, bagaimana kalo pulang kuliah nanti kita ke Club?”

“Oke”   Jawabku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sampai ku dirumah.

“Ya! Kyu! Kau dari mana saja?” Marah Donghae nunna. Disisinya ada Umma yang menatapku dengan tatapan penuh tanya.

“Dari mana saja kau Kyu, kenapa baru pulang jam segini?”   Tanya Umma dengan sabar.

“Habis kumpul sama teman-teman”

“Jangan bohong kau Kyu!” Sergah nunna.

“Mengapa tubuh mu sangat bau alkohol?”

“Oke oke, aku habis dari Club bersama Changmin”

“Mengapa kau terus pergi ke tempat seperti itu Kyu? Tadi siang kekasihmu datang padaku, dia menangis. Mengapa putus dengannya, bukankah kau baru pacaran dengannya?”

“Aku tidak mencintainya, lagipula aku sudah mendapatkan kekasih yang lebih baik darinya”

“KYUHYUN-ahh!!!” Neo! Chinca~!!!”

“Sudah sudah! Kyu kau cepat ke kamarmu dan mandi, sebentar lagi Appa-mu pulang.

“Ne, Umma” Aku pergi ke kamar dengan kesal di dadaku.

Usai mandi aku rebahkan tubuhku di tempat tidur.

Tttok Ttok Tokk

“Kyuhyun, ayo kita turun makan malam , Appa Umma sudah menunggu”   Suara Ryeowook Nunna di balik pintu. Tak ku jawab ajakan nunna.

“Aku masuk Kyu”   Lalu nunna berjalan ke arahku.

“Aku tau kau kesal Kyu, tapi kau memang salah. Coba kau pikir, kau adalah satu-satunya yang akan mewarisi perusahaan Appa. Jika kau terus begini, bagaimana nanti nama baik keluarga kita? Nunna hanya ingin kau pikrkan lagi hal itu.. Ayo kita turun”

Nunna menarik tanganku. Aku mengikutinya dengan malas. Ryeowook nunna memang lebih sabar, dia jarang marah padaku.

Author POV

“Yeobo…” Panggil Jungsu pada Suaminya.

“Ne? Wae Jagi?”

“Aku ingin memberi tahu Kyu tentang rencana Kita dulu dengan keluarga Han, aku takut akan terjadi hal-hal yang buruk lagi dengan Kyu”

“Memang ada apa lagi dengannya?”

Lalu Jungsu menceritakan semuanya pada Youngwoon.

“Anak itu, mengapa dia menjadi seperti itu sekarang?”

“Karena itu aku ingin rencana kita segera dilaksanakan. Ku pikir dia akan berubah dan lebih bertanggunga jawab nantinya”

“Ya, aku setuju. Kau Hubungi keluarga Han ya Jagi”

“Ne, yeobo ..”   Jungsu mengangguk.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sungmin POV

“Ummaaaa ..”   Panggilku.

“Ya Minnie, Umma di sini” Jawab Umma dari luar rumah.

Segera aku datangi Umma yang sedang menyiram bunga Lily di halaman.

“Umma, oppa Zhoumi mana?”

“Pamanmu? Tadi katanya ada urusan jadi pagi –pagi sudah pergi”

“Mau ke mana oppa hari libur begini?”

“Memangnya ada apa Minnie”   Tanya Appa yang tiba-tiba muncul dari dalam rumah.

“Tidak ada apa-apa sih Appa, Kok oppa pergi tidah bilang-bilang ya. Aku mau ajak dia jalan-jalan”

“Minnie Minnie…. Pamanmu kan juga punya kehidupan pribadi, masa harus terus bersamamu?”   Aku memanyunkan bibirku.

“Tapi kan yang selama ini jadi teman mainku kan oppa Zhou Appa….”

“Kau ini manja sekali sih dengan Pamanmu, yasudah jalan-jalan sama Appa saja yuk”

“Sireo, Appa jalan-jalan saja sama Umma, hhehehehe ..”

Aku berlari kembali ke kamarku.

~~~~~~~~~~~

Tttok ttook ttokk

Suara pintu kamarku.

“Minnie, di panggil Umma-mu tuh”    Suara oppa Zhoumi di balik pintu. Segera aku menuju keluar kamar.

“Loh?! Oppa sudah pulang, dari mana saja tadi?”

“Ada dehh .. hhehe kau ini mau tau saja urusan orang dewasa”  Oppa menyubit pipiku gemas.

“Aku kan sudah dewasa oppa”

“Ohya keponakan Paman ini sudah dewasa? Kalo begitu cari kekasih dong?”

“Oppa , terus saja meledekku”

“Hhhehehe.. yasudah sana Umma-mu sudah menunggu di ruang keluarga”

“Oke”  Aku segera menghampiri Umma.

~~

“Umma .. Umma memanggilku?”

“Iya Minnie, ada yang ingin Umma bicarakan “

“Apa Umma?”

“Minnie , apa kau sekarang sudah memiliki kekasih?”   Aku sedikit kaget dengan pertanyaan Umma ini.

“Kekasih? Memang kenapa Umma? Obseo..”

“Kalo orang yang kau suka, ada?”   Tanya Umma lagi. Aku berfikir sejenak.

“Mmhhh .. sepertinya aku tidak sedang menyukai siapa-siapa. Memang kenapa sih Umma?”  Tanyaku penasaran.

Lalu Umma menceritakan padaku. Ternyata sejak aku kecil, aku sudah di jodohkan dengan anak teman baik Umma. Dulu Umma pernah berjanji dengan teman baiknya, jika mereka mempunyai anak mereka akan menjodohkannya. Dan kebetulan teman Umma mempunyai anak seorang namja dan Umma mempunyai seorang anak yeoja, yaitu aku.

“Chinca Umma??????”
Umma hanya mengangguk

“Apa kau marah karena Umma telah menjodohkanmu?”

“Ani … hanya saja … aku sedikit takut. Aku pun belum mengenalnya. Apa dia baik Umma?”

Umma mengelus kepalaku.

“Kau kan mngenalnya nanti, orang tuanya berharap kau akan dapat merubahnya menjadi lebih baik”

Aku hanya diam mendengar kata-kata Umma barusan. Aku tidak masalah dengan perjodohan ini. Aku harus meyakinkan diriku bahwa pilihan Appa dan Umma untukku adalah yang terbaik. Tapi aku takut, aku tidak tau sebenarnya apa yang aku takutkan sekarang. Perasaan takut ini tiba-tiba muncul. Dan tadi Umma berkata, besok kami sekeluarga akan makan malam bersama dengan teman Appa dan Umma itu.

Kyuhyun POV

“SIREO!!!”    kataku keras.

“Kyu! Pelankan sedikit suaramu” perintah Umma.

“Appa Umma, aku tidak mau dijodohkan!”

“Kyu jika kau tidak seperti itu. Kau tidak akan kami jodohkan. Tapi Umma dan Appa sudah tidak percaya lagi padamu. Kau tidak pernah serius dengan kekasihmu sekarang. Sebentar lagi kau akan lulus kuliah, kau akan meneruskan perusahaan Appa. Kau membutuhkan seorang istri yang akan selalu ada di sisimu”   Kata Umma menjelaskan, tanpa peduli bagaimana apa yang aku mau.

“Aku tau Umma, Appa .. Tapi biarkan aku yang menentukan sendiri siapa yang akan mendampingiku nanti”

“Mian Kyu, Umma dan Appa sudah berjanji”   Tambah Umma, lalu mereka pergi dari kamarku.

“Aaggh!!!!!!!!!!!!!!!!”

Entah apa yang harus aku lakukan, hanya suara pecahan kaca yang bisa sedikit membuat aku puas mengatasi amarahku. Besok keluargaku dan keluarganya akan bertemu. Mengapa seperti ini. Batinku.

End of Kyuhyun POV

~~~~~~~~~~~~~~

Author POV

Kelas vokal pun usai, Jinki dan Ryeowook menuju mobil mereka masing-masing.

“Jinki, masih siang nih. Temani aku belanja yuk..”  Ajak Ryeowook.

“Belanja..??”

“Iya antar aku belanja bahan-bahan kue. Aku ingin membuat cake keju. Kau main ke rumah dan kau jadi orang pertama yang mencicipi cake buatanku. Mau??”

“Oke.. Ssip ssip”  Acungan jempol Jinki memantapkan ajakanku.

Sesampai di minimarket dekat perumahan Ryeowook, Jinki mengikuti ke mana Ryeowook berjalan. Namun langkahnya terhenti melihat Key berbicara dengan seseorang di dalam mobilnya. Jinki mempertegas lagi penglihatannya ke dalam kaca mobil itu.
“Yesung Hyung?????”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED


Promise [Part 11]

Annyeong chingudel, mianhae aku baru post lagi ff “Promise” nya^^ hhehehe

soalnya aku lagi sibuk baru aktif kul lagi ..

Mianhae, oke ini lanjutan “Promise” nya^^

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Olivia Kang

Cast : Kim Youngwoon, Park Jungsu


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Siang hari Youngwoon menjemput anak-anak nya dan mengajak mereka ke Mall Kangnam ..

“Appa!!! Aku mau naik itu! “   Pinta Donghae saat melihat Bombom Car.

“Appa aku juga !!! “   Kyuhyun tak mau kalah.

“Ne, kalian boleh main apa saja , tapi ingat hati-hati. Arasseo?!”

“Ne, Appa”  Ucap mereka serentak.

“Yasudah sana…”

Youngwoon tersenyum bahagia melihat senyum lebar anak-anaknya.

Youngwoon duduk di kursi dekat anak-anak nya bermain, tiba-tiba pandangannya terpaku pada sosok wanita yang sepertinya ia kenal.

“Kibum-ahh???????”

– End Of Author POV-

Youngwoon POV

“Kibum-ahh???????”

Apa benar itu Kim Kibum? Jika benar itu dia, dia masih terlihat cantik seperti dulu. Tak terasa bibirku tersenyum melihatnya. Ah! Apa yang aku pikirkan, aku harus menyapanya atau tidak??? Baiklah aku akan menyapanya duluan. Kelihatannya ia tidak melihatku di sini. Aku perlahan menghampirinya yang sedang memilih-milih buah di dekat tempat bermain anak-anak.

“Annyeong haseyo” sapaku pelan.

“Ye?”

Sepertinya ia sangat terkejut melihatku, tatapannya sesaat terpaku padaku namun ia berusaha merubah tatapan itu menjadi biasa.

“Youngwoon-sshi?”

“Ne”

Sesaat kami hanya bisa saling melempar senyuman. Aku pun mulai membuka pembicaraan..

“Ottoshimnikka?”

“Ah, ne aku baik-baik saja”

Kami masih terlihat salah tingkah, karena sudah lama kami tidak bertemu dan tidak tau kabar satu sama lain setelah pernikahan aku dengan Jungsu 7 tahun lalu. Tiba-tiba suasana terpecahkan oleh suara ketiga malaikat kecilku.

“Appa .. Appa .. Appa Appaaaaa …”

“Ne? , kalian sudah selesai mainnya?”

“Ne Appa, aku haus Appa ..” Rengek Ryeowook.

“Aku juga ..” tambah Kyuhyun sambil menggaruk-garuk kepalanya yang penuh keringat.

“Appa, Ahjumma ini siapa?” tanya Donghae sambil mengenggam jari telunjukku.

Aku melihat ke arah Kibum yang sama sedang menatapku juga.

“Oh ini …”  Jawabku terbata

“Anyeong haseyo, nama Ahjumma Kibum^^, teman lama Appa-mu. Nama kamu siapa?”

Dengan ramahnya ia memperkenalkan diri pada Donghae.

“Naneun Donghae imnida”

“Wahh nama yang cantik seperti wajahnya”

Kibum terlihat sangat menyukai ke-3 malaikat kecilku.

“Kalau yang manis ini siapa?” Kibum mengarahkan pandangannya ke arah Ryeowook.

“Ryeowook imnida, anyeong ahjumma .. dan ini na dongsaeng kyuhyun”

Ryeowook langsung memperkenalkan dongsaengnya, karena Ryeowook tau kalau Kyuhun kurang menyukai orang asing atau orang yang baru ia kenal..

“Ohh kyeopta …” ucap Kibum sambil tersenyum.

Aku belai kepala Ryeowook anakku yang pintar.

“Ohya, kami ingin makan siang, kau ingin ikut bersama kami?” tanyaku.

“Ehmmmm … boleh”

Dan kami makan siang bersama di salah satu restoran fastfood. Kibum terlihat sangat ramah pada anak-anak, dilihat dari senyum yang selalu ia torehkan sepertinya pernikahannya dengan Siwon bahagia. Aku bersyukur menyerahkan Kibum pada orang yang tepat.

“Kibum-ahh, bagaimana kabar Siwon?”

“Ne? Ah ye, dia sedang di China mengurus bisnisnya”

“Oh begitu ya, sudah lama aku tidak bertamu dengannya. Hemm .. kau sudah memiliki ….”  ucapku terhenti.

Ahh apa yang mau aku katakan?! Mungkin dia akan tersinggung???! Kibum hanya menatapku , menunggu apa yang akan aku tanyakan kepadanya. Tiba-tiba dia berbicara yang membuatku merasa lega.

“Oh maksudmu seorang anak? Ne, aku mempunyai seorang putri. Putriku seumuran dengan Ryeowook” jawabnya.

“Pasti dia cantik seperti Ahjumma” sela Donghae dengan wajah berserinya.

“Ne Donghae, anak Ahjumma juga cantik seperti kamu”

“Neomu kamsahamnida^^ “

Kami semua pun tertawa melihat wajah Donghae kegirangan.

“Lalu bagaimana kabar Jungsu?”

“Jungsu sedang sibuk dengan restorannya, makanya aku menemani anak-anak bermain sendirian. Ohya, lalu dimana putrimu?”

“Oh Henry sedang di rumah Halmeoni-nya, jadi aku hanya belanja sendirian”

“Putri mu bernama Henry?”

“Ne”

Tiba-tiba Kyuhyun menumpahkan susu coklat di bajunya, dan dengan spontan Kibum mengambil tissue lalu mengelap tumpahan susu itu di baju Kyuhyun.

“Aigoo, kamu hati-hati ya, bajumu jadi sedikit kotor kan ..”

Kibum memperlakukan Kyunie dengan hangat.

“Ne”  dengan singkat Kyuhyun menatap Kibum yang serius membersihkan bajunya. Aku segera menghampiri kursi Kyuhyun yang berada disebelah Kibum.

“Aigoo Kyunie” ucapku.

“Gwaenchana, sekarang bajumu sudah agak bersih”

“Kyunie, bilang apa pada Ahjumma” perintahku.

“Ne, kamsahamnida Ahjumma”

“Ne, cheonmaneyo Kyunie” sambil mengelus lembut kepala Kyuhyun.

Kibum langsung melihat jam tangannya.

“Oh mian, aku pamit duluan ya. Aku harus menjemput Henry. Ahjumma pergi duluan ya anak-anak^^ Annyeong ..”

“Ne, Annyeong”

Kibum pun berlalu dari tempat kami, Kibum-ahh . Hiduplah bahagia di sisi Siwon^^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

-16 Tahun Kemudian-

Author POV

“OMO! Ponselku ketinggalan?!” Donghae mengeluarkan satu persatu isi tasnya. Ia langsung berlari keluar ruang latihan. Dan …

DUGGG !!!!!!!!!

“AAAUWW!!!” teriak Donghae sambil mengelus-elus keningnya.

“hheefffftt .. aduhh ..” Bisik seseorang yang di tabraknya.

“Auwwww .. huhuuuuu .. sakiiit ..” Rintih Donghae lagi.

“Neo, gwaenchana?” tanya orang itu pada Donghae.

“Kepalaku sedikit pusing. OMO!!! Bibirmu berdarah!”

“Oh! Gwaenchana, sedikit kok” ucap namja yang di tabrak Donghae sambil mengelus-elus bibirnya yang sedikit berdarah itu. Kemudian ia mengulurkan tangannya pada Donghae, untuk membantunya berdiri.

“Gomapseumnida” ucap Donghae malu-malu.

“Ne, gwaenchana”

“Ayo ikut aku!”

Tiba-tiba Donghae menarik tangan namja itu dan belari ke suatu tempat. Namja itu tanpa berkata-kata hanya mengikuti  kemana Donghae menariknya. Sampailah merek adi taman.

“Untuk apa kita kesini?” tanya namja itu bingung.

“Ayo duduk..”

Donghae menyuruh namja itu duduk, entah mengapa namja itu menurut saja, padahal dalam hatinya penuh kebingungan, apa sebenarnya yang ingin dilakukan yeoja yang baru pertama ia temui itu. Kemudian Donghae mencari sesuatu di dalam tasnya, ternyata Donghae mengeluarkan kotak P3K kecil . Dengan teliti Donghae menuangkan alkohol ke kapas dan mengobati luka di bibir namja itu.

“Sini, .. Aigoo .. Jeongmal Chosonghamnida, kamu sampai terluka seperti ini, haduhh perih ya?”

“Ah ani, gwaenchanayo. Sepertinya kamu tadi sangat terburu-buru sampai tidak hati-hati seperti tadi. Ohya, kepalamu tidak apa-apa? Masih pusing? .. ehhmm .. gomapseumnida, biar aku yang lakukan sendiri”   Namja itu mengambil kapas di tangan Donghae.

“Oh ne, kepalaku masih sedikit pusing, hhhehe gwaenchanayo ..”

“Hummm begitu , .. Oh! Hyukjae imnida, Lee Hyukjae “

Namja itu mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Donghae.

“Ne, Donghae imnida”

“Donghae? Hummm terdengar familiar di telingaku. Hhehehe ohya, kamu latihan di sini juga? Suka dance?”

“Ne, dari kecil aku suka dance”

“Chinca?”

“Hhehehe, hummm kamu latihan di sini juga? Tapi kok aku baru liat kamu ya?”

“Ne”   Jawab Hyukjae sambil tersenyum.

“Oh! Aku lupa! Aku ingin pulang mengambil ponsel, sekali lagi Chosonghamnida, Annyeong ..”

Setelah membungkukkan tubuhnya Donghae berlari meninggalkan Hyukjae.

“Ne, annyeong  .. Jalga”

Hyukjae tersenyum melihat tingkah Donghae yang periang..

“Aduhhh .. perihh .. hhhhuffftt .. keras juga benturan tadi. Ohya, aku harus ke ruang latihan sekarang.”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

-Malam hari-

“Umma, Donghae eonni mana? Belum pulang?” tanya Ryeowook.

“Belum, mungkin sebentar lagi pulang. Ada apa? Tumben kamu perhatian sama eonni?”

“Ani, tadi i-pod ku di bawa sama eonni. Di situ ada lagu untuk latihan besok”

“Sudah kamu coba tlp?”

“Sudah, tapi tidak ada jawaban. Oya umma, itu di bawah siapa yang sedang bersama Kyuhyun”

“Katanya sih temannya”

“Teman? Ooh .. tapi di lihat dari sikapnya tidak seperti seorang teman”

“Mungkin, .. hhhaahhh ….. Aigoo, Umma sudah menyerah pada Kyuhyun. Tapi mau tidak mau ini harus tetap dilakukan”   ucap Umma dengan tatapan kosong.

“Ne???? Umma bicara apa??”

“Oh ani, Aigoo .. kapan –kapan Umma akan cerita , tapi tidak sekarang. Hahh Umma lelah, Umma ke kamar dulu ya ..”

“Ne Umma”   jawab Ryeowook dengan wajah bingung..

Terdengar suara pintu depan terbuka.

“Ah mungkin itu eonni”

Tak lama Donghae pun naik dan langsung secepat kilat menghampiri Ryeowook yang sedang duduk di sofa depan kamar.

“Wookie-ahh, siapa yeoja yang bersama Kyu di bawah? Kekasihnya kah? Aissshhh setiap minggu dia membawa yeoja yang berbeda ke rumah. Dasar Playboy!!”

“Ani, katanya itu temannya”

“Omo! Omo! Kau percaya? Aissh kau ini , seperti baru mengenal dongsaeng mu yang satu itu. Hahhh .. yasudah aku mau ke kamar .. Bye bye ..”

“Ya! i-pod ku mana?”

“Oh iya! Hehehe .. nih! Gomaweo ..”

Dongahe melempar i-pod nya ke Ryeowook. Ryeowook langsung menangkapnya dan berbisik ..

“Aigoo .. baboya “

Donghae yang sudah membuka pintu kamar tiba-tiba menghentikan langkahnya dan berbalik kembali menatap Ryeowook.

”Mwo??” tanya Donghae yang merasa Ryeowook berkata sesuatu.

“Oh ani ani eonni , .. aku tidak berkata apa-apa hhehehehe ”

“Ooohh ..”

Donghae langsung masuk ke kamar dan menutup pintunya.

“Kau pikir aku tidak dengar, Aissshhh ..”

Bisik Donghae di balik pintu.

End of Author POV

~~~~~~~~~~~~~~~

Ryeowook POV

Malam ini aku sekeluarga sedang makan di ruang makan, kecuali Kyuhyun yang tidak ada saat ini di di meja makan.

“Jagi, Kyuhyun mana?”   tanya Appa pada Umma.  Umma kelihatan bingung karenA Kyuhyun tidak ada di kamarnya. Umma takut kalo Appa akan marah, karena Kyuhyun belakangan ini sering tidak ikut makan malam bersama lagi.

“Ah ani yeobo, Kyuhyun bilang dia sedang tidak enak badan. Makanya dia tidak ikut turun makan malam bersama, iya seperti itu ..”

“Chinca? Kenapa lagi dia, yasudah nanti kamu antarkan makanan ke kamarnya”

“Ne yeobo ..”

Aku dan Donghae eonni yang mengetahui Kyuhyun tidak ada di rumah, hanya bisa diam ketika Umma berbohong kepada Appa.

~~~

Setelah selesai makan malam aku dan eonni ingin kembali ke kamar.Saat menaiki tangga, eonni yang berjalan di depanku tiba-tiba berhenti, aku yang sedang konsentrasi dengan lagu di i-pod ku, tidak mengetahui bahwa eonni berhenti tiba-tiba di depanku. Alhasil wajahku menabrak bokongnya.

“Omo!”   kagetku.

“Aigoo .. apa yang kau lakukan pada bokongku?”

“Ya! kau yang tiba-tiba berhenti , kenapa aku yang salah?”

“Ini, ini kedua  telingamu tetutup”

Eonni melepaskan headset yang aku pakai.

“Wae? Aku sedang mendengarkan alunan piano yang akan aku pelajari besok”

“Aisshhh .. kau tidak tau tempat Wookie-ahh?!”

“Neo!”

“Ssssttt ..”   telunjuk eonni menepel di bibirku.

“Ya! Wookie-ahh, kenapa ya tiba-tiba Umma berbohong pada Appa. Ini pertama kalinya aku mendengar Umma berbohong pada Appa, benarkan?”

“Hmmm .. iya juga. Ohya eonni, tadi Umma berbicara sesuatu tapi aku tidak mengerti maksudnya apa”

“Bicara apa?”

“Aku juga kurang begitu jelas, Umma tiba-tiba bicara seperti ini , aku sudah menyerah pada Kyu dan mau  tidak mau ini harus dilakukan. Yaa .. kurang lebih seperti itu eonni”

“Hummmm .. kira-kira apa maksudnya ya?”

“Molla.. ”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Eonni !!!”    panggilku tak sabar.

“Oke oke aku  turun ,aku siap. Hhhehe ..”

“Lama sekali sih! Sudah jam berapa nih?!”

“Omo! Kau cerewet sekali?! Kalo bukan karena mobilku sedang di bengkel, aku tidak akan numpang sama kamu”

“Mwo? Aigoo .. baiklah kalo begitu kau numpang saja sama Kyuhyun”  Jawabku kesal sambil menyalakan mesin mobil.

“A’ani ani ani .. Ah Wookie-ahh, jangan seperti itu, kau sangat mudah tersinggung. Hhhehehe .. aku naik mobilmu saja ya, kalo sama Kyu aku tidak tahan melihat bibirnya kalo sedang kesal, yaa .. kau tau sendirilah sifat uri dongsaeng”

Aku sedikit geli mendengar perkataan eonni, memang Kyuhyun kurang begitu suka pada sifat eonni yang cerewet dan manja itu.

Tiin tiin tiiiin

Klakson mobil Kyuhyun  yang berada di belakang mobilku.

“Ya! Kyuhyun! Sabar sedikit! Aigoo .. Chinca!”  omel Donghae eonni.

“Baiklah cepat naik, sebelum uri dongsaeng menabrakmu eonni .. Hhhahaha”

Aku mengizinkan eonni pergi bersamaku, terlihat raut wajah kesal di wajahnya melihat Kyuhyun yang kurang sopan padanya.

Tiiiin Tiiiiiiin !!!

Kyuhyun membunyikan lagi klaksonnya.

“Omo! Ya!!!”  eonni bertambah kesal.

“Eonni cepat, aku sudah terlambat bertemu temanku”

Aku memaksa eonni masuk dan nunna pun segera masuk mobil, kemudian mobil Kyuhyun melewati mobilku dengan kecepatan tinggi.

“Omo Omo Omo!! Ah chinca . kenapa dia pagi-pagi seperti ini sudah menekuk wajahnya?! Aigoo ..”

Ada apa dengan Kyuhyun, baru kali ini aku melihat ia semarah itu. Apa mungkin gara-gara Umma? Karena tadi pagi kulihat Umma masuk ke kamarnya…. Aku asik bergelut dengan pikiranku sendiri, hingga tidak memperdulikan eonni yang dari tadi mengajakku bicara.

“Ah chincaro! Ya! Wookie-ah! Apa yang kau pikirkan? Aigoo daritadi aku bicara panjang lebar tidak kau dengarkan. Hahh ada apa dengan semua orang di pagi ini? Aishhh ..”

“Mian eonni, yasudah kita berangkat”

“Oke, antarkan aku ke bengkel ya, aku ingin mengambil mobilku”

“Ne”

~~~

Berulang kali ku lihat jam tanganku.

“Kenapa dia belum datang juga, hahh kalo tau seperti ini aku tidak datang buru-buru … hhhuffftt ..”

Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku ..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED


Promise [Part 10]

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Olivia Kang

Cast : Kim Youngwoon, Park Jungsu

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari pernikahan pun tiba, Jungsu sedang di rias di ruang Rias pengantin wanita, ditemani oleh si manis Woon-Woon.

“Woon-ahh, sebentar lagi kau akan mempunyai Appa. Woon-ahh, dia tampan kan? Dia memang tampan , dia juga baik. Kelak dia akan menjadi Appa dari anak-anak ku. Karena itu aku sangat mencintainya. Woon-ahh, jantungku berdetak kencang, kau merasakannya kan?..hmm.. aku tidak menyangka akhirnya hari ini tiba. Woon-ahh, hhhuufffftt…. aku sudah cantik kan???”

Woon-Woon Loncat dari pelukan Jungsu tiba-tiba.

“Ah! Woon-ahh, kau mau ke mana?”

~~~~~~~~~~~~~

Detik-detik pernikahan pun tiba.

Jungsu berjalan di pelataran dengan anggun didampingi oleh Appa-nya.

Kemudian Youngwoon dan Jungsu mengingkrarkan janji cinta mereka hingga maut memisahkan.

Setelah itu acara resepsi di gelar, ribuan tamu undangan turut bahagia atas pernikahan mereka berdua. Terlihat Siwon dengan istrinya Kim Kibum, datang di acara tersebut. Begitu juga dengan pasangan bahagia lainnya yaitu sahabat Jungsu, Heechul dan Hangeng terlihat turut bahagia di acara ini…

~~~~~~~~~~~~~

Sebulan kemudian, kondisi kesehatan Jungsu menurun. Wajahnya kelihatan pucat dan nafsu makannya hilang. Youngwoon segera membawa istrinya ke dokter. Setelah di periksa ternyata Jungsu hamil. Dia mengandung buah hati pertama mereka. Kebahagiaan  mereka semakin lengkap karena ada calon bayi yang akan meghiasi hari-hari mereka.

“Jagiya, gomeweo. Kau akan membuat kebahagiaan kita lengkap”

“Ne yeobo, kau ingin anak pertama kita laki-laki atau perempuan?”

“Apapun yang Tuhan berikan, aku akan menyayanginya”

“Ne, kau benar. Yang penting bayi ini selamat dan sehat ya yeobo”

“Ne, saranghae”

“Nado..”

~~~~~~~~~~~~~

2 Bulan telah berlalu, kandungan Jungsu belum terlihat besar. Youngwoon dan Jungsu sangat hati-hati menjaga kandungan pertama Jungsu …

“ Yeobo…”

Panggil Jungsu kepada Youngwoon yang sedang membaca koran di ruang keluarga.

“Ne?”

“Aku merasa kepanasan Yeobo…”

“Panas??? Apa AC nya masih kurang?”

“Molla, ahh rasanya aku mau berenang yeobo ..”

“Berenang lagi? Tadi pagi kamu sudah berenang jagiya, masa sekarang mau berenang lagi, jangan macam-macam ah .. ”

“Aku juga gak tau , ini keinginan bayi kita yeobo, pokoknya aku mau berenang sekarang”

“Aigoo .. Jagiya”

Jungsu pun segera masuk ke kamar , ingin segera mengganti pakaiannya. Dengan kilat Youngwoon menghampiri Jungsu ke kamar.

“Jagi jagi jagi ..  jangan ya , jangan berenang lagi .. Aigoo..  setiap hari kamu berenang , lama-lama kamu bisa sakit”

“Tapi aku kepanasan yeobo ..”

“Aigoo .. ottokhae??”

“Awas aku mau ganti baju”

“Ah! Jagi jagi!!! Begini saja, kamu berendam saja ya jangan masuk kolam renang lagi, lebih baik kamu berendam saja di kamar mandi ya jagi”

Jungsu tersenyum mendengar ide suaminya.

“Ne, aku berendam saja”

“Ye, berendam saja ya, tapi jangan lama-lama”

“Ne, kalo aku sudah merasa segar, aku segera keluar”

“ Haihhh … baiklah”

Ucap Youngwoon lega.

Semenjak kehamilannya Jungsu sangat menyukai air, hampir setiap hari Jungsu ingin berenang. Mungkin sang jabang bayi yang menginginkannya. Kini giliran Youngwoon yang bingung melihat tingkah laku istri tercintanya.

~~~~~~~~~~~~~

“Jagiya, kamu tidak sedang ingin makan apa-apa??”

Jungsu menjawab denagn gelengan kepala..

“Wae, yeobo??”

“Ani, biasanya kalo wanita sedang hamil mengidam makanan yang aneh-aneh, tapi kamu yakin tidak ingin apa-apa?”

“Aniyo, .. Ah yeobo! Aku ingin nonton film”

“Film? Film apa?”

“Film romantis yeobo, kita pergi yuk ke toko kaset?”

“Toko kaset? Ini sudah malam jagi , besok saja ya?”

“Gak! Aku maunya nonton sekarang! Ayo kita pergi ke toko kaset”

Jungsu merengek sambil memeluk tangan Youngwoon.

“Jam segini apa masih ada toko kaset yang masih buka? Ini sudah jam 11 jagi,  besok saja”

Jungsu yang merasa tidak terpenuhi keinginannya langsung pergi, Younwoon pun kaget melihat istrinya beranjak dari sofa.

“Ah jagi jagi .. Oke, aku akan pergi. Tapi hanya aku saja yang pergi membeli kasetnya , ara??”

“Tapi kamu kan gak tau film yang bagaimana yang aku mau”

“Nanti aku beli beberapa kaset dan nanti tinggal kamu pilih yang mana yang kamu suka , oke?”

“Sireo! Aku mau pilih sendiri”

Ucap Jungsu sambil melanjutkan langkahnya menuruni tangga, yang kemudian dihalangi oleh Youngwoon.

“Ah jagiya, Jebal! Ini sudah malam, angin di luar tidak bagus untukmu. Jebal jagiya ..”

Jungsu menghela napasnya dan menatap Youngwoon.

“Hhhuuufffff .. Geudae, arraseo!”

“Oke, kalo begitu kamu tunggu saja di kamar ya”

Jungsu mengangguk setuju, lalu Youngwoon menuntun istrinya menaiki tangga dan mengantarnya ke kamar.

“Tunggu ya, aku pergi dulu ..”

“Ne”

Saat Youngwoon ingin menutup pintu kamar, Jungsu memanggilnya lagi.

“Yeobo!”

”Ne, jagi. Wae?”

“Pallihae”

“Ne”

“Jangan lama-lama ya yeobo”

“Ne”   Ucap Youngwoon di susul hela’an napasnya.

Youngwoon segera ke garasi dan meluncurkan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi..

“Aigoo .. seperti inikah rasanya menjadi calon ayah , rasanya kepalaku ingin pecah .. Kaset? Hahhh kaset apa yang harus aku beli .. Aisshhh ”

Ketika Youngwoon sudah berada dalam toko kaset, Youngwoon hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya.

“Aku beruntung masih ada toko kaset yang masih buka, tapi aku bingung kaset mana yang mau aku beli???????????????? Aissshhhh!”

Mata Youngwoon tertuju pada salah satu penjaga toko, dan langsung menghampirinya namun dengan langkah ragu-ragu.

Penjaga toko itu melihatnya dan bertanya pada Youngwoon.

“Ne ahjushi ada yang bisa saya bantu?”

“Ah! Ye, aku kesulitan mencari kaset”

“Kaset apa yang sedang ahjushi cari?”

“Emmmmhhhh …”

Youngwoon kelihatan bingung, membuat penjaga toko itu ikut-ikutan bingung. Dan akhirnya Youngwoon membisikkan sesuatu di telinga penjaga toko tadi.

“Oh! Ne ne ..”  Penjaga toko itu menanggukan kepalanya.

“Aah ….. kamu ngerti kan?”    Tanya Youngwoon memastikan.

“Ne,ahjushi. Kalo begitu mari ahjushi saya tunjukkan tempat kaset yang ahjushi maksud”

“Ah ne, gomaweo”

~~~~~~~~~~~~~

Youngwoon akhirnya keluar dari toko kaset dengan membawa beberapa buah kaset dvd dan langsung masuk ke mobilnya.

“Hahh .. semoga salah satu dari kaset ini ada yang disukai Jungsu. Jagiya aku datang!“

Dengan kecepatan tinggi Youngwoon membawa mobil langsung menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah Youngwoon langsung masuk ke kamar.

“Jagiya aku me….”

Ucapan Youngwoon terhenti melihat istrinya tertidur pulas di atas tempat tidur. Perlahan Youngwoon melangkah masuk dan menutup pintu.

“Hhhuuuffff….”

Youngwoon kembali menghela napasnya.

Perjuangannya mendapatkan kaset film dengan kilat telah membuatnya keringat dingin dan ia kini malah menyaksikan istrinya tertidur pulas. Terlihat raut wajah Youngwoon yang lelah campur sedikit kesal. Kemudian ia duduk di sisi istrinya dan berbicara perlahan..

“Jagiya, apa aku terlihat seperti orang bodoh? Jika memang seperti itu, itu karena kau terlalu berarti untukku. Apapun akan aku lakukan untuk kau dan anak kita ..”

Youngwoon membelai lembut wajah Jungsu dan mengelus perut Jungsu sesaat, kemudian  beranjak dari duduknya untuk membenarkan posisi tidur Jungsu dan menyelimutinya. Kecupan hangat pun mendarat di kening Jungsu.

“Jaljaeyo, My Angel^^”

~~~~~~~~~~~~~

Sudah 9 bulan Jungsu mengandung…

“Yeobo… aduhhhh..aduh perutku…”

“Jagiya! Kau akan melahirkan???”

“Sepertinya…aduhhh..sakiiiit…”

Jungsu menjambak rambut dan baju Youngwoon.

“Sabar Jagi, sabar Jagi…. ayo kita ke Rumah Sakit!”

“Aaaaa..aaahhh…huh…huuuhh…sudah tidak tahaaan…”

~~~~~~~~~~~~~

~Oooweee….ooooweeeee….oweee~

Akhirnya si bayi lahir, bayi perempuan yang mungil. Bayi yang sehat dan lincah. Youngwoon dan Jungsu memberi nama anak pertamanya itu Donghae. Mata Donghae sangat indah, Youngwoon bilang mata Donghae mirip dengan matanya. Jungsu pun tidak mau kalah, saat Donghae mengeluarkan senyum manisnya, Jungsu bilang senyum Donghae mirip dengan senyumnya. Apapun yang mereka katakan benar, karena sejatinya Donghae memang anak mereka berdua.

~~~~~~~~~~~~~

Satu tahun kemudian Donghae sudah bisa berjalan. Saat itu Donghae kecil sedang bermain bersama Youngwoon di halaman samping rumah.

“Donghae, ayo liat ini gambar apa?”

Youngwoon menunjukkan gambar anjing pada Donghae, dan Donghae hanya menoleh dan kembali konsentrasi pada boneka mainannya.

“Donghae, ayo liat sini, tuh gambarnya sama kan dengan Woon-woon. Ayoo ini gambar apa?”

Youngwoon berusaha keras agar Donghae mau mengeluarkan suara, karena Donghae belum bisa bicara dengan lancar.

“Yeobo!” panggil  Jungsu dari dalam.

“Ne jagi, wae?”

“Aku punya kabar bahagia, ayo tebak apa?”

“Apa? Dapat arisan?”

“Kok arisan sih??? Bukan bukan…”

“Terus apa dong? Dapat hadiah pergi ke Hawai?”

“Hah? Hawai? Bukaan…”

Lalu Jungsu menunjuk-nunjuk perutnya.

“Kamu kenapa? Lapar? Aaaah!!! Kamu…kamu…hamil???!”

“Ye yeobo! Kita akan punya anak ke-2!!!”

“Donghae-ahh, kau akan punya dongsaeng!”

“Do…dong..dong…saeng…” ucap Donghae tiba-tiba.

“MWO? Kau bilang apa? Hhahahahaha.. akhirnya kau bicara juga..!!!”

Youngwoon begitu bahagia karena akan mempunyai anak ke-2. Untuk yang ini Youngwoon sedikit berharap akan mendapatkan anak laki-laki…

~~~

9 bulan berlalu, ternyata anak ke-2 nya juga perempuan. Tapi itu tidak membuat Youngwoon kecewa, dengan sang bayi lahir dengan selamat dan sehat, juga ibunya baik-baik saja, itu sudah membuat Youngwoon bahagia dan bersyukur. Anak ke-2 mereka beri nama Kim Ryeowook. Bayi perempuan mungil dan tidak rewel.

~~~~~~~~~~~~~

Kini Donghae sudah berumur 2 tahun, dia sudah bisa berlari-lari dan bicaranya sudah mulai lancar. Donghae tumbuh menjadi anak yang lincah, saking lincahnya dia tidak mungkin jika berjalan tidak sambil berlari. Sedangkan Ryeowook sudah berumur 1 tahun, berbeda dengan Donghae, walaupun Ryeowook baru berumur 1 tahun, dia sudah bisa berjalan dan bicaranya sudah mulai lancar. Keluarga Youngwoon hidup dengan bahagia, hingga suatu hari kebahagiaan keluarga ini bertambah. Jungsu mengandung anak ke-3 mereka. Perilaku Jungsu saat mengandung anak ke-3 sangatlah aneh. Jungsu suka bergadang menonton pertandingan bola sampai larut malam, tidak pernah melewati pertandingan tinju, dan sangat menyukai harum parfum suaminya. Youngwoon berfikir bahwa mungkin anak ke-3 mereka itu adalah laki-laki.

Anak ke-3 mereka pun lahir, ternyata anak ke-3 mereka memang bayi laki-laki. Bayi itu di beri nama Kyuhyun. Kyuhyun kecil semakin melengkapi kebahagiaan keluarga Youngwoon. Kini Youngwoon dan Jungsu memiliki 2 gadis cantik dan 1 jagoan cilik.

~~~~~~~~~~~~

-7  Tahun berlalu-

“APPA….!!!.”   teriak Ryeowook dari dalam kamar.

Youngwoon yang sedang membaca koran di ruang tengah hanya diam saja tanpa memberi respon apapun, karena kejadian seperti itu sudah biasa terjadi. Tidak lain dan tidak bukan pasti karena ulah nuna-nya yaitu Donghae.

“Appa! Eonni mengambil tempat pensil ku!!!”   lanjut Ryeowook yang segera turun menghampiri Appa-nya di bawah.

“Aku hanya mau meminjamnya, tadi aku sudah bilang pada Ryeowook seperti itu..”  bela Donghae.

“Aigoo, Donghae-ahh. Kau kan sudah punya tempat pensil sendiri, mengapa masih meminjam tempat pensil dongsaeng-mu?”   tanya Youngwoon.

“Appa, tempat pensilku gambarnya kelinci, sedangkan punya Ryeowook gambarnya ikan. Aku kan suka ikan, tapi aku malah dapat gambar kelinci”

“Jadi begitu, Ryeowook-ahh apa kamu mau tempat pensil-mu di tukar dengan milik Donghae?”

“Di tukar? Hmmmm.. yasudah, tukar saja. Mau kelinci atau ikan itu sama saja”.

Jawab Ryeowook dengan nada kesal atas kelakuan eonni-nya yang kekanak-kanakkan.

“Kenapa eonni tidak bilang jika karena gambar ikan ini kau mau merebut tempat pensilku?!”  lanjut Ryeowook kesal.

“Hehehehee.. aku kira kau suka ikan juga”

“Sudah sudah, sekarang siap-siap sarapan. Umma sudah menunggu di ruang makan. Ayo kita ke sana”

“Ne Appa. Oya, Kyuhyun mana Appa?” tanya Ryeowook.

“Kyuhyun sudah di ruang makan sama Umma”

“Umma, aku mau roti roti roti….”    teriak Donghae sambil berlari ke ruang makan.

~~~~~~~~~~~~

“Kyu, panggil nuna. Suruh cepat-cepat, nanti terlambat sampai sekolah”

“Ne, Appa”

Kyuhyun pun keluar dari mobil lalu kembali masuk rumah dan melihat Ryeowook nuna.

“Nuna, Donghae nuna mana? Kata Appa nuna di suruh cepat-cepat, nanti terlambat sampai sekolah”

Ryeowook menoleh ke belakang dan menjawab pertanyaan Kyuhyun.

“Ayo Kyu kita duluan ke mobil saja, Donghae eonni sedang sibuk mencari pensilnya”

“Pensil?”

“Iya, pensil. Ayoo kita turun duluan”

Ryeowook menarik bahu Kyuhyun, namun pandangan Kyuhyun masih tertuju ke dalam rumah.

~~~

“Umma, gak ketemu .., padahal tadi malam sudah aku masukin tas kok. Tapi kenapa gak ada”

Adu Donghae dengan mata berbinarnya yang mulai basah.

“Kamu yakin sudah di cari dengan benar?”

“Sudah Umma, tapi gak ada ..”

Melihat mata Donghae yang sudah mulai basah. Jungsu langsung menatapnya dan mengusap air mata Donghae yang hampir saja jatuh.

“Sudah, jangan menangis. Nanti pulang sekolah kita cari lagi ya, ara?”

“Tapi Umma..”

“Sudah , ayo kamu harus cepat-cepat berangkat sekolah nanti terlambat. Oia, nanti pulang dari sekolah Appa mau mengajak kamu, Ryeowook dan Kyuhyun ke Mall. Nanti beli lagi ya pensilnya”

“Ne, sama Umma juga kan?”

“Hmmmmm .. Mianhae, Umma tidak bisa ikut. Ada urusan di restoran Umma, jadi pergi sama Appa saja ya. Gak apa-apa kan?”

“Hmmm .. Ne”

“Yasudah, ayo turun”

Jungsu mengantar Donghae hingga memasuki mobil.

“Pensilnya ketemu gak eonni?”    Tanya Ryeeowook.

Donghae hanya menggelengkan kepalanya yang menunduk.

“Itukan hanya pensil, kenapa cemberut seperti itu?!”   Sela Kyuhyun.

“Tapikan itu pensil ikan pemberian Appa”   Ucap Donghae masih dengan mata basahnya.

“Sudah Kyu, nuna-mu jangan ditanya-tanya lagi. Donghae-ahh nanti Appa belikan lagi ya”   Youngwoon menenangkan.

“Yasudah, cepat berangkat. Nanti terlambat” Ingat Jungsu.

“Ne, kami berangkat ya jagi …”

“Daaaaahhhh Umma …”   Pamit Kyuhaewook

“Ne, annyeong .. Jalga Yeobo ..”

~~~~~~~~~~~~~

Siang hari Youngwoon menjemput anak-anak nya dan mengajak mereka ke Mall Kangnam ..

“Appa!!! Aku mau naik itu! “   Pinta Donghae saat melihat Bombom Car.

“Appa aku juga !!! “   Kyuhyun tak mau kalah.

“Ne, kalian boleh main apa saja , tapi ingat hati-hati. Arasseo?!”

“Ne, Appa”  Ucap mereka serentak.

“Yasudah sana…”

Youngwoon tersenyum bahagia melihat senyum lebar anak-anaknya.

Youngwoon duduk di kursi dekat anak-anak nya bermain, tiba-tiba pandangannya terpaku pada sosok wanita yang sepertinya ia knal.

“Kibum-ahh???????”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED


Promise [Part 9]

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Olivia Kang

Cast : Kim Youngwoon, Park Jungsu

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Youngwoon menghapus air mata Jungsu. Jungsu mengangguk dan tersenyum. Youngwoon menatap Jungsu dan tatapannya semakin dekat…… bibir mereka pun bertemu……. kecupan mesra menghiasi malam yang indah dan malam perpisahan ini.

~~~~~~~~~~~~~

Waktu perpisahan pun tiba.

Sangat berat hati Jungsu untuk melihat kekasihnya pergi…

“Yeobo…..” panggil Jungsu.

“Ye?..”

“Saranghaeyo…”

“Nado, … Jagiya, ingat janjimu ya…”

“Ye, aku ingat”

“Aku pasti akan merindukanmu, jika sudah sampai aku akan memberimu kabar nanti, oke?” ucap Youngwoon sambil mencubit hidung Jungsu.

“Ye…”

Jungsu memeluk tubuh Youngwoon. Ia mengumpulkan tenaga supaya kuat melihat kekasihnya pergi, dan mencoba berusaha menahan air mata yang mulai membendung di matanya.

~~~~~

Detik perpisahan pun tiba.

“Jaga dirimu baik-baik, saranghae..’’ ucap Youngwoon yang kemudian mengecup kening Jungsu.

“Ye, yeobo. Nado saranghae..”

Youngwoon mulai melangkah menuju pintu masuk pesawat. Lambaian tangannya sudah tidak terlihat jelas namun sebaliknya kesedihan Jungsu terlihat jelas di matanya.

~~~~~~~~~~~~

Kini hari-hari Jungsu diisi dengan kesibukan mengelola restorannya. Janjinya pada Youngwoon untuk selalu tersenyum terus tertanam di hatinya. Youngwoon jarang memberi kabar pada Jungsu, dikarenakan takut malah membuat Jungsu semakin rindu kepadanya dan bisa membuat Jungsu sedih. Terlebih lagi merusak konsentrasi Jungsu yang sedang dalam proses membuat 2 cabang restoran barunya.

Ponsel Jungsu berdering…

~ Neo gateun saram tto eopseo juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol…~

“Yeoboseyo, ye umma??…….oh mianhae…..aku lupa memberi kabar umma…ye, malam ini aku pulang telat, jadi umma tidak usah menungguku….ye, umma…annyeong haseyo umma…”

Tut.. tuut.. tuutt…

“hhuuuffffftt…”

Mata Jungsu tertuju pada bingkai foto yang ada di meja kerjanya.

“Yeobo… bogoshippoyo… apa kamu baik-baik saja di sana?”

Sambil mengelus-ngelus foto tersebut.

~~~~~

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.47.

Jungsu masih dalam perjalanan pulang. Suhu malam itu sangat dingin, karena sebentar lagi musim dingin akan datang. Saat sedang menuggu lampu merah, Jungsu tiba-tiba terbayang Youngwon ada di sisinya…

-Flashback-

“Aigoo…mengapa hujan tidak berhenti juga, sudah jam berapa ini?”

Gumam Jungsu sambil bulak-balik lihat jam tangan. Saat itu waktu menunjukkan pukul 21.45. Jungsu masih di restoran karena terjebak hujan yang sudah 2 jam tak kunjung henti. Suasana restauran saat itu sangat sepi karena hujan deras. Jungsu tengok kanan kiri hanya ada 2 orang yang ia temukan, sama halnya seperti Jungsu mereka pun sedang menunggu hujan reda. Kini tubuh Jungsu mulai menggigil kedinginan. Setiap sedikit angin berhembus, namun terasa sangat dingin di tubuh Jungsu. Dari kejauhan terlihat seperti ada mobil hitam yang sudah tidak asing bagi Jungsu menuju ke arahnya…

“Youngwoon???”

Jungsu bertanya-tanya mengapa tiba-tiba kekasihnya muncul di depannya. Padahal dari tadi siang dia tidak ada kontak dengan Youngwoon, karena Youngwoon sedang sibuk dengan meeting di perusahaan Appa-nya.

Youngwoon keluar dari mobilnya dan segera menghampiri Jungsu.

“Ya! Jagiya! Mengapa jam segini belum pulang? Kamu malah jadi patung di sini?”

“Yeobo? Sedang apa kamu di sini?

“Aku sedang menunggu hujan reda….”

“Aigoo… suhu dingin seperti ini, mana mentelmu?”

Youngwoon heran melihat pakaian Jungsu di suhu sedingin ini tanpa pakaian hangat.Youngwoon pun melepas jas yang ia kenakan dan diselimutinya tubuh mungil Jungsu yang sudah menggigil.

“Yeobo…. gomaweo. Aku lupa membawa mantel, tadi pagi aku buru-buru berangkatnya”

“Aisshh.. Kau ini selalu seperti itu. Kalau kamu mau pergi kemanapun jangan sampai lupa bawa mantel. Cuaca buruk seperti ini bisa datang kapan saja. Aisshh… dingin sekali di sini, kamu hebat bisa bertahan cukup lama di sini. Ayo pulang! Kalau menunggu sampai hujan reda kita tidak akan pulang-pulang…”

“Geudae…”

Mereka berdua bergegas masuk ke dalam mobil. Youngwoon langsung mengantar Jungsu pulang ke rumahnya.

~~~~

Sesampai di rumah Jungsu, Youngwoon langsung pamit pulang.

“Jagiya, aku langsung pamit ya. Sampaikan salamku padan umma dan appa-mu”

“Yeobo, kenapa tidak mampir sebentar saja”

“Ah tidak, sudah malam, kamu juga harus istirahat kan”

“Yasudah, nanti aku sampaikan salam-mu”

“Gomaweo Jagi”

Youngwoon mengecup kening Jungsu, sebelum Jungsu keluar dari mobil.

“Jalga yeobo”

“Ne, langsung istirahat ya”

“Ye, yeobo…”

“Ohya, besok-besok jangan lupa lagi membawa mantel ya jagi…”

“Hehehehehe…ye^^”

“Yasudah aku pamit, annyeong jumuseyo”

“Ye, annyeong..”

Youngwoon dan mobilnya pun berlalu dari hadapan Jungsu, lalu Jungsu langsung masuk ke dalam rumahnya.

-End of Flashback-

Tiiin… Tiiiin…

Terdengar klakson mobil dari arah belakang mobil Jungsu. Ternyata lampu sudah berwarna hijau. Jungsu pun segera menjalankan mobilnya.

~~~~~~~~~~~~~

Pagi ini kota Seoul sedang di guyur hujan.

Tok  Tok  Tok !!!

Terdengar suara ketukan pintu kamar.

“Ye, masuk” kata Jungsu.

“Yeobo, bagaimana. Badanmu sudah baikkan? Ini umma buatkan bubur”.

“Ye umma, gomaweo. Aku sudah baikkan”. Umma mengecek  kening Jungsu.
“Wah panasmu sudah turun, baiklah sekarang makan bubur ini. Sini umma suapin”

“Ahh umma, tidak usah. Aku bisa makan sendiri”

“Hei, tidak apa-apa. Sini buka mulutmu”

“Ahh umma, tidak mau. Aku bisa sendiri”

“Aigoo… yasudah, nih makan”

“Hhehehehe.. aku sudah besar umma”

“Ye, arraseo.. Ohya, bagaimana kabar Youngwoon?”

“Dia baik-baik saja. Lusa dia ada sidang”

“Sidang? Cepat juga ya.. Yasudah kalo begitu umma tinggal ya. Setelah buburnya habis kamu istirahat lagi ya. Obatnya jangan lupa di minum..”

“Ye umma, gomaweo..”

Umma keluar dari kamar dan Jungsu melanjutkan makannya.

“Lusa  dia sidang, aku ingin memberinya semangat”.

Jungsu segera meraih ponselnya dan menelefon seseorang.

“Yeoboseyo….”

“Ye…” jawab orang di seberang.

“Yeobo, sedang apa?”

“Aku sedang makan siang, jagiya bogoshippo hhehehehehe…”

“Nado, yeobo. Oya lusa kamu jadi sidang kan?”

“Ye, aku jadi sidang”

“Jangan tegang ya, hehehehe ayo yeobo semangat!”

“Hhahaha, ye ye, arraseo! Mmhh.. kabarmu baik kan jagi?”

“Oh! Ye, aku baik-baik saja. Oya, appa dan umma-mu sudah tiba di sana?”

“Sudah, tadi pagi mereka tiba di sini. Hhahaha aku tidak menyangka, umma membawa kimchi banyak sekali, mungkin cukup untuk 1 minggu. Saat membukanya, aku jadi semakin rindu berada di Korea… Hhahaha dan yang paling membuat aku bahagia saat umma memberi kotak yang kedua. Saat aku buka ternyata rajutan sarung tangan hangat dari woll, pemberian kekasihku yang aku rindukan. Kamu percaya tidak, aku sedang memakainya sekarang?”

“Hmmm… tidak ,aku tidak percaya..”

“Heeiii..kau harus percaya. Sarung tangan ini selain menghangatkan kedua tanganku juga yang paling utama menghangatkan hatiku..hhehe”

“Hahh kau ini, iya iya aku percaya..”

“hhehe gomapta”

“Ye”

“Jagiya, bagaimana dengan restoran-mu?”

“Oh semua berjalan dengan lancar, untuk cabang yang pertama kemarin sudah diresmikan. Sekarang sedang mempersiapkan yang kedua. Doa’kan ya yeobo, semoga yang kedua juga lancar-lancar saja”

“Pasti! Aku selalu mendoakan mu”

“Gomapta. Oya yeobo, sampaikan terimakasihku pada umma ya”

“Ye, nanti aku akan sampaikan”

“Yeobo, sudah dulu ya. Kamu harus selalu semangat, oke?.. mianhae, aku tidak bisa ikut mendampingimu di sana..”

“Ye, gwaenchanayo. Kan sekarang sarung tanganmu sudah menemaniku..”

“Hhehehe bisa saja”

“Hmm.. jaga kesehatanmu, sebentar lagi musim dingin akan segera datang”

“Ye, kamu juga ya. Annyeong haseyo..”

“Ye, annyeong. Eh eh! Tunggu dulu..”

“Ne???”

“Saranghae!”

“Hhhehe nado saranghae..”

Tut Tut Tutt…

Yeobo, mianhae aku telah berbohong padamu.

Batin Jungsu.

~~~~~~~~~~~~~

Hari kembalinya Youngwoon ke Korea pun tiba, namun tidak bersama kedua orang tuanya. Karena seminggu sebelum Youngwoon kembali, kedua orang tuanya sudah pulang duluan dikarenakan ada bisnis yang harus di jalankan dan tidak bisa di tunda di Korea. Youngwoon sengaja tidak memberi tau Jungsu atas kepulangannya, karena kepulangannya lebih cepat dari rencana sebelumnya. Biar ini menjadi kejutan untuk Jungsu. Sesampainya di Bandara Incheon, Youngwoon langsung menuju rumah orang tuanya sebelum ia pulang ke apartemennya.

~~~~~~~~~~~~~

”Hhhhhuffftt… sudah jam segini, tamu undangan sudah datang semua?” tanya Jungsu pada asistennya.

“Sudah nona, jadi acara sudah bisa di mulai sekarang”

“Oke, baiklah..”

Hari ini adalah hari peresmian cabang kedua restoran Jungsu. Saat acara pemotongan pita, ada seseorang yang sangat memperhatikan Jungsu dari kejauhan.

Tepuk tangan meriah  para tamu pun meramaikan acara pemotongan pita tersebut.

“Wahh.. kau sangat hebat. Masih muda, sukses, dan yang paling membanggakan kau menjadi wanita yang sangat mandiri..” ucap salah seorang tamunya.

“Oh! Kamsahamnida, jangan berlebihan seperti itu. Hhehe ayo silahkan nikmati hidangannya”

“Ye, ye kamsahamnida”

“Kalo begitu aku tinggal dulu ya”

“Ye”

Jungsu sangat sibuk menemani para tamunya. Tiba-tiba ada seseorang mengenggam lengannya. Jungsu terkejut dan menoleh…

“Hah! Youngwoon!!!”      spontan Jungsu langsung memeluk Youngwoon.

“Kapan kau kembali? Kau jahat tidak memberitauku. Huh!!!”

“Hhehe mianhae, kau sibuk. Aku tidak ingin mengganggumu”

“Ah! Alasan!”

“Ya memang itu alasannya. Hehe.. yang penting aku sudah ada di sini sekarang”

Youngwoon tersenyum dan memeluk Jungsu. Tak terasa air mata sudah membendung di mata Jungsu.

“Gomaweoyo yeobo, kamu sudah kembali di sisiku”

“Ye, ini adalah janjiku padamu”

Jungsu menganggukan kepalanya.

“Jagiya..”

“Ye?”

“Gomaweo, sampai detik ini kau membuatku menjadi namja yang bertanggung jawab. Aku terus bertahan, itu semua karenamu. Jungsu-ahh, gomaweo”

“Ye, cheonma yeobo”.

Youngwoon melepaskan pelukannya.

“Oya! Selamat untuk peresmian ini. Aku bangga padamu”

“Ye, gomaweo. Inilah impianku, berusaha dengan tenagaku sendiri”

“Anak yang baik..”. Youngwoon mengelus kepala Jungsu.

“Hhehe..”

~~~~~~~~~~~~~

Betapa bahagianya Jungsu bisa bersama lagi dengan Youngwoon. Rasa bahagia di hatinya tak bisa di ungkapkan hanya dengan kata-kata, begitupun sebaliknya bagi Youngwoon. Youngwoon sangatlah bahagia karena bisa menjadi namja yang menepati janjinya dan bisa mempertahankan cintanya. Kini hari-hari selalu mereka lewati berdua, keluarga Youngwoon dan keluarga Jungsu pun semakin dekat.

Suatu hari keluarga Youngwooon mendatangi rumah kediaman Jungsu. Youngwoon berniat ingin melamar Jungsu, tentu saja di terima dengan senang hati oleh keluarga Jungsu, terutama Jungsu yang sudah menantikannya. Kedua keluarga tersebut langsung membicarakan tanggal pernikahan . Hingga kedua keluarga tersebut telah mencapai kesepakatan untuk tanggal pernikahannya.

Youngwoon dan Jungsu kini menjadi lebih sibuk karena mereka mengurus persiapan pernikahan sendiri, dari mulai gaun pengantin, tempat resepsi, undangan, dll. Karena mereka ingin semuanya sesuai dengan konsep mereka berdua yaitu Snow White Garden. Sebenarnya konsep ini lebih sesuai dengan keinginan Jungsu yang mencintai warna putih (mungkin cintanya pada warna putih melebihi cintanya pada Youngwoon.hhehehe), Youngwoon hanya memenuhi keinginan Jungsu yang ia cintai (hhehehe sweet).

Hari pernikahan pun tiba, Jungsu sedang di rias di ruang Rias pengantin wanita, ditemani oleh si manis Woon-Woon.

“Woon-ahh, sebentar lagi kau akan mempunyai Appa. Woon-ahh, dia tampan kan? Dia memang tampan , dia juga baik. Kelak dia akan menjadi Appa dari anak-anak ku. Karena itu aku sangat mencintainya. Woon-ahh, jantungku berdetak kencang, kau merasakannya kan?..hmm.. aku tidak menyangka akhirnya hari ini tiba. Woon-ahh, hhhuufffftt…. aku sudah cantik kan???”

Woon-Woon Loncat dari pelukan Jungsu tiba-tiba.

“Ah! Woon-ahh, kau mau ke mana?”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED


Promise [Part 8]

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Olivia Kang

Cast : Kim Youngwoon, Park Jungsu

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Youngwoon keluar dari mobilnya dan segera menghampiri Jungsu yang berada di depan Restoran, ia sedang mendekati mobilnya. Youngwoon menggenggam lengan Jungsu tiba-tiba.

“Yeobo?? Waeyo???” Tanya Jungsu heran.

“Ikut aku, kita bicara…” Tarik Youngwoon.

“Kita mau ke mana?”

“Jagiya, masuk mobil dulu…”

Jungsu kemudian masuk ke mobil Youngwoon. Tanpa berkata-kata lagi Jungsu menuruti permintaan kekasihnya itu. Youngwoon pun segera membawa Jungsu pergi meninggalkan tempat itu..
Mobil Youngwoon tiba-tiba berhenti. Jungsu melihat keluar, ternyata mereka berhenti di tepi danau.

“Youngwoon-sshi, untuk apa kita ke sini?”

“Jagiya, ayo turun…”

Ajak Youngwoon, dan membawa Jungsu duduk di kursi tepi danau…
Sudah 3 menit, Youngwoon tidak berkata apa-apa, apalagi Jungsu yang sudah mulai gelisah. Hanya suara-suara gesekan dedaunan, kicauan burung dan suara riakan air yang terdengar..


“6 tahun lalu……” Youngwoon akhirnya mengeluarkan suara.

Jungsu langsung menatap Youngwoon yang duduk di sisinya.

“6 tahun lalu aku meninggalkan Korea, sejak itu aku berfikir Kibum adalah yeoja terakhir yang aku cintai, dan aku tak ingin berpisah dengannya. Tapi takdir berkata lain, aku gagal untuk mempertahankannya. Sebagai laki-laki aku sangat kecewa pada diriku sendiri… melepasnya pergi adalah sebuah kesalahan atau itu hal yang benar?? Aku tidak tau… yang dapat aku lakukan hanya berharap. Berharap yang aku lakukan adalah benar… Kini kau ada di sisiku, Jungsu-ahh. Detik saat awal aku memilikimu, aku berjanji pada hatiku dan diriku. Kali ini aku akan mempertahankanmu walau apapun yang terjadi. Aku tak ingin gagal untuk yang kedua kalinya. Aku akan menghukum diriku sendiri jika aku kehilanganmu…”

Mata Youngwoon berkaca-kaca, berhenti sejenak untuk mengumpulkan kekuatan…

“Jungsu-ahh, apa kamu ragu bersamaku? Aku mohon percayalah padaku…”

Youngwoon beranjak dari kursi dan berlutut di depan Jungsu sambil menggenggam kedua tangan Jungsu.

“Jungsu-ahh, tunggulah aku hingga aku kembali di sisimu lagi. Aku mohon…”

Jungsu hanya terdiam. Tetesan air mata Jungsu mengalir di kedua tangan mereka.

“Youngwoon-ahh… aku sangat mencintaimu, aku berjanji akan menunggumu hingga kamu kembali lagi. Yeobo, yang membuat aku sedikit kecewa adalah mengapa kamu tidak memberi tahuku, mengapa aku harus mendengar dari Appa-mu??? Aku berfikir, apa kau tidak percaya padaku…”

“Bukan begitu Jagi…..”

“Geudae, arraseo..” Potong Jungsu.

“Kini aku percaya sepenuhnya padamu, aku akan menantimu kembali di sisiku lagi. Aku akan menanti seorang namja yang bertanggung jawab akan kata-katanya, seorang namja  yang sangat aku cintai..”

“Jagiya, gomawoyo. Nareul saranghamnida..”

“Nado saranghamnida, yeobo..”

Jungsu langsung memeluk kekasihnya dengan penuh cinta..Beberapa saat kemudian Youngwoon melepaskan pelukannya dan mengecup hangat bibir kekasihnya itu lalu mengecup kening Jungsu penuh hangat. Mereka tersenyum bahagia, disaksikan oleh burung-burung yang melihat mereka bercumbu mesra…

End of Author POV

Jungsu POV

Kami berdua segera pulang karena hari sudah mulai gelap.

Akhirnya sampai di depan rumahku..

“Yeobo aku pamit ya..” Pamitku.

Youngwoon mengecup keningku.

“Ne..”

Dia pun berlalu bersama mobilnya…

Aku masuk ke rumah, sesampai di ruang tamu ku lihat umma mondar mandir masuk ke kamar.

“Umma…”

“Oh! Ye yeobo…”

“Ada apa , sepertinya sibuk sekali??”

“Ohya, Umma dan Appa ingin menginap di rumah Ahjushi-mu. Tadi mendadak Ahjumma-mu tlp, Ahjushi masuk Rumah Sakit.”

“Ahjushi kenapa Eomma?”

“Tadi Umma tidak sempat bertanya, teleponnya sudah terputus, karena itu Umma dan Appa buru-buru ingin pergi ke sana. Kamu tidak usah ikut, nanti kalau ada apa-apa Umma akan mengabarimu terus. Umma berencana menginap beberapa hari..”

“Appa juga?”

“Ye, Appa juga”

“Baiklah kalau begitu, nanti salam untuk Ahjumma ya Umma..”

“Ye, Umma dan Appa berangkat ya yeobo..”

Aku mengantar Umma dan Appa sampai pintu luar..

“Kalau sudah sampai kabari aku ya Umma” teriaku, Umma hanya melambaikan tangannya.

~~~~~

~You’re the one ojig nomani nesarang, You’re the sun tasuhi gamsa onmiso..~

umh?…dari siapa ini..oh! Umma..

#from Umma : Yeobo, Umma sudah sampai di RS. Ahjushi-mu masih belum

sadar, dia terjatuh saat menaiki tangga di rumah. Kata dokter

darah tingginya kambuh. Mungkin Umma akan menginap sampai

Ahjushi-mu keluar dari RS, kasian Ahjumma-mu..

#to Umma       : Ye Umma, jangan lupa sampaikan salamku pada Ahjumma.

Mungkin lusa aku akan datang menjenguk Ahjushi.

#from Umma: Ye, sudah Umma sampaikan salammu.

Hmm..semoga Ahjushi cepat sadar… Ponselku kembali berdering. Oh! Yeobo..

#from Woonie yeobo : Jagiya, apakah kamu sudah tidur?
#to Woonie yeobo      : Belum yeobo, wae?

#from Woonie yeobo : Kenapa belum tidur? Apa yang sedang kamu lakukan?
#to Woonie yeobo      : Aku belum ngantuk, aku sendirian yeobo..
#from Woonie yeobo : Sendirian???

Belum sempat kubalas, Youngwoon meneleponku.. 

~You’re the one..~

“Yeoboseyo.. Ye yeobo??”

“Jagiya, kamu sendirian di rumah??”

“Ye, Umma dan Appa menjenguk Ahjushi di RS”

“Kamu tidak takut sendirian?”

“Ani, kan ada bibi dan supir Appa”

“Mau aku temani?”

“Sireo..”

“Wae?”

“Aku berani kok”

“Jagiya, aku tidak akan melakukan apa-apa”

“Yeobo sireo..”

“Yakin? Hmm.. aku bingung ingin melakukan apa, tiba-tiba saja aku sulit memejamkan mataku”

“Mau tau gimana caranya supaya cepat tertidur?”

“Ye..”

“Saat kau pejamkan mata, bayangkan aku berada di sisimu. Setelah itu kau akan tertidur dan kita akan bertemu di dalam mimpi”

“Mwo???? Mana bisa seperti itu?!”

“Jadi kau tidak percaya?”

“hmmm… tidak!”

“Yasudah, aku mau tidur”

“mmhh.. sepertinya Angelku sensitif sekali malam ini”

“Mwo.. Kau mengejekku?”

“Ani ani, Jagiya.. jangan ngambek seperti itu, kalau bibirmu manyun.. secepat mungkin aku akan ada di depan pintu rumahmu”

“Mwo? Aniyo, aku tidak ngambek. Siapa bilang..! Yeobo aku ngantuk…”

“Ngantuk atau ngambek”

“Serius aku ngantuk…”

“Ye, kalau begitu tidurlah.. Saranghae. Annyeonghi Jumuseyo jagiya..”

“Ye, nado saranghae yeobo.. emmuahhh”

“hehehee..mmuah”

Tut tut tuutt…

End of Jungsu POV

~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV

Siang ini Youngwoon mengajak Jungsu makan siang bersama. Setelah makan siang Youngwoon ingin mengajak Jungsu jalan-jalan.

“Yeobo, setelah ini kita mau ke mana?”

“Rahasia dong..”

“Umh! Rahasia? Wae yeobo?”

“Nanti juga setelah kamu di sana kamu akan tau..”

“Huh.. aneh”

“Ya! Jagi! Jangan manyun seperti itu, membuat aku semakin gemas saja…”

Youngwoon mencubit pipi Jungsu.

“Ah ah ah yeobo.. sireo! Sakit tau..”

Jungsu mengelus-elus pipinya, lalu dia beranjak dari tempat duduknya..

“Ya! Jagiya , kamu mau ke mana?”

“Rahasia….”

Youngwoon tersenyum melihat tingkah kekasihnya itu. Lalu dia menggengggam erat lengan Jungsu dan menaikan alis kanannya, isyarat bertanya..

“ihh.. yeobo, lepaskan dong.. apa-apaan sih..”

Namun Yonngwoon semakin erat mengggenggam lengan Jungsu.

“iiihhh…aduuuh.. aku mau ke toilet, kamu mau ikut?”

“Nahh begitu dong bilang mau ke mana.. mau di cubit lagi???”

“Biarin..weee…” Jungsu memeletkan lidahnya.

Youngwoon tertawa kecil melihat ulah Jungsu.

Di Toilet

“Uwhhhh… Woonie, cubitannya sakit ihh..Aduhh pipiku sakit… Hhuufff…”

Jungsu terdiam sejenak memandang dirinya di cermin…

“Jungsu-ahh! Jangan kau sia-siakan sisa waktu yang kau punya bersamanya. Berikan dia kebahagiaan selama dia masih berada di sisimu sekarang. Semangat Jungsu!!! Fighting!!!”

Jungsu tersenyum pada dirinya sendiri..

~~~~~

“Um! Hhahaha.. jadi kamu mengajakku ke tempat ini?!’

“Waeyo? Kamu tidak suka?”

“iiihhh… yeobo.. aku suka sekali … Ayo cepat kita  turun!’’

Mereka berdua segera turun dari mobil dan segera membeli tiket masuk.

Ya, inilah tempat banyak pasangan kekasih berkencan, tempat orang bersenag-senang, tempat di mana orang-orang melupakan sejenak masalah hidupnya*lebbaayyyy* Taman Ria!!!

~~~~~

Sudah 2 setengah jam mereka bersenang-senang, naik sana , naik sini…

“Hhhahaha… yeobo! Tadi kamu lucu sekali sih waktu naik Hysteria. Masa teriakanmu terdengar sangat keras sekali. Sepertinya kamu yang teriakannya paling keras..hhahahahaaa”

“Ya! Naik turun seperti itu membuat jantungku nyaris berhenti tau..”

“Ahh masaa…” Jungsu menusuk-nusuk lengan Youngwoon dengan telunjuknya.

“Ya! Wae!…” Youngwoon menarik Jungsu dan memeluknya di tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya aba-aba mencubit hidung Jungsu.

“Ah ah ah.. yeobo andwae!!!”

“Inilah resiko mengejekku..hhahaa”

“Andwae yeobo! Sireo…”

Jungsu langsung mengecup pipi Yuongwoon, Youngwoon otomatis terkejut dan melonggarkan pelukannya. Jungsu berhasil melepaskan diri dari pelukan erat Youngwoon. Jungsu langsung berlari kecil menjauhi Youngwoon.

“Cckk!.. anak ini.. Ya! Jangan lari, akan ku tangkap kau!”

“Coba saja..! hhihiii..’’

Karena langkah Jungsu tidak sebanding dengan langkah besar Youngwoon, tentu dengan mudah Jungsu tertangkap oleh Youngwoon.

“Kena kau! Mau ke mana lagi hah?”

“Ampuun yeobo…”

“Oke aku akan memberimu ampun, jika memberiku satu kecupan lagi”

Youngwoon menunjuk pipi kirinya.

~Chu~ Jungsu mengecup pipi kiri Youngwoon.

“Oke! Sekarang kau ku ampuni’’

“Ya! Enak saja, itu tidak gratis tau!!!”

“Mwo?? Mana bisa begitu….”

“Bisa dong..”

“Tidak bisa..”

“ihhh.. bisa pokoknya! .. ahhh yeobo belikan aku eskrim^^, “
Jungsu merengek manja, membuat Youngwoon tidak bisa menolaknya.

“hhuuff.. baiklah , kamu mau rasa apa? Biar aku saja yang beli, kamu tunggu di sini jagi”

“Chinca?! Hhehehe gomawo yeobo.. mmhh aku mau rasa vanilla dan strawberry..”

“Ye, tunggu di sini ya, jangan ke mana-mana”

Youngwoon mengelus-elus kepala Jungsu lalu pergi. Jungsu terlihat bahagia di perlakukan manja oleh pujaan hatinya.
Beberapa saat kemudian Youngwoon kembali dengan eskrim mix vanilla+strawberry di tangan kanannya dan eskrim coklat di tangan kirinya.

“ini jagi eskrimmu. Lama ya? Tadi antri dulu..”

“Tidak kok yeobo..”

Ini tidak seberapa jika di bandingkan nanti saat aku akan menunggumu kembali di sisiku lagi yeobo. Batin Jungsu.

“Mmh.. yeobo. Aku mau coba eskrim mu..” Pinta Jungsu.

“Um?.. nih, pelan-pelan..”

Youngwoon menyodorkan eskrimnya pada Jungsu.

“eemmmmhhh… manis, tapi masih manisan punyaku..”

“Ya! Di mana-mana eskrim itu sama saja, manis dan dingin!’

“Ye ye.. arraseo” Jawab Jungsu sambil manyun.

Tiba-tiba ada pedagang balon menghampiri mereka berdua.

“Uwwhhh… yeobo aku mau balon itu!”

“Balon?? Tidak..”

“Waeyo yeobo??”

“Tidak pokoknya..”

“aisshh…” Jungsu pergi meninggalkan Youngwoon.

Youngwoon jadi bingung harus berbuat apa. Tak lama Youngwoon berusaha mengejar langkah Jungsu.

“Ya! Jagiya…” Panggil Youngwoon.

Jungsu menghentikan langkahnya dan menoleh dengan tatapan kesal.

Seketika tatapan kesal itu berubah menjadi tatapan terkejut bahagia. Jungsu melihat kedua tangan Youngwoon bersembunyi di balik tubuhnya dengan mengenggam belasan benang balon..

“Yeobo!!! “

Jungsu terkejut.Youngwoon tersenyum melihat kekasihnya begitu bahagia..

“Gomaweo..”.

Jungsu memeluk lengan Youngwoon  dan meletakkan kepalanya di pundak Youngwoon. Mereka pun berjalan dengan dikelilingi balon-balon berwarna warni.

Hari ini mereka lewati dengan bahagia. Jungsu bahagia bisa melewati moment-moment yang sangat berarti dengan Youngwoon, namun di dalam kebahagiaannya terselip rasa sedih. Sedih bahwa hari kepergian Youngwoon semakin dekat…

~~~~~~~~~~~~~

Malam hari di mana esoknya adalah keberangkatan Youngwoon kembali ke California, Jungsu dan Youngwoon menggunakan kesempatan ini dengan menikmati malam ini berdua di apartemen Youngwoon. Canda tawa menghiasi malam yang singkat ini. Youngwoon dengan 2 cangkir coklat panas di tangannya berjalan menghampiri Jungsu  yang sedang berdiri di balkon menikmati indahnya pemandangan kota Seoul dengan lampu warna-warninya.

“Jagiya..”

Panggil Youngwoon sambil menyodorkan secangkir coklat panas di tangannya. Jungsu menoleh dan tersenyum lalu mengambil coklat panas dari tangan Youngwoon.

“Hati-hati panas……”

“Ne, Gomaweo yeobo….”

Jungsu meniup coklat panas itu, meminumnya sedikit dan meletakkannya di atas meja, lalu pandangannya kembali tertuju pada kerlap-kerlip pemandangan malam kota Seoul, Youngwoon yang duduk di kursi hanya tersenyum melihat sang kekasih hati.

“Jagiya, kau tidak merasa dingin?” tanya Youngwoon.

Sekali lagi Jungsu hanya menoleh dan tersenyum, lalu kembali memandang kota Seoul.

“Heiii…” goda Youngwoon.

“Aku tidak akan merasa dingin, selama kau ada di sisiku” jawab Jungsu datar.

Youngwoon yang mendengar ucapan Jungsu hanya tersenyum dan beranjak dari tempat duduknya masuk ke dalam kamar. Beberapa saat kemudian Youngwoon kembali dengan membawa selimut tebal di tangannya. Dari belakang Youngwoon menyelimuti tubuh Jungsu. Karena suhu kota Seoul pada malam itu hanya mencapai 10 derajat Celcius. Youngwoon memeluk tubuh mungil Jungsu.

“Kau berkata seperti tadi, seakan menyindirku…..” ucap Youngwoon sambil tersenyum. Jungsu menatap Youngwoon, lalu tersenyum.

“Ya! Memang itu kenyataannya…”balas Jungsu.

“Ye, arraseo… dengar Jagi, walaupun aku tidak berada di sisimu, tapi aku selalu ada di hatimu, dan kau akan kupenjara di dalam hatiku…”

“Di penjara? Memangnya aku pencuri?”

“Iya, memang kau pencuri”

“Aku mencuri apa?”

“Jadi kau tidak sadar??? Aigoo…”

Jungsu melepaskan pelukan hangat Youngwoon dan menatap Youngwoon.

“Memang apa yang telah aku curi darimu?”

“Banyak ..”

“Apa???”

Youngwoon kembali memeluk erat Jungsu.

“Kau telah mencuri hatiku, kau memang pencuri handal. Kau mencuri perhatianku, fikiranku, semuanya telah kau curi” jelas Youngwoon.

Jungsu tersenyum dan tiba-tiba air mata menetes di pipinya. Youngwoon yang merasa Jungsu mulai meneteskan air mata , melepaskan pelukannya dan mengusap air mata di pipi Jungsu.

“Jagiya, uljima. Aku tidak ingin selama aku tidak berada di sisimu, kau selalu meneteskan air mata seperti ini”.   Youngwoon kembali memeluk Jungsu.

“Jagiya, aku akan kembali secepatnya. Kau fikir aku ingin berpisah denganmu? tidak Jagi. Ini pun berat bagiku. Kau tau, aku sangat mencintaimu. Aku ingin kau selalu tersenyum. Aku mohon, kau berjanji padaku….”

Jungsu memendamkan kepalanya di dada Youngwoon tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

“Berjanji untuk selalu tersenyum sampai aku kembali…. Saranghaeyo…”

Youngwoon mengecup kening Jungsu.

“Jagiya….. sudah….. “ lanjutnya.

Youngwoon menghapus air mata Jungsu. Jungsu mengangguk dan tersenyum. Youngwoon menatap Jungsu dan tatapannya semakin dekat…… bibir mereka pun bertemu……. kecupan mesra menghiasi malam yang indah dan malam perpisahan ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED


Promise [Part 7]

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Olivia Kang

Cast : Kim Youngwoon, Park Jungsu

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ternyata benar dia Kim Youngwoon. Namja yang ku temui 5 hari yang lalu. Dia datang ke restoranku untuk makan siang, yang kebetulan letak kantor relasinya berada di belakang restoranku. Aku pun menemaninya makan siang. Entah mengapa tiba-tiba dia bercerita tentang masalah pribadinya. Entah apa yang harus aku katakan, aku hanya bisa menjadi pendengar yang baik. Hanya dengan mengobrol beberapa saat saja aku merasa bahwa dia orang yang baik dan hangat. Pribadi yang jujur dan tegas, membuatnya semakin menarik. Ah?? Apa yang aku pikirkan.. mungkin karena aku merasa simpati saja padanya^^…

“Lalu apa kamu akan bertahan mencintainya??”. Tanyaku.

“Aku..entah. Aku tidak mengerti dengan perasaan ini. Emmmhh.. hari minggu aku mau kembali ke California. Aku akan menghapus semuanya dan akan memulainya dari awal lagi di sana. Mungkin itu yang terbaik untuk aku dan dia”
“Kamu serius dengan keputusanmu??”
“Ya, aku serius. Tapi……”
“Tapi apa???”
“Kecuali ada satu hal yang bisa menahanku. Sesuatu yang baru aku sadari. Tanpa sadar aku bisa melupakan rasa sakit ini bila sedang di dekatnya. Aku berharap, walau aku tak dapat melihatnya lagi nanti. Aku tetap merasakan sinarnya. Setiap saat aku merasa seperti di temani oleh seorang malaikat,bila hanya dengan mengingat senyumnya.”
“emh?apa itu?”
Tanyaku heran. Apa?siapa?…yang dia maksudkan.. Aku tidak mengerti. Namun dia tidak menjawab, Hanya tersenyum simpul sambil menatapku. Aku semakin bertanya-tanya dan bergelut dengan pikiranku sendiri…

“Jungsu-sshi, gomawoyo. Sudah mau menemaniku”
Kata-kata itu terdengar seperti akan berpisah detik itu juga. Ada apa sebenarnya?. Batinku..

“Ne?”
“Iya,  aku berterimakasih karena kamu sudah mau mendengarkan isi hatiku, aku menjadi sedikit lebih lega”
“Ne, cheonmaneyo. Tidak ada lagi yang bisa aku lakukan selain menjadi pendengar yang baik..^^”
Kemudian dia pamit, sosok itu perlahan menghilang dari pandanganku..

~~~~~~~~~~~~~~

Satu hari  berlalu, mengapa aku semakin penasaran dengan apa yang dia maksudkan,”satu hal yang bisa menahannya”?.apa itu?siapa itu?. Tapi mengapa aku terus menerus memikirkannya? Aku selalu teringat dengan kata-katanya kemarin siang. Mengapa aku menjadi tidak tenang seperti ini? Ada apa denganku?

Besok sore dia akan kembali ke California… hhuuffffft aku tak mengerti…

~~~~~~~~~~~~~~

Dari tadi yang aku lakukan hanya memandangi jam tanganku. Satu jam lagi pesawatnya akan berangkat….

Tidak!!! Aku harus mencoba bertanya sekali lagi padanya, apa dia serius dengan keputusannya itu. Aku harus menemuinya sekarang!

Tanpa pikir panjang aku langsung pergi ke Bandara. Sesampainya aku langsung keluar dari mobil dan mataku menerawang ke setiap sudut Bandara. Di mana dia? Di mana? Aku harus coba bertanya sekali lagi padanya!… Itu dia! Aku yakin itu postur tubuh yang tidak asing lagi. Duduk di kursi mengenakan jaket hitam dan celana jeans hitam dengan menggenggam ponsel yang sama denganku di tangannya. Aku segera berlari ke arahnya…

“Youngwoon-sshi..!!!” Panggil ku..

End of Jungsu POV

Youngwoon POV

Apa dia akan datang??? Apa dia mengerti? Tapi bagaimana dia bisa mengerti, aku pun tidak mengatakannya dengan jelas… Jantungku berdetak kencang, aku terlalu bodoh tidak berkata sebenarnya..ku sentuh dadaku…ahh mengapa semakin kencang detakan jantung ini.. Apa aku harus mengatakannya sekarang? Aku takut aku akan menyesal..emmmmhhh aku tlp atau bicara langsung dengannya??…tidak, aku harus mangatakannya langsung!… Tiba-tiba terdengar seseorang memanggil namaku…
“Youngwoon-sshi…!!!”

Aku tidak yakin dengan apa yang aku dengar, tapi aku tidak mungkin salah. Apa itu dia?benarkah?.. Mata ku pun menelusuri dari mana suara itu berasal…
iya! Itu memang dia! Malaikatku.. “my angel in my heart” ..

“Yuongwoon-sshi…!!!”
“Jungsu-ahh???..kamu..???”

“Aku yang bicara duluan…. Hhuufff… huufff .. sebentar aku ingin mengambil nafas dulu… hhufff …hhhhuuuuuuff ..hahh.. aku ingin bertanya padamu???..”

Aku langsung memeluk tubuh mungil itu. Aku mencintaimu Jungsu!!! Sepertinya dia sangat terkejut dengan pelukanku. Tanpa melepaskan pelukan ini,..aku berkata…
“Gomawo Jungsu-ahh…gomawoyo^^kau telah mengerti perasaanku. Aku hampir mati duduk menunggumu di sini. Kamu, kamulah angel-ku,yang dengan tiba-tiba masuk di kehidupan dan merasuki hatiku. Jungsu-ahh.. Johaeyo .. Saranghamnida..”

End of Youngwoon POV

Jungsu POV

“Youngwoon-sshi…!!!” panggilku sekali lagi.

“Jungsu-ahh???..kamu???”

“Aku yang bicara duluan…. Hhuufff… huufff .. sebentar aku ingin mengambil nafas dulu… hhufff …hhhhuuuuuuff ..hahh.. aku ingin bertanya padamu???..”

DEGG!!!
Tiba-tiba dia memelukku. Lalu dia berkata sesuatu yang dengan jelas langsung terdengar di telingaku dan merasuk ke dalam hatiku, yang membuat jantungku berdetak sangat kencang….

“Gomawo Jungsu-ahh…gomawoyo^^kau telah mengerti perasaanku. Aku hampir mati duduk menunggumu di sini. Kamu, kamulah angel-ku,yang dengan tiba-tiba masuk di kehidupan dan merasuki hatiku. Jungsu-ahh.. Johaeyo .. Saranghamnida..”

Setelah mendengar kata-kata itu,kini semua beribu pertanyaan di benakku sudah terjawab. Ku merasa tubuh ini menjadi lemas, mencair seperti es. Tapi pelukan ini menghangatkanku. Ku coba untuk melepaskan pelukannya. Lalu kutatap wajahnya… sadar atau tidak, entah tiba-tiba kedua tanganku menyentuh wajahnya… dan ku daratkan kecupan lembut di bibirnya. Mungkin dia sedikit terkejut,tapi kemudian dia menikmati kecupan yang cukup singkat itu….. Youngwoon-ahh…. Gomawo….. Nado Saranghaeyo….

Ku lepaskan kecupan itu,ku tatap wajahnya yang sedikit memerah.

“Nado saranghamnida, Youngwoon-ahh..”
“Gomapta..”

Dia kembali memelukku. Hatiku terasa hangat.. aku tak ingin berpisah dengannya. Aku tak ingin pelukan ini cepat berakhir. Hangat tubuhnya ingin terus aku rasakan… Oya ada yang harus aku tanyakan!
“Apa kamu akan tetap pergi???”
Dia langsung melepaskan pelukannya.

“Ya! Jungsu-ahh.. apa  kamu lupa dengan kata-kata ku…???”
“mmmmhhhhh….”.

Aku menggeleng ,tanda bahwa aku masih ingat kata-kata yang pernah ia ucapkan.

“Lalu, coba kamu katakan apa itu?”

“Kamu tidak akan pergi. Jika sesuatu itu datang untuk menahanmu.. Jadi kamu benar tidak akan pergi????”
Dia tersenyum dan menganggukan kepalanya..
“Seperti apa yang kamu katakan barusan, sebagai namja aku akan bertanggung jawab dengan apa yang telah aku katakan.. Jungsu-ahh, gomawo. Kamu telah membalas perasaanku.. Apa boleh aku mendengar sekali lagi kata-kata itu?.. hanya sekali lagi.. aku ingin semakin yakin bahwa itu memang keluar dari bibirmu..”

“Ye, .. Youngwoon-ahh, saranghae”

Ucapku, untuk meyakinkannya juga meyakinkan hatiku.

~~~~~~~~~~~~~~

“Jungsu-ahh.. !!”
Laki-laki tampan itu memanggilku sambil melambaikan tangannya, aku hanya membalasnya dengan senyuman dan segera menghampiri dia yang sedang berdiri di sebelah mobil hitamnya.

“Mianhae, tadi aku masih ada tamu, kamu sudah menunggu lama ya?”

“Gwaenchanayo, ayo masuk.. perutku sudah lapar. Pilihkan tempat makan yang paling enak ya jagi..”

Dia langsung membukakan pintu mobil untukku dan mempersilahkanku masuk. Lalu kami  menuju rumah makan samgyupsal*mianhae klo tulisannya salah^^*
yang sudah aku tentukan.

“Oh? Samgyupsal??”
“Ne, ayo yeobo kita turun..”
Lalu aku mengajaknya  masuk dan memesan 1 porsi samgyupsal dan 2 botol soju..
Tampaknya dia sangat menyukai keputusanku kali ini, mengajaknya makan- makanan yang sudah 6 tahun tidak pernah ia temui. Melihatnya antusias ingin menyantap samgyupsal yang ada di meja kami, kubuatkan satu dan kusuapkan kemulutnya. Tanpa aba-aba dia langsung melahapnya..
“Eg..go..gomawoyo jagiya…”

Ucapannya terbata-bata karena mulutnya penuh dangan samgyupsal buatanku..hhehehe…

End of Jungsu POV

Author POV

Mereka berdua sangat menikmati makan siang kali ini. Jungsu membuat Youngwoon sangat bahagia dengan perhatian dan pengertian yang sudah diberikan olehnya. Selesai makan siang Youngwoon mengajak Jungsu ke butik milik umma Youngwoon.

“Butik??? Untuk apa kita ke sini yeobo???” tanya Jungsu heran.

“Jagiya, nanti aku ingin mengajakmu makan malam dengan relasi bisnis appa. Aku ingin memperkenalkanmu pada appa sekaligus  teman-teman appa. Kamu mau kan jagi??”
“Kenapa kamu baru bilang? Kenapa tidak bilang dari tadi saat kita makan??”
“Aku takut kamu menolaknya”
“Menolak? Kenapa aku harus menolaknya?”
“Jadi? kamu mau datang nanti malam?.. ahh jagiya chincaro???
“Hhihii.. Ne,aku mau”
“Jagiya,gomawo.. kalau begitu ayo kita masuk.. Kita akan memilih gaun apa yang akan kamu kenakan nanti malam”
Mereka berdua masuk  dan langsung di sambut oleh salah satu pegawai butik tersebut.

“Annyeong haseyo…. oh tuan muda, sudah lama tidak bertemu..”

“Annyeong haseyo..Ne, semua baik-baik saja kan di sini?”

“Ne, kamsahamnida.. oya tuan muda, ada yang bisa saya bantu?’
“Oh! Ne, aku ingin gaun malam untuk kekasihku ini…”

“Oh annyeong haseyo…” Sapa pegawai itu pada Jungsu.

“Annyeong haseyo..”
“Wahh kekasih tuan sangat cantik, serasi sekali dengan tuan muda yang tampan..”

“hhaha ..”

“Baiklah tuan dan nona ikut dengan saya. Saya akan tunjukkan gaun-gaun malam yang terbaik di butik ini… silahkan..”

Ajak pegawai tersebut menuju ruangan yang penuh dengan gaun-gaun cantik yang di susun rapi di setiap sudut ruang tersebut… Jungsu masih bertanya-tanya tentang obrolan Youngwoon dengan pegawai tadi.
“Youngwoon-sshi..”

“Ne Jagi, waeyo??”

“Tuan muda?? Kamu sering ke sini ya membeli pakaian wanita???”

“Mwo?????? Hhahahaha.. apa yang kamu katakan jagi??”
“Lalu mengapa kamu terlihat sangat akrab dengannya??”

“Ya! Jagiya, kamu sangat lucu ya.. hhehe.. Ini butik milik umma.. Jadi tentu saja mereka semua mengenalku..”

Jungsu terkejut dengan ucapan Youngwoon, dia pun manghentikan langkahnya dan menatap Youngwoon..

“Jagiya, kamu kenapa?” tanya Youngwoon.

“Jadi butik ini milik umma kamu? Yoebo,kenapa kamu baru bilang??!!”

“Wae???.. sudah jangan banyak tanya, ayo kita pilih gaun untukmu!!”

Youngwoon menarik tangan Jungsu menuju pegawai tadi yang sudah siap dengan beberapa gaun di tangannya.
Mereka pun memulai aksi pilih-pilih. Seperti pada umumnya, sang namja duduk di sofa dan sang yeoja bulak-balik ganti  gaun dan berputar-putar di depan cermin besar yang dapat menangkap bayangan Jungsu dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Ini adalah gaun yang ke-7 yang sudah Jungsu ganti, tapi masih belum cocok bagi Jungsu.. Youngwoon yang sedari tadi hanya senyum-senyum saja, akhirnya berkomentar..

“Jagiyaa, apapun yang kamu kenakan, kamu tetap terlihat cantik..”

“Yeobo.. tapi apa ini sopan?? Uh??  Aku tidak mau terlihat aneh atau tidak sopan di kesan pertama….yang mana ya? Yang ini? Yang ini? Atau yang ini?…”
Jungsu menunjuk satu per satu gaun yang ada di depannya…
Tiba-tiba Youngwoon beranjak dari sofa dan mengambil satu gaun malam yang ada di sampingnya. Gaun itu terlihat simple namun anggun, dengan bagian depan agak pendek berenda dan bagian belakang sedikit panjang sebetis, bagian dada yang agak terbuka namun termasuk sopan dan di bagian pundak samping ada yang menutupinya. Yang membuat Youngwoon lebih tertarik dengan gaun tersebut adalah warnanya yang putih, sangat cocok dengan pujaan hatinya ..

“Jagiya,ini… kamu akan terlihat anggun memakai gaun ini. Coba kamu pakai ini  sekarang, aku ingin melihatnya..”

“Ne?…mmh geudae..”
Beberapa saat kemudian Jungsu keluar dari ruang ganti. Tidak diragukan lagi, Jungsu terlihat begitu cantik. Youngwoon pun terpaku melihat kecantikan kekasih hatinya.
“Yeobo, ottokhae???”

“Neomu yeopo……”
“Ye? Ahh.. yeobo.. seriuss….”
“Ahjumma! Aku mau yang itu”
Tanpa menanggapi omongan Jungsu, Youngwoon meminta pegawai tadi untuk membungkus pakaian yang masih di kenakan Jungsu.
“Ta…tapi yeobo…”
~~~~~~~~~~~~~~

Malam pun tiba, waktu menunjukkan pukul 19.07.
“mmh.. hhuffft…. tangan ku jadi dingin..hhuk… semoga nanti bejalan lancar…”
Jungsu berbicara dengan bayangannya di cermin.
TING TONG…. !
Terdengar bunyi bel rumah Jungsu.
Beberapa saat kemudian umma Jungsu mengetuk pintu.
Tok Tok Tok…
“Yeobo, Youngwoon sudah datang”

“Ye umma, aku segera keluar..”
Jungsu segera  keluar dari kamarnya, dan mereka berdua pun pamit kepada kedua orang tua Jungsu.
“Kami berdua berangkat umma,appa”
“Ye,jalga yeobo..” Jawab umma,sedangkan appa hanya tersenyum.

“Annyeong haseyo” pamit Youngwoon.
“Ye, annyeong..”
~~~~~

Mereka tiba di tempat pertemuan itu, di sebuah hotel berbintang. Terlihat banyak sekali orang-orang penting.
“Yeobo….”
“Ye,waeyo?..ayo turun..”
Mereka berdua menuju satu ruangan,di depan pintu ruangan tersebut ada dua security  yang menjaganya.
“Aigoo…” Batin Jungsu.
Saat tiba di depan ruang itu, security tersebut segera membukakan pintu untuk mereka berdua dan membungkukkan tubuhnya lalu di balas oleh Youngwoon dengan anggukan kepala saja.

“Annyeeong haseyo..”

Youngwoon menyapa semua orang di ruangan itu kemudian mereka semua membalas dengan senyuman. Lalu Youngwoon mengajak Jungsu ke pojok meja dan menyapa seseorang yang sangat akrab dengannya.
“Appa mianhae, aku sedikit telat”
“Gwaenchana, kami baru mau mulai nak”

Seorang ahjushi yang di panggilnya appa menepuk pundaknya Youngwoon.
“Annyeonng haseyo ahjushi..” sapa Youngwoon kepada relasi Appanya.
“Ye, annyeong Youngwoon-ahh.. siapa gadis yang ada di sisimu ?”
Youngwoon tersenyum pada Jungsu, yang sedari tadi berada di sisisnya.

“Ye Appa, ahjushi.. kenalkan ini kekasihku, Jungsu..”
“Ye ye, cantik… bagaimana kalian bertemu?” Tanya ahjushi itu.

“Ahh.. kau ini, seperti anak muda saja*hlohh*, tanya hal-hal seperti itu. Apa mereka akan menceritakannya??hhahahahaa…” sela Appa Youngwoon.

“Hhahahahaaa…”
Semua orang di ruangan itu tertawa. Suasananya semakin akrab walaupun bagi Jungsu ini adalah malam yang sedikit tegang.khikhikhiii..
“Ya! Youngwoon. Kamu bekerja di perusahaanku saja. Jadilah direktur mudaku.Bagaimana…” Tanya seorang ahjushi.
“Ya! Tidak akan ku izinkan dia, kau seperti tidak tau saja. Youngwoon adalah satu-satunya pewarisku. Tentu saja dia akan meneruskan semua usahaku…Lagipula sekarang dia harus melanjutkan sekolahnya sampai selesai di California..”
“Hhahaha.. aku bercanda.. Lalu kapan dia akan kembali ke California?”
“Bulan depan”

Jungsu kaget mendengar itu, dia tidak tau tentang hal itu. Jungsu menatap Youngwoon dalam-dalam, namun Youngwoon tidak menyadarinya. Hingga acara usai, Jungsu hanya terdiam saja.
“Youngwoon-ahh, Appa pulang duluan. Kamu antar Jungsu pulang dengan selamat ya..” Pamit Appa.
“hmm tentu Appa, Appa hati-hati ya..”
“Kamsahamnida..”susul Jungsu.
“Kalau begitu Appa duluan..”
“Ne Appa..”

Mobil Appa pun berlalu. Youngwoon dan Jungsu segera memasuki mobilnya.

“Jagiya, gomawo. Kamu sudah mau menemaniku makan malam bersama Appa”

“Ne..”

“Jagiya? Wae?”

“Hmm..”

Youngwoon mengerti apa yang membuat Jungsu terdiam.
“Jagiya, mianhae. Aku belum memberi tahumu, masa cutiku bulan depan habis. Aku harus kembali ke California untuk menyelesaikan kuliahku yang tersisa 4 bulan lagi. Jeongmal mianhae..”

Air mata Jungsu mengalir begitu saja, sambil memalingkan wajahnya ia mencoba menghapus air mata yang membasahi pipinya.

“Jagiya,, jeongmal mianhae..”
Jungsu tetap terdiam memandang lurus ke depan…

“Jagiya, jangan seperti ini.. Kamu marah padaku? Jagiya?”
“Wae, Yeobo? Aku harus mendengarnya dari Appa-mu, bukan darimu langsung??”

“Jagi, aku takut membuatmu sedih, aku tidak ingin melihat senyummu tiba-tiba menghilang”

“Justru karena aku tau dari Appa, yang telah membuatku tidak ingin tersenyum. Sudah! Aku ingin cepat pulang!”
“Jagi..”
“Youngwoon-sshi, antarkan aku pulang sekarang!”
“Geudae”
Youngwoon langsung menginjak gas dan membawa mobil dengan kecepatan tinggi.
Sesampainya di rumah Jungsu, ia langsung keluar dari mobil.

“Jagiya…….” Panggil Youngwoon.
Jungsu menghentikan langkahnnya dan berbalik.
“Mianhae…” ucap Youngwoon.
Tanpa merespon apa-apa Jungsu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti kemudian memasuki rumahnya. Sedangkan Youngwoon masih memandang kekasihnya sampai hilang di balik pintu.

Jungsu POV

Aku segera menuju kamar, dan ku jatuhkan tubuhku di tempat tidur. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku takut, sesak dada ini. Aku sangat takut. Apa hubunganku akan bartahan lama? Apa cintaku akan selalu ada di dalam hatinya?

Aku sungguh takut, takut kehilangan dia.. mengapa dia tidak cerita padaku?? Apa dia tidak mempercayai ku?? Hingga aku harus mendengar dari Appanya…

~~~~~~~~~~~~~~

Tok Tok Tok…
Aku buka mataku perlahan, tapi mataku perih terkena sinar matahari, ku tutup kembali dan ku buka lagi. Kini mataku sudah terbiasa dengan cahaya yang datang dari jendela kamarku itu.
Tok Tok Tok…

“Nona sudah bangun???”
“Enghhhhh..ada apa? Masih pagi mengapa kau membangunkan aku?”

“Mmmh.. ini nona, ada kiriman bunga untuk nona..”
Bunga?? Siapa yang sudah mengirim bunga pagi-pagi sekali? Batinku.
“Yasudah, bawa masuk ke sini bi…”
“Baik nona,lalu saya letakkan di mana bunganya?”
“Coba sini, aku mau lihat”
Mawar putih? Bunga ini…
“Mmh..bi ,kok tidak ada nama pengirimnya.. mana kartunya??”
“Maaf nona, tadi pengantar  bunganya tidak memberikan kartu apa-apa.. kalau begitu saya permisi nona..”
“Oh begitu, yasudah. Gomawo bi… hmmm.. ini pasti dari dia. Iya, tidak salah lagi. Ini pasti dari Kim Youngwoon, kekasihku yang tampan itu… hhihihii.. senangnya pagi-pagi sudah mendapat bunga…”

Uh? Tiba-tiba aku teringat dengan kejadian tadi malam.. Aku terbaring lagi, ku letakkan mawar putihnya di sisiku. Ku pandangi mawar itu..
“Youngwoon-ahh, saranghae…”

~~~~~~~~~~~~~~

Yongwooon POV

“Sudah jam segini mengapa dia belum keluar juga, apa dia makan di dalam?..”

1 menit…

5 menit…

13 menit…

“Ah! Itu dia..”

End OF Youngwoon POV

Author POV

Youngwoon keluar dari mobilnya dan segera menghampiri Jungsu yang berada di depan Restoran, ia sedang mendekati mobilnya. Youngwoon menggenggam lengan Jungsu tiba-tiba.
“Yeobo?? Waeyo???” Tanya Jungsu heran.
“Ikut aku, kita bicara…” Tarik Youngwoon.
“Kita mau ke mana?”
“Jagiya, masuk mobil dulu…”
Jungsu kemudian masuk ke mobil Youngwoon. Tanpa berkata-kata lagi Jungsu menuruti permintaan kekasihnya itu. Youngwoon pun segera membawa Jungsu pergi meninggalkan tempat itu..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED


Promise [Part 6]

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Olivia Kang

Cast : Kim Youngwoon, Park Jungsu



Youngwoon POV

Terdengar kicauan burung. Ahh apa ini sudah pagi? Kulihat waktu menunjukan pukul 06.45. Hhhhuaaaaaammmm… rasanya malas beranjak dari tempat tidur. Pikiranku melayang-layang, apa yang akan aku lakukan hari ini?? Tiba-tiba sosok wajah Kibum muncul di pikiranku.

“Aaagghhhhh..tidak..tidak..tidaak.. lupakan… lupakan..lupakaaan..”

Ku tutup kepalaku dengan bantal, semoga bantal itu bisa menghapus bayang-bayang Kim Kibum. Sepertinya aku harus mengguyur kepala ini. Berjalan perlahan ku arahkan tubuh ini menuju kamar mandi….

~
“Hhuuffff.. terasa lebih baik setelah mandi.”

Hanya sehelai handuk yang menutupi tubuh bagian bawahku, saat ku buka lemari..

“Mwo????..Aisshh, aku tidak banyak membawa CD… Hahh sepertinya rencanaku hari ini adalah belanja pakaian ,terutama CD”

~~~~~~~~~~~~~

Sampai aku di Kangnam Mall. Tujuan utama ku adalah membeli CD yang stoknya sudah habis untuk beberapa hari ke depan. Tiba-tiba ponsel ku berbunyi..

~No I cant stop thinking about you girl.. Neol nekoro..~

“Yeoboseyo.. Ne,Appa??..”

DUGG!!!

“Aduhh..ahh..”

Rintih seseorang terjatuh di sampingku.

“Ahh..mianhamnida….gwaenchana???”

Spontan aku meminta maaf, ternyata aku bertabrakan dengan seorang yeoja.

“O.oohh gwaenchanseumnida.. mian, tadi aku serius perhatikan ponsel ku  tapi tidak perhatikan langahku”. Jawab yeoja itu.

‘”Aku juga minta maaf, kita sama-sama sibuk dengan ponsel.Kamu yakin tidak apa-apa??”

“Iya aku tidak apa-apa”

Aku bantu gadis itu membangkitkan tubuhnya. Ku sentuh pinggul mungilnya untuk membantunya berdiri. Ponsel kami dua-duanya terjatuh, segera aku bantu mengambilnya.

“Ah? Ternyata ponsel kita merek dan tipenya sama.. Ini ponselmu..”

“Ne, kamsahamnida…mianhamnida aku harus pergi. Annyeong haseyo..”

Yeoja itu menundukkan kepalanya.

“Tunggu, tapi ponsel kamu tidak apa-apa karena terjatuh tadi?”

Yeoja itu mencoba membolak-balik kan ponselnya.

“Ah tidak apa-apa, aku permisi duluan..Annyeong haseyo..”

“Ne, Annyeong haseyo..”

Yeoja itu berlalu dengan senyuman manis di bibirnya. Aku terseyum melihat yeoja itu. Cantik. Cardygan putih dan syal putih yang melingkar di lehernya, dengan pakaian serba putih itu membuatnya bersinar di mataku. Ah, apa yang aku pikirkan. Hhuff kacau.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jungsu POV

Setelah tragedi tadi aku langsung menuju toilet untuk merapikan tatanan rambut dan make-up.

“Hhummm.. ponsel ku tidak lecet..efffttt,,pergelangan kaki ku agak linu..senut-senut..hhuffftt make-up ku ga berantakan.. Oh! Aku lupa tlp Heechul. Mana,mana ponsel..ponsel..MWO???? OMONA!!! Kenapa wallpaper ku berubah, siapa yang mengganti gambar woon-woon ku??…huhuhu..OMO! bukan. Ini bukan ponsel ku. Ah jangan-jangan ponsel ku tertukar sama namja tadi! Tipe ponsel kita kan sama.. Aduhh.. bagaimana ini??!!!”

Tanpa pikir panjang aku berlari mencari, tidak lebih tepatnya mengejar namja tadi. Semoga dia belum jauh dari tempat tragedi tadi. Hhhuhukss..

Aku tidak berhasil menemukannya, aku terjatuh lemas gara-gara mengelilingi Mall ini tapi hasilnya nihil. Aku bolak-balik ponsel itu yang sedari tadi ku genggam. Harus aku apakan ponsel ini? Aku tidak mengenal namja itu. Kenapa tadi aku tidak memeriksa lebih detail lagi waktu dia bertanya tentang ponsel ini? Kenapa aku tidak menanyakan namanya? Ah tapi untuk apa juga aku mananyakan namanya, itu tidak akan membantu juga. Hhuuuuaaa..babo babo babo. Karena kesal aku menjitak-jitak kepalaku sendiri..

”hhuuffftt..ottokhe??”

~~~~~~~~~~~~~

Youngwoon POV

“Ahh haha.. kalau sudah CD di tangan sudah aman.. ahh.. nyamannya..”

Ku rebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Lalu ku rogoh saku jaketku mengambil ponsel.

“Anjing??????????????… MWO!!??”

Aku kaget dan terbangun dari tempat tidur. Ternyata ponselku tertukar sama yeoja itu. Apa ini? Anjing?.. yeoja yang unik. Apa tidak ada gambar yang lebih manis dari gambar seekor anjing yang terpajang besar di wallpapernya. Hahahaaa..

“Ah ya! Aku akan tlp no ku saja”
ternyata tersambung dan aku manunggu yeoja itu mengangkat tlp dari ku.. tapi tidak ada jawaban..

“Uh? Ada apa? Kenapa dia tidak mangangkatnya?? Seharusnya dia mengangkatnya. Apa dia tidak khawatir dengan ponselnya yang tertukar ini?? Ahh.. aku coba lagi..”

Omel ku karena gadis itu tidak menjawab tlp dari ku, semoga kali ini dia menjawabnya..

“Oh! Yeoboseyo.. mian ini aku yang tadi menabrakmu. Kamu masih ingat kan? Oya sepertinya ponsel kita tertukar..…jadi bisakah kita bertemu?……..kalau begitu kapan?…….Oke, kita bertemu di sana.. Kamsahamnida…Annyeong haseyo”

…..tut tut tutt ..

Ku rebahkan kembali tubuhku di tempat tidur.

“Oke, besok jam 15.00. jangan sampai lupa..hhehee..”

Pikiranku meleyang-layang mengingat kejadian tadi siang saat bertemu yeoja itu. Ku ambil ponselnya. Mirip… benar-benar merek & tipe yang sama. Ku pejamkan mata ini…

~~~~~ ~~~~~~~~~

Jungsu POV

Ponsel itu bordering…

~No I cant stop thinking about you girl~

“Aduhh.. dari nomer? emmhh.. aku angkat tidak ya? Ahh jangan itu bukan milikku”

Akhirnya ponsel itu berhenti berdering, tapi selang beberapa detik ponselnya berdering lagi.

“Aduhh.. siapa sihh..apa aku jawab saja?..emmhhh yeoboseyo? Nuguseyo?.. Oh ne aku masih ingat. Iya ponsel kita memang tertukar….oh bisa….emmmmh besok saja jam 15.00 di Cafe Mall Kangnam…. Ne cheonmaneyo… Ne annyeong..”

Aku berfikir … benar juga,kenapa tidak dari tadi siang aku tlp no ku sendiri???? Ahhh jeongmal babo babo babo!!!….
~~~~~~~~~~~~~

Youngwoon POV

Setelah bertemu rekan bisnis bersama Appa, aku langsung menuju Cafe Mall Kangnam. Sesampainya di sana ternyata dia sudah menunggu ku. Dia terlihat manis sekali dengan dress pendek berwarna putih polos, perpaduan yang manis dengan syal putih panjang yang  membalut lehernya namun masih terurai sampai pahanya.

“Annyeong haseyo..”. Sapaku.

Dia menoleh ke arahku, dengan tersenyum dia menjawab.

“Ne annyeong haseyo..”

“Mianhamnida sedikit telat, tadi masih ada urusan yang harus di selesaikan dulu. Kamu sudah menunggu lama di sini?”

“Oh gwaenchanayo. Aku juga baru datang kok..”
Di setiap ucapannya, senyum itu selalau menghiasi bibirnya.
“Oh begitu..aku kira kamu sudah menunggu  lama..”

“Belum kok, ayo silahkan duduk..”

“Ne, kamsahamnida….. Oh kenalkan Kim Youngwoon imnida”

Ku jabatkan tanganku padanya dan dia pun menyambutnya.

“Park Jungsu imnida”

“Oya, ini ponselmu aku kembalikan..”

“Oh ne, Kamsahamnida. Dan ini ponselmu. Mianhamnida sudah merepotkanmu”
Yeoja itu, Jungsu namanya. Senyumnya yang manis itu menghentak debaran jantungku. Ada apa ini??

“O.o.ohh…aniyo, gwaenchanseumnida”

“Gara-gara keteledoranku sampai jadi seperti ini. Huhh benar-benar merepotkan..”

“Ne….”

Hahh????? Apa yang barusan aku katakan? Bodoh…gawat.gawat…gara-gara senyumannya aku menjadi seperti ini.

“Ne??”

“Oh.oh.. maksudku, gwaenchanseumnida Jungsu-ahh..”

“Oh! Hehehe..”

“Oya, kamu mau pesan minum apa? Apa kamu..”

“Ahh woonwoon ku..so cute sekali kamu di sini..”. Dengan tiba-tiba sambil memandangi ponselnya.
MWO?????? Wo….woon…woonwoon???!! itu….ahh konyol….jadi nama anjing itu woonwoon?! Ahh.. jeongmal!!!.itukan namaku  L  .. Batinku.

“Youngwoon-sshi?”

Suaranya memecahkan pikiranku tentang nama anjing itu.

“Ne??”

“Gwaenchana??”

“Ne, ne gwaenchanseumnida.. oya kamu mau pesan apa?”

Kami pun segera memesan makan dan minum. Sesekali aku memandangnya, matanya berbinar, dan jantungku kembali berdetak sangat kencang. Membuat steak yang ada di mulutku sulit sekali masuk ke tenggorokan.

“Eeugh.. uhhuk.. uhukk..huuk.. hhuk..”

“Uh? Youngwoon-sshi, kamu tidak apa-apa kan? Ayo minum ini dulu..”

Ahh.. sial. Tiba-tiba aku tersedak. Jungsu menolongku, dengan lembut dia menepuk tengkuk ku. Sorot matanya yang khawatir itu terlihat saat dia memberiku minum dengan menyodorkan segelas air ke mulutku.

“Uhhukk..uhh.. kamsahamnida..sudah, aku tidak apa-apa”

“Oh begitu, .. oh itu ada sesuatu di situ!”
“Di mana?”

“Itu.. sini aku bantu..”

Dia mengambil sehelai tisu lalu mebersihkan sesuatu yang ada di wajahku. Jangan sampai wajahku terlihat memerah di depannya… Semoga..

~~~

Kemudian kami pun selesai makan, karena tidak ada lagi yang perlu kami bicarakan, kami berdua pun beranjak pulang.

“Youngwoon-sshi, sekali lagi terimakasih ya. Maaf aku telah merepotkanmu.. aku jadi tidak enak..”

“Hhehe,gwaenchanayo.. aku tidak merasa direpotkan..”

Sesampainya di tempat parkir kami berpisah. Hahh.. apa masih bisa aku bertemu dengannya???..

“Oya, mobil kamu parkir di mana?”

“Oh di sana, kalau begitu aku pamit Youngwoon-sshi. Annyeong haseyo..”

“Ye, annyeong haseyo”

Ketika ia maju satu langkah, syalnya tertarik. Ohh ternyata benang di syalnya ada yang tersangkut di kancing jas yang aku pakai. Dia menghentikan langkahnya dan terkejut melihat kancing jas ku yang tersangkut dengan syal yang ia kenakan. Kami berdua berusaha untuk melepaskannya, tak sengaja aku menyentuh tangan halusnya. Dia menatapku perlahan, aku sedikit merasa canggung. Tapi sepertinya dia tidak masalah dengan itu, karena dia langsung melanjutkan melepas benang di kancing jas ku. Akhirnya benang-benang itu lepas juga, kemudian kami berdua menuju mobil masing-masing. Tubuhku berbalik kembali menatapnya yang sudah masuk ke dalam mobil. Aku merasakan perasaan yang sudah 6 tahun lalu pernah aku rasakan. Kini… detik ini… perasaan itu muncul kembali.

~~~~~~~~~~~~~~

5 hari kemudian…

Jungsu POV

Tok Tok Tok..

“Ya..silahkan masuk”

“Annyeong haseyo , saya hanya ingin memberi hasil laporan pengeluaran dan pemasukan bulan ini..”

“Oh ,baiklah. Silahkan.. Oya, bagaimana dengan karyawan baru. Apa sudah ada yang mengisinya? Melihat pengunjung restoran kita selalu penuh, saya ingin kamu secepatnya mendapatkan pengganti karyawan yang cuti itu..”

“Geudae, saya sudah mendapatkannya. Minggu depan dia sudah bisa mulai bekerja.”

“Emm.. bagus kalo begitu. Oya, saya minta kamu cek ulang bahan-bahan bumbunya. Saya tidak mau saat saya mengeceknya masih ada bumbu-bumbu yang spoil. Jadi tolong kamu cek kembali..”

“Ne, saya permisi ..”

“Ya, silahkan..”

Ku lihat jam menunjukan pukul 12.30. Hhmmm.. waktunya makan siang. Aku berniat ingin pulang dan menyantap masakan Umma ku. Saat aku berjalan di depan lobi resto ku, aku melihat seseorang duduk di salah satu meja resto. Di lihat dari postur tubuhnya sepertinya tidak asing lagi. Segera ku hampiri orang tersebut..

“Annyeong haseyo..Youngwoon-sshi??”

“Ne? Oh annyeong..”

Ternyata benar dia Kim Youngwoon. Namja yang ku temui 5 hari yang lalu. Dia datang ke restoranku untuk makan siang, yang kebetulan letak kantor relasinya berada di belakang restoranku. Aku pun menemaninya makan siang. Entah mengapa tiba-tiba dia bercerita tentang masalah pribadinya. Entah apa yang harus aku katakan, aku hanya bisa menjadi pendengar yang baik. Hanya dengan mengobrol beberapa saat saja aku merasa bahwa dia orang yang baik dan hangat. Pribadi yang jujur dan tegas, membuatnya semakin menarik. Ah?? Apa yang aku pikirkan.. mungkin karena aku merasa simpati saja padanya^^…

“Lalu apa kamu akan bertahan mencintainya??”. Tanyaku.

“Aku..entah. Aku tidak mengerti dengan perasaan ini. Emmmhh.. hari minggu aku mau kembali ke California. Aku akan menghapus semuanya dan akan memulainya dari awal lagi di sana. Mungkin itu yang terbaik untuk aku dan dia”

“Kamu serius dengan keputusanmu??”

“Ya, aku serius. Tapi……”

“Tapi apa???”

…..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED


Promise [Part 5]

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Nissa Han

Cast : Kim Heechul, Choi Siwon, Hangeng, Kim Kibum

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Untuk Heechul hari harinya kini selalu di isi oleh Hangeng yang selalu datang tiap kali ia butuh seseorang atau sedang sedih, kadang ia heran dengan sikap Han itu, ia bertanya tanya mengapa Han melakukan semua itu? Tapi di lain sisi ia senang Han melakukan semua itu padanya. Suatu hari Heechul berpura pura sedih dan murung , jam kulih pun sudah usai.

“Kenapa kau? Mengapa dari tadi pagi wajahmu tidak enak dilihat sama sekali?” tanya Han.

“Kata kau aku tidak boleh berpura pura, ya aku lagi sedih, makanya aku seperti ini.”

“Ada apa lagi? Ceritakanlah !”

“Aku sedih , sekarang sudah tidak ada lagi yang mengantar dan menjemputku ke kampus!”

“Oh… ternyata begitu, yasudah aku pulang duluan ya.”

Kata Hangeng santai lalu pergi, Heechul kaget dengan respon Hangeng ini.

“Ya !! Kau !”

Teriak Heechul…. Hangeng menoleh.

“Wae? Ada apa lagi?”

“Aaiiishhh.. namja bodoh ini.”

Gumam Heechul lalu lari mengejar Hangeng.

“Mengapa kau tidak menawariku untuk pulang bersamamu?”

“Oh…ternyata kau ingin pulang bersamaku”.

Hangeng pura pura bodoh.

“Wahhh.. jangan jangan kau sudah mulai menyukaiku ya? Hahaha senangnya”    kata Han enteng.

Pletakk!!!

Heechul menjitak Hangeng, Heechul memanyunkan mulutnya.

“Yasudah aku tidak jadi meminta kau mengantarku pulang!!”

“Loh?.. wae?”. Tanya Han kaget.

“Habis kau terlalu percaya diri”

“Hahaha.. aku kan tampan jadi aku percaya diri.”

“Omo!… kau ini.!”    Kaget heechul.

“Ayo !”

“Tidak mau..”

“Apa perlu aku gendong untuk naik ke motorku?”

“Tunggu tunggu tunggu…. kenapa sekarang kau yang memaksa?”’

“Mau ikut tidak? Tidak mau yasudah”    katanya lalu pergi.

“Ani.. aku ikut!!!” Heechul mengejar Han.

~~~~~~~~~~~~~~

Keesokan paginya saat Heechul keluar rumah untuk berangkat ke kampus, ia kaget, Hangeng dan motornya sudah siap di depan pintu gerbang rumahnya.

“Hangeng… sedang apa kau pagi pagi di sini?”

“Supaya kau tidak sedih, memangnya apa lagi?”

“Supaya tidak sedih? Maksudnya?” Heechul benar benar tidak mengerti.

“Kemarin kau bilang kau sedih gara gara tidak ada yang mengantar dan menjemputmu, yasudah mulai sekarang aku akan melakukannya.”

“Hah ?? Ya ampun Han.. kemarin itu aku hanya main main, mianhae, aku jadi merepotkan mu begini.”

“Aku tidak peduli kemarin kau main main atau tidak, yang jelas aku akan lakukan  apa yang kau minta kemarin.”

~~~~~~~~~~~~~~

Siwon POV

Hari ini aku sudah berjanji mengajak Kibum nonton, dan aku akan berbicara padanya, aku akan mengajaknya bertemu kedua orangtuaku untuk membicarkan pernikahan, baiklah lebih baik aku bersiap siap. Setelah siap aku langsung berangkat ke apartmentnya.

“Kibum-ah.. apa kau sudah siap?” tanya ku.

“Oh.. ne Siwon-sshi, ayo !”

Ajaknya setelah keluar dari kamarnya.

“Ayo” jawabku

“Siwon-sshi..tunggu!” kata Kibum tiba tiba.

“Waeyo?”.

Ia mendekatiku, kedua tangannya melingkari leherku.

“Kerah bajumu belum benar.”

Ia membenarkan kerah bajuku, tubuh dan wajahnya begitu dekat dengan ku. Jantungku berdebar kencang, ada apa ini, perasaan apa ini?.

“Oke sudah benar, ayo !” katanya.

Aku masih terdiam di tempat, kaget dan bingung dengan apa yang kurasakan, mengapa ia begitu baik dan perhatian, batinku.

“Siwon-sshi…..” panggilnya..

“Oh.. ne.. ayo “

~~~~~~~~~~~~~

Kami sudah selesai menonton, kelihatannya Kibum senang, ia banyak tersenyum sekarang, aku jadi merasa ikut senang . Tapi tunggu… mengapa aku begitu senang melihat ia tersenyum sekarang? Apa aku sudah menyukainya?.

“Siwon-sshi.. aku haus, aku mau membeli minuman, kamu mau?”

“Ah.. kau haus? Biar aku saja yang beli, kau tunggu di sini saja ya!”

Aku langsung pergi membeli minuman, setelah selesai membeli aku kembali dan kulihat Kibum sedang melihat kearah toko peralatan bayi, ia tersenyum, senyum yang sangat manis, aku pun jadi ikut tersenyum, aku seperti sedang melihat istriku dan calon bayi kita yang akan lahir. Aku terlalu asik dengan fikiranku, sehingga aku berjalan, dan tidak sadar..

Tiinnn Tiinnn……..

“Siwon-sshi…… Awas !” teriak kibum.

Ia berlari dan mendorong tubuhku ke pinggir jalan dan…..

Ciiiiiiiiitttttt !

Mobil itu berhenti mendadak, tubuh Kibum tertabrak dan terpental.

“ANDWAEEE !!!!! ….” teriakku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hangeng POV

Hari ini aku ingin mengambil foto foto bunga  lily di taman bunga, tapi hari ini aku bersama Heechul, dia bilang dia ingin ikut denganku.

“Chullie tolong ambilkan kamera ku yang satu lagi di tas.”

Heechul sedang duduk di bangku dengan tasku di pangkuannya.

“Ne..” jawabnya

“Ini , Han aku boleh melihat isi album foto yang ada di tas mu, tadi aku melihat ada album foto.”

“Lihat saja.. itu koleksi gambar gambar lilyku”.

Lalu aku melanjutkan kegiatanku.

-Setelah 1 jam-

“Ah.. kukira ini sudah cukup”   Aku kembali ke kursi.

“Ini minum…” Tawar Heechul.

“Gomawo.”

Aku meminum air itu, dan tiba tiba ia mengelap keringatku dengan tisu di tangannya..

DEEG!

Mengapa ia melakukan ini, tidak tidak.. perasaan ini jangan muncul lagi, jebal… jebal… Han.. tenang tenang! Batinku.

Aku hanya tersenyum membalas perbuatannya.

“Han.. boleh ku tanya sesuatu, foto foto di album itu, sejak kapan kau mengambilnya?”

“Kalau di album yang kau lihat tadi, itu foto foto lama, itu koleksiku dari aku masih di bangku SMP.”

“Oh…” jawabnya.

“Han.. kita foto bersama yuk”

Ajaknya tiba tiba.. lalu kami mengambil beberapa pose. Setelah foto itu jadi.

“Wah.. kau memang selalu terlihat tampan seperti pertama kali aku melihatmu” gumamnya.

DEEG!

Untuk kedua kalinya, jantungku berdetak cepat dibuatnya.. Tidak Han.. Jangan.. buang jauh jauh perasaan mu yang dulu, batinku.

“Han foto yang ini buat ku yah.”

“Hmm.. pilihlah sesukamu.” Jawabku

“Aku mau yang kau dan aku terlihat tampan dan cantik di foto itu, hehe”

“Iya iya terserah kau saja.”

Lalu ia meletakan foto itu di dalam bukunya, dan kulihat di dalam bukunya masih ada fotonya dengan Siwon. Mengapa aku sedikit kesal melihat foto itu. Aiisshh Han kau tidak ada hak untuk kesal. batinku. Lalu aku bertanya padanya.

“Apakah kau masih mencintai Siwon?”

Heechul diam.

“Aku sulit melupakannya.”

~~~~~~~~~~~~~

“Sial… sudah ku duga pasti perasaan ini akan muncul lagi.”

Ku rebahkan tubuhku di atas tempat tidur.

“Aku tidak boleh punya perasaan ini, dan dia pun masih mencintai Siwon, aku harus melupakannya ! tapi bagaimana caranya?. Ah.. kupikir sekarang dia sudah tidak sedih lagi, sepertinya tugasku sudah selesai.”

Aku mendapatkan ide untuk menghapus perasaan ini. Ah…. aku harus sanggup !

~~~~~~~~~~~~~

Heechul POV

“Han? Apa maksudnya? Foto itu? Foto lily itu….namaku…. lalu tanggal di foto itu.. tertulis tanggal dan tahun saat aku masih SMP dulu. Apa han waktu itu?… ah mana mungkin!”.

Itu pertanyaan yang terus ada di fikiranku, sejak tadi siang kulihat namaku tertulis di foto salah satu bunga lily milik Han.

“My Lily = Heechul”

“Han.. jika memang iya, mengapa kau tak mengatakannya.”

Aku lalu teringat dengan kata kata Han , ia menyukai lily karena seseorang yang ia sayangi seperti lily.

“Han.. apa ini benar??”

Tiba tiba aku dikagetkan dengan bunyi sms ponselku, kubuka.

#From Hangeng : Heechul karena waktu wisuda kita masih sekitar 1 bulan lagi, aku mau pulang ke China besok, mianhae terlalu mendadak memberitahumu, kau di sini jangan selalu menekuk wajahmu, nanti orang orang takut melihatmu, oke, aku akan merindukanmu, bye..

“Apa?? Kenapa mendadak sekali sih dia memberitahunya!”

Tiba tiba aku merasakan hatiku hampa, aku takut… tapi aku tidak tahu takut karena apa.

~~~~~~~~~~~~~

Kibum POV

Aku membuka mataku.. silau.. cahaya dari jendela sangat menyilaukan mataku… ah… badan ku sakit, kepalaku pusing… dimana ini?

“Kibum kau sudah sadar?” kudengar suara Siwon, tangannya menggenggam tangan kiriku.

“Siwon-shii dimana ini? Apa yang terjadi?”.

Lalu Siwon menceritakan semua yang terjadi.

“Kau sudah pingsan selama 2 hari, mengapa kau begitu bodoh , hah? Mengapa kau menolongku dan membiarkan dirimu tertabrak?”

Omel Siwon, tapi dapat kulihat kekhawatiran di matanya.

“Mianhae Siwon-shii, tapi apa lagi yang harus kulakukan selain menolongmu.”

“Lain kali jangan lagi kau membahayakan dirimu!”   . Aku mengangguk.

“Kibum-ah…ada lagi”    kata Siwon ragu-ragu.

“Hmm.. ada apa Siwon-shii?”

“Kau.. kau… keguguran Kibum..”.

Aku sangat kaget !! Jantungku berdetak cepat !!

“Ke..keguguran?”.

Siwon menganggukan kepalanya, tak terasa air mata ini mengalir di pipiku, aku merasa tiba tiba badanku tidak bertenaga, Siwon mengencangkan genggaman tangannya, ia mengusap air mataku, aku bodoh.. bodoh.. mengapa ini sampai bisa terjadi.

“Mianhae Siwon-shii.. aku benar-benar tidak berguna, aku tidak bisa menjaganya.”

Aku menatap kearah jendela dengan tatapan kosong, tetapi air mata ini semakin deras keluar.

“Tidak Kibum, maafkan aku, ini salahku, seharusnya ini tidak perlu terjadi padamu dan anak kita!”.

Aku sedikit tertegun dengan kata  ‘anak kita’  yang Siwon katakan barusan.

~~~~~~~~~~~~~

Author POV

Semalaman Heechul terus memikirkan semua itu, apa ia harus bertanya untuk memperjelas atau tidak, mengapa Han memutuskan pergi sangat mendadak dan semua ingatan kebaikan dan perhatian Han selama ini dapat teringat jelas di fikirannya seketika. Rasa takut, khawatir dan bingung yang ia rasakan sekarang membuat Heechul belum terpejam juga, padahal jam sudah menunjukan pukul 3 pagi. Keesokan harinya ia bangun saat waktu menunjukan pukul 10 pagi, ia kaget mengapa ia bangun setelat ini, lalu ia teringat lagi dengan masalah yang ia pikirkan semalam, akhirnya ia memutuskan untuk bertanya. Ia segera mandi dan pergi kerumah Han, ia takut Han sudah pergi kebandara, dan benar saja ketika ia sampai kerumah Han, bibi Zhang mengatakan Han sudah berangkat 1 jam yang lalu. Heechul lemas seketika lalu ia mencoba menelfon Han. Ia merogoh kantong celana mencari handphone nya, ia lupa ia tadi buru-buru, ia tidak sempat membawa handphone nya tadi. Bibi Zhang menyarankan untuk menyusulnya ke bandara karena pesawat Han take off pukul 11.00. Heechul mencari cari Han di bandara, ia memanggil manggil namanya, kakinya lemas, ia ingin sekali menangis, tapi ia teringat kata kata Han agar tidak lagi menunjukan wajah jeleknya didepan orang banyak. Setelah mencari selama 10 menit Heechul putus asa..

Ia terduduk lemas di bandara, ia menangis karena sudah tidak kuat lagi menahannya.

“Maaf Han.. aku menangis lagi di depan orang orang seperti ini… tapi aku tidak salah ! ini juga karena salahmu. Ya salahmu meninggalkanku !”

~~~~~~~~~~~~~

Sudah 1 minggu Kibum dirawat di rumah sakit, selama itu pula Siwon tidak pernah absen menjagannya, dan hari ini kibum sudah bisa pulang, Siwon mengantarnya ke apartment, Siwon memapah Kibum untuk istirahat di tempat tidur.

“Apa kau lelah Kibum? Kau ingin minum?”    Kibum mengangguk lemah.

“Tunggu sebentar aku ambilkan kau minum dulu.”    Kibum merasa ia sangat merepotkan Siwon..

“Siwon-shii sudah.. sudah tak apa, kau pulanglah, aku tidak apa apa, kau pasti lelah.”

“Tapi bagaimana denganmu?”   kibum tersenyum.

“Pulanglah .. aku sudah baikan aku bisa melakukan semuanya sendiri kok ”.

“Kau yakin?”.

“Ne, gomawo sudah mengkhawatirkan ku.”

“Baiklah kalau itu mau mu, aku pulang ya, jika ada apa apa tolong kau hubungi aku.”

Lalu siwon mencium kening Kibum lembut.. Kibum kaget..

“Siwon-shii..”.

Siwon tersenyum lalu pergi. Sebenarnya Siwon berat meninggalkan Kibum sendiri, ia tahu sekarang Kibum masih sangat sedih karena Kibum keguguran, dari situ Siwon sadar, ia sudah menyayangi Kibum, bukan lagi rasa kasihan seperti dulu. Sekarang ia ingin menjaga Kibum dan membuat Kibum bahagia.

Suatu hari Siwon mengajak Kibum jalan jalan ia ingin Kibum tersenyum seperti dulu lagi, mereka melihat lihat pemandangan yang indah, bercanda bersama, memakan permen gula-gula, saat sudah lelah mereka memutuskan untuk istirahat dan mencari tempat duduk, tetapi di jalan mereka melihat satu keluarga kecil yang bahagia, ayah, ibu dan anak laki laki sedang bermain, wajah Kibum berubah jadi sedih, ia terus memandangi keluarga itu, Siwon heran lalu ia melihat ke arah yang Kibum lihat, ia tahu perasaan Kibum sekarang, tiba tiba Siwon menggenggam tanggan Kibum, Kibum kaget !!

“Ayo sebentar lagi kita sampai di bangku itu.”

Siwon menarik Kibum dan mengajak ke bangku yang ada di bawah pohon rindang. Akhirnya mereka istirahat untuk beberapa menit , mereka hanya saling diam .

“Siwon .. apa kau membenciku?”.   Tanya Kibum tiba tiba.

“Apa? Benci? Kanapa aku harus membencimu?”.

“Aku tidak…… sudah lupakan.”

Ekspresi Kibum langsung berubah senang lagi, tapi Siwon tau itu hanya pura-pura.

“Oh Siwon-shii kau berkeringat.. mianhae”.

Lalu kibum mengelap keringat Siwon dengan tisu yang ada di tasnya.

“Gomawo..”    Siwon tersenyum.

~~~~~~~~~~~~~

Siwon POV

“Akh… acara tv tidak ada yang menarik”.

Ku matikan tv dan melempar remote nya ke sembarang tempat.. dret..dret..drett ada sms.

#From  Kim Kibum : Siwon-shii Gomawo sudah menjagaku selama di Korea, aku pulang sekarang ya, aku sudah ijin pada orangtuamu. Maaf sudah merepotkanmu. Aku tidak akan melupakanmu.

“APA?? Dia sudah mau pulang? Kenapa baru bilang?”.

Aku berlari mencari umma.

“Umma mengapa kau tidak bilang padaku kalau Kibum mau pulang sekarang?”.

“Loh… bukannya kau sudah tau, Kibum bilang kau yang akan mengantarnya ke bandara.”

“Aiisshh… orang ini !”

Aku langsung ganti pakaian dan menyusulnya ke bandara, saat di mobil aku mencoba menelfonya.

“Yeoboseo…”

“Yeoboseo.. Kibum-ahh..aish kau ini, dimana kau sekarang?”

“Aku di bandara Siwon, wae?”

“Kau … Tunggu aku.. aku akan kesana!”

“Ne”.   Jawabnya.

Aku menutup telfonnya dan mengendarai mobilku lebih cepat.

Sesampainya di bandara aku mencarinya, aku lihat Kibum sedang duduk tertunduk, sepertinya menangis.

“Ya !! Kibum.. mengapa kau melakukan ini padaku.”

Dia kaget lalu berdiri dari duduknya.

“Mianhae Siwon-shii.. aku pikir kau sudah tidak ada tanggung jawab apa-apa lagi padaku, aku sudah tidak mengandung anakmu.”

“Tapi…..”

“Aku tidak ingin menjadi bebanmu lagi, sekarang mungkin kau bisa kembali lagi pada kekasihmu, maaf karena telah memisahkan kalian berdua.”       Kibum memotong omonganku.

“Ya !! STOP !”

Aku sedikit berteriak menahan kesal. Aku mengambil nafas sebentar meredakan kemarahanku.

“Mengapa kau terus membuat dirimu menderita, kau terus saja ingin menanggung aib itu sendiri dan kau terus saja ingin membuatku menjadi lelaki yang tidak bertanggung jawab ! Satu lagi.. aku sudah putus dengan kekasihku dan tidak akan bisa kembali lagi !”

“Aniyo Siwon maksudku tidak seperti itu.”

“Apa kau ingin membuatku menderita dan patah hati, khajima kibum-ahh khajima.. jebal ..!”

“Tapi… mengapa?”

“Saranghae kibum-ahh…”

“Si..Siwon-shii…..”

“Mau kah kau menikah denganku? Aku akan berusaha menjadi yang terbaik untukmu, walaupun kau tidak mencintaiku, tapi suatu saat nanti rasa itu pasti akan ada untuk ku.”    Kulihat Kibum menangis..

“Uljima..”

Ku usap air mata di pipinya.

“Na..nado saranghae.”   Aku kaget.

“Chinca??”

Kupeluk tubuhnya, ia mengangguk di dalam pelukanku.

“Jangan pulang Kibum-ahh.. setidaknya tidak hari ini, kau akan pulang ke California bersamaku nanti, kita akan meminta restu pada ayahmu, kau mau?”.

Ku lepas pelukannya.. ku tatap wajahnya, ia tersenyum, senyum yang sangat manis.

“Ne, aku mau.”

Ku kecup keningnya.

“Kalau begitu, khaja! kita pulang kerumah ku, kita bicarakan pada orangtua ku.”

Siwon merangkul Kibum mesra.

~~~~~~~~~~~~

Author POV

Sudah hampir tiga minggu Hangeng tidak menghubungi Heechul sama sekali, Heechul kesal mengapa Han begitu lama di China, apa ia sudah dilupakan oleh Han, Heechul mencari cara bagaimana ia bisa menghubungi Han, dia memutuskan untuk menemui bibi Zhang.

~~~~~~~~~~~~

Hangeng POV

Aku menuju ruang tamu untuk membaca koran pagi ini, kulihat Zhoumi adik sepupuku, siap siap untuk pergi.

“Gege aku pergi dulu ya.” Kata Zhoumi.

“Kau mau kemana pagi pagi?’

“Oh..ada urusan sebentar, gege apa hari ini mau pergi?”

“Tidak, kenapa?”

“Oh tidak apa apa, yasudah aku jalan.”

“Hmm.. hati hati !”

“Han….. sarapan sudah siap, ajak Zhoumi sarapan!” teriak mamaku.

“Zhoumi pergi ma, ada urusan katanya.”

Lalu aku menghampiri mama ke dapur.

-Siang Hari-

Tok tok tok..

“Gege ini aku”

“Masuk saja Zhoumi, kau sudah pulang?”

“Hmmm ini ada surat untuk mu ge”

“Surat? Dari?”

“Aku juga tidak tahu.”

“Yasudah xie xie Zhoumi.”

“Oke”.

Lalu Zhoumi keluar kamarku, kubuka surat itu, ternyata isinya adalah foto lily dan di belakanya ada tulisan.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

To : Hangeng

Ya !! Hangeng. Dasar Babo ! mengapa kau begitu lama meninggalkan lily mu, kau tidak takut lilymu layu atau akan di ambil orang! Cepatlah pulang !

Your Lily

Ku kerutkan keningku. Siapa yang mengirim ini???

“Gege jangan lama lama membaca suratnya, dibawah ada tamu untukmu”   teriak Zhoumi dari luar kamarku.

“Tamu? Syapa?”

“Lihatlah sendiri.”

“Iya tunggu sebentar.”

Lalu aku keluar kamarku, kulihat ada seseorang di ruang tamu, dia memandangi bunga bunga lily.

“HEECHUL??” ia menoleh.

“Han…”

“Se sedang apa kau di sini?”

“Mengapa? Sepertinya kau tidak senang aku datang?”

“Bukanya begittu.. tapi..”

“Pantas saja kau betah disini dan tidak pulang pulang ke Korea, kau mempunyai banyak lily cantik disini.”

Matanya sambil memperhatikan lily itu satu satu.

~~~~~~~~~~~~~~

Aku mengajaknya ketaman dekat rumah untuk mengobrol.

“Heechul bagaimana kau bisa datang kesini?”

“Dengan pesawat.”

“Ya!! Aku tau kalau hal itu”.

“Hehehe arasseo arasseo, aku meminta alamatmu pada bibi Zhang, dan ia menyuruh putranya menjemputku di bandara tadi.”

“Oh pantas saja Zhoumi , dasar anak itu.”

Tiba tiba wajah Heechul jadi serius.

“Han apa aku masih menjadi lily dihatimu?”

“Apa.. apa.. kau yang menulis surat itu?”

“Aku pernah melihat namaku di koleksi foto lilymu”

Kata Heechul tanpa menjawab pertanyaanku. Matanya terus menatap kedepan.

“Mengapa kau tidak mengatakannya sejak SMP dulu?”

Ia menoleh lalu tersenyum, aku menatap wajah manis nya.

“Mianhae aku pikir aku tidak mengatakannya kepadamu, karena cepat atau lambat aku akan pergi ke China, saat itu ekonomi keluargaku memburuk, betapa senangnya aku ketika tahu kalau kita akan menjadi  teman 1 kampus bahkan 1 kelas.” Kataku.

“Oh begitu, lalu kenapa kau begitu lama disini? Tidak pulang pulang?”

“Untuk menepis perasaanku, karena rasa yang dulu kurasakan padamu tiba tiba muncul lagi.”

“Kenapa? Kenapa kau melakukan itu  Han?”

“Karena jika aku membiarkannya, aku merasa aku ingin memilikimmu, tapi nyatanya aku tidak bisa, kau masih mencintai Siwon kan?”

“Kapan aku pernah bilang masih mencintai Siwon?”

“Saat kita mengambil foto lily bersama.”

“Ya ! dasar babo, aku waktu itu bilang sulit melupakan Siwon tidak bilang masih mencintainya, dan karena kau aku jadi bisa melupakannya, gomawo”.

Katanya sambil tersenyum.

“Oh iya ini… aku membawa undangan pernikahan untuk mu.”

Heechul memberikan undangan itu, dan kulihat tertera nama Choi Siwon & Kim Kibum.

“Ah… akhirnya orang ini menikah juga.”

“Pernikahannya tepat satu minggu setelah kita diwisuda nanti.”

“Oh begitu.”

“Han.. maukah kau datang bersamaku nanti?” tanya Heechul.

“Apa?… mmhhh…tidak mau”

“Tapi kenapa ?”

“Ada syaratnya?”

“Syarat? Apa?”

“Aku hanya ingin pergi dengan Lilyku!”

“Bukannya aku ini memang lilymu dari dulu.”

Katanya sambil malu malu.

Lalu Heechul beranjak pergi.

“Ya… kau mau kemana?” tanyaku.

“Mau pulang… pulang kerumahmu, mau mencabut lily lily yang ada di rumahmu, supaya kau hanya memperhatikan satu lilymu saja nanti yang ada di Korea!”   katanya.

“Ya !! Heechul jangan itu punya mamaku.”    Sambil kukejar dia.

~~~~~~~~~~~~

Akhirnya kami lulus dari Inha University, Siwon dan Kibum menjadi pasangan yang sangat serasi dan bahagia. Kugenggam tangan  Heechul di sampingku, dan kulihat ia tersenyum bahagia.

~~~~~~~~~~~~

Author POV

Akhirnya Hangeng melamar Heechul dan tidak lama dari itu mereka menikah ….

“Yeobo aku hamil… !!”    teriak Heechul suatu hari.

“Chincaro?”    Hangeng memeluk istrinya erat.

“Gomawo Heechul-ah.”

Hangeng mencium kening istrinya hangat.

Sembilan bulan telah berlalu akhirnya anak perempuan mereka lahir dan di beri nama Sungmin.

Hangeng POV

Chullie masih terlihat lelah setelah melahirkan, tapi di wajahnya tersirat kebahagiaan. Aku sangat bersyukur kebahagiaanku semakin sempurna dengan hadirnya Sungmin di tengah-tengah kami^^

-2 Tahun kemudian-

Uri Sungmin sudah tumbuh menjadi anak yang manis ^_^

~~~~~~~~~~~~

Setelah sekian lama Kibum dan Siwon menikah, akhirnya Kibum hamil, mereka sangat bahagia mendengar berita itu, Siwon menjadi sangat perhatian pada Kibum, dia tidak mau terjadi apa apa pada istri tercintanya dan calon anaknya itu..

Saat kibum sedang membereskan buku buku di ruang kerja Siwon, tiba tiba ada tangan yang memeluk dari belakang.

“Oh Wonnie kau mengagetkanku saja”

Siwon mencium kepala Kibum dari belakang.

“Kau sedang apa disini jagi?”

“Buku buku di lemari ini sangat berantakan, aku ingin membereskanya.”

“Tidak boleh… buku buku ini berat, biar aku saja yang membereskannya, kau istirahat saja.”

Siwon menggendong istrinya ke kamar.

“Ya! Wonnie! masa aku tidak kerja sama sekali.”

“Hmmm tidak boleh…”

Siwon tersenyum, dibalas senyuman manis oleh Kibum.

Sembilan bulan telah berlalu.. akhirnya Kibum melahirkan anak perempuan yang imut, chubby seperti umma-nya ,bayi mereka diberi nama Henry.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED


Promise [Part 4]

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Nissa Han

Cast : Kim Heechul, Choi Siwon, Hangeng, Kim Kibum


~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah ku antar Heechul sampai ke rumah, aku menuju taman, tapi Kibum sudah tidak ada, aku mengirim sms untukya.

#To Kim Kibum : Kibum.. kau di mana? Apa kau baik baik saja?.

Tidak lama ia membalas.

#From Kim Kibum : Aku di rumah Siwon-shii, ada apa? Aku baik baik saja.

Oh dia sudah pulang, aku akan ke apartemennya.

~~~~~~

Ku pencet Bell apartmenya…

TING TUNG TING TUNG

Tak lama ia pun membukakan pintu.

“Ah.. kau Siwon-shii, mengapa tak bilang mau datang?”. Katanya lembut, kulihat matanya masih sembab.

“Apa aku mengganggumu?”

“Tidak kok, silahkan masuk, Siwon-shii kau duduk saja dulu, aku ingin ke minimarket sebentar membeli sesuatu.”

“Ohya, baiklah..”.

Tidak lama Kibum pergi , ponselnya berdering, kulihat tertulis..

“My Young Calling…”

Ah dari kekasihnya, aku angkat tidak ya, aku angkat saja ah, ku katakan kibum sedang keluar.

“Yeoboseo… Mianhae ini bukan Kibum , Kibum sedang keluar.” Kataku.

“Apa kau Siwon, calon suamiya?”.tanya si penelfon.

Calon suami? Aku berfikir sejenak.

“Ah ya! .. aku Siwon.”

“Selamat ya.. walau aku belum bisa melepasnya, ku harap kau dapat menjaganya dengan baik, dia telah memilihmu, ku harap kau juga bisa menyayangi ayahnya, karena di dunia ini ayahnya lah yang sangat berharga baginya.”

“Tunggu, tapi apa maksudmu? Kibum sangat mencintaimu..” Kataku.

“Yah… aku tahu itu, walau dia bilang padaku dia mencintaimu dan sudah tidak mencintaiku, aku tahu ini untuk kebaikan ayahnya”.

~~~

Aku kaget dengan apa yang dikatakan kekasihnya itu, Kibum sudah memutuskan hubungannya, tapi mengapa ia berbohong padaku, dan ia tetap menginginkan pertunangan ini batal, sebenarnya apa yang ia fikirkan.

“Siwon-shii.. maaf membuatmu menuggu lama, aku buatkan kau minum dulu ya.”.

Katanya setelah kembali dari minimarket, aku hanya membalasnya dengan senyum. Setelah selesai ia meletakan segelas jus di meja.

“Ada apa Siwon-shii tumben kau datang?”. Tanyanya.

Aku memandangi wajahnya, mengapa ia menutupi semuanya dariku, apa maksud dari perbuatannya ini..

“Kibum.. jika pertunangan ini batal, apa yang akan kau lakukan?” tanyaku tanpa kulepaskan pandanganku kepadanya.

“Hmm?” dia diam sejenak menunduk.

“Tentu saja hidup bahagia dengan kekasihku”.

Jawabnya dengan senyum yang di paksakan.

~~~

Author POV

Hari-hari berjalan seperti biasanya, tapi tidak dengan hati dan fikiran Siwon, ia terus memikirkan Kibum, ia terus berfikir mengapa Kibum memutuskan hubungan dengan kekasihnya tapi ia juga tetap ingin pertunangan ini batal, Siwon tidak memikirakan Heechul, karena ia tahu dia sekarang baik baik saja, ia juga sering melihat Heechul tertawa lepas di samping Han, ia sedikit lega dengan itu, tapi ada sedikit ketidak relaan di hatinya. Tiba-Tiba Siwon menerima Sms.

#From Kim Kibum : Siwon-shii…. sungguh maafkan aku, aku tidak tahu harus bagaimana,… aku hamil.

Traakkk!!!

Siwon menjatukan ponselnya kaget, dia benar benar tidak menyangka akan hal ini.

“Apa yang harus kulakukan?” gumamnya.

Dia diam…. berfikir lama di kamarnya,akhirnya ia melangkahkan kakinya keluar kamar..

~~~~~

Hangeng POV

Tok.. Tok.. Tok…

Suara pintu kamarku.

“Siapa?” teriakku.

“Aku” jawab seseorang.

“Masuklah Siwon !”. aku sedang mengerjakan tugas kuliah ku, ia masuk lalu duduk di tempat tidurku.

“Ada apa?” tanyaku.

“Dia Hamil Han…”

“Apa?!! kau serius?!”

“Hmm.. tadi Dia memberi tahuku, Han aku sudah memutuskan aku akan jujur pada Heechul malam ini dan aku akan bertanggung jawab pada Kibum.”

“Apa kau yakin?”

“Hanya ini jalan yang terbaik, Han.. aku mau minta bantuanmu..”

“Bantuan ku? Apa? Jika ku bisa pasti kubantu.”
“Aku ingin kau berada di samping Heechul, membahagiakan Heechul, menjaganya, mengangkatnya dari kesedihan yang akan aku ciptakan.”

“Hah? Apa kau sudah gila! mengapa harus aku, aku tidak bisa..!”

“Mengapa kau seperti ini, aku tahu kau bisa Han, hanya kau yang bisa membahagiakannya!”

“Mengapa kau bisa berkata seperti itu?”

“Han.. aku tahu kau pernah mencintainya dan mungkin kau masih mencintainya, dia cinta pertamamu kan? Dia adalah orang yang kau ceritakan saat dulu kita masih SMP kan?” ucapnya marah.

Aku kaget… sungguh aku kaget, darimana dia tahu.

“Kau, darimana kau tahu?”

“Maafkan aku Han, selama ini aku pura pura tidak tahu, awalnya aku pun tidak mengetahui ini, semenjak aku tahu dia teman SMP mu dulu, dan dulu saat SMP kau bilang kau menyukai seseorang, aku sempat berfikir kalau Heechul orangnya, tapi aku belum yakin sampai aku menemukan satu dari kumpulan foto-foto Lily-mu di album koleksimu, di belakangnya tertulis namanya..” Jelasnya.

“Itu dulu Siwon, itu hanya perasaanku yang dulu.”

“Han… Please! jangan kau bohongi perasaanmu, Hanya kau yang bisa aku percaya!”.

Aku bingung dengan perasaan Siwon ini, jujur aku memang masih menyukainya,  tapi aku takut, takut jika aku melakukan itu aku akan kembali mencintainya seperti dulu. Lama Aku berfikir…..

“Baiklah..” Akhirnya kata kata itu keluar dari mulutku.

“Ah…. aku tahu kau mampu Han.” Siwon memelukku.

~~~

Heechul POV

Drett…drett…drett.. ada sms.

#From My love : Chullie malam ini kita makan bersama ya, ada yang ingin aku bicarakan, penting, jam 7 nanti aku jemput.

Ah… sudah lama ia tak mengajakku makan malam, tumben sekali, aku senang, tapi mengapa ada sedikit rasa takut ya dari kata-katanya yang ia katakan Penting tadi.

~~~~

Prangg!!! .. aku menjatuhkan garpu yang ada di tanganku ke piring makanku, ia menceritakan semuanya, semua kebohongannya, semua yang terjadi, ia bohong tentang Kibum, ia bohong tentang saudaranya yang baru datang itu… dan yang lebih menyakitkanku, ia ‘melakukan’ hal itu dengan Kibum, dan Kibum….sekarang ia mengandung anaknya ! aku hancur….hancur…..dadaku sesak…sakit, sungguh tega siwon padaku, ternyata ia tidak mempecayaiku, mempercayaiku untuk berbagi masalahnya denganku! Aku menunduk.. aku menangis.

“Jeongmal Mianheyo Chullie, aku jahat melakukan ini padamu.”

Siwon menggenggam tanganku.

“Aku pantas kau Benci Chullie, aku sadar aku adalah orang yang paling jahat kepadamu, aku tidak akan berharap kau memberikan maaf padaku.” Katanya lemas.

Aku sekuat tenaga menenangkan hatiku, tapi air mata ini begitu sulit ku tahan, tubuhku lemas…… aku terus menunduk. Akhirnya dengan sedikit tenaga, aku mengangkat wajahku, dan aku berusaha berbicara.

“Ya… kau memang jahat padaku Siwon, tahukah kau hatiku sakit sekarang, dan aku akan memaafkan mu jika kau bertanggung jawab padanya.”

Aku coba tersenyum padanya, ku lihat ia menatapku iba.

“Benarkah Chullie?”

“Pergilah… Dia membutuhkanmu sekarang”.kataku berat.

“Chullie, aku sangat berterimaksih padamu, tapi aku ingin kau tahu aku sangat dan masih mencintaimu.”

Ku balas dengan senyuman kata-katanya itu.

“Berikanlah cintamu untuknya sekarang” kataku singkat.

Dengan langkah berat Siwon meninggalkan ku.. dia pergi… pergi… ternyata kisahku berakhir seperti ini dengannya, sungguh akhir yang menyakitkan, aku pulang dengan semua kehancuran dan kesakitan yang ku rasakan, rasanya aku tak sanggup lagi…. aku terjatuh di jalan…. aku…. aku…. aku memukul mukul dadaku sekuat tenaga agar rasa sakit ini tak kan ku rasakan lagi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kibum POV

“Siwon.. maafkan aku, aku tidak tahu harus berbicara pada siapa lagi.”

Kataku pada siwon yang malam ini datang ke apartmenku.

“Iya, aku tahu.. aku akan bertanggung jawab..” kata siwon, aku kaget.

“Aniyo siwon, aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya bingung ingin mengatakan ini pada siapa, aku tidak ingin menjadi bebanmu.”

“Kau tidak akan menjadi bebanku Kibum.”

“Sungguh Siwon aku tidak ingin kau melakukan itu padaku, lagipula kita sama-sama tidak saling mencintai, aku mencintai kekasihku.”

Tak terasa air mataku sudah membasahi pipiku saat kukatakan hal itu.

“Mengapa kau masih terus saja berbohong Kibum! Kau sudah putus kan dengannya?” katanya tiba-tiba

“da..darimana kau tahu?” kataku kaget.

“Kekasihmu yang mengatakan hal itu padaku, mengapa kau bohong padaku Kibum, mengapa?!!”.

Siwon memegang kedua pundakku, aku takut memandang wajahnya.

“Aku.. aku tidak pantas untuknya Siwon, aku kotor, aku hanya akan mengecewakannya jika terus bersamanya.”

“Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?”

“Aku ingin pulang, aku akan mengurus anak ini sendiri.”

“Mengapa kau berfikir Bodoh seperti itu Kibum, mengapa kau tidak ingin berbagi padaku???!”

“Aku tidak ingin menjadi beban untukmu Siwon, lagipula jika kau melakukan itu, kekasihmu pasti akan terluka dan di antara kita pun tak ada cinta..”

Kataku Emosi, air mata ini masih terus saja mengalir. Siwon memelukku, ya.. ia memelukku, hangat, sangat hangat.

“Kau tidak akan menjadi bebanku Kibum, justru jika kau tidak mengijinkanku bertanggung jawab, itu yang akan menjadi beban untukku, biarlah di antara kita tidak ada cinta, tapi setidaknya biarkan aku menjadi lelaki yang bertanggung jawab, aku yakin suatu hari nanti cinta itu akan datang pada kita, karena bibit cinta kita pun sudah tumbuh di perutmu.”

Katanya sambil memelukku, mengapa hati ini tiba tiba menjadi tenang mendengar kata katanya, aku diam berfikir, dan akhirnya aku menganggukan kepalaku di dalam pelukannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hangeng POV

Hari ini di kelas kulihat wajahnya pucat, tapi dia tetap ceria seperti biasanya, aku jadi khawatir dengannya.

“Heechul…” panggilku padanya setelah kelas usai, dia menengok, matanya sayu tapi ia tersenyum.

“Ada apa?” tanyanya.

“Sekarang kau mau ke mana?”

“Aku mau pulang.”

“Mmhh..maukah kau menemaniku?”

“Maaf Hangeng, aku lelah.” Jawabnya lemah.

“Ayolah Chullie.. aku ingin membeli hadiah untuk mamaku yang ada di China, aku butuh bantuanmu…”.

Ku pikir aku harus memohon agar dia mau.

“Baiklah kalau ini untuk ibumu…”

“Nah… gitu dong!” Aku menarik tangannya.

~~~~~~

Saat kami sedang di toko Souvenir, kulihat Heechul hanya melamun sambil memegangi salah satu cangkir yang ada di hadapannya, sungguh aku tidak tega melihatnya seperti ini, dia yang selalu ceria mengapa menjadi seperti ini sekarang, aku menghampirinya.

“Heechul, Gwaenchana?” tanyaku khawatir, ia sedikit kaget karena pertanyaan ku.

“Ah.. ne. Gwenchana.” Wajahnya langsung berubah senang lagi.

“Bagaimana Han.. sudah ketemu hadiah yang cocok?” tanyanya.

Bodoh ! mengapa kau berpura pura baik baik saja seperti ini, sudah jelas-jelas kau terluka, Please, jangan kau melakukan hal seperti ini di hadapanku, batinku.

“Ne, ini sudah”. Aku mengangkat benda yang ada di tanganku.

“Kalau begitu ayo kita pulang!” ajaknya.

“Ayo..”

~~~~~~

Saat sudah sampai di depan rumahnya, ia masuk tanpa pamit kepadaku, aku memandangnya dari belakang.

“Chullie…”

“Ne?”

“Gomawo.” Dia lalu tersenyum dan mengangguk.

Heechul POV

Aku masih saja menangis, rasa sakit ini terus saja ada di hatiku, kenangan kenanganku bersamanya begitu sulit untuk ku lupakan ..

Drett..drett..drett..drett..drett…

Ponselku bergetar di meja belajarku, ku lihat di layarnya..

“Hangeng Calling…”

Hangeng? Ada apa malam malam?.

“Yeoboseyo…”

“Chullie keluarlah, aku ada di depan rumahmu, pakailah mantel mu!” kata Han. Aku menurutinya tapi aku tidak tahu apa yang dia inginkan.

“Naiklah ke motorku, pakai ini!” dia memberikan satu Helmnya padaku.

“Tapii kita mau ke mana?”

“Kau akan tahu nanti.”

Seperti biasa aku naik dan ikut kemanapun ia mengajaku. Hangeng mengajakku ke bukit yang indah, walaupun malam ini udaranya cukup dingin, aku masih tidak tahu apa maksudnya ini, saat kami sudah duduk di satu kursi, kami hanya saling diam.

“Chullie… kau tahu… kau sekarang terlihat sangat bodoh di hadapanku.”

Degg! aku kaget dengan apa yang Han katakan.

“Apa maksudmu Han?”

“Aku tahu kau sedang ada masalah dengannya sekarang, aku tahu kau sedih, aku tahu kau sangat sakit, tapi mengapa berpura pura baik baik saja seperti ini di depanku”.

Aku terkejut dengan kata katanya barusan, ternyata ia mengetahuinya, aku menangis, air mata ini terjatuh lagi untuk kesekian kalinya, tiba tiba ia menarikku ke pelukannya.

“Mendekatlah.. ku pinjamkan kau dadaku, menangislah !”.

Ia menaruh kepalaku di dadanya, aku menangis, aku tidak peduli, aku tidak menahan lagi air mata ini, aku menangis sepuasnya sekarang.

“Seharusnya kau tidak perlu berpura pura seperti itu di depanku, sungguh aku tidak menyukainya.” Katanya.

“Han… aku sangat sakit, hati ini sakit, apakah aku tidak cukup baik untuknya, ia tidak pernah mau bercerita padaku, aku merasa aku sangat tidak berguna Han…”.

Han mengelus-elus kepalaku pelan, lama aku menangis dan bersandar di pelukannya, kurasakan hatiku sedikit lega… seperti sesuatu yang menyumbat pernafasanku hilang seketika.

“Apa sudah puas?” tanya Han tiba-tiba.

“Hmm..” aku menganguk.

“Sepertinya aku akan mendapatkan mantel baru darimu, untuk mengganti mantel ku ini yang penuh dengan air matamu.”

“Kau ini !”

Aku memukul lengannya lalu tersenyum.

“Wah aku melihat bunga yang mekar.” Katanya histeris.

“Hah? Di mana?”

Aku mencari cari ke sekelilingku, tapi tidak ada bunga.

“Di wajahmu !”

Tangannya menunjuk wajahku.

“Saat kau tersenyum, aku seperti melihat bunga yang mekar.”

“Haaannnn… kau ini, terus saja menggodaku.”

Aku memukul lengannya lagi.

“Ya ya ya ampun..”.

Kami tertawa bersama di taman itu, rasa sedihku hilang jika bersamanya, aku sangat bersyukur ada Hangeng di hidupku. Akhirnya kami pulang, ia mengantarku sampai di depan rumah, aku turun dari motornya.

“Han gomawo” kataku.

Ia tersenyum, sungguh aku terkesima lagi melihat senyumnya itu, mengapa ia jarang sekali menunjukan senyumnya itu.

“Berjanjilah jangan pernah seperti itu lagi di hadapanku, jika kau sedih, sedihlah bersamaku, jika kau senang, kau jangan pelit berbagi denganku.”

Aku tertegun mendengar kata katanya, lalu aku tertawa.

“hahahaha kau ini, iya aku janji.” Kataku sambil hormat.

Ia mengacak acak rambutku.

“Yasudah.. aku pulang.” Pamitnya.

“Hati-hati !” teriakku, ku pandangi tubuhnya yang semakin menjauh.

“Han… gomawo,”

~~~~~~

Author POV

Siwon dan Kibum memutuskan untuk lebih dekat satu sama lain , mencoba saling mengerti dan saling memahami karena hanya itu jalan yang terbaik , Siwon memang belum begitu saja bisa melupakan Heechul dan sama halnya dengan Kibum , ia juga belum bisa melupakan mantan kekasihnya itu, mereka sama sama merasakan rasanya kehilangan , namu Kibum terlihat lebih bisa menerima keadaan , karena saat ini yang lebih ia pentingkan adalah calon bayi yang ada di perutnya daripada perasaannya sendiri. Karena Kibum tau juga apa yang di rasakan Siwon, Kibum tidak tega melihat Siwon yang sering terlihat melamum.

“Siwon…”

Panggil Kibum yang pada waktu itu Siwon memang sedang main di apartmentnya yang tujuannya adalah agar mereka lebih dekat.

“Oh.. ne, wae Kibum-ah?”

“Aku tahu kau pasti berat melakukan ini, maafkan aku Siwon.”

Sambil tertunduk ia mengatakan itu.

“Anniyo Kibum-ah, mengapa kau berkata seperti itu?”

“Tidak ada apa apa Siwon, kelak jika anak ini sudah lahir, aku minta tolong, aku hanya membutuhkan pengakuan dan nama mu saja untuk akte dan bukti pada anak ini bahwa ia mempunyai ayah. Kau tidak perlu repot repot mengurus anak ini, biar aku saja.”

“Kibum-ah kau !!! mengapa kau seperti ini , apa kau berniat memisahkan anak ini dengan ayahnya, Hah?!!!”

Siwon sangat kecewa dengan kata kata Kibum barusan.

“Anniyo Siwon… ani.. aku tidak bermaksud, aku hanya ingin menolongmu saja, kau pasti tidak akan mau mengurus anak yang tidak kau inginkan.”

“Sudah sudah cukup, aku tidak mau kau mengatakan hal hal seperti itu, Kibum-ah seharusnya kau membuat makanan sekarang, sudah waktunya makan siang, aku lapar..” Perintah siwon.

“Oh ne, mianhae, aku akan buat makanan untukmu skarang..”

Kibum langsung berlari kedapurnya.

“Hahaha lucu sekali dia, mengapa dia sangat Penurut…” Gumam siwon.

~~~~~~~

Untuk Heechul hari harinya kini selalu di isi oleh Hangeng yang selalu datang tiap kali ia butuh seseorang atau sedang sedih, kadang ia heran dengan sikap Han yang seperti itu, ia bertanya tanya mengapa Han melakukan semua itu? Tapi di lain sisi ia senang Han melakukan semua itu padanya. Suatu hari Heechul berpura pura sedih dan murung , jam kulih pun sudah usai.

“Kenapa kau? Mengapa dari tadi pagi wajahmu tidak enak dilihat sama sekali?” tanya Han.

“Kata kau aku tidak boleh berpura pura, ya aku lagi sedih, makanya aku seperti ini.”

“Ada apa lagi? Ceritakanlah !”

(….)

~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED


Promise [Part 3]

Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Nissa Han

Cast : Kim Heechul, Choi Siwon, Hangeng, Kim Kibum

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kibum POV

“Young… kau sedang apa sekarang, aku merindukanmu!” Gumamku.

Ponsel ku berdering..

Shining star.. like a little diamon

Make me Love Naegen Kkongmgyeolgateun


“Yeoboseo….. Young aku baru saja memikirkanmu, bogoshippo”

“Nado Bummie, kau sehat kan?” kata orang di sebrang sana.

“Hmm.. aku sehat .”

“Kau sedang apa? Bagaimana perjodohan itu?”

Wajahku langsung berubah sedih.

“Aku sedang duduk saja, belum ada perkembangan Young… aku bingung, kami sedang mencai cara agar semua ini batal”

“Ne Arraseo.. sabar ya beibh, aku akan selalu mendukungmu, oh ia seminggu lagi aku akan pulang ke Korea”

“Chinca?”

“Iya, aku merindukanmu, lagi pula umma sudah sering menyuruhku untuk pulang menengoknya”

“Ya.. baguslah .. aku tunggu ya.”

“Yasudah kamu hati hati di sana ya!”

“Ne..”

“Bye”

“Bye”

Agghh… aku pusing……

Pyuhngsaeng gyuhte isseulge I do…

Nuhl saramghaneun guhl I do…

“Oh.. ada Sms”

#From Siwon : Kita ketemu besok di taman.

“Mudah mudahan dia setuju dengan rencanaku ini”.

~~~

Author POV

“Jagi kau sudah menerima bungaku?” tanya siwon

“Hmm sudah.. Gomawoyo” balas heechul sambil tersenyum.

“Ayo kita pulang !” ajak Heechul

“Mianhae Jagi aku tidak bisa mengantarmu pulang, Jeongmal mianhae, aku sudah ada janji”

“Janji? Dengan siapa?”

“dengan saudaraku yang baru datang dari California.”

“Bener?” tanya Heechul curiga.

“Iya Bener.” Lalu Siwon melihat Hangeng.

“Han Kemarilah !”

“Kenapa?” tanya Han.

“Tolong antar Chullie pulang, aku ada urusan..”

“Kau mau ke mana?”

“Itu saudaraku !” Siwon mengedipkan sebelah matanya mengisyaratkan sesuatu pada Han.

“Oh…” balas Han mengerti.

“Ayo !”ajak Han pada Heechul.

“Hati hati !” Teriak Siwon. Hangeng hanya mengacungkan Jempolnya.

~~~

Siwon POV

“Aaghhh…. Sial…..kenapa aku membiarkan Heechul dengan Han, tapi… dia orang yang tepat untuk ku percaya… Hahh semoga aku benar…”

~~~~

Aku  berjalan ke kursi yang ada di taman, kulihat Kibum sudah menunggu di sana. Dan.. dia menangis… ada apa dengannya ? aku duduk di sampingnya, sepertinya dia kaget dan buru buru menghapus air matanya.

“Mianhae Siwon-shii aku tidak tahu kau datang” katanya.

“Kau kenapa?” tanyaku iba.

“Tidak ada apa-apa Siwon-shii aku hanya kelilipan.”

“Tidak apa-apa ceritalah padaku, kau mau cerita pada siapa lagi di sini selain padaku , kau tidak punya siapa-siapa kan di sini.”

“Gomawo… aku hanya sedih dan bingung, aku sangat khawatir dengan ayahku, aku ingin dia bahagia , tapi aku sangat mencintai kekasihku..”

Kibum menagis lagi, aku sedih dan kasihan melihatnya, dia lebih menderita dari ku, apalagi sekarang dia sendiri di sini..

“Aku tahu yang kau rasakan Kibum…kita hadapi ini sama-sama, dan mudah mudahan nanti rencana kau berhasil, yasudah.. beritahu aku apa rencana kau sekarang..”

Ternyata rencananya adalah..dia mau membuat fotoku dan perempuan sewaan terlihat jalan dan tidur bersama, sehingga nanti fotonya bisa di lihat oleh ayahnya dan ayahnya akan membatalkan pertunangan ini.

“TIDAK !! Aku tida kmau!” tolak ku keras, kulihat kibum kaget.

“Kenapa Siwon-shii??”

“Tidak, enak saja namaku bisa jelek nanti.”

“Maafkan aku Siwon-shii, aku tahu ini sulit bagimu, tapi tidak ada cara lain lagi” jawabnya takut.

“Kenapa bukan kau saja yang melakukan?”

“Aku tidak akan bisa Siwon-shii”

“Kalau begitu aku juga tidak bisa.”

“Tolonglah Siwon-shii, hanya ini jalan satu satunya, apa kau tidak bisa mengerti aku?”

“Tidak! Dan kau apa tidak bisa mengerti aku”.

Kibum kini sudah menangis.

“Aku ingin kau mengerti aku Siwon-shii, mengerti keluargaku.” Kibum beranjak pergi sambil menagis.

Degg!.. aku lupa ayahnya sedang sakit, jika dia yang melakukan dan ayahnya tahu bisa bisa ayahnya………………” batinku.

“Ya! Kibum!…. kau mau ke mana? Jika mau pulang aku antar, sebentar lagi akan hujan”.

Tapi dia tidak menjawab, akhirnya hujan turun, dia terus saja berjalan dan dia tetap menangis, aku mengikutinya dengan mobilku, saat sudah dekat dengan apartmennya, dia jatuh terduduk, aku panik , aku keluar dari mobilku dan menghampirinya lalu membantunya berdiri kemudian membawa ke apartemennya.

~~~~~

Author POV

Kibum dan Siwon sudah ada di dalam apartmen Kibum, Siwon cepat cepat mencari handuk di lemari Kibum, Kibum hanya terdiam lemas dan terduduk di tempat tidurnya.

“Kibum… keringkanlah rambutmu, kau akan sakit nanti”.

Siwon memberikan handuk pada Kibum, air mata Kibum terus saja menetes di pipinya.

“Mianhae.. aku baru sadar, baiklah.. aku mau melakukan itu.” Kata siwon. Perlahan Kibum mengangkat kepalanya.

“Sungguh???” tanya kibum.

“Ya”.

Kibum langsung memeluk tubuh Siwon, Siwon kaget… tapi perlahan lahan Siwon membalas pelukan itu.

“Gomawoyo Siwon-shii, aku tidak tahu harus dengan cara apalagi selain dengan cara itu”.

kata Kibum di sela-sela tangisnya.

“Iya iya aku tahu..” Siwon melepas pelukannya.

“Sudah… jangan menangis lagi”.

Siwon menghapus air mata Kibum, Kibum tersenyum…. senyum yang sangat manis, Siwon sangat terkesima dengan senyuman itu, lalu pandangan mereka bertemu, semakin lama wajah mereka semakin dekat, dekat dan kedua mata mereka tertutup mereka berciuman, mereka saling membalas ciuman masing masing, Siwon memeluk tubuh Kibum erat dan semakin erat, jari-jari Siwon membuka kancing baju Kibum, tapi Kibum tak mengelaknya…. dan malam itu di bawah derasnya hujan mereka melakukannya…”….”…

~~~~~~

“Hiks…. hiks….hiks…”

Siwon terbangun dari tidurnya, cahaya kamar masih sangat menyilaukan matanya, dan ia melihat Kibum sedang menangis di pinggir tempat tidur, lalu siwon menyadari semua yang sudah terjadi .

“Akh…. Sial!” umpatnya.

“Ki..kibum maafkan aku…” Siwon ingin menyentuh pundak kibum, tapi ragu.

“Hiks.. hiks… mengapa kita melakukan ini?” kata Kibum.

“Jeongmal Mianhae Kibum, ini salahku..” sesal Siwon.

“Kau pulanglah Siwon-shii, biarkan aku sendiri.”

“Tapi… tapi…”

“Siwon-shii…. Jebal….”

“Baiklah….” Siwon mengenakan pakaiannya dan pergi dengan ragu.

~~~~~

Siwon POV

“Babo…. babo…. babo….Aisshh Jeongmal !!!” Sesampainya di Rumah aku memukuli kepalaku sendiri.

“Apa yang sudah aku lakukan, Akkhhhh…..aku malah menambah  masalah, bagaimana dengan Heechul, terlebih lagi… bagaimana dengan Kibum…”

~~~~~

Author POV

Siwon menceritakan yang terjadi pada Han, Han sangat kaget dan kecewa pada Siwon.

“Sebenarnya apa yang ada di kepalamu saat itu?!!!! tidakkah kau berfikir sehat?!”

“Aku tahu Han, aku tahu….saat itu tiba tiba saja semua terjadi.”

“Lalu apa yang akan kau lakukan?”

“Aku ingin jujur pada Heechul. Tapi aku belum siap..”

“Sekarang semua keputusan ada di tanganmu, aku hanya menyarankan jadilah lelaki yang tegas dan bertanggung jawab!”.

~~~~~~

Akhir-akhir  ini Siwon sedikit menghindari Heechul, ia tak kuat melihat wajahnya, ia tidak kuat jika harus melihat wajah Heechul sedih, rasa bersalah pada Heechul sangat ia rasakan . Di lain sisi saat Siwon mengajak Kibum bertemu, Kibum terlihat baik baik saja, Kibum bilang , menyuruhnya melupakan kejadian yang waktu itu, dan melanjutkan rencananya, tapi Siwon tahu… dari matanya, Kibum tidak terlihat baik baik saja, ada guratan kesedihan yang terus saja ia tutupi, dan ia sekali lagi melihat Kibum menangis diam-diam, Siwon merasa sangat sedih, bingung dan merasa bersalah pada Kibum.

“Ia orang yang sangat baik, bahkan setelah aku merenggut sesuatu yang sangat berharga baginya, ia tetap baik, mengapa ia ingin menanggung masalahnya sendiri, tak maukah ia berbagi denganku, mengapa ia tak berfikir untuk menyetujui perjodohan ini dan memintaku bertanggung jawab setelah apa yang terjadi, apa ia sangat mencintai kekasihnya?”. Heran Siwon.

Dan untuk Heechul akhir akhir ini, ia lebih mudah bertemu Hangeng saat ia ada masalah daripada bertemu kekasihnya Siwon. Ia befikir mungkin Siwon sedang banyak urusan.. lagipula ia menikmati waktu waktu bersama Hangeng.

~~~~~

Kibum POV

“Aku Bodoh…. Hiks Hiks Hiks… aku tidak setia..hiks hiks.. aku mengkhianati Young, aku Kotor!!!…” aku kesal pada diriku sendiri.

“Young… aku tidak pantas untukmu, Mianhae, aku tidak bisa menjaga cinta kita.”

Aku terjatuh lemas di lantai dari tempat dudukku.

“Aku tidak pantas, aku tidak pantas untuk mu, mungkin aku harus melakukan itu, mianhae Young.. ini untuk kebaikanmu…” Aku memutuskan sesuatu yang sangat sulit bagiku untuk aku lakukan.

~~~~~

Satu minggu telah berlalu, hari ini hari kedatangan Young ke Korea, aku sudah berjanji menjemputnya di bandara, aku sangat merindukannya, aku rindu pelukannya, tapi aku harus melakukan itu, aku harus kuat .

“Kibum-ah…” panggil seseorang di bandara.

“Young…” seseorang itu memelukku.

“Bogoshippo..” katanya.

Hangat, nyaman, itu yang sudah lama tak kurasakan kini kurasakan lagi, tapi ini adalah untuk yang terakhir kalinya, aku tak akan pernah bisa merasakannya lagi , aku balas memeluknya, lama kita berpelukan.

“Nado Bogoshippoyo..”

Young melepas pelukannya dan mencium keningku, aku hanya bisa tersenyum. Setelah dari bandara aku mengajaknya makan di restaurant, ku bilang ada yang ingin ku katakan.

~~~~~~

“Young… aku mau kita putus” kataku, kulihat ia sangat kaget.

“Apa kau bilang? Putus?”

“Ya, kita putus saja..”

“Tapi.. tapi kenapa? Berikan aku alasannya!”

“Aku sudah tidak mencintaimu lagi!”

“Tidak mungkin aku tahu kau bohong..”

“Ini Benar Young, aku menyetujui perjodohan ini, aku mencintai calon suamiku itu.” Aku sekuat tenaga menahan airmataku yang ingin jatuh.

“Tapi mengapa secepat ini, apa kau yakin dengan keputusanmu?”

“Sangat yakin Young.. jadi lupakanlah aku, carilah wanita yang lebih baik.”

Sungguh aku tak kuat melihat wajahnya, mianhae Young, aku sangat kejam padamu, tapi hanya dengan cara ini kau akan membenciku, aku tidak pantas untukmu! Batinku.

“Kibum-ah… fikirkanlah lagi..”

Aku beranjak pergi dari tempat duduk ku.

“Mianhae Young..”. Aku menggenggam tangannya untuk terakhir kalinya, suara ini bergetar, akhirnya air mata ini jatuh, aku pergi meninggalkannya, aku menangis, aku tidak peduli dengan tatapan orang lain, hatiku hancur, rasanya sulit untuk mempertahankan hidupku lagi, tapi wajah ayahku sedikit menguatkanku di fikiranku, aku berjalan dengan lemas ke taman, aku duduk di sana untuk waktu yang lama.

~~~~~~

Siwon POV

Aku mengantar Heechul pulang ke rumah setelah kuliah usai, kulihat wajahnya tetap ceria, dia banyak bercerita tentang kuliahnya, dan ia juga banyak menceritakan tentang Han.

Akh….ternyata ia bahagia dengan Han, mungkin Han masih seperti dulu.” Batinku.

Aku melewati taman, dan kulihat sosok Kibum sedang duduk di bangku taman, tapi apa yang sedang ia lakukan, ia menangis, kenapa ia menagis lagi, ada apa dengannya?, aku ingin menghampirinya, tapi ada Heechul, ah…lebih baik aku mengantar Heechul dulu.

~~~~~~

Setelah ku antar Heechul sampai ke rumah, aku menuju taman, tapi Kibum sudah tidak ada, aku mengirim sms untuknya.

#To Kim Kibum : Kibum.. kau di mana? Apa kau baik baik saja?.

Tidak lama ia membalas.

#From Kim Kibum : Aku di rumah Siwon-shii, ada apa? Aku baik baik saja.

Oh dia sudah pulang, aku akan ke apartemennya.

~~~~~~

Setibanya di apartemen,ku pencet Bell pintu apartemenya…

TING TUNG TING TUNG

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED


Promise [Part 1]


Title : Promise

Genre : Romance , Dramatic

Author : Nissa Han

Cast : Kim Heechul, Choi Siwon, Hangeng, Kim Kibum

 

 

 

-Heechul POV-

“Ah… akhirnya pelajaran hari ini selesai juga” Gumamku pelan.

Akupun langsung mengambil ponselku dan mengetik sms untuk kekasihku.

#To My love: Siwon kelasku sudah selesai, ku tunggu di kelasku ya.

Kulihat ruangan kelas sudah kosong.. tapi.. tunggu masih ada satu tas di meja pojok sana.

“Tas siapa itu ya?”.

Drett..drett..drett..

Getar ponselku, ternyata balasan dari Siwon.

#From My love : Maaf chullie.. sepertinya kelasku sedikit terlambat keluarnya, pelajaran kali ini dosen-nya sangat disiplin, tunggu sebentar ya!”

#To My love: Oh oke, gwaencaha wonnie, aku tunggu.

Tiba tiba ada seseorang masuk, aku dan dia sama sama kaget.

“Eh… ternyata kau Hangeng” kataku sambil sedikit kaget.

“Mianhae Heechul, aku mengagetkanmu ya, ku kira sudah tidak ada orang di kelas”

“haha Gwaenchana, kau juga sedikit kagetkan, kau sedang apa, mengapa balik lagi ke kelas?”

“Oh aku baru dari kantin, itu tasku”

Sambil menunjuk tas hitam di meja pojok itu, ku lihat di tangannya ada air mineral.

“Oh itu tasmu ku kira punya siapa, aku sedang menunggu kekasihku jadi aku masih disini, aku yakin kau mau bertanya kenapa aku masih disini kan?”.

HahahahA.. kami berdua tertawa bersama, lalu ia mengangguk angguk.

“kau tahu saja, yasudah aku ke bangku ku ya”. Aku mengangguk.

“lebih baik aku mendengarkan musiK saja daripada bosan”.

Ku keluarkan earphone dari dalam tasku. Ku melihat kearah Hangeng, dia sedang asik membaca buku yang ada di mejanya, tapi minuman yang dibelinya tadi tak disentuhnya sama sekali.

Oh ia aku belum memperkenalkan diriku, namaku Kim Heechul, aku sekolah di Inha University. Aku mengambil jurusan seni sama seperti Hangeng. Aku mempunyai kekasih, namanya Choi Siwon, kami satu universitas hanya saja ia mengambil jurusan kedokteran. Kami baru berpacaran selama sepuluh bulan, tapi bagiku ia kekasih yang setia dan bertanggung jawab. Oh iya, aku dan Hangeng tidak terlalu akrab, tapi tidak canggung juga, yang ku tahu selama satu kelas dengannya dia termasuk anak yang diam untuk seukuran anak laki laki se-usianya, tapi tidak terlalu ketinggalan jaman juga, maksudku dalam urusan berpenampilan. Ia selalu terlihat keren dan seingat ku, aku dulu pernah satu SMP dengannya, dia keturunan china, tapi pada pertengahan kelas dua, dia pindah ke china. Dan tak disangka ternyata aku bertemu lagi dengannya di universitas ini, dan saat pertama kali bertemu . ia selalu seperti itu, tersenyum, lalu menyapaku. Ia tidak cuek tapi tidak banyak bicara juga padaku.

~~~

30 menit kemudian..

“Huft…..lama sekali sih Siwon”.

Lalu aku kembali melamun . Tiba tiba ada tangan yang menaruh air minum di mejaku.

“Udaranya sangat panas, sepertinya kau masih akan menunggu lama, aku pulang duluan ya”.

Hangeng berdiri didepanku, ia tersenyum, senyum yang sangat manis untuk ku, lalu ia pergi berlalu.

Aku masih terbengong bengong melihat senyumnya, sebuah suara mengagetkanku.

“Mianhae jagi, kamu pasti bosan sekali ya. Jeongmal mianhae..pasti kamu haus, udaranya sangat panas, aku belikan minum ya” aku hanya tersenyum.

“oh… udah ada minuman , punya kamu?”

“eh ia.. tadi dikasih temanku”

“yaudah ayo kita pulang, khaja !”

“ayo….” Balasku

~

Di dalam mobil

“Chullie.. kita makan siang sebentar yuk di café tempat biasa, kamu mau?”

“Boleh.. boleh..”

“hehe aku tahu kamu pasti sudah lapar, maaf ya menungguku lama tadi”

Ia merayuku dengan senyuman yang membuat lesung pipinya terlihat membuatku semakin gemas.

“Ne jagi, gwaenchana”

“Chincaro? Aku takut kamu marah, kamu kan sangat tidak suka menunggu”

“hmmm… kali ini aku tidak apa apa, tapi lain kali lihat saja” sambil ku kepalkan tangan kanan ku.

“hahaha aro.. aro jagi”.

Ia mencubit hidungku gemas.

~~

At Café

Kami sudah memesan makanan. Tapi kulihat Siwon tidak konsentrasi dengan makanannya, dia jadi banyak melamun sekarang, ada apa ya? Sejak malam itu.. dua minggu yang lalu. Sudah ku Tanya tapi ia bilang tidak ada apa apa. Apa ada rahasia yang ia sembunyikan dariku.

~~~

Aku sudah bersiap untuk tidur, tapi mataku belum bisa terpejam juga, padahal besok ada tugas presentasi.

“Mudah mudahan besok presentasiku lancar”.

Lalu aku teringat tadi siang, oh ia.. tumben ya aku tadi siang tidak marah saat harus menunggu Siwon selama setengah jam. Ya……habis memangnya aku tidak merasa bosan sih, mungkin karena aku sibuk mengingat ingat tentang pertemananku dan Hangeng, dan mungkin juga karena ada Hangeng, jadi aku tidak merasa terlalu sendiri tadi, walau kami hanya saling diam..

“Ah.. aku ngantuk”.

~~~

Drett..drett..drett. ponsel ku bergetar. Aku terbangun..ku lihat jam sudah pukul 06.30 pagi..

“Mmh.. ada sms”

#From  My love: Chullie.. mianhae hari ini aku tidak bisa menjemputmu, aku harus ke bandara menjemput saudaraku, tapi aku tetap kuliah koK, hari ini jam kuliahku siang. Hari ini kau ada presentasi kan Good luck ! Sampai ketemu di kampus, sarAnghae !

“kok dia tau ya hari ini aku ada presentasi?” gumamku.

Yaudah deh gak pa-pa gaK bisa jemput.

“Mwo? Gak bisa jemput? Ya ampun sekarang jam berapa ini, aku bisa telat ke kampus kalau naik bus”.

Aku bergegas mandi.

~~~

Siwon POV

Flashback-

“Siwon…” panggil umma dibalik pintu kamarku. “Ne umma, masuk !”

“Dia datang besok pagi,, tadi appa-nya menelfon appa-mu, kamu jemput dia di BandarA besok!”

“Tapi umma aku harus….”

“Gak ada tapi tapi-an, kamu mau appa-mu marah!” sela umma.

“Aku gak bisa” jawabku.

“Habis jemput kamu bantu dia cari apartment”.

Kata umma gak mau kalah, lalu langsung pergi keluar kamarku.

End of Flashback-

“Huft.. kenapa sih harus aku yang jemput?! Emang dia gak bisa naik taxi apa!”.

Gerutu ku dalam perjalanan ke bandara, aku menunggunya di bandara kedatangan International, aku belum tahu wajah aslinya seperti apa, aku hanya pernah sekali melihat wajahnya dari foto yang di tunjukan umma tempo hari, mudah mudahan dia mengenaliku juga, jadi aku tidak perlu susah susah mencariya.

“Annyeong Haseyo, apa kau Choi Siwon?” sapa seseorang.

“Ne, nuguseyo?.. eh chakkaman, kau Kim Ki Bum?”

“Ne, Mianhamnida merepotkanmu dan juga terimakasih sudah menjemputku!”. Ia tersenyum.

“Ayo pergi!” kataku singkat tanpa membalas ucapannya.

“Aniyo…Chakkaman … kau marah Siwon-shii? Maafkan aku..”

“gak, ayo pergi, kita cari apartment untukmu, aku harus kuliah” jawab ku ketus.

“Ne….” jawabnya sambil mengikutiku di belakangku.

Akkh… aku lupa, aku balik badan dan mengambil kopernya dari tangannya.

“Kamsahamnida Siwonn-shii..”

Aku hanya diam tanpa merespon, di dalam mobil kami hanya saling diam, aku melihat ke arahnya sebentar.

“Dia cantik, manis, apalagi ketika ia tersenyum… akhh.. ani.. ani .. Siwon ingat , Heehul itu lebih cantik dan manis!” batinku.

~~~

Heechul POV

“Ah.. akhirnya aku smpai ke kampus tanpa terlambat… oh ia lebih baik aku mempersiapkan bahan bahan untuk presentasi nanti”.

Aku membuka tasku.

DEGG! .. mana bahan bahan ku? Aku mengeluarkan semua isi tasku, aku diam, aku coba mengingat ingat….. akhh….sial…gara gara tadi buru buru, aku lupa bahannya masih ku taruh di meja belajarku. Aduh… gimana ini, Heechul kau Babo sekali sih, aku memukul mukul kepalaku sendiri! Gimana ini, masa aku harus balik lagi ke rumah, gak mungkin! Sebentar lagi pelajaran mulai, apa aku jujur saja ya sama Junsu songsaenim, kalo bahan ku ketinggalan , tapi pasti songsaenim gak akan percaya , malah yang ada aku dianggap cuma cari cari alasan karna gak buat tugas! Aku bergulat dengan pikiranku sendiri. Akhirya aku memutuskan untuk pulang mengambilnya.

“Lebih baik pulang dan terlambat daripada di tuduh gak buat tugas” gumamku.

Aku berlari…. Saat melewati tempat parkir, kulihat Hangeng baru datang dengan motor sport hitamnya, ia menggunakan helm, dan kaca helmnya terbuka. Aku tersenyum simpul padanya, mengisyaratkan aku melihat dan menyapanya, tapi aku tahu ia membalas senyumanku walau yang terlihat hanya kedua mataya saja…

“Tidak ada waktu lagi!”

Gumamku sambil melihat jam tangan. Aku berlari menuju halte bus dekat kampus, ku dengar deru motor mengikuti di belakangku, dan motor itu berhenti tepat di sampingku.

“Ayo naik, kau terlihat terburu buru!”

“Hangeng…” kagetku

“Naiklah… ku antar kau”

“Tapi sebentar lagi kelas Junsu Songsaenim akan di mulai, kau akan terlambat!”

“Selain aku masih ada lagi yang akan terlambat kok”

“oh ya? Siapa?”

“ Ya.. tentu saja kau Heechul”

“Oh…ia…ya” aku sedikit berfikir.

“Ya !! kau mau terus diam di situ sampai kapan . Naiklah! Kau mau kemana?”

“Eh.. ya ..ke rumah” jawabku.

Akhirnya aku di antar Hangeng pulang, dia baik sekali.

“Gomapta Hangeng-ah” kataku.

Ia hanya menganguk .

~~~

Author POV

Siang hari di kampus Heechul dan Siwon sedang beristirahat.

“Saudaramu sudah kau jemput?” Tanya Heechul.

“Iya, sudah tadi”

“Memangnya saudaramu datang dari mana?”

“emmmhh… oh.. itu..dia.. dia dari California.” Jawab siwon gugup.

“Kau kenapa siwon? Sakit?” Sambil meletakan tangannya di kening Siwon.

“Aniyo Chullie, naneun gwaenchana, oh hai Han !”.

Sapa Siwon pada Hangeng yang sedang melewati taman kampus. Heechul melihat kearah  orang yang di sapa.

“Annyeong” balas Hangeng sambil sedikit membungkuk.

“Kemarilah !” kata siwon.

“Siwon kau mengenalnya?” Tanya heechul.

“Ya… tentu saja, dia tetanggaku, dia teman mainku di rumah.”

Hangeng tersenyum pada Heechul dan Siwon.

“Han Gomawoyo untuk mengantarku tadi.”kata Heechul tiba tiba.

“Ne, Cheonmaneyo.” Jawab Hangeng.

“Mengantar? Maksudnya?” Tanya Siwon.

Lalu Heechul menceritakan kejadian tadi.

“Ya !! Chullie.. kau ini! Mengapa kau ini sangat pelupa!” Siwon mencubit pipi Heechul gemas.

“Awww… sakit tau” eluh Heechul.

“Hangeng mianhae telah merepotkanmu mengantarnya tadi” kata Siwon.

Hangeng hanya mengangguk dan tersenyum.

“Yasudah.. Siwon Heechul aku duluan ya” pamit Hangeng.

“Oke… mmh Han.. nanti malam aku kerumahmu.” teriak Siwon.

“Hemm.. datanglah sesukamu” Jawab Hangeng.

Hangeng pun segera pergi.

“Dia teman lamamu kan Chullie?”

Tanya Siwon sambil terus memandang punggung Hangeng yang semakin menjauh.

“Hah? Bagaimana kau tau?”

“Sudah tertulis di keningmu.” Tangan Siwon menunjuk kening Heechul.

“Aisshh.. orang ini.Ya !! aku serius Wonnie?”

“Hahahaha kau makin cantik kalau marah, oke oke dia pernah cerita tentang mu dulu, aku sudah mengenalnya sejak lama, aku pertama kali melihatnya sejak kelas satu SMP, dulu ia tetangga baru untukku, tapi saat pertengahan kelas dua ia kembali ke China bersama kedua orangtuanya, dan yang menempati rumahnya sampai sekarang ia kembali lagi itu bibinya, adik dari umma-nya, namanya bibi Zhang, dia teman yang baik, ramah, walau bicaranya sangat irit.”

“Oh begitu… benarkah dia pernah bercerita tentangku? Cerita apa?” tanya Heechul berturut-turut.

“Ya !! Chulie, kau ini kenapa? Ceria dan bersemangat sekali ingin tahu tentangnya!”

Cemburu Siwon.

“Aku? Kenapa? Wonnie kau cemburu ya?” Goda heechul.

“Ya, aku cemburu!” marah Siwon.

Anak ini kenapa sih sekarang, kenapa dia jadi aneh akhir akhir ini, sering melamun dan marah-marah. Batin Heechul.

“Kenapa kau mesti cemburu Wonnie, aku tidak akan menghianatimu.” Kata Heechul.

Ya, kau tidak akan menghianatiku, tapi aku yang akan menghianati cintamu, Batin Siwon.

~~~

Siwon POV

Flashback 2 minggu yang lalu.

“Ah….sudah jam lima, aku harus mandi sekarang. Jangan sampai nanti malam aku terlambat, bisa marah nanti dia”

Aku beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

“Tok…tok…tok…” suara pintu kamarku.

“Siwon boleh umma masuk?”

“Ne umma masuklah!” lalu umma masuk ke kamarku.

“Kau sedang apa?”

“Aku baru saja mau mandi, nanti malam aku ada janji dengan Heechul”.

“Kau masih menjalin hubungan dengannya?”

“Ya, tentu saja masih, memangnya kenapa umma?”

“Aiishh.. kau ini apa tidak mendengar kata kata umma dulu, bukannya umma tidak menyukainnya, tapi kau itu sudah di jodohkan dengan anak teman dekat ayahmu yang ada di California dan sebentar lagi dia akan datang ke sini, bukannya dulu kau juga sudah menyetujuinya?”

“Tapi umma, saat itu aku pikir umma dan appa tidak serius mengatakan perjodohan itu, jadi aku jawab sekena-nya saja.”

“Kau ini, sejak kapan appa-mu berbicara tidak serius padamu?”

“Tapi umma akupun tidak mengenalnya, bahkan namanya pun aku tidak tahu.”

“Kau akan mengetahuinya sebentar lagi, pokoknya umma tidak mau tahu, selesaikan urusan yang harus kau selesaikan , jadilah lelaki yang bertanggung jawab , katakanlah padanya”.

Umma lalu pergi dari kamarku.

“Aiishh.. bagaimana ini, apa yang harus ku lakukan, aku mencintainya, aku tidak tega memberi tahu ini padanya”.

Aku mengacak acak rambutku

~~

“Siwon-ah.. Gwenchana? Kau kenapa? Ada masalah?”

Suara Heechul menyadarkan dari lamunanku, saat itu kami sedang makan malam di cafe.

“Ne, aku tidak apa-apa Chulie.”

“Makanan itu tidak akan habis jika hanya kau pandangi, ceritalah aku siap mendengarnya!”

“Cerita apa Chulie? Aku tidak ada masalah yang harus diceritakan.”

“Yasudah, kalau begitu makanlah.. !”

End Of Flashback

Dret..dret..dret..

Ada sms di ponselku.

#From Kim Kibum: Siwon-shii ini aku Kibum, mianhae mengganggu malam-malam, bisakah besok kita bertemu untuk membicarakan masalah pertunangan ini?

#To Kim Kibum: Maaf aku sibuk.

Balasan sms ku, tidak lama ia membalas lagi.

#From Kim Kibum: Ayolah Siwon-shii.. ini harus diselesaikan secepatnya..

Aku sedikit heran dengan sms dia , diselesaikan? Apa maksudnya?

#To Kim Kibum: Baiklah.. besok kita bertemu di cafe Flourst.

“Ahhhh…padahal besok adalah hari libur, biasanya aku dan Heechul selalu jalan-jalan berdua, gara gara ini jadi tidak bisa”.

Aku membenamkan kepalaku di bawah bantal menahan Kesal!!

~~~~~

Hangeng POV

“Tumben malam ini Siwon tidak datang, biasanya tiba-tiba anak itu sudah ada dikamarku, apa ada masalah?”.

Sambil ku elus bunga lily kesayanganku di balkon kamar.

“Apa kau baik baik saja dengannya?”

Gumamku pada lily putihku..

~~~~~

Keesokan harinya !!

Heechul POV

“Ada apa dengan Siwon akhir akhir ini? Mengapa dia aneh dan sedikit berubah, buktinya tadi malam dia sama sekali tidak Sms aku ataupun menelfonku, bahkan hari ini.. hari libur sekalipun dia tidak mengajaku jalan-jalan seperti biasanya, Kenapa dia…..?? ah.. tidak tidak aku tidak boleh berfikir buruk tentangnya, lebih baik hari ini aku pergi ke toko buku saja, membeli buku yang di sarankan Junsu songsaenim”

~~~~~~~

“Wah..tidak biasanya toko buku ini  ramai sekali, oke.. aku akan memulai pencarian buku itu”.

Lima menit kemudian~~

“Akhirnya kudapatkan juga buku ini….”

Bbruukk…. !!

Seseorang menabraku hingga kita berdua dan buku yang kita pegang berdua jatuh juga.

“Aww…” erangku.

“Mianhanida… mianhamnida.. aku tidak sengaja” kata orang yang menabrakku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TO BE CONTINUED